4 research outputs found

    DAMPAK PROSES RESETTLEMENT AREA VILAGES TERHADAP PERUBAHAN SISTEM SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (Studi Pada Masyarakat Kampung Tanah Merah Kabupaten Teluk Bintuni)

    Get PDF
    BP LNG Tangguh adalah salah satu Multi National Corporation yang saat ini melakukan kegiatan ekplorasi gas alam cair (liquid natural gas) di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat. Kehadiran BP LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni terhitung sejak tahun 2002 hingga saat ini. Kampung Tanah Merah adalah salah satu dari beberapa kampung di Teluk Bintuni yang terkena dampak dari kegiatan operasional BP LNG Tangguh karena areal tersebut dijadikan sebagai lokasi pembangunan kilang gas. Pembangunan kilang gas alam cair di areal Kampung Tanah Merah menjadi salah satu alasan kunci bagi BP Tangguh untuk merelokasi warga Tanah Merah dari kampung mereka ke lokasi baru yang dipilih. Pemilihan lokasi bagi masyarakat Tanah Merah dilakukan berdasarkan persetujuan dari berbagai pihak dengan menentukan lokasi seluas 200 Ha disebelah Kali Saengga yang merupakan wilayah Kampung Saengga. BP Tangguh memfasilitasi semua proses perpindahan penduduk mulai dari pembangunan pemukiman, sarana pra sarana dan memfasilitasi proses perpindahannya. Perpindahan masyarakat Tanah Merah dari kampung lama ke kampung baru tentunya menimbulkan permasalahan dimana lokasi yang dipilih tidak memiliki potensi baik lahan pertanian maupun areal melaut bagi masyarakat. Masyarakat mengalami perubahan pada kondisi sosial ekonomi karena sebelum direlokasi mereka bekerja sebagai nelayan penangkap udang dengan penghasilan yang sangat cukup bagi mereka. Setelah dipindahkan ke kampung baru mereka tidak lagi dapat menangkap udang namun mereka dipaksa bekerja sebagai petani. Kondisi tanah dan luasan lahan yang disediakan untuk lokasi pertanian tidak memadai sehingga tidak memberikan hasil pertanian yang baik bagi masyarakat. Masyarakat tidak dapat menyesuaikan diri dengan pekerjaan sebagai petani dan sebagai akibatnya mereka mengalami penurunan tingkat pendapatan

    GLOBALISASI DAN KEMISKINAN DI PAPUA DALAM PERSPEKTIF GRAMSCI

    Get PDF
    Kapitalisme adalah satu pola pandang manusia terhadap kegiatan ekonomi, yang mana pertumbuhannya tidak selalu menuju kearah positif seperti yang bayangkan oleh kebanyakan orang. Kritik terhadap keberadaan kapitalis sebagai bentuk penindasan terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang menyebabkan aliran ini dikritik. Namun, tidak hanya kritik yang mengancam kapitalisme, tetapi juga ideologi lain yang ingin menghilangkannya, seperti komunisme.Kapitalisme atau Capital adalah suatu paham yang percaya bahwa pemilik modal dapat melakukan upaya untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Prinsip yang paling mendasar adalah bahwa pemerintah tidak bisa campur tangan dalam rangka untuk mencapai pasar bersama-sama, namun intervensi pemerintah hanya akan membuat keuntungan besar bagi kepentingan pribadi.  Oleh sebab itu kapitalisme tidak benar-benar memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas.Kata Kunci : Globalisasi, Kemiskinan, Gramsc

    THE ROLE OF TRADITIONAL LEADERSHIP IN COMMUNITY PARTICIPATION IN THE DEVELOPMENT OF ASSOLOKOBAL VILLAGE, ASSOLOKOBAL DISTRICT, JAYAWIJAYA REGENCY

    Get PDF
    In the mountainous regions of Papua, there is a system of warty leadership (big people) or influential people in a group. This leadership style certainly impacts policy making, which is sometimes not done in the appropriate planning mechanism. The Assolokobal community is one of the many local communities in the Jayawijaya Regency that adheres to the typology of influential community leaders of this kind of leadership style so that it has an impact on their lives, especially access to development programs. This research examined how the role/type of traditional leadership of these influential people affects community participation in development in the Jayawijaya Regency, especially in the Assolokobal community

    Kegagalan Transformasi Nelayan ke Petani Studi Pada Masyarakat Kampung Tanah Merah dan Exploitasi British Petrolium (BP Migas) Di Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat

    No full text
    This study was conducted to illustrate clearly the socio-economic conditions of indigenous peoples in the context of Kampong Tanah Merah Failure Transformation. Failure of transformation in question is more directed at changing patterns of social system or more specifically on changes in livelihood systems. In further explanations in this study is a detailed explanation of several cases that occurred in the process of resettlement village area. The process of resettlement village area is related to the construction of a liquefied natural gas by BP's Tangguh LNG on the consensus of indigenous tribe Sumuri Tanah Merah. With the reasons why people moved from the old village into a new village. Impacts arising as a result of changes in the social environment cause symptoms of socio-economic problems and put the community under conditions of uncertainty in the days staring at their next life (physical and mental uncertainty). The depiction of socio-economic conditions Tanah Merah community are obviously very different in the two condition
    corecore