8 research outputs found

    PENGARUH PENAMBAHAN KITOSAN TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK GENDAR

    Get PDF
    Rice cracker is a local crispy snack made of cooked rice as the main component and traditionally bleng as an additive that function as a thickening agent. However, bleng contains borax, an element which is harmful for human health. This research was important to substitute the role of bleng as a thickening agent. The objective of this research were to evaluate the effect of chitosan addition on physical, chemical, and organoleptic characteristics of fried rice cracker. Based on thephysical analysis ofunfolding rice cracker was 28,970-45,487% and oil adsorption  was24,406-40,925%. Based on the chemical analysis of the content of waterrice cracker 1,275-1,986%; ash content of 0,311-1,775%; fat 31,511-33,508%; proteins 4,185-6,250%; carbohydrates 58,546-59,744%. Organoleptic test to color and taste of the fried rice cracker gave the significant results on all treatments.   Kerupuk gendar merupakan produk makanan ringan yang terbuat dari bahan dasar beras dengan bahan tambahan bleng yang berfungsi sebagai agen pengenyal. Namun, bleng mengandung boraks, unsur yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan kitosan sebagai pengganti bleng pada karakteristik fisik, kimia, dan organoleptik kerupuk gendar. Berdasarkan analisis fisik kerupuk gendar goreng diketahui daya kembang sebesar 28,970-45,487% dan daya serap minyak sebesar 24,406-40,925%. Berdasarkan analisis kimia kerupuk gendar goreng diketahui kadar air 1,275- 1,986%; kadar abu 0,311-1,775%; lemak 31,511-33,508%; protein 4,185-6,250%; dan karbohidrat 58,546-59,744%. Hasil analisis sensori kerupuk gendar goreng berpengaruh nyata terhadap warna dan rasa

    Pengaruh Variasi Garam Terhadap Komposisi Kimia Dan Aktivitas Antioksidan Kubis Putih (Brassicaceae oleracea) Fermentasi

    Get PDF
    Kubis mengandung vitamin C dan vitamin E yang berperan sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas. Kubis adalah jenis sayuran yang mudah rusak. Proses fermentasi spontan dengan garam dapat menjadi alternatif pengawetan kubis, sehingga akan meningkatkan harga jual dan kandungan gizi dari produk kubis. Fermentasi adalah praktek dalam pengawetan makanan, yang sangat berperan dalam perbaikan dari kandungan nutrisi dan fungsi dari makanan. Sauerkraut (kubis fermentasi) adalah makanan Jerman dari kubis yang diiris halus dan difermentasi oleh berbagai bakteri asam laktat, seperti Leuconostoc, Lactobacillus dan Pediococcus. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komposisi kimia sauerkraut yang dihasilkan dengan perlakuan variasi garam dan mengetahui aktivitas antioksidan dari sauerkraut yang dihasilkan dengan perlakuan variasi garam. Pada penelitian ini dilakukan penelitian mengenai perlakuan variasi garam terhadap komposisi kimia dan aktivitas antioksidan. Oleh karena itu, objek dari penelitian ini adalah menentukan komposisi kimia dan aktivitas antioksidan dari sauerkraut dengan perlakuan konsentrasi garam. Analisis komposisi kimia yang dilakukan adalah analisis kadar air, kadar abu, protein, lemak, karbohidrat, serat pangan,vitamin C, total asam, dan pH. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH. Prinsip dari metode DPPH adalah adanya perubahan warna dengan adanya reaksi, sehingga dapat diukur absorbansinya. Kadar garam yang memiliki rangking tertinggi terhadap tekstur, aroma, dan warna oleh panelis adalah kadar garam NaCl 2,0; 2,5; dan 3,0% (w/w). Berdasarkan analisis kimia sauerkraut kandungan kadar air 90,914 – 91,877%; kadar abu 2,137 – 2,854%; lemak 0,221 – 0,262%; protein 2,141 – 2,173; karbohidrat 3,563 – 3,854; serat 0,859 – 1,031 dan vitamin C 13,103 – 15,250 mg/100 g. Analisis pH sauerkraut sebesar 3,46 – 3,47, sedangkan total asam sebesar 13,45 – 13,79 mgrek/100g. Hasil analisis pertumbuhan bakteri asam laktat sebesar 104 CFU/ml dari kadar garam yang berbeda. Aktivitas antioksidan sauerkraut adalah sebesar 15,21 – 17,52%

    Analisis Kualitas Air Sumur Desa Bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah

    Get PDF
    Kualitas air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan. Pencemaran sangat sedikit pada air tidak diperbolehkan sama sekali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengkaji kondisi kualitas air sumur di Desa Bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah. Kualitas air sumur dianalisis dengan parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi, kemudian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kualitas air sumur enam desa di bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah tidak memenuhi syarat baku mutu untuk air bersih

    Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahan, laba/rugi operasi, kompleksitas operasi perusahaan, dan reputasi auditor mempengaruhi audit delay. Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan populasi adalah perusahaan yang masuk dalam kategori LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasan pemilihan perusahaan yang masuk kategori LQ-45 adalah karena perusahaan dalam kategori ini mempunyai tingkat likuiditas dan sensitivitas yang tinggi terhadap kondisi pasar modal, sehingga sampel ini dapat mewakili kondisi pasar modal yang sebenarnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay dengan variabel independennya adalah ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, kompleksitas operasi perusahaan, reputasi auditor. Pengujian terhadap seluruh hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil regresi linear berganda, baik secara parsial maupun simultan

    Karakteristik Moromi Yang Dihasilkan Dari Fermentasi Moromi Kecap Koro Pedang (Canavalia Ensiformis L.) Pada Kondisi Fermentasi Yang Berbeda

    Get PDF
    Koro pedang merupakan jenis legum yang mempunyai kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi. Pemanfaatan koro pedang sebagai bahan pangan masih sedikit karena mengadung HCN. Kecap koro pedang merupakan salah satu alternatif pemanfaatan koro pedang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh fermentasi koji terhadap penurunan kadar HCN koro pedang, perbedaan suhu moromi di dalam dan di luar laboratorium (terpapar sinar matahari) dan pengaruh suhu terhadap karakteristik moromi yang dihasilkan. Produksi kecap koro pedang disamakan dengan fermentasi kecap kedelai, terdiri dari fermentasi koji dan fermentasi moromi. Koji dianalisis kadar HCN, bilangan formal dengan metode titrasi dan protein total dengan metode mikro Kjeldahl. Selama fermentasi moromi dilakukan pengamatan suhu, pertumbuhan bakteri proteolitik, Bakteri Asam Laktat, yeast, analisis pH dengan pH-meter, bilangan formal dengan metode titrasi, protein total dengan metode mikro Kjeldahl, HCN, profil asam amino dengan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dan flavor dengan Gas Chromatography Mass Spectrometry Olfactometry (GCMSO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi koji efektif mengurangi kadar HCN dan meningkatkan perbandingan bilangan formal/ protein total dari koji. Perbedaan kondisi fermentasi moromi menunjukkan bahwa fermentasi di luar laboratorium (terpapar sinar matahari) menghasilkan moromi yang lebih tinggi suhunya dibandingkan dengan fermentasi di dalam laboratorium. Fermentasi di luar laboratorium (terpapar sinar matahari) lebih cepat menurunkan nilai pH, meningkatkan bilangan formol dan protein total dalam larutan moromi dan mempercepat pertumbuhan yeast. Fermentasi di luar laboratorium (terpapar sinar matahari) juga menghasilkan komponen flavor lebih kompleks yaitu manis dan gurih

    KUALITAS AIR SUMUR DESA BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO BERDASARKAN ASPEK KEMASYARAKATAN DAN STANDAR MENTERI KESEHATAN

    Get PDF
    Clean water quality is very important for human health. Small amounts of hazardous contaminant are strictly forbidden. The objective of this research was to identify and assess wells water quality in the village of the Bengawan Solo River banks, Masaran District, Sragen Regency, Central Java Province. The parameters to analys the wells water quality were physics, chemistry, and microbiology, and then the quality is compared to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 416/Menkes/Per/IX/1990.In conclusion, the wells water quality of six villages on the Bengawan Solo River banks, Masaran District, Sragen Regency, Central Java Province are ineligible quality standard for clean water. Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, sehingga kualitas air menjadi suatu perhatian yang sungguh-sungguh. Pencemaran dalam kadar sangat sedikit pada air tidak diperbolehkan sama sekali. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi kualitas air sumur di desa bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah, dan mengkaji pengetahuan masyarakat tentang air bersih. Kualitas air sumur dikaji berdasarkan pengetahuan masyarakat dan dianalisis dengan parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/ Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air sumur enam desa di bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah tidak memenuhi syarat baku mutu untuk air bersih

    KARAKTERISTIK MOROMI YANG DIHASILKAN DARI FERMENTASI MOROMI KECAP KORO PEDANG (Canavalia ensiformis L.) PADA KONDISI FERMENTASI YANG BERBEDA

    No full text
    Jack bean is kind of legume contain high protein and carbohydrate. Utilization of jack bean as food still limited because of hydrogen cyanide content. Jack bean sauce is one of the alternative utilization of jack bean. The objective of this research was to know the effect of koji fermentation for reducing hydrogen cyanide content, different temperature of moromi in and out laboratory (under the sun) and the effect of temperature for characteristic of moromi produced. Production of jack bean sauce was showed similar with soy sauce fermentation, consist of koji fermentation and moromi fermentation. Analysis were carried out on koji were: analysis of hydrogen cyanide, formol value by titration method and total protein by micro Kjeldahl method has been done. On moromi fermentation, analysis of temperature, the growth of lactic acid bacteria, the growth of yeast, the growth of proteolytic bacteria, pH by pHmeter, formol value by titration method, hydrogen cyanide, total protein by micro Kjeldahl method, amino acid by High Performance Liquid Chromatography (HPLC) and moromi flavor by Gas Chromatography-Mass SpectrometryOlfactometry (GCMSO) has been done. The results indicated that koji fermentation was effective for reducing hydrogen cyanide content, increasing rasio of formol value/ total protein in koji. Different condition of moromi fermentation showed that out laboratory fermentation (under the sun) produce higher moromi temperature compared to in laboratory fermentation. Out laboratory fermentation (under the sun) produced faster in decreasing pH, increasing formol value and total protein in moromi filtrate, and increasing the growth in yeast. Out laboratory fermentation (under the sun) also produced more complex of flavor component of sweet and savory in moromi

    CEMARAN MIKROBIOLOGIS JUS ALPUKAT YANG DIJUAL DI JALANAN KOTA SURAKARTA

    No full text
    Fresh fruit juice was processed food was a part of healthy diet. Daily fresh juice consumption could improve health and prevent the occurrence of degenerative disease. Fresh juice were produce without any heat treatment which could allow natural microflora to growth. The aims of the research was to determine the microbiological contaminant of avocado street juice sold in Surakarta. Twenty five of samples were taken from 5 district. Samples were analyze for total viable aerobic count (TVAC), total coliform, total salmonella count, and total staphylococci. The results showed that microbiological contaminant of street avocado juice was extremely high. TVAC of avocado juice was 6.07 ± 0.37 to 8.95 ± 0.04 log CFU/ml; Total coliform 3.28 ± 0.01 to 4,60 ± 0,02 log CFU/ml; Total Staphylococci 4,47 ± 0,07 to 7,35 ± 0,07 log CFU/ml; and Total Salmonella-Shigella 2,34 ± 0,06 to 4,80 ± 0,00 log CFU/ml. There was 1 grocery that produce avocado juice which have undetected for coliform analysis. Producers, government and also consumers need to make some agreement to improve the safety of fresh juice
    corecore