Jurnal Peternakan Indonesia
Not a member yet
    495 research outputs found

    Efektivitas Ovsynch Protocol pada Kerbau Rawa dengan Paritas yang Berbeda

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi metode ovsynch protocol pada kerbau rawa dengan paritas yang berbeda. Sebanyak 18 ekor kerbau rawa betina dengan organ reproduksi sehat, normal dan tidak bunting digunakan dalam penelitian ini. Kerbau dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan paritas, yaitu kerbau dara (P0), kerbau paritas satu (P1) dan kerbau paritas dua (P2) masing-masing terdiri dari enam ekor. Sinkronisasi estrus dilakukan menggunakan metode ovsynch protocol dengan injeksi hormon GnRH pada hari ke-1 dan ke-9, serta hormon PGF2a pada hari ke-7. Inseminasi buatakan dilaksanakan pada hari ke-10. Parameter yang diamati meliputi persentase respons estrus, intensitas estrus, dan tanda-tanda klinis estrus. Data dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kelompok paritas memberikan respoms estrus sebesar 100%. Analisis ragam terhadap intensitas estrus tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok (P>0,05). Demikian pula tanda-tanda klinis estrus cenderung lebih baik pada kelompok P2, namun secara statistik juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P>0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode ovsynch protocol efektif dalam menstimulasi estrus pada kerbau rawa terlepas dari perbedaan paritas

    Suplemen Ekstrak Buah Asam Kandis (Garcinia xanthochymus) dalam Air Minum terhadap Populasi Escherichia coli Usus Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

    Get PDF
    Garcinia xanthochymus (asam kandis) merupakan salah satu herbal yang dapat digunakan sebagai acidifier bagi puyuh dengan pemberian melalui air minum. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi suplemen asam kandis dalam air minum sebagai acidifier dengan perbedaan pH larutan yang digunakan, untuk menekan bakteri E. coli pada digesta dalam usus halus burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). Uji daya hambat ekstrak asam kandis terhadap bakteri E. coli dilakukan dengan metode sumuran konsentrasi ekstrak asam kandis 100%-6,5% dan metode perhitungan populasi menggunakan konsentrasi asam kandis 0%-4%, kemudian dianalisis deskriptif. Perhitungan koloni bakteri E. coli pada digesta usus puyuh yang dipelihara menggunakan ransum yang mengandung protein 20,71% dan pemberian air minum yang ditambahkan ektrak asam kandis dengan pH 3,05; 2,4; 2,19 serta perlakuan kontrol yaitu tanpa ekstrak asam kandis. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah asam kandis sebagai acidifier pada puyuh periode layer mampu digunakan sebagai antibakteri dengan kategori daya hambat kuat dan pada perlakuan pH 2,19 dapat menurunkan jumlah koloni bakteri E. coli sampai Log 0,699 CFU/mL. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak asam kandis pada air minum pada pH 2,19 digunakan sebagai acidifier

    Pengaruh Buah Mangrove sebagai Sumber Tanin terhadap Kecernaan Serat Indigofera secara In Vitro

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis terbaik pemanfaatan buah mangrove (Sonneratia alba) sebagai sumber tannin pada Indigofera zollingeriana terhadap kecernaan fraksi serat NDF, ADF, sellulosa dan hemiselulosa secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan meliputi P1 (100% Indigofera zollingeriana), P2 (Indigofera zollingeriana + 3% buah mangrove), P3 (Indigofera zollingeriana + 6% buah mangrove) dan P4 (Indigofera zollingeriana + 9% buah mangrove). Variabel yang diukur dalam penelitian ini mencakup kecernaan NDF, ADF, sellulosa dan hemiselulosa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan perbedaan antar perlakuan diuji dengan Duncan’s Multiple Range test (DMRT). Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang sangat signifikan (P<0,01) terhadap kecernaan NDF dan kecernaan selulosa, signifikan (P<0,05) terhadap kecernaan ADF, dan tidak berpengaruh secara signifikan (P>0,05) terhadap hemiselulosa. Rata-rata nilai kecernaan yang diperoleh adalah sebagai berikut kecernaan NDF berkisar 58,55%-61,23% kecernaan ADF 58,51%-60,29% kecernaan selulosa 59,68%-62,06% dan kecernaan hemiselulosa 61,85%-64,31% berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan buah mangrove (Sonneratia alba) sebagai sumber tannin pada Indigofera zollingeriana dapat membantu mempertahankan kecernaan fraksi serat (NDF, ADF, selulosa, dan hemiselulosa)

    Karakterisasi Rumput Laut berdasarkan Densitas, Warna, dan Rendemen sebagai Bahan Pakan

    Get PDF
    Rumput laut merupakan bahan pakan yang potensial bagi ternak. Mempunyai kandungan nutrisi yang baik terutama mineral dan senyawa aktif. Setiap rumput laut memiliki karakteristik yang berbeda yang mencerminkan kekhasan dan kandungan nutrisinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan empat jenis rumput laut berdasarkan karakteristiknya. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan perbedaan empat jenis rumput laut sebagai perlakuan dengan ulangan sebanyak 5 kali. Parameter yang diamati adalah densitas, warna, serta persentase rendemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis rumput laut mempengaruhi densitas. perbedaan warna dan persentase rendemen. Densitas keempat jenis rumput laut antara 0,851-0,974 g/ml, dengan rataan 0,860 g/ml. Densitas Gracilaria spp. 0,807 g/ml, Sargassum spp. 0,851 g/ml, Eucheuma spp. 0,808 g/ml, dan Gelidium spp. 0,974 g/ml. Warna keempat jenis rumput laut berbeda Gracilaria spp. light grey (RGB 186, 185, 166), Sargassum spp. grey (RGB 146, 148, 105), Eucheuma spp. light grey (RGB 205, 201, 190), dan Gelidium spp. faded brown (RGB 189, 178, 157). Persentase rendemen Gracilaria spp. 8.9%, Sargassum spp. 10%, Eucheuma spp. 5,3%, dan Gelidium spp. 7,8%. Empat jenis rumput laut tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda berdasarkan densitas, warna, dan rendemen, sehingga akan mempengaruhi pemanfaatnya sebagai bahan pakan ruminansia.Rumput laut merupakan bahan pakan yang potensial bagi ternak. Mempunyai kandungan nutrien yang baik terutama mineral dan senyawa aktif yang mempunyai efek bioaktif. Setiap rumput laut memiliki karakteristik yang berbeda yang mencerminkan kekhasan dan kandungan nutriennya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan empat jenis rumput laut berdasarkan karakteristiknya. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan perbedaan jenis rumput laut sebagai perlakuan dengan ulangan sebanyak 5 kali. Parameter yang diamati adalah densitas, warna, serta persentase rendemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis rumput laut mempengaruhi densitas. Pengamatan memperlihatkan perbedaan warna dan persentase rendemen. Densitas keempat jenis rumput laut antara 0,851-0,974 g/ml, dengan rataan 0,860 g/ml. Densitas Gracilaria spp 0,807 g/ml, Sargassum spp 0,851 g/ml, Eucheuma spp 0,808 g/ml, dan Gelidium spp 0,974 g/ml. Warna keempat jenis rumput laut berbeda Gracilaria spp light grey (RGB 186, 185, 166), Sargassum spp grey (RGB 146, 148, 105), Eucheuma spp light grey (RGB 205, 201, 190), dan Gelidium spp faded brown (RGB 189, 178, 157). Persentase ekstrak kental Gracilaria spp 8.9%, Sargassum spp 10%, Eucheuma spp 5,3%, dan Gelidium spp 7,8%

    Pengaruh Sex Ratio dan Umur Induk Itik Bayang Terhadap Fertilitas, Daya Tetas dan Mortalitas Embrio

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sex ratio dan umur induk itik Bayang terhadap fertilitas, daya tetas dan mortalitas embrio. Penelitian ini menggunakan 216 ekor itik Bayang, dimana 189 ekor betina dan 27 ekor jantan dengan umur 72 ekor itik umur 6-9 bulan, 72 ekor itik umur 10-13 bulan dan 72 ekor itik umur 14-17, yang ditempatkan pada 27 flock dengan perbandingan sex ratio 1:6, 1:7 dan 1:9. Itik bayang dipelihara selama 14 hari, pada hari ke 12, 13 dan 14 telur itik diambil untuk ditetaskan dengan menggunakan mesin tetas semi otomatis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial terdiri dari 3 level faktor A (sex ratio) dan 3 level faktor B (umur induk). Parameter yang diukur adalah fertilitas dan daya tetas dan mortalitas embrio. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat interaksi (P>0,05) antara sex ratio dan umur induk itik Bayang terhadap fertilitas, daya tetas dan mortalitas embrio. Faktor A (sex ratio) berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap fertilitas, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap daya tetas dan mortalitas embrio. Faktor B (umur induk) berpegaruh nyata (P<0,05) terhadap daya tetas dan mortalitas embrio, namun tidak berpengaruh nyata terhadap fertilitas telur. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sex ratio dan umur induk yang baik untuk menghasilkan telur yang bagus adalah 1:5 dan umur induk 14-17 bulan untuk mendapatkan fertilitas dan daya tetas telur yang tinggi serta mortalitas embrio yang rendah

    Analisis Hubungan antara Pengeluaran dan Ketahanan Pangan pada Rumah Tangga di Kabupaten Sijunjung

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proporsi pengeluaran pangan dan konsumsi rumah tangga, menganalisis konsumsi energi dan protein rumah tangga, serta menganalisis ketahanan pangan rumah tangga di Kabupaten Sijunjung. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan teknik survei. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sijunjung, dengan pemilihan daerah penelitian secara purposive sampling di Kecamatan Sijunjung, Koto VII, IV Nagari, dan Kupitan. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui wawancara dan pencatatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata proporsi pengeluaran untuk non-pangan adalah Rp 1.338.153,00 atau 38,89%, sedangkan pengeluaran untuk pangan adalah Rp 2.102.966,00 atau 61,11%. Rata-rata konsumsi energi dan protein adalah 1.885,71 kkal/orang/hari dan 57,50 gram/orang/hari. Tingkat kecukupan energi adalah 88% yang termasuk dalam kategori normal, dan tingkat kecukupan protein adalah 101% yang termasuk dalam kategori berlebih. Kondisi ketahanan pangan rumah tangga menunjukkan 40% rumah tangga rentan pangan, 27% rawan pangan, 10% tahan pangan, dan 10% kurang pangan

    Penerapan Kesejahteraan Hewan dalam Manajemen Ayam Broiler

    Get PDF
    Ayam broiler tetap menjadi prioritas utama dalam memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Mayoritas ayam broiler diproduksi dan dipelihara secara intensif di dalam kandang. Sistem pemeliharaan ini mulai menarik perhatian masyarakat karena dianggap membatasi aktivitas hidup ayam dan mengurangi kesejahteraan mereka. Kesejahteraan hewan harus diperhatikan sejak persiapan kandang, manajemen pemeliharaan hingga panen. Memperhatikan kesejahteraan hewan tidak hanya menguntungkan hewan itu sendiri tetapi juga peternak dan konsumen manusia. Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi literatur dengan menganalisis data sekunder dari berbagai jurnal yang telah diterbitkan. Penerapan kesejahteraan hewan dalam manajemen pemeliharaan ayam broiler meliputi persiapan kandang, proses pemeliharaan, hingga ayam siap dipanen. Dengan penerapan kesejahteraan hewan, ayam akan mendapatkan kondisi lingkungan yang nyaman dan sesuai kebutuhan sehingga dapat berproduksi secara optimal dan efisien. Penelitian mengenai standar manajemen pemeliharaan ayam broiler menunjukkan bahwa penerapan kesejahteraan hewan pada hewan ternak secara tidak langsung sudah dilakukan

    Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Peternak Itik Petelur pada Lahan Basah di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak itik petelur. Penelitian ini bertempat di Desa Kesongo, Desa Rowosari, dan Desa Lopait yang berada di Kecamatan Tuntang. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Jumlah sampel penelitian sebesar 77 peternak itik petelur. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan studi pustaka. Metode analisis data menggunakan analisis biaya produksi, penerimaan, pendapatan, dan fungsi keuntungan Cobb-Douglas unit output price. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan peternak rata-rata sebesar Rp47.830.353/tahun. Nilai koefisien determinasi sebesar 61%. Variabel harga pakan, harga OVAC, dan sewa lahan berpengaruh terhadap pendapatan. Hasil  penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam kegiatan usaha ternak itik petelur guna meningkatkan pendapatan peternak

    Pengaruh Dosis Inokulum dan Lama Fermentasi Eceng Gondok dengan Neurospora Crassa Sebagai Bahan Pakan Sumber Energi

    Get PDF
    Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah tanaman air yang melimpah namun sering dianggap sebagai gulma dan potensi sebagai pakan alternatif untuk unggas karena kandungan nutrisinya yang baik.Namun, tingginya kandungan serat kasar menjadi kendala utama dalam pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dosis inokulum dan lama inkubasi terhadap kandungan energi, bahan organik (BO) dan pH eceng gondok yang difermentasi menggunakan Neurospora crassa. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan variasi dosis inokulum (1%, 2%, 3%) dan lama inkubasi (5 dan 7 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi eceng gondok pada dosis 1% dan lama fermentasi 7 hari  dapat menurunkan kandungan serat kasar. Kesimpulan dari penelitan ini adalah dosis inokulum 1% dengan lama fermentasi 5 hari dapat menurunkan kandungan  serat kasar 23,57%, dengan kandungan energi 3753,38 Kkal/kg, kandungan bahan organik 89,77% dan pH 7,47

    Peningkatan Nutrisi Sisa Makanan dan Limbah Organik Dapur Pesantren di Kabupaten Tanah Laut

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kandungan nutrisi sisa makanan dan limbah organik dapur pesantren di Kabupaten Tanah Laut sebagai pakan lokal ternak unggas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor I yaitu jenis mikrorganisme (Bacillus amyloliquefaciens, Neurospora crassa dan Saccharomyces cerevisiae) dan Faktor II yaitu lama fermentasi (lama fermentasi 5, 7 dan 9 hari). Peubah yang diamati adalah kandungan bahan kering (%), protein kasar (%BK), lemak kasar (%BK), serat kasar (%BK) dan total abu (%BK). Hasil penelitian ini menunjukan tidak terjadi interaksi antara jenis mikroorganisme dengan lama fermentasi, namun masing-masing faktor yaitu jenis mikroorganisme (Faktor I) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan lemak kasar dan serat kasar dan lama fermentasi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan lemak kasar dan serat kasar. Dari penelitian ini dapat disimpulkan fermentasi sisa makanan dan limbah dapur organik fermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dengan lama 7 hari diperoleh kandungan nutrisi bahan kering 92,46%, kandungan protein kasar 20,17% BK, kandungan lemak kasar 16,76% BK, serat kasar 5,90% BK dan total abu 7,44 %BK

    432

    full texts

    495

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Peternakan Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇