3,224 research outputs found

    DETERMINAN TINGKAT KONSENTRASI PADA REMAJA

    Get PDF
    Rendahnya tingkat konsentrasi anak pada saat ini akan menjadi sebuah ancaman bagi masa depan yang tidak memiliki kualitas yang tinggi, sehingga akan menjadi beban tersendiri untuk menata hidup seperti mencari pekerjaan maupun hal lainnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan faktor pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan dan aktivitas fisik dengan tingkat konsentrasi anak. Metode kuantitatif digunakan dalam penelitian ini cross sectional sebagai metode pendekatannya. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah anak sebanyak 203 sebagai responden dan purposive sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel. Untuk menganalisis data univariat serta bivariat menngunakan chi-square test. Temuan dalam penelitian ini menggambarkan bahwa pengetahuan gizi bernilai 0,021, kebiasaan sarapan pagi bernilai 0,026 dan aktivitas fisik bernilai 0,002. Temuan hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan pagi dan aktivitas fisik berhubungan dengan konsentrasi anak

    Perubahan Kebiasaan Makan Mahasiswa Peminatan Gizi Selama Masa Pandemi Covid 19

    Get PDF
    Latar Belakang & Tujuan: Pandemi Covid 19 diketahui telah menyebabkan beberapa perubahan terhadap pola hidup masyarakat di dunia, tidak terkecuali masyarakat di Indonesia. Kebiasaan makan termasuk pola hidup yang juga mengalami perubahan termasuk pada mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi khususnya bagi mahasiswa peminatan gizi yang sebeumnya telah dibekali pengetahuan tentang kebiasaan konsumsi yang sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kebiasaan konsumsi yang terjadi pada mahasiswa peminatan gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Metode: Penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2020 terhadap 64 mahasiswa peminatan gizi. Kuesioner disebarkan secara online menggunakan google form. Hasil: Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terjadi perubahan kebiasaan konsumsi yang teridenitfikasi yakni responden mengakui makan lebih banyak selama pandemi sebnyak 59,38% responden, terjadi peningkatan konsumsi cemilan (43,75%), serta peningkatan konsumsi sayur dan buah masing-masing 51,56% dan 62,5%. Kesimpulan: Sebaiknya tetap dilakukan upaya edukasi terhadap mahasiswa untuk dapat mengurangi resiko terjadinya pola konsumsi yang tidak seimbang serta pola hidup sedentary yang dapat menyebakan terjadinyagangguan gizi dan penyakit tidak menular.Kata Kunci: Mahasiswa Gizi, Pola konsumsi, COVID-1

    HUBUNGAN KEBIASAN SARAPAN PAGI DENGAN KONSENTRASI PADA REMAJA

    Get PDF
    Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan konsentrasi remaja. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan pendekatan cross sectional. Variabel independent adalah kebiasaan sarapan pagi, variabel dependent adalah konsentrasi pada remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah 165 mahasisawa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 remaja yang melakukan sarapan pagi. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purprosive sampling dan  menggunakan perhitungan regresi linear sederhana.Hasil dari penelitian ini bahwa nilai  (2,858)  (2,024), artinya ada hubungan yang signitifkan antara hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan konsentrasi remaja

    Studi Deskriptif Perilaku Makan Mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui gambaran mengenai perilaku makan mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, penulis mengumpulkan data dari 380 responden dari mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya. Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu : jenis makanan, porsi makanan, dan frekuensi makan. Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif, analisa mean, analisa top two boxes bottom two boxes. Hasil dari penelitian ini adalah perilaku makan mahasiswa UK Petra termasuk dalam kategori baik dalam jenis makanan, baik dalam porsi makanan dan cukup baik dalam frekuensi makan

    RIWAYAT KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI S1 REGULER FKM UI TAHUN 2022

    Get PDF
    Primary dysmenorrhea is menstrual disorder experienced by young adult women with poor level of diagnosis and treatment. The aim of this study is to determine the proportion of primary dysmenorrhea and the relationship between risk factors and the primary dysmenorrhea among Undergraduate students of Public Health Faculty, University of Indonesia (PHF UI) in 2022. The dependent variable in this study is primary dysmenorrhea. The independent variable in this study includes intake of calcium, magnesium, zinc, vitamin E, breakfast habits, physical activity, stress level, age at menarche, menstrual duration, menstrual cycle, and family history of dysmenorrhea. The research method used is quantitative with cross-sectional design. Respondents in this study are 135 undergraduate students of PHF UI class of 2018-2021 that were selected through simple random sampling technique. Data was obtained through filling out online questionnaires via google-form. Data were analyzed by univariate and bivariate (Chi-Square test). The results showed that the proportion of primary dysmenorrhea was 86.7%. Family history of primary dysmenorrhea was significantly related to the primary dysmenorrhea, p-value = 0,038; OR = 3,318, 95%CI = (1,162-9,472). Therefore, it is important to educate on the management and prevention of primary dysmenorrhea, especially for students who have a family history of dysmenorrhea

    HUBUNGAN POLA MAKAN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN ANEMIA

    Get PDF
    Abstrak Anemia merupakan masalah gizi di dunia, khususnya negara berkembang yakni salah satunya Indonesia. Anemia sering terjadi pada remaja yang dapat dipengaruhi oleh pola makan. Pola makan merupakan cara memperoleh makanan (berapa kali dalam satu hari), jenis makanan, dan frekuensi makan. Pola makan tidak sesuai dapat mengakibatkan asupan gizi (makronutrien dan mikronutrien) yang berlebih atau berkurang. Selain pola makan, IMT juga memengaruhi kejadian anemia. IMT merupakan pengukuran dalam pemantauan status gizi yang sederhana. Untuk mengetahui hubungan pola makan dan indeks massa tubuh (IMT) dengan kejadian anemia pada mahasiswa/i angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Pendekatan cross-sectional, data diambil satu kali pada waktu yang sama. Pengambilan data menggunakan data primer berupa kuesioner, antropometri, dan pengecekan kadar Hb. Uji T independent untuk pola makan dengan anemia diperoleh hasil P0.05, Terdapat hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada mahasiswa/i dan tidak terdapat hubungan IMT dengan kejadian anemia pada mahasiswa/i. Kata Kunci : Anemia, Pola Makan, Indeks Massa Tubuh Abstract The Relationship Between Eating and BMI With The Incidence of Anemia in  FK UMSU 2019 Students.Anemia is a nutritional problem in the world, especially developing countries, one of which is Indonesia. Anemia often occurs in adolescents which can be influenced by diet. Diet is a way of obtaining food (how many times a day), the type of food, and the frequency of eating. Inappropriate eating patterns can result in excessive or reduced intake of nutrients (macronutrients and micronutrients). In addition to diet, BMI also affects the incidence of anemia. BMI is a measurement in monitoring simple nutritional status. To find out the relationship between diet and body mass index (BMI) with the incidence of anemia in class 2019 students at the Faculty of Medicine, Muhammadiyah University, North Sumatra. Cross-sectional approach, data is taken once at the same time. Data collection used primary data in the form of questionnaires, anthropometry, and checking Hb levels. Independent T-test for eating patterns with anemia obtained P 0.05, there was a relationship between diet and the incidence of anemia in college students and there was no relationship between BMI and the incidence of anemia in college students. 

    Pola makan dan aktivitas serta kaitannya pada Indeks Massa Tubuh (IMT) mahasiswa di masa pandemi COVID-19

    Get PDF
    Perubahan gaya hidup dan konsumsi makan pada mahasiswa di masa Pandemi COVID-19 mempengaruhi asupan dan kebutuhan gizinya yaitu dapat meningkat maupun berkurang. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan jumlah, jenis, frekuensi konsumsi makan dan aktivitas fisik terhadap indeks massa tubuh (IMT) pada mahasiswa di masa pandemi COVID-19. Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling dengan jumlah sebanyak 60 responden, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang dikumpulkan secara online. Penelitian dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia dan dilakukan pada 13 Januari sampai 27 Januari 2021. Data diuji secara statistik dengan menggunakan uji Chi Square dan diperoleh hasil tidak ada hubungan antara pola makan (p=0,648: PR=0,28: CI 95%= 1,06-1,24), dan frekuensi makan (p=0,275: PR=1,16: CI 95%=1,27-1,53) terhadap IMT mahasiswa. Sedangkan jumlah makan (p=0,003: PR=1,23: CI 95%= 2,98-3,45), jenis makan (p=0,028: PR=1,67: CI 95%=1,72-1,92), dan aktivitas fisik (p=0,000: PR = 2,85: CI 95%=2,71- 2,93) berhubungan dengan IMT mahasiswa

    Keterkaitan Asupan Makanan dan Sedentari dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Sekolah Da sar di Kota Banda Aceh

    Get PDF
    Prevalence of obesity among children aged 6-14 years in Aceh Province was 5.9%. The high prevalencecontinues to increase from 2007 to 2013. The purpose of the study was to measure the effect of fiber intake,snack foods and sedentary on the prevalence of obesity in elementary school children. Case-controldesign research was conducted in August - September 2017 with a sample of 84 children. Data collectionwas conducted through interviews with parents and observations using the GPAQ questionnaire, 24-hour recall, and anthropometric mesurements. The results showed that food intake from daily snacks(p=0.001 and OR=5) and fiber intake (p=0.017 and OR=3.3) were associated with the incidence ofobesity (p<0.05), while breakfast was not significant. Sedentary showed a significant relationship withthe prevalence of obesity in elementary school children (p=0.002 and OR=4.6). The study concluded thatthe risk of primary school children to get obese was five times caused relatedwith byfood intake fromunhealthy snacks and 3,3 times due to low fiber intake, and 4.6 times caused by sedentary. Keywords: fiber intake, snacks food, obesity, sedentary Prevalensi obesitas pada anak 6-14 tahun di Provinsi Aceh sebesar 5,9%. Prevalensi obesitas tersebutterus meningkat sejak tahun 2007 sampai 2013. Obesitas pada anak mencapai 7,3%, dan meningkat9,5% pada tahun 2015. Beberapa hasil penelitian menguatkan pergeseran pola konsumsi pangan sepertirendahnya konsumsi serat dan tingginya konsumsi makanan jajanan cepat saji, serta perubahan gayahidup termasuk sedentari lifestyle diduga sebagai faktor pemicu tingginya obesitas pada anak usia 6-14tahun. Tujuan penelitian untuk mengukur hubungan antara asupan serat, makanan jajanan dan sedentariterhadap kejadian obesitas pada anak sekolah dasar. Penelitian dengan disain case-control dilakukan padabulan Agustus – September 2017 dengan sampel anak sekolah dasar sebanyak 84 orang. Pengumpulandata dilakukan melalui wawancara kepada anak dan responden didukung observasi aktivitas anakmenggunakan kuesioner GPAQ, Recall 24 jam, dan pengukuran antropometri. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa asupan makanan dari jajanan sehari (p= 0,001, OR= 5 pada 95% CI: 1,98-12,64)dan konsumsi serat (p= 0,017, OR= 3,3 pada 95% CI: 1,33-1,82) berhubungan dengan kejadian obesitas(p < 0,05), sedangkan sarapan pagi tidak signifikan. Sedentari menunjukkan hubungan bermakna dengankejadian obesitas pada anak sekolah dasar (p= 0,002, OR= 4,6 pada 95% CI: 1,81-11,58). Kesimpulan,kejadian obesitas pada anak sekolah dasar disebabkan sebesar 5,0 kali oleh asupan makanan dari jajananyang tidak sehat dan 3,3 kali akibat rendahnya konsumsi serat, serta sedentari yang tidak baik berisikosebesar 4,6 kali terhadap kejadian obesitas. Kata kunci: asupan serat, makanan jajanan, obesitas, sedentar

    Jendela Pendidikan dan Kebudayaan: media komunikasi dan inspirasi XVI/Oktober 2017

    Get PDF
    Asupan gizi yang baik dibutuhkan semua orang, termasuk siswa sekolah agar mampu menerima materi pembelajaran yang diberikan dengan baik pula. Menyadari pentingnya nutrisi pada anak, Pemerintah sejak 1997 memulai Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). Program itu dimaksudkan sekaligus menjawab persoalan tubuh pendek atau stunting yang masih membayangi anak-anak Indonesia. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang panjang. Selain menyerang fisik, penyakit ini juga menyerang otak anak yang memungkinkan perkembangan intelektualnya jadi terhambat.Upaya peningkatan kualitas gizi dan kesehatan siswa ini dilanjutkan dengan program yang lebih komprehensif, berupa Program Gizi Anak Sekolah (Progas) yang diluncurkan pertama kali pada 2016 hingga saat ini. Program ini menggabungkan pemberian sarapan sehat serta pendidikan gizi dan karakter agar sarapan sehat menjadi suatu kebiasaan bagi siswa sebelum mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan siswa sehat berprestasi sebagai generasi penerus bangsa
    corecore