4 research outputs found
SUHU PERMUKAAN LAHAN DAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG DI PERKOTAAN YOGYAKARTA
Penelitian bertujuan untuk menemukan hubungan suhu permukaan lahan (SPL) dan intensitas pemanfaatan ruang di Perkotaan Yogyakarta. Data SPL didapatkan dari pengolahan citra Landsat OLI 8 perekaman bulan Juni tahun 2018 dengan metode Split Window Analysis (SWA). Variabel operasional intensitas pemanfaatan ruang meliputi KDB, KLB, KDH, dan jumlah lantai. Data intensitas pemanfaatan ruang didapatkan dengan observasi secara langsung melalui 80 sampel yang disebar di Perkotaan Yogyakarta. Hasil pengolahan Landsat menunjukkan SPL Perkotaan Yogyakarta pada tahun 2018 berada pada rentang 28,280C sampai 41,920C dengan rata-rata 36,20C. Suhu tinggi terkonsentrasi di pusat kota dan menurun pada area pinggiran. Hasil observasi lapangan menujukkan intensitas pemanfaatan ruang di Perkotaan Yogyakarta cukup tinggi dengan rata-rata nilai KDB 62%, KLB 1,1 dan KDH 32%. Analisis keterkaitan menunjukkan bahwa intensitas pemanfaatan ruang memiliki hubungan kuat dengan SPL. Variabel KDB, KLB dan jumlah lantai memiliki keterkaitan positif dengan SPL, sebaliknya KDH memiliki keterkaitan negatif dengan SPL
Respon Urban Youth terhadap Protokol Kesehatan di Ruang Publik pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
Tahun 2020 menjadi sejarah besar dalam dunia kesehatan, Covid-19 menjadi pandemi terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah. Secara cepat virus ini mulai menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Kebijakan pembatasan kegiatan di ruang publik menjadi upaya untuk memutus angka penularan Covid-19. Instruksi protokol kesehatan mulai diterbitkan sebagai syarat masyarakat tetap beraktivitas di ruang publik pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Penelitian bertujuan untuk menemukan respon urban youth pada masa AKB di Kawasan Jabodetabek. Dalam penelitian ini, data primer yang dibutuhkan berupa aktivitas dan respon urban youth terhadap protokol kesehatan pada masa AKB yang didapatkan melalui kuesioner online. Selanjutnya data sekunder berupa kebijakan dan regulasi terkait pembatasan aktivitas di ruang publik yang didapatkan melalui website resmi pemerintah dan media elektronik. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deduktif dengan metode analisis yang digunakan deskriptif kuantitatif dan analisis tabulasi silang. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum kebijakan pembatasan kegiatan di ruang publik mempengaruhi aktivitas urban youth di Jabodetabek. Setidaknya 50% responden tetap melakukan aktivitas di rumah pada masa pembatasan aktivitas di ruang publik. Lebih lanjut, analisis tabulasi silang menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas pelanggaran protokol kesehatan terhadap jenis aktivitas, namun hubungan yang dihasilkan lemah. Aktivitas luang memiliki angka pelanggaran protokol kesehatan yang tinggi dibandingkan aktivitas yang lain. Hal ini dikarenakan lemahnya kontrol dan pengawasan protokol kesehatan pada ruang yang digunakan untuk digunakan untuk aktivitas tersebut
PENGARUH URBAN COMPACTNESS TERHADAP POLA PERGERAKAN PENDUDUK KOTA YOGYAKARTA
Traffic jam is one of negative impact from population movement to the center of city. It happens because there is a big dependence to the public facilities in the city center. Compact city concept through development with high density, mix use, addition of urban facilities, and provision of public transport, is considered able to overcome the inefficiency of population movements. This research is aimed to know the effect of urban compactness to the travel pattern (distance of district`s outgoing movement, and transportation modes utilization) of Yogyakarta resident. This research is carried at Danurejan, and Umbulharjo districts. Location has been determined by the lowest, and highest urban compactness index at Yogyakarta Research`s method is deductive quantitative, and its analysis are hypothesis test, chi square, and univariat analysis on four movement`s goals (work, shopping, social, and study). This analysis is carried by using 90% level of confidence. Hypothesis test is carried to find out the average of distance in compact, and less compact area are same of different. Chi Square analysis is carried out to find out the correlation between compact area and travel`s distance, transportation modes utilization, and outgoing movement from district/area. Univariat analysis is carried out to find out the factors which influence to the movement of population. The data is collected by the primary and secondary survey methods. Primary survey is carried out by observation, and interview to 200 correspondents at Danurejan, and Umbulharjo districts. Based on the results of the analysis, compact area can reduce 10,25% district`s outgoing movement, and 10,25% environmental inhospitable vehicles utilization. In the details of each destination, compact area can not reduce all of Yogyakarta resident`s destination. Compact area is less effective in suppressing the population movement with work, and education movement`s goal. Urban compactness only affects to population movement`s pattern social, and shopping. Therefore, it can be concluded that the more compact an area, the shorter the distance of the movement, the less district`s outgoing population movement, and the less utilization of environmental inhospitable vehicles.
Keywords: Urban Compactness, Movement Pattern, Movement Distance, Transportation Mode, District`s Outgoing Movement