9 research outputs found
Korelasi Antara Penurunan Laju Filtrasi Glomerulus Dengan Beratnya Anemia Pada Penyakit Ginjal Kronik Di RSUD DR. Sayyidiman Magetan
Latar Belakang: Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan diseluruh dunia yang semakin meningkat jumlahnya. Penurunan laju filtrasi glomerulus, serta kelainan struktur maupun fungsi ginjal yang irreversible dan berlangsung kronik menyebabkan berbagai manifestasi salah satunya anemia. Diketahui bahwa penurunan laju filtrasi glomerulus yang berlanjut mengakibatkan defisiensi hormoneritropoetin karena kerusakan ginjal yang kronik. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahuikorelasi antara penurunan laju filtrasi glomerulus dengan beratnya anemia pada penyakit ginjal kronik (PGK) di RSUD Dr. SayyidimanMagetan. Subjek dan Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini adalah observasionalanalitik yang dilakukan dengan metode cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Teknik analisa data yang digunakan adalah korelasi spearman’s. Hasil Penelitian: Analisis statistik diperoleh hasil dengan nilai Rrho =0,302 dan nilai P = o,o19. Kesimpulan: Terdapat korelasi antara penurunan laju filtrasi glomerulus dengan beratnya anemia pada penyakit ginjal kronik di RSUD Dr. SayyidimanMagetan
Hubungan antara Frekuensi Denyut Jantung dengan Volume Oksigen Maksimal pada Anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Volume Oksigen Maksimal (VO2 Maks) merupakan suatu ukuran dari kapasitas sistem kardiovaskuler yang menunjukkan tingkat kebugaran seseorang. Banyak faktor yang mempengaruhi VO2 Maks, salah satunya adalah perubahan
frekuensi denyut jantung akibat aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara frekuensi denyut jantung dengan Volume Oksigen Maksimal tersebut. Desain penelitian menggunakan metode penelitian analitik observasional non-ekperimental dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 33 anggota pencak silat dengan teknik purposive sampling dan
dilakukan pengukuran VO2 Maks di laboratorium Fisiologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Data dianalisis dengan uji korelatif Pearson dengan program SPSS 17.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p = 0.000 (p < 0.05) yang menunjukkan terdapat korelasi bermakna antara dua variabel yang diuji dan nilai korelasi Pearson sebesar – 0.747 yang menunjukkan korelasi negatif dengan
kekuatan korelasi yang kuat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara frekuensi denyut jantung dengan Volume Oksigen Maksimal pada Anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hubungan Antara Rasio Kadar Kolesterol Total Terhadap High-Density Lipoprotein (HDL) Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di RSUD Dr. Moewardi
Latar Belakang: Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian peringkat pertama di dunia, dan menyebabkan sepertiga dari semua kematian secara global. Hampir 50% total kematian penyakit kardiovaskular disebabkan oleh PJK. Kolesterol merupakan jenis lipid yang relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan aterogenesis pada PJK. Rasio kadar kolesterol total terhadap HDL merupakan prediktor yang baik untuk mendeteksi dini risiko PJK. Rasio dapat diperoleh dengan cara membagi kadar kolesterol total dengan HDL.
Metode: Observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 90 orang dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah data rekam medik. Data dianalisis dengan uji chi square.
Hasil: Uji chi square menunjukan nilai p = 0,030 (p <0,05). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan: Berdasarkan analisis data, terdapat hubungan signifikan antara rasio kadar kolesterol total terhadap high-density lipoprotein (HDL) dengan kejadian penyakit jantung korone
Perbedaan Kadar Kolesterol LDL Pasien DM Tipe 2 Terkontrol dengan Ulkus Diabetik dan Non Ulkus Diabetik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Latar belakang: World Health Organization (WHO) memprediksikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari berjumlah 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Besarnya peningkatan insidensi DM tentu akan
diikuti oleh peningkatan komplikasi kronik DM seperti ulkus diabetik. 15% dari
seluruh penderita DM mengalami komplikasi ulkus diabetik yang dapat
disebabkan oleh ateroslerosis, sementara itu Low Density Lipoprotein Cholesterol
(LDL-C) merupakan faktor utama terbentuknya aterosklerosis.
Tujuan: Mengetahui perbedaan kadar LDL-C pasien DM tipe 2 terkontrol dengan
ulkus diabetik dan non ulkus diabetik.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel meliputi
pasien DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus diabetik dan non ulkus diabetik di poli
penyakit dalam, bagian rawat inap dan instalasi rekam medis RSUD
Dr. Moewardi periode Januari 2010 - Desember 2012. Besar sampel mencapai 60
pasien. Pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling yang terdiri dari
30 orang penderita DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus diabetik dan 30 orang
penderita DM tipe 2 terkontrol tanpa ulkus diabetik. Data diperoleh dari catatan
rekam medis pasien. Peneliti menggunakan uji T tak berpasangan sebagai uji
analisis data.
Hasil: Terdapat perbedaan rerata kadar LDL-C yang bermakna antara penderita
DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus dan tanpa ulkus dengan nilai p=0,039
(p<0,05). Rerata kadar LDL-C pada penderita DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus
mencapai 107,43 mg/dl sedangkan rerata LDL-C pada penderita DM tipe 2
terkontrol tanpa ulkus mencapai 93,10 mg/dl dengan perbedaan mencapai
14,33 mg/dl.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan kadar kolesterol LDL-C yang bermakna antara
pasien DM tipe 2 terkontrol dengan ulkus diabetik dan tanpa ulkus diabetik
dimana rerata kadar LDL-C lebih tinggi pada pasien DM tipe 2 terkontrol dengan
ulkus diabetik
Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi
Latar Belakang: Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit yang berkembang dan dapat dipengaruhi oleh gaya hidup. Setiap tahun 7 juta orang menderita diabetes melitus. Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan penderita diabetes terbanyak di dunia. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa penderita diabetes dengan kualitas tidur buruk berhubungan dengan kontrol glukosa darah yang buruk. Kualitas tidur mempengaruhi kesehatan fisiologis dan psikologis. Gangguan tidur dapat meningkatkan resistensi insulin.
Metode: Observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 80 orang dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan data rekam medik. Data dianalisis dengan uji chi square.
Hasil: Uji chi square menunjukan nilai p = 0,043 (p <0,05). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe 2
Hubungan Antara Stres Dan Kejadian Hipertensi Pada Perawat Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Latar Belakang : Stres adalah perasaan terbebani ketika suatu masalah tidak bisa ditanggung oleh seseorang. Apabila stres terjadi terlalu lama dan berat, stres dapat berdampak buruk bagi hidup manusia. Stres dapat menurunkan sistem imun seseorang, sehingga orang tersebut mudah terjangkit penyakit, salah satunya yaitu hipertensi. Stres mengakibatkan aktivitas simpatis meningkat, konstriksi vena, peningkatan kontraktilitas, volume preload naik, curah jantung meningkat, dan akhirnya mengakibatkan hipertensi. Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, dengan sampel perawat di RS PKU Muhammadiyah Surakarta berjumlah 46 responden. Pada sampel diberi kuesioner skala holmes dan rahe untuk mengukur stres, pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer dan stethoscope. Uji yang digunakan yaitu uji gamma atau Sommer’s D dengan α = 0,05. Hasil : Karakteristik perawat sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 36 sampel (78,3%), terbanyak kelompok umur 35-40 tahun yaitu 24 sampel (52,2%). Sebagian besar mengidap stres ringan (56,5%), tekanan darah normal atau normotensi (87,0%). Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara stres dan kejadian hipertensi dengan didapatkan hasil nilai p 0,097 (p > 0,05). Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara stres dan kejadian hipertensi pada perawat di RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Hubungan Antara Peningkatan Kadar Asam Urat Darah dengan Kejadian Hipertensi di RSUD Sukoharjo
Background : Hypertension is responsible for target organ damage, but usually people with hypertension do not have any visible sign and symptom, so they dont realize having hypertension. The prevalence of hypertension is increasing by years. Increasing uric acid blood level is one of hypertension risk factor. Uric acid had been known as anti oxydative agent, but recent studies shows increasing uric acid level leads to hypertension.
Aim : To know the association between increasing uric acid blood level with incident of hypertension of patient in interna clinic of General Hospital Sukoharjo.
Methode : Using cross sectional study design which variable are taken in the same time. Samples are taken from medical records data using simple random sampling. 52 samples divided into 26 hypertension samples and 26 non hypertension. Samples are selected by inclusion and exclusion criteria in this study and recorded uric acid blood level from medical records.
Result : 26 samplewith hypertensionhas increasing uric acid blood level (100%), while 26 samplenon hypertensionsamples shows 2 samplshas hiperuricemia (7,7%) and 24 sampleshas normal uric acid (92,3%). The result fromLambda correlation test shows strong correlation (r=0,923) andsignificant correlation (p<0,1) with positive correlation.
Conclusion: There is strong correlation between increasing uric acid blood level and incident of hypertensio
Hubungan Kadar Asam Urat Dalam Darah pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik dengan Kejadian Artritis Gout di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Penurunan fungsi ginjal pada PGK dapat menyebabkan berbagai manifestasi keadaan klinis salah satunya kenaikan kadar
asam urat dalam darah/hiperurisemia. Diketahui bahwa hiperurisemia dapat menyebabkan artritis gout. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kadar asam urat dalam darah pada
penderita PGK dengan kejadian artritis gout.
Subjek dan Metode. Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik yang dilakukan dengan metode cross sectional. Populasi yang menjadi subyek penelitian adalah pasien penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani dialisa di Unit Hemodialisa RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling.
Hasil. Hasil penelitian dari 62 pasien PGK didapatkan 50 pasien PGK dengan hiperurisemia, 2 (3,3%) mengalami artritis gout dan 48 (77,4%) tidak mengalami artritis gout. Sedangkan 12 pasien PGK dengan normourisemia, 1 (1,6%)
mengalami artritis gout dan 11 (17,7%) tidak mengalami artritis gout. Hasil uji statistik dengan Fisher diperoleh hasil nilai P = 0,482 (P>0,05) maka secara statistik tidak terdapat hubungan kadar asam urat dalam darah pada penderita
penyakit ginjal kronik dengan kejadian artritis gout. .
Kesimpulan. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan kadar asam urat dalam darah pada penderita penyakit ginjal kronik dengan kejadian artritis gout di RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Hubungan Kadar Asam Urat Serum pada Penderita DM Tipe 2 dengan Kejadian Stroke Non Hemoragik di RSUD Dr. Moewardi
Latar Belakang: DM tipe 2 merupakan prediktor kuat penyakit serebrovaskular
dan faktor risiko independen dari stroke iskemik. Hal ini berhubungan dengan
kerentanan penderita DM mengalami aterosklerosis. Salah satu faktor risiko
stroke dan umum ditemukan pada penderita DM tipe 2 adalah asam urat.
Tujuan: Mengetahui perbedaan kadar asam urat serum pada penderita DM tipe 2
dengan kejadian stroke non hemoragik dan stroke hemoragik di RSUD Dr.
Moewardi.
Metode: Peneliti melakukan penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Subjek penelitian adalah penderita DM tipe 2 dengan komplikasi
stroke non hemoragik dan penderita DM tipe 2 dengan komplikasi stroke
hemoragik di RSUD Dr. Moewardi. Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara
Purposive Sampling. Data penelitian diperoleh dari data rekam medis pasien tahun
2008 hingga 2011. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji t independen.
Hasil: Penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 96 orang, terdiri dari 48 orang
pada kelompok DM tipe 2 dengan stroke non hemoragik dan 48 orang pada
kelompok DM tipe 2 dengan stroke hemoragik yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi sesuai yang ditetapkan peneliti. Perbedaan rerata kadar asam urat
untuk DM tipe 2 dengan stroke non hemoragik 7.952±2.6187 mg/dl dibandingkan
dengan stroke hemoragik 5.892±2.2155 mg/dl dengan p=0.496.
Simpulan: Tidak ada perbedaan kadar asam urat serum pada penderita DM tipe 2
dengan stroke non hemoragik dan stroke hemoragik