24 research outputs found

    Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Sandwich Berpenguat Serat Kelapa Bermatrik Epoxy Dengan Core Berpenguat Serat Kelapa Bermatrik Gypsum

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan bending, impak dan geser yang optimal dari komposit sandwich dengan variasi ketebalan skin 1mm hingga 5mm dengan ketebalan core 5mm, 10mm, 15mm dan 20mm, serta mengetahui patahan dengan pengamatan makro pada spesimen hasil pengujian bending dan impak. Metode penelitian komposit sandwich ini bahan yang dipergunakan adalah serat kelapa yang disusun acak sebagai penguatnya dan dengan matrik epoxy dengan variasi tebal 1mm hingga 5mm sebagai skin, bahan core yang digunakan adalah serbuk gypsum sebagai matrik dan serat kelapa sebagai penguatnya, dengan ketebalan 5mm, 10mm, 15mm dan 20mm. Dengan vraksi folum 20%, 30%, 40% dan 50%. Pembuatan dengan cara press mold, pengujian bending yang dilakukan dengan acuan standar ASTM C 393,impak carpy ASTM D 5942 dan geser ASTM C 273.Densitas ASTM C 271 dan kesetabilan dimensi SAE J-1717. Hasil pengujian bending pada komposit sandwich, kekuatan rata-rata tertinggi pada sandwich skin 5mm Vf 50% dengan core 5mm Vf40%yaitu : 81,70MPa , dan terendah pada 1mm Vf 50% dengan core Vf30% yaitu : 6,92MPa, Hasil pengujian impak tertinggi adalah komposit sandwich skin 5mm Vf 50% dengan tebal core 10mm Vf 50% yaitu : 120,87MPa. Dari uji geser, tegangan geser tertinggi senilai 1,74MPa pada ketebalan skin 1mm Vf 40% dengan core 20mm Vf 50%, densitas tertinggi pada skin 5mm Vf50% dengan core 20mm Vf 40% yaitu : 1102,63Kg/m3.dari uji kestabilan dimensi diperoleh bahwa pada komposit sandwich skin 3mm memilikim kestabilan yang baik. Pengamatan foto makro, pola kegagalan impak dan bending yang terjadi pada komposit sandwich ini hampir sama. Kegagalan komposit sandwich akibat beban bending diawali dari skin sisi belakang dan dilanjutkan dengan kegagalan core dan delaminasi antar skin dan core

    Analisis Struktur Mikro dan Sifat Mekanis Alumunium Paduan dengan Variasi Cetakan Logam, Cetakan Pasir CO2 dan Cetakan Pasir

    Get PDF
    This research is aimed to analyze fisical and mechanical characteristics of alumunium in the foundry process. In this process, the reseacher used some mold variation. There are metal mold, sand Co mold and sand mold. This study used alumunium material or junk material as an object of the research. In this case, these materials were remelted in the induction comport. On the other hand, this research showed an influences of mold variation toward porosity, hardness level, chemical composition and micro structure of material. The data analysis showed there are 17 chemical elements composition. Nevertheless, there is only 4 elements which dominant with foundry alumunium, there are (Zn) : 0,60%, (Fe) : 0,38%, (Cu) 0,16% and(Si) 0,180%. Based on the elements of material, it could be concluded that the material was classified as a zinc fusion of alumunium metal (AL-Zn). Whereas, based on the micro structure experiment, it could be seen that metal mold has a small and close grain diameter, so that, metal mold is more brittle than river sand and Co2 sand. Both of them have a big grain diameter than metal mold. So, they have low hardness level. From the portable hardness brinel experiment of the foundry material construction which is related with the hardness, there are 21,23 BHN of river sand mold, 21,23 BHN of sand mold and 333,17 BHN of metal mold

    Mesin Peruncing Tusuk Sate

    Get PDF
    Negara Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai hasil bumi yang melimpah. Banyak kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi usaha kerajinan. salah satu hasil kekayaan hasil kekayaan alam tersebut yang dapat dimanfaatkan adalah bambu. Dalam prakteknya para pengrajin bambu mengalami kendala, pada waktu proses pengadaan bahan pokok, Disini para pengrajin harus membeli bambu yang kualitasnya bagus yang berada di desa, dan itu harus mengeluarkan jasa angkut selain itu untuk memproduksi tusuk sate dengan jumlah yang besar dan melimpah dengan waktu yang relatif singkat serta kualitas produksi yang bagus para pengrajin kwalahan memproduksi tusuk sate secara manual. maka para pengrajin harus mempunyai solusi untuk mengatasi kendala tersebut diatas. Untuk mengatasi kendala diatas mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta mencoba mendesain dan membuat mesin peruncing tusuk sate semi otomatis, dengan cara menggabungkan metode yang digunakan pada mesin-mesin canggih kedalam alat-alat konvensional sehingga tercipta mesin semi otomatis. Alat-alat yang digunakan seperti Rangka besi, pully berfungsi mentransmisikan, clamp berfungsi menahan poros, bantalan berfungsi menumpu poros berbeban, poros pisau berfungsi penempatan pisau, dan pisau berfungsi menyerut. Dari hasil Penggunaan alat peruncing tusuk sate dengan penggerak motor didapatkan hasil sebagai berikut tusuk sate yang dimasukan kedalam alat peruncing tusuk sate dan waktu yang sangat efisien dengan motor penggerak daya 0,25 HP tusuk sate sebanyak 18 biji dengan alat peruncing ini hanya membutuhkan waktu 1 menit. Secara keseluruhan tusuk sate dapat teruncing dengan alat peruncing tusuk sate semi otomatis dengan penggerak motor listrik. Kesimpulan data dari hasil perencanaan alat peruncing tusuk sate, yaitu : Dimensi alat = 245 mm x 105 mm x 260 mm, Diameter Poros pisau (ds) = 17 mm,Daya rencana (Pd) = 0,25 kW, Putaran Pisau (n) = 1594 rpm, Torsi pada poros (T) = 136,87 kg.mm, Jarak antar sumbu poros = 120mm, Dipilih bantalan gelinding dengan nomor 6900 Z

    Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Skin Berpenguat Serat Kelapa Acak Bermatrik Epoxy

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan bending ,tarik dan impak yang optimal dari komposit serat sabut kelapa pada fraksi volume 20%, 30%, 40%, 50% dengan variasi ketebalan 1 mm, 2 mm, 3 mm, 4 mm dan 5 mm serta mengetahui densitas komposit, kestabilan dimensi, dan jenis patahan dengan pengamatan makro pada specimen yang memiliki harga optimal dari pengujian bending, tarik dan impak. Pada penelitian ini bahan komposit yang dipergunakan adalah serát sabut kelapa jenis acak dengan fraksi volumen 20%, 30%, 40%, 50%, dengan variasi tebal 1 mm, 2 mm, 3 mm, 4 mm dan 5mm menggunakan metrik jenis epoxy A type general porpose polyaminaomide dan B Type general porpose bispheol a-epichlorohydrin. Pembuatan komposit dengan cara press mold,. pengujian bending mengacu standart ASTM D 790-02 (three point bending), pengujian tarik mengacu pada standart ASTM 638-02, pengujian Impak jenis izod mengacu pada standart ASTM D 5941, dan pengujian kestabilan dimensi mengacu pada standart SAE j1717. Hasil pengujian pada fraksi volume 20%, 30%, 40%, 50%, dengan variasi tebal 1 mm, 2 mm, 3 mm, 4 mm, dan 5 mm. Pada pengujian bending optimal rata-rata pada Vf 40% dengan ketebalan 3 mm yaitu sebesar 146,44 MPa, Pada uji tarik optimal rata-rata pada Vf 50% ketebalan 4 mm yaitu sebesar 55,54 MPa, dan Pada uji Impak optimal rata-rata pada 5mm Vf 50% yaitu sebesar 0,14 J/mm2. Pada pengujian kestabilan dimensi panjang optimal rata-rata pada dengan ketebalan 1mm sebesar 0,25 mm dan pertambahan lebar optimum sebesar 0,14 mm pada Vf 20%. densitas harga yang paling optimal terdapat pada tebal 5 mm Vf 50% sebesar 1,52 g/cm3 .Pengamatan struktur makro didapatkan jenis patahan broken fiber

    Pengaruh Variasi Pendingin Oli Sae 40, Oli Sae 90 Dan Oli Sae 140 Pada Hasil Coran Kuningan Menggunakan Cetakan Pasir Co₂

    Get PDF
    This research aims to determine the effect of cooling media variation on hardness test, porosity defect and micro photo. The material of this research was former brass from various components re-casted by using sand mold. This research examined the cooling media variations of SAE 40 oil, SAE 90 oil, and SAE 140 oil. The tests used chemical composition test, hardness test, porosity observation and micro photo test. The results of composition test were found some elements i.e. (Cu) 66.4%, (Zn) 27.9%, (Pb) 2.22%, (Sn) 1.38% which was the type of yellow brass. The largest of HRB hardness result was SAE 40 oil with an average value of 39.00 HRB, SAE 90 was 32.17 HRB, and SAE 140 was 27.98 HRB. The lowest of porosity observation was found in SAE 40 oil and the highest in SAE 140 oil variation. The result of micro photo on SAE 40 oil variation was found β phase, and micro photo on SAE 140 oil variation was found α phase

    Analisis Hasil Pengecoran Kuningan Berupa Flange Menggunakan Cetakan Pasir Dengan Variasi Media Pendingin Air Sumur, Air Laut, Dan Oli Sae 20

    Get PDF
    The metal will undergo phase change during the casting process, either the physical or mechanical changes caused by the freezing process. This change in properties is influenced by the cooling medium used during the cooling process. Because the physical and mechanical properties of a metal are very important in machining construction. In this study used different cooling media, namely: sea water, well water, and SAE 20 oil. The purpose of this research is to compare the physical and mechanical properties of brass casting with different cooling media. From the hardness testing of the specimen to the water well refrigerant medium has a better hardness value compared to the sea water and SAE 20 oil. From the result of testing the chemical composition there are 18 elements, but only the 5 most influential element in the cast brass Cu, Zn, Pb, Fe, and Sn the most dominan. Judging from the element present in this material can be classified metal brass zinc alloy

    Pengaruh Jumlah Saluran Masuk (In-Gate) 1, 2, 3 terhadap Hasil Coran Aluminium (Al) pada Produk Flange dengan Cetakan Pasir Merah

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of differences in the number of inlets on chemical composition, porosity defects, hardness and micro photographs. The raw material of this research is used aluminum or rosok from various components which are repainted. In this study, the number of channels one, two, three will be studied. Tests carried out include chemical composition test, porosity observation, brinell hardness test (ASTM E-10 standard), and micro photo test with Metallographic Microscope. The results showed that the chemical composition was found to be chemical elements (Al) 82.58%, (Si) 8.54%. So that there are elements from this material, including aluminum alloys (Al-Si). The highest price of violence is in the number of in-gate two of 99.51 BHN, while in-gate three is 83.81 BHN, and in-gate one is 79.07 BHN, this occurs because porosity defects cause metal hardness to decrease

    Perbandingan Kualitas Karet Peredam (Rubber Bushing) Produk Pasaran dengan Buatan Sendiri

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti dan mengetahui kualitas karet peredam per daun baik itu yang ada dipasaran maupun buatan sendiri, dalam hal ini untuk mengetahui kualitas tersebut, dilakukan beberapa pengujian yaitu pengujian tarik, tekan, kekerasan Shore A, Komposisi Kimia dengan metode SEM dan uji foto makro, dari pengujian tersebut didapatkan hasil sesuai dengan formulasi atau campuran yang ada. Dalam penelitiannya penulis menggunakan metode perbandingan, yaitu dengan melakukan pengujian yang telah ditentukan, pengujian itu berlaku untuk produk buatan sendiri maupun produk pasaran, yang kemudian dari pengujian tersebut diperoleh hasil atau data, yang berbeda-beda dan bervariasi, ini menunjukan bahwa tiap produk atau sampel memiliki kualitas yang berbeda-beda pula. Berdasarkan pengujian dan penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil yang bervariasi, dari pengujian tarik pada produk pasaran memiliki kekuatan tegangan tarik 22.35 kg sedangkan pada produk buatan sendiri nilai kekuatan tarik yang paling tinggi terdapat pada sampel C yaitu 12.12 kg, pada pengujian tekan antara produk buatan sendiri dengan produk yang ada dipasaran memiliki selisih kekuatan tekan antara 0.7 mm sampai 6.95 mm dari kesemua spesimen, dilihat dari ukuran baik itu panjang, tebal dan lebarnya, dari uji kekerasan diperoleh hasil pada produk pasaran atau spesimen pembanding memiliki nilai kekerasan 71 shore A dan pada spesimen buatan sendiri nilai kekerasan tertinggi terdapat pada sampel C yaitu 40.57, hasil dari pengujian komposisi kimia dengan metode uji sem total kandungan komposisi kimia yang terkandung pada spesimen produk pasaran lebih tinggi dari pada buatan sendiri yaitu 11.42 %, sedangkan spesimen buatan sendiri terdapat pada sampel A yaitu 10.84 %, dari pengujian foto struktur makro yang terlihat pada gambar spesimen produk pasaran pada permukaan agak kasar dibandingkan dengan produk buatan sendrii yang halus dan padat

    PENGARUH VARIASI CETAKAN TERHADAP PRODUK PENGECORAN ALUMINIUM (DAUR ULANG) MENGGUNAKAN SAND CASTING

    Get PDF
    Casting is the process of melting metal by melting then poured into the mold and allowed to freeze. In casting sand casting material selection mold is very important to produce the product with the nature and character we want. The purpose of this study is to determine the effect of variations in printed materials against chemical composition, hardness value, shrinkage, porosity, microstructure, permeability, and grain shape. This research uses used aluminum remelting inside kitchen smelting, variation of mold used there are 3 that is mold of red sand, sandstone molds, and mixed sand molds (50:50). The data analysis shows that the percentage value of depreciation for variation the red sand mold is 2.39%, and for the variation of the mold of sand of honey as big as 1.85%, while for mixed sand mold variation 2.07%. Results depreciation studies show that red sand molds have value the highest shrinkage and for the lowest shrinkage is sand mold and for mixed sand molds between them. Test result Portable Hardness Vickers are available for variations of red sand prints 91,78 VHN, 78.29 VHN sand mold, and mixed sand mold 85.35VHN, and for the test results of chemical composition there are several intermediate elements other (Al) 84.80%, (Si) 12.4%, (Fe) 1.66%, (Zn) 0.429%, and (Mn) 0.243%

    Pengaruh Variasi Media Pendingin (Udara, Coolant, Dan Oli Sae 20) Terhadap Hasil Pengecoran Kuningan (Cuzn) Menggunakan Cetakan Pasir Kali

    Get PDF
    The metal will under go phase change during the casting process, either the physical or mechanical changes caused by the freezing process. This change in properties is influenced by the cooling medium used during the cooling process. Because the physical and mechanical properties of a metal are very important in machining construction. In this study used different cooling media, namely: air, coolant, and SAE 20 oil. The purpose of this research is to compare the physical and mechanical properties of brass casting with different cooling media. From the hardness testing of the specimen to the coolant well refrigerant medium has a better hardness value compared to the air and SAE 20 oil. From the result of testing the chemical composition there are 18 elements, but only the 4 most influential element in the cast brass Cu, Zn, Pb, and Sn the most dominan. Judging from the element present in this material can be classified metal of brass (CuZn)
    corecore