4 research outputs found

    Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Hasan Langgulung Dalam Perspektif Psikologi

    Get PDF
    Diskursus pendidikan dari masa klasik hingga kontemporer, sebagaimana yang diusung para tokoh sangatlah variatif. Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan mempunyai peranan penting terhadap eksistensi dan perkembangan masyarakat. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan proses melestarikan, mengalihkan, dan menginternalisasi serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala segala aspek, guna memberi bekal untuk generasi mendatang. Di sisi lain, problem pendidikan memasuki abad ke 20 adalah adanya dikotomi pendidikan dalam dunia Islam: pendidikan umum yang diadopsi dari Barat yang cenderung sekuler dan pendidikan Islam yang terkungkung dalam dogma yang kaku. Maka, munculah gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan guna mensinergikan Islam dan pengetahuan yaitu berupa internalisasi nilai-nilai Islam dalam ilmu modern. Salah satu pemerhati (stake holder) pendidikan Islam, Hasan Langgulung dalam salah satu gagasannya mencoba memasukkan aspek pendidikan Islam dalam aspek psikologi. Secara nama, psikologi sangat dipopulerkan oleh tokoh-tokoh Barat. Akan tetapi, menurut Hasan Langgulung, jauh sebelum tokoh-tokoh Barat mengenalkan istilah psikologi, dalam konsepsi Islam, sudah dikenal dengan istilah ilm nafs atau sederhananya sering dikenal ilmu jiwa. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami gagasan pemikiran pendidikan Hasan Langgulung dalam sudut pandang psikologi. Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai dokumentasi khazanah keilmuwan pendidikan Islam pada umumnya dan bagi civitas akademika Fakultas Agama Islam jurusan Tarbiyah pada khususnya, selain itu menjadi stimulus bagi penelitian selanjutnya, sehingga proses pengkajian secara mendalam (radikal) akan tetap terus berlangsung dan memperoleh hasil yang maksimal. Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan (library research). Sumber data menggunakan karya-karya Hasan Langgulung. Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan metode interpretasi, koherensi intern, dan deskripsi. Hasil penelitian ini adalah : pendidikan Islam dalam perspektif psikologi menurut Hasan Langgulung ada tiga aspek. Pertama, perkembangan potensi, di mana Hasan Langgulung mengklasifikasikannya dalam tiga kategori, yakni aspek kognitif, psikologis, dan jasmaniah, di mana ketiga aspek tersebut sudah disinyalir di dalam QS al-Hajj [22]: 5, QS al-Mu`minûn [23]: 12-16, al-Mu`min [40]: 67, QS al-Qashash [28]: 14. Kedua, dalam permasalahan belajar, Hasan Langgulung mengemukakan teori belajar yakni teori proses belajar sosial, di mana teori ini senada dengan teori belajar humanis ala psikolog Barat, hanya saja Hasan Langgulung lebih mewarnainya dengan nilai-nilai Islam, sebagaimana diistilahkan Hasan Langgulung dalam himpunan nilai-nilai adalah taqwa. Ketiga, kesehatan mental, yang merupakan taraf kepribadian kehidupan individu (maksud : pendidik dan peserta didik) menuju kehidupan yang baik, dan membentuk kondisi psikis yang sehat dengan ditandai terhindarnya dari penyakit mental. Pada dasarnya, kesemua gagasan Hasan Langgulung, baik perkembangan potensi, permasalahan belajar, dan kesehatan mental, merupakan pengembangan gagasan pemikiran para pakar psikolog, khususnya dari psikolog Barat sebagai titik pijakan pemikiran awal dan kemudian dia warnai dengan nilai-nilai Islam. Maka, corak pemikiran pendidikan Islam Hasan Langgulung dalam perspektif psikologi termasuk dalam corak humanis cum spiritual

    Nilai-Nilai Pendidikan Antikorupsi Dalam Al-Qur’an Kejujuran, Tanggung Jawab Dan Kesederhanaan

    Get PDF
    Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, memuat nilai-nilai moral yang menjamin kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. diantaranya adalah kejujuran,tanggung jawab, kemandirian, kepedulian, disiplin, keberanian, kerja keras, keadilan, kesederhanaan. Nilai-nilai tersebut disebut nilai-nilai antikorupsi. Artinya, pribadi yang punya kualitas moral tersebut adalah sosok yang punya integritas moral tinggi dan kebal tehadap godaan korupsi. Dalam terminology al-Qur’an pribadi ini disebut mu’min muttaqīn. Dilihat dari karakteristik data, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dari lokasi penelitian termasuk library research, Sumber data dalam penelitian ini yaitu ayat-ayat al- Qur’an yang membahas nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, kesederhanaan Penelitian ini membahas tentang tiga nilai dalam pendidikan antikorupsi dalam al- Qur’an yaitu kejujuran, tanggung jawab, dan kesederhanaan. Dari penelitian tersebut istilahistilah yang dipakai dalam al-Qur’an aṣ-Ṣidq (kejujuran), dan antonim kejujuran yaitu dusta kiżib, khiyānah, munkar, dan buhtān, masʻūl dan amānah (tanggung jawab) sedangkan kesederhanaan kami meneliti dari antonimnya yaitu berlebihan taraf, isrāf, tabżīr. Kejujuran merupakan karakter yang melekat pada diri orang-orang mukmin, buah dari keyakinannya akan pengawasan Tuhan (tauhid). Kejujuran adalah sumber kepercayaan, karena satunya ucapan dan perbuatan, sebuah karakter yang harus dimiliki oleh mereka, khususnya yang memegang jabatan/kekuasaan.Pribadi yang bertanggungjawab adalah buah dari keimanannya (Tauhid). Hal ini terjadi karena kepercayaan kokoh yang begitu terpatri dalam jiwanya bahwa Allah swt Maha melihat dan mengawasi apa pun yang diperbuatnya, dan nanti di akhirat harus mempertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.Kesederhanaan merupakan pola hidup yang dapat mencegah manusia dari kehidupan hedonis dan kerakusan (greedy) yang merupakan salah satu penyebab korupsi sebaliknya pola hidup berlebihan adalah perbuatan ẓalim, melanggar hukum Tuhan. Hal ini dilakukan oleh orang yang tidak percaya akan Hari Akhir dan terjebak oleh jebakan syetan, yang menjanjikan kesenangan sesaat. Nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab dan kesederhanaan sebagai bagian dari nilainilai antikorupsi telah dibahas dalam al-Qur’an dan sejalan dengan nilai-nilai pendidikan antikorupsi yang telah ditetapkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia

    Kompetensi Guru Al-Qur’an Hadits Dalam Evaluasi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester Gasal Tahun Pelajaran 2013 ( SMP Muhammadiyah 5 Surakarta )

    Get PDF
    Evaluasi hasil belajar adalah salah satu unsur penting dalam proses belajar-mengajar. Dengan evaluasi, dapat diketahui berhasil tidaknya suatu program pengajaran yang hendak dicapai. Kompetensi guru dalam melakukan evaluasi belajar termasuk dalam kompetensi pedagogik, di mana dalam kompetensi pedagogik salah satu tugas guru adalah merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Guru dikatakan berkompeten dalam merancang soal ketika soal tersebut memiliki validitas isi dan validitas konstruksi (susunan). Penelitian dalam skripsi ini membahas tentang kompetensi guru al-Qur’an Hadits dalam evaluasi hasil belajar siswa kelas VIII semester gasal tahun pelajaran 2013 di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dan secara umum bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru al-Qur’an Hadits dalam evaluasi hasil belajar ketika diterapkan dalam merancang soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal. Secara khusus, bertujuan untuk mengetahui guru al-Qur’an Hadits dalam membuat soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal disesuaikan dengan tuntutan silabi kurikulum dan teori Bloom tentang hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Adapun analisis data bersifat deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode analisis deduktif. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum, guru al- Qur’an Hadits berkompeten dalam merancang soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Secara khusus, guru al- Qur’an Hadits berkompeten dalam merancang soal tes tertulis disesuaikan dengan tuntutan silabi kurikulum, soal yang dirancang atau disusun mewakili 16 ayat (84%) dari 19 ayat, yaitu QS.Al-Baqarah ayat 83-94 kemudian 96, 97, 99 dan 101. Adapun tiga ayat yang tidak tercantum dalam soal yaitu QS.Al-Baqarah 95, 98 dan 100 ketiga ayat tersebut mengulang kandungan ayat sebelumnya. Kandungan ayat 95 merupakan pengulang kandungan ayat 94, ayat 98 merupakan pengulang kandungan ayat 97 dan ayat 100 merupakan pengulang kandungan ayat 99. Sementara Hadits pilihan sudah mewakili 2 Hadits tentang Iman dari Hadits riwayat Muslim. Guru al-Qur’an Hadits berkompeten dalam merancang soal tes tertulis disesuaikan dengan teori Bloom mencapai pada tingkatan ranah kognitif, yaitu pengetahuan (12 butir soal, 27%), pemahaman (23 butir soal, 51%), penerapan (6 butir soal, 13%), sintesis (4 butir soal, 9%), dan belum ada soal yang mencapai tingkatan analisis dan evaluasi. Berdasarkan data itu, sebagian besar soal (91%) berada pada kategori ranah kognitif jenjang dasar

    Efektivitas Penggunaan Media Kartu Untuk Meningkatkan Penguasaan Mufradat Dalam Memahami Teks Qira’ah Bahasa Arab Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Paron Ngawi Jawa Timur Tahun Pelajaran 2015-2016

    Get PDF
    To improve the mastery of mufradāt or vocabulary is required media of learning. Card media or flashcard can improve the mastery of mufradāt or students’ vocabulary; at the same time it can improve the ability to understand the Arabic language. The purpose of this research is to know how far the effectiveness of using card media can improve mastery ofgrade VII students’ mufradāt (vocabulary) of MTsN Paron Ngawi in East Java at the School Year 2015 -2016? And is there any significant influence on increasing the mastery of mufradāt (vocabulary) on the ability of understanding the Arabic text qirā'ah for the students of grade VII of MTsN Paron Ngawi in East Java at the School Year 2015-2016? This research has use research method of using the Nonequivalent Control Group Design, where in Class VII F has been the control group and class VII G has been the experimental group. Instrument in this research is test, that is pre-test and post-test The result of data analysis shows that the average value of mufradātpre-test of control group is 55,11 and post-test is 68.86, It means that the control group has an increase of 13.74%. While the average of mufradāt pre-test value of experimental group is 55.31 and the post-test is 85.94, it means that the experimental group has increased by 30.62%. This indicates that the experimental group has increased 16.88% higher than the control group. This shows that there is a significant difference between the mastery of the student's mufradāt in the learning process using the card media or flashcard compared with the mastery of the student's mufradāt in the learning process without using the media card or flashcard. To know the effectiveness of the use of card media to improve mastery mufradāt, used t- test analysis. By using SPSS software version 23, we get the t-count value of -5.783 and the sig value of 0.000. By using the level of significance of 0.05, it resulted t-table value of 2.03. Curve t- arithmetic and t- table shows that t- arithmetic which is in area H0 is rejected. Thus, H1 is accepted, this means that there is a significant difference between the control group and the experimental group In order to know the influence of mastery of mufradāt on the ability to understand Arabic qirā'ah texts, a t- test (t test) analysis is conducted. Based on the result of t- test (t- test) to regression coefficient of variable of mufradāt mastery, it is obtained t- value equal to 5,043 with Sig value equal to 0.000. By using the significance level of 0.05, the value of t- table is 2.03. The data indicates that the value of t- count > from t-table (5.043> 2.03), this means that the mastery of mufradāt significantly gives positive effect on the improvement of Arabic qirā'ah ability. Based on the results of linear regression analysis, it is found that mastery of mufradāt contributes to the improvement of the ability to understand Arabic qirā'ah texts by 41.8%
    corecore