89,112 research outputs found

    PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT PADA INSPEKTORAT KABUPATEN SUMEDANG

    Get PDF
    Temuan dari aspek keuangan daerah masih ada yang belum ditindak lanjuti, auditor yang memiliki kompetensi audit sangat terbatas, independensi auditor dalam melakukan audit belum konsisten, terjadi perbedaan pandangan antara inspektorat dengan auditor. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas hasil audit pada Inspektorat Kabupaten Sumedang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Besarnya pengaruh variable kompetensi auditor terhadap kualitas hasil audit sebesar 0,563 atau 56,3%, variable independensi auditor terhadap kualitas hasil audit sebesar 0,353 atau 35,5% sedangkan sisanya sebesar 0,084 atau 8,4% merupakan faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Besarnya pengaruh kompetensi dan independesi auditor terhadap kualitas hasil audit secara simultan sebesar 0,733 atau 73,3% atau memiliki pengaruh kuat. Hasil penelitian bahwa kompetensi dan independensi auditor masih belum optimal dalam meningkatkan kualitas hasil audit sebagai dampak belum diterapkannya current audit dan pre audit, kurangnya analisis manajemen resiko dan peta risiko, masih adanya temuan audit yang terus berulang, masih rendahnya penerapan SPIP. Saran peneliti atas hasil penelitian ini yaitu perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan pengembangan serta penerapan current dan pre audit, pengembangan kompetensi pendampingan, peningkatan pengetahuan tentang koordinasi, evaluasi penerapan anggaran berbasis kinerja dan penerapan audit secara online atau audit dengan sistim digital. Kata Kunci : Kompetensi, Independensi, Kualitas Hasil Audit

    University Professionals of Illinois (UPI) contract - Unit A

    Get PDF

    Analisis Pendapat Yusuf Al-Qaradhawi tentang Diperbolehkannya Zakat Fitrah dengan Uang dalam Kitab Fiqhu Al-Zakah

    Get PDF
    Zakat fitrah merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan bagi setiap orang yang mampu melaksanakannya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Dalam hadis Nabi SAW telah disebutkan bahwa zakat fitrah harus berupa makanan, kurma, dan anggur. Sebagai hasil Ijtihad, zakat fitrah dapat berupa makanan pokok suatu Negara. Namun perkembangan sekarang ini zakat fitrah berupa uang tunai sebagaimana telah dijelaskan oleh al-Imam Yusuf al-Qaradhawi dalam kitabnya al-Fiqhu al-Zakah. Berdasarkan pemaparan di atas, pokok permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah mengapa al-Imam Yusuf al-Qaradhawi memperbolehkan zakat fitrah dengan uang? Bagaimana pula Istinbat hukum Yusuf al-Qaradhawi tentang diperbolehkannya zakat fitrah dengan uang? Untuk menjawab permasalahan diatas, dilakukan upaya penelitian, sedangkan metode yang dipakai dalam penelitian tersebut adalah library research. Data primer yang digunakan adalah kitab al-Fiqhu al-Zakah karya al-Imam Yusuf al-Qaradhawi, sedangkan data sekundernya adalah semua bahan yang berhubungan dengan permasalahan dalam skripsi ini. Data yang telah terkumpul disusun, ditelaah kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis, dan pendekatan yang bersifat normatif. Dari hasil penelitian, penulis berkesimpulan bahwa pendapat al-Imam Yusuf al-Qaradhawi tentang diperbolehkannya zakat fitrah dengan menggunakan uang merupakan pendapat yang lemah. Menurut jumhur ulama pendapat yang rajih adalah tidak diperbolehkan zakat fitrah dengan menggunakan uang. Membayar zakat fitrah haruslah dengan makanan pokok negaranya atau yang sesuai dengan ketentuan yang sudah ada dalam hadis. Dalam beristinbat hukum Yusuf al-Qaradhawi menggunakan Al-qur'an, hadis dan Istihsan. Dari segi pemaknaan, hadis yang dijadikan dasar hukum oleh al-Imam Yusuf al-Qaradhawi kurang tepat, karena berisi tentang waktu pendistribusian zakat. Penggunaan Istihsan dalam permasalahan ini juga berlawanan dengan qiyas. Walaupun uang dinilai lebih praktis akan tetapi ia juga memiliki kelemahan yaitu dapat berubah-ubah nilai tukarnya. Hukum Islam memang harus selalu berkembang, fleksibel dan menyesuaikan dengan kehidupan masyarakat, akan tetapi tidak boleh menyimpang dari nash yang telah ada

    PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-EFFICACYSISWA SMP

    Get PDF
    Kemampuan komunikasi matematis sangat diperlukan siswa dalam memahami matematika. Namun kemampuan komunikasi matematis siswa ternyata masih rendah. Penyebabnya adalah tidak mampu menyajikan permasalahan kedalam model matematika dengan tepat dan keyakinan diri siswa yang masih rendah. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan self-efficacyadalah model Problem Based Learning (PBL). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model PBL lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model ekspositori, mengetahui self-efficacy siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model PBL lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model ekspositori dan mengetahui terdapat korelasi antara Self-efficacy siswa dan kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Cikampek. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-10 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII-11 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tipe uraian soal-soal kemampuan komunikasi matematis dan skala sikap yang menggunakan model Skala Likert. Skala sikap berisikan pernyataan-pernyataan mengenai self-efficacy. Tes diuji cobakan dikelas IX-9. Berdasarkan analisis hasil uji coba, semua soal tes layak untuk dipakai penelitian, namun ada beberapa pernyataan yang diubah agar pernyataan menjadi valid. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t melalui program SPSS23.0 for Wimdowsyaitu dengan menggunakan Independent Sample T-Tes. Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh kesimpulan: peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas PBLlebih baik secara signifikan daripada kelas ekspositori, peningkatan self-efficacysiswa kelas PBL dan kelas ekspositoritidak berbeda atau sama secara signifikandan tidak terdapat korelasi antara self-efficacydengan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen. Kata kunci: Komunikasi Matematis, Self-Efficacy, Problem Based Learning (PBL

    KAJIAN KESEIMBANGAN AIR ANTARA KEBUTUHAN DENGAN PEMANENAN AIR DI KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)

    Get PDF
    Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia memiliki kesadaran akan pemakaian air dengan jumlah besar untuk pemenuhan kebutuhan air warganya. Selain itu, pembangunan fasilitas pendidikan seperti gedung-gedung telah berhasil mengurangi lahan resapan air di kampus UPI. Jumlah air yang digunakan UPI tersebut menjadi tanggungjawab UPI dalam memanen kembali air yang telah digunakan oleh warga kampus UPI maupun kemampuan panen air yang hilang oleh pembangunan gedung-gedung yang menghilangkan lahan resapan di kampus UPI. Tujuan penelitian ini adalah menghitung kebutuhan air warga kampus UPI dalam hitungan per bulan, menghitung kemamampuan UPI dalam memanen air di wilayah kampus UPI dalam hitungan per bulan, menghitung pengurangan kemampuan pemanenan air akibat penutupan lahan oleh bangunan, mengkaji keseimbangan air antara pemakaian dan pemanenan di kampus UPI, merekomendasikan upaya menjaga keseimbangan air di wilayah kampus UPI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik sederhana untuk menghitung kebutuhan air, serta menggunakan beberapa metode untuk kajian hidrologi diantaranya adalah metode Thornthwaite, metode Hortons, dan metode FJ Mock. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kampus UPI telah mampu memenuhi kebutuhan pemakaian air oleh warga kampus. Akan tetapi UPI belum mampu optimal dalam pemanenan air akibat pembangunan fasilitas kampus. Sehingga rekomendasi yang di ajukan oleh peneliti adalah pembuatan 962 biopori pada beberapa titik di kampus UPI. Kata Kunci : Keseimbangan Air, Kebutuhan Air, Pemanenan Air As a educational institution, Universitas Pendidikan Indonesia has awareness of the water usage with large amounts to supply the needs of its citizens. Besides, the construction of each facilities such as buildings have reduced the water absorption area at UPI. The amount of water usage is became the responsibility of UPI to revert that has been used and to revert that has been lost by the construction of buildings which eliminated absorption area at UPI. The purpose of this study is to calculate the water needs of UPI citizen in a month, calculate the reduction of water harvesting capability due to the closure of lan, examine the water balance between the usage and water harvesting at UPI, recommend efforts to maintain water balance at UPI. The Method that has been used in this research is simple statistics to measure the water needs and used several method for hidrology study such as Thornthwaite methode, Hortons methode, and FJ Mock methode. The results are UPI has been able to meet the needs of water usage. But UPI has not been able to optimaze in water harvesting as a result of the campus facilities construction . So the recommendation that is proposed by the researchers is making 962 biopori in some are at campus. Key words : Water Balanced, water usage, water harvestin

    User producer interaction in context: A classification

    Get PDF
    Science, Technology and Innovation Studies show that intensified user producer interaction (UPI) increases chances for successful innovations, especially in the case of emerging technology. It is not always clear, however, what type of interaction is necessary in a particular context. This paper proposes a conceptualization of contexts in terms of three dimensions – the phase of technology development, the flexibility of the technology, and the heterogeneity of user populations – resulting in a classification scheme with eight different contextual situations. The paper identifies and classifies types of interaction, like demand articulation, interactive learning, learning by using and domestication. It appears that each contextual situation demands a different set of UPI types. To illustrate the potential value of the classification scheme, four examples of innovations with varying technological and user characteristics are explored: the refrigerator, clinical anaesthesia, video cassette recording, and the bicycle. For each example the relevant UPI types are discussed and it is shown how these types highlight certain activities and interactions during key events of innovation processes. Finally, some directions for further research are suggested alongside a number of comments on the utility of the classification.Innovation, users, interaction, learning, typology of UPI

    User producer interaction in context: a classification

    Get PDF
    Science, Technology and Innovation Studies show that intensified user producer interaction (UPI) increases chances for successful innovations, especially in the case of emerging technology. It is not always clear, however, what type of interaction is necessary in a particular context. This paper proposes a conceptualization of contexts in terms of three dimensions – the phase of technology development, the flexibility of the technology, and the heterogeneity of user populations – resulting in a classification scheme with eight different contextual situations. The paper identifies and classifies types of interaction, like demand articulation, interactive learning, learning by using and domestication. It appears that each contextual situation demands a different set of UPI types. To illustrate the potential value of the classification scheme, four examples of innovations with varying technological and user characteristics are explored: the refrigerator, clinical anaesthesia, video cassette recording, and the bicycle. For each example the relevant UPI types are discussed and it is shown how these types highlight certain activities and interactions during key events of innovation processes. Finally, some directions for further research are suggested alongside a number of comments on the utility of the classification

    PERANAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA REPUBLIK MAHASISWA (MPM REMA) UPI DALAM MENINGKATKAN INTEGRASI SOSIAL ORGANISASI KEMAHASISWAAN UPI : Studi Deskiptif Analitis pada MPM REMA UPI

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah konflik yang pernah terjadi di lingkungan organisasi kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia, konflik yang berujung pada kekerasan antar mahasiswa UPI. Pada penelitian ini akan dipaparkan mengenai, peranan ormawa-ormawa di lingkup REMA UPI, kemudian faktor-faktor yang dapat menghambat peran MPM REMA UPI dalam integrasi sosial ormawa, dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam meningkatkan integrasi sosial ormawa UPI. Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan dari MPM REMA UPI dalam meningkatkan integrasi sosial ormawa UPI. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik pengambilan data yang dilakukan adalah dengan cara melakukan wawancara, observasi partisipasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Peran ormawa di lingkup REMA UPI termasuk dalam hal ini adalah MPM REMA UPI, memiliki peran yakni berkewajiban untuk menjunjung tinggi UUD REMA UPI. ormawa tingkat jurusan memiliki hak advokasi dari BEM REMA UPI dan mendapatkan dana Iuran Kemahasiswaan. Ormawa REMA UPI memiliki berbagai kepentingan, yakni ingin mendirikan ormawa tingkat fakultas dan ingin menyalurkan minat dan bakat. Maka peran MPM REMA UPI adalah sebagai wadah pemersatu, yakni dengan berperan sebagai mediator bukan sebagai pihak yang membawa kepentingan dari kubu yang berkonflik. (2) faktor yang menjadi penghambat integrasi sosial ormawa UPI yakni mengalami kesulitan berkoordinasi antar ormawa dan egoisme setiap ormawa dalam mencapai kepentingan, tujuan, dan budayanya. (3) upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan integrasi sosial ormawa UPI dengan cara, MPM REMA UPI berjalan sesuai dengan konstitusi yang berlaku yakni sebagai wadah untuk menampung setiap aspirasi yang disuarakan oleh para ormawa.----- student organizations in the scope of REMA UPI, then the factors that can inhibit the role MPM REMA UPI in social integration of student organizations, and the efforts undertaken to overcome obstacless in increasing social integration student organizations UPI. In general, the purpose of this study is to know how the role of MPM REMA UPI in improving social integration student organizations UPI. The method used is descriptive with qualitative approach and data retrieval technique which is by doing participant observation interview, and documentation. The result of research show that: (1) the role of student organizations in the scope of REMA UPI including in this case is MPM REMA UPI, has a role that is obliged to uphold the UUD REMA UPI. Student organizations level of majors have advocacy rights from BEM REMA UPI and get funding contribution student organizations REMA UPI has various interests to establishing a faculty level student organizations and wanting to interest and talent. Hence, the role of MPM REMA UPI is as a unifying container, that is, by acting as mediator not as the party bringing the interests of the conflicting camp. (2) factors that hamper social integration student organizations UPI that is difficult to coordinate between student organizations and egoism every student organizations in reaching it’s immportance, purpose, and culture. (3) an effort to overcome obstacles of social integration barrier student organizations UPI by way, MPM REMA UPI run in accordance with the applicable constitution that is as a means to accommodate every aspiration voiced by the student organizations

    Peralihan akad mudharabah ke akad rahn dalam pembiayaan modal usaha pada KJKS BMT Marhamah Wonosobo

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya peralihan penggunaan akad pembiayaan pada KJKS BMT Marhamah Wonosobo, yaitu semula menggunakan akad mudharabah menjadi lebih mengutamakan akad rahn. Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih jauh tentang persoalan tersebut. Adapun rumusan masalah dalam penelitian adalah: Apa penyebab peralihan akad mudharabah ke akad rahn dalam pembiayaan modal usaha pada KJKS BMT Marhamah Wonosobo, dan bagaimana mekanisme akad rahn dalam pembiayaan modal usaha pada KJKS BMT Marhamah Wonosobo. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang mengambil di KJKS BMT Marhamah Wonosobo. Penulis mengambil data-data yang diperlukan melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Data-data yang sudah terkumpul kemudian penulis analisa dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan dan menggambarkan peralihan akad mudharabah ke akad rahn dalam pembiayaan modal usaha dan menganalisa faktor-faktor penyebab peralihannya serta menganalisa mekanisme akad rahn dalam pembiayaan modal usaha di KJKS BMT Marhamah Wonosobo. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa, pertama, KJKS BMT Marhamah Wonosobo mengalihkan akad dalam pembiayaan modal usaha dari akad mudharabah ke akad rahn karena adanya kendala dalam penerapan akad mudharabah, seperti nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak, lalai dan kesalahan yang disengaja, penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur, resiko lebih besar, dan tanggungjawab bank maupun nasabah lebih besar. Di sisi lain, akad rahn memiliki kelebihan seperti menjaga kemungkinan nasabah agar tidak lalai atau bermain-main dengan pihak BMT, dan meminimalisir kemungkinan nasabah menghindar dari kewajibannya dengan adanya agunan Kedua, Pengajuan pembiayaan rahn di KJKS BMT Marhamah Wonosobo akan direalisasikan apabila telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, kemudian dilakukan analisa jaminan yang meliputi: jaminan tanah atau bangunan dan juga jaminan kendaraan bermotor. KJKS BMT Marhamah Wonosobo berhak menolak pengajuan pembiayaan rahn yang tidak memenuhi prosedur standar pembiayaan

    AKSESIBILITAS LINGKUNGAN FISIK DAN KURIKULER DI SEKOLAH PASCASARJANA UPI BAGI MAHASISWA TUNANETRA

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar belakangi kurang optimalnya aksesiblilitas lingkungan fisik serta aksesibilitas kurikuler yang ada di SPs UPI. Tujuan penelitian ini adalah untuk (a) mengetahui kondisi aksesibilitas fisik kampus Pascasarjana UPI bagi tunanetra, (b) mengetahui kondisi aksesibilitas kurikuler kampus Pascasarjana UPI bagi tunanetra, (c) membuat rancangan aksesibilitas fisik kampus Pascasarjana UPI bagi tunanetra, (d) membuat rancangan aksesibilitas kurikuler kampus Pascasarjana UPI bagi tunanetra. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah: (a) masih banyak komponen aksesibilitas fisik bagi tunanetra yang belum terdapat di Sekolah Pascasarjana UPI sehingga secara umum Sekolah Pascasarjana UPI belum aksesibel bagi tunanetra, (b) belum optimalnya aksesibilitas kurikuler di Sekolah Pascasarjana UPI, (c) terciptanya rancangan aksesibilitas fisik di Sekolah Pascasarjana UPI bagi tunanetra, (d) terciptanya rancangan aksesibilitas kurikuler di Sekolah Pascasarjana UPI bagi mahasiswa tunanetra. Rancangan aksesibilitas fisik dan kurikuler ini dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan aksesibilitas bagi mahasiswa tunanetra yang ada di SPs UPI.; This research was motivated by the Minister Regulation of Research, Technology and Higher Education No. 46 of 2017concerning special education and special services in universities. The purpose of this study was to (a) determine the condition of the physical accessibility on UPI Postgraduate campus for people with visual impairment, (b) determine the condition of the curricular accessibility on UPI Postgraduate campus for people with visual impairment, (c) create a physical accessibility design related to the UPI Postgraduate campus for people with visual impairment, (d) create a curricular accessibility design related to the UPI Postgraduate campus for people with visual impairment. The results of this research are: (a) there are still many physical accessibility components for people with visual impairment who have not been found at the UPI Postgraduate School so that in general the UPI Postgraduate School is not yet accessible to people with visual impairment, (b) curricular accessibility at the UPI Postgraduate School is not optimal, (c) the creation of a physical accessibility design at the UPI Postgraduate School for the visually impaired for people with visual impairment, (d) the creation of curricular accessibility design at the UPI Postgraduate School for forpeople with visual impairment
    • …
    corecore