Jurnal Teknik Kimia
Not a member yet
    233 research outputs found

    ANALISIS PENENTUAN DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) DI KABUPATEN MUSI RAWAS (MURA)

    Get PDF
    Instalasi Pengolahan lumpur tinja (IPLT) merupakan bangunan pengolahan khusus lumpur tinja sebelum dibuang ke lingkungan atau badan air. Pengolahan lumpur tinja bertujuan untuk mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah Tersedianya perencanaan desain sistem IPLT di kabupaten Musi Rawas yang menyeluruh untuk jangka pendek, menengah dan panjang yang ditinjau dari pertumbuhan jumlah masyarakat. Dari data yang didapat Jumlah proyeksi penduduk yang akan dilayani pada tahun 2026 sebanyak 65.623 jiwa maka di pilih Alternatif II yaitu Pengolahan Lumpur Tinja Dengan Jumlah Jiwa < 100.000. Berdirinya IPLT ini direncanakan di Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Sistem pengolahan yang akan diterapkan untuk IPLT Kabupaten Musi Rawas direncanakan terdiri dari Tangki Imhoff dengan dimensi panjang 2 m dan lebar 1 m, Kolom Anaerobic panjang 19 m, lebar 9,5 m, Kolam Fakultatif dengan panjang 32 m dan lebar 16 m,, kolam Maturasi panjang 46 m dan lebar 2 3m. DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v16i1.284

    KAJIAN PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA LAHAN SAWAH DI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN SIDOARJO

    Get PDF
    Keberadaan industri berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan seperti perncemaran hasilpertanian yang disebabkan oleh lahan sawah yang tercemar. Penelitian ini bertujuan untukmengevaluasi kontaminan logam berat dari limbah industri di persawahan. Penentuan lokasi penelitianmelalui metode purposive sampling, dengan kriteria dekat dengan industri, rumah penduduk, aksesjalan raya, dan irigasi dari sungai yang telah tercemar limbah industri. Berdasarkan kriteria tersebutdiambil 5 sampel tanah dari masing-masing 6 lokasi, dengan total 30 sampel. Sampel tanah diambilpada kedalaman 0-20 cm, ditempatkan dalam kantong polietilen dan dipindahkan ke laboratorium untukdianalisis kandungan logam berat dengan metode AAS, juga dianalisis sifat fisik dan kimia tanahlainnya. Data diolah dengan uji statistik non parametrik. Hasil penelitian didapat tekstur tanah berupalempung berdebu, pH tanah 6,19, C-organik 1,58% dan KTK 5.96 cmol/kg. Kandungan logam berattanah berkisar: Pb(1,3-1,65 mg/kg), Cd(0,14-0,48 mg/kg), Hg(0,58-1,04 mg/kg), Zn(36,2-125,16 mg/kg),Cu(33,91-69,26 mg/kg), Mn(662,11-942,56 mg/kg), dan Fe(1342,72-1738,71 mg/kg). Berdasarkan hasilanalisis model indeks, penelitian menunjukkan bahwa tanah tercemar oleh Hg dan Pb pada kelassedang hingga tinggi namun tidak menimbulkan potensi risiko ekologis terhadap lingkungan.DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v15i2.254

    SELULOSA ASETAT DARI AMPAS SAGU

    Get PDF
    Pemanfaatan ampas sagu di Indonesia umumnya masih sangat terbatas. Ampas sagu memilikikandungan selulosa yang cukup tinggi sehingga memungkinkan untuk dibuat menjadi selulosa asetat.Peningkatan selulosa dapat menggunakan proses asetilasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencariwaktu asetilasi dan kecepatan pengadukan terhadap kadar aset yang dihasilkan pada selulosa asetat. Prosedurpembuatan selulosa asetat dari ampas sagu ada beberapa tahap. Tahap pertama adalah isolasi selulosa dariampas sagu. Tahap kedua adalah proses asetilasi dengan menggunakan metode emil heuser yaitu denganmenambahkan asam asetat glacial. Variabel yang dilakukan pada penelitian ini adalah kecepatan pengadukansebesar 150, 250, 350, 450 dan 550 rpm dengan waktu asetilasi 5, 10, 15, 20 dan 25 menit. Pada penelitian inidihasilkan kadar asetil terbesar sesuai SNI sebesar 39,2% yang dilakukan dengan kecepatan pengadukan 350rpm dan waktu asetilasi 15 menitDOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v15i2.254

    PENYERAPAN LOGAM MAGNESIUM DENGAN MENGGUNAKAN BUBUK ALGA MERAH (GRACILARIA SP)

    Get PDF
    Garam banyak dikonsumsi oleh masyarakat namun ironisnya kualitas garam rakyat belum merata.Magnesium merupakan salah satu unsur yang dapat menurunkan kualitas garam karena dapatmenurunkan kadar NaCl. Upaya peningkatan kualitas garam dapat dilakukan dengan pengendalianbahan baku yaitu air laut melalui metode adsorpsi bahan pengotor berupa magnesium. Alga diketahuimemiliki kemampuan mengadsorpsi logam. Salah satu alga yang berpotensi sebagai adsorben adalahalga merah Gracilaria sp. yang memiliki pori-pori pada permukaannya sehingga memberikan peluanguntuk terjadinya proses adsorpsi. Penelitian ini untuk membuktikan teori bahwa alga yang telah diaktivasidapat digunakan untuk menurunkan logam serta untuk menentukan model persamaan adsorpsi yangsesuai dalam proses adsorpsi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase penyerapan terbaikyaitu sebesar 98,236% pada penggunaan 15 gram adsorben Gracilaria teraktivasi dan dengan ukuranpartikel 80 mesh. Proses adsorpsi ini memenuhi persamaan adsorpsi Langmuir. Model persamaanadsorpsi Langmuir yang diperoleh ialah C/Qe = 0,02391K – 0,00685.DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v15i2.254

    PENENTUAN KADAR PROTEIN PADA SPIRULINA PLATENSIS MENGGUNAKAN METODE LOWRY DAN KJELDAH

    Get PDF
    Kadar protein yang sangat tinggi pada spirulina platensis atau ganggang hijau kebiruan ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk bahan baku  industri makanan. Untuk memperoleh kandungan protein yg tinggi, terlebih dahulu dilakukan kultivasi spirulina menggunakan air laut yg dicampur dg air RO dg media pupuk walne Adapun untuk menentukan  kandungan protein yg terdapat pada spirulina platensis hasil kultivasi bisa digunakan  metode Lowry dengan spektrofotometer UV-VIS, panjang gelombang 650 nm, reagen folin dan larutan yg lain sehingga  diketahui kadar protein.nya menggunakan larutan BSA (Bovine  Serum Albumin). dan sebagai pembanding digunakan metode Kjeldahl, karena pada metode ini biasa digunakan secara Internasional dan masih merupakan metode standar untuk perbandingan terhadap semua metode lainnya.  Pada metode ini presisinya tinggi dan biasa digunakan untuk estimasi protein. Sebagai pelarut digunakan HCl karena  jenis pelarut ini  memiliki tekanan osmotik cukup tinggi  sehingga dapat dengan mudah memisahkan protein terhadap komponen yg lain. Dalam penelitian ini digunakan variabel kecepatan sentrifugal, kecepatan magnetic stirer dan lamanya pengadukan pada magnetic stirer, dan hasil penelitian menunjukan bahwa kadar protein tertinggi diperoleh menggunakan metode Lowry.pada kecepatan sentrifugal 6000 rpm, kecepatan magnetic stirrer 500 rpm dan waktunya 15 menit sebesar 37,5144 %  DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v15i1.230

    KARBON AKTIF DARI BATUBARA LIGNITE DENGAN PROSES AKTIVASI MENGGUNAKAN HIDROGEN FLOURIDA

    Get PDF
    Lignit merupakan jenis batu bara yang mengandung banyak pengotor dan memiliki nilai kalor relatif rendah sehingga tidak banyak dimanfaatkan untuk bahan bakar, tetapi mengandung senyawa karbon yang cukup tinggi sehingga mempunyai peluang untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan karbon aktif. Pada penelitiaan ini dilakukan sintesa lignit menjadi karbon aktif dengan menggunakan aktivator Hidrogen Florida (HF). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi aktivator HF dan suhu aktivasi pada pembuatan karbon aktif dari batubara lignit. Proses sintesa lignit menjadi karbon aktif diawali dengan melakukan preparasi batubara melalui proses karbonasi pada temperatur 500oC selama 2 jam. Selanjutnya serbuk batu bara dihaluskan dan  diayak untuk diperoleh ukuran yang seragam 100 mesh. Serbuk batu bara direndam pada larutan HF dengan perbandingan 1:10. Konsentrasi larutan HF bervariasiasi sebesar: 2, 2,5, 3, 3,5, 4 % volume. Perendaman dilakukan selama 5 jam pada temperatur 30oC, kemudian larutan disaring dan residu batu bara diaktivasi menggunakan furnace dengan variabel temperatur 700; 750; 800; 850; 900 oC selama 2 jam. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa karbon aktif terbaik didapatkan pada konsentrasi HF 4% dan suhu aktivasi 900oC dengan daya serap terhadap iodin (I2) sebesar 810,75 mg/g, kadar air 1,9992%, kadar zat terbang 0,192%, kadar abu 5,408% dan fixed carbon mencapai 92,401%.  DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v15i1.229

    SYNTHESIS OF CELLULOSE AEROGEL FROM KAPOK FIBER FOR CLEANING THE WASTE OF LUBRICANT OIL

    Get PDF
    Cellulose aerogel is known to be superior in removal of oil pollutants and organic solvent. This research developed the synthesis of cellulose aerogel from kapok fiber, application as an adsorbent for lubricating oil waste and its reusability. Chemical delignification was carried out by immersing the kapok fibers in NaOH 6% solution at 100oC for 1h to obtained a cellulose of 65.5% (SNI-2009). The effect of urea concentration on adsorbent products was studied in the range of 8-16w%. Whereas the effect of cellulose was studied at a concentration range of 0.5-1.5w%. The gelation stage was carried out by adding cellulose in a NaOH/urea solution accompanied by stirring (1000rpm) for 15minutes. The mixture was cooled at 0 oC for 48h to form a gel.  The formed gel is dried by the freeze drying method at -45°C. The cellulose aerogel from kapok fiber with a density of 0.11g/cm3 and porosity of 92.46% had an absorption capacity of up to 11.987g/g in the first cycle. The use of each aerogel cellulose sample to absorb lubricant oil waste reached a maximum of three cycles.  DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v15i1.230

    ADSORPSI Fe3+ DARI LARUTAN Fe2(SO4)3 DENGAN KITOSAN CANGKANG KUPANG PUTIH

    Get PDF
    Kitosan merupakan kitin yang telah dihilangkan gugus asetilnya dengan menggunakan basa kuat. Dalam limbah cangkang kupang mengandung 2% kitin. Limbah cangkang kupang, jumlahnya melimpah dan mudah diperoleh. Dengan memanfaatkan limbah cangkang sebagai kitosan, akan turut mengurangi terjadinya pencemaran tanah dan polusi udara. Penelitian ini untuk menentukan kondisi optimum proses adsorpsi logam Fe3+ menggunakan kitosan dari cangkang kupang putih guna mencari berat kitosan, konsentrasi larutan Fe2(SO4)3 terhadap adsorpsi logam Fe3+ oleh kitosan, dan menentukan model persamaan adsorpsi yang sesuai dalam  proses adsorpsi logam Fe3+ dengan kitosan cangkang kupang putih. Penelitian ini menggunakan metode adsorpsi. Didapatkan hasil yakni, persen penyerapan logam Fe3+ yang terbaik pada penambahan kitosan 4gr dengan konsentrasi larutan Fe2(SO4)3 300ppm sebesar 99,9896%. Proses adsorpsi ini tidak memenuhi persamaan adsorpsi Freundlich, tetapi memenuhi pada persamaan adsorpsi Langmuir. Model persamaan adsorpsi Langmuir yang diperoleh ialah, Jumlah penambahan kitosan yang terbaik ialah 4gr pada konsentrasi larutan Fe2(SO4)3 900ppm dengan nilai Xm/m = 0,025190. Kata Kunci : adsorpsi; kitosan; logam Fe3+ DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v14i2.202

    SINTESIS KOMPOSIT FIBER-SILIKA DARI ABU SEKAM PADI DAN PULP DENGAN METANOL

    Get PDF
    Komposit merupakan suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing – masing bahan berbeda atau sama lainnya. Saat ini banyak dikembangkan komposit berbasis serat alami sebagai pengganti serat sintetis, salah satunya adalah Komposit Fiber-Silika yang berasal dari proses sintesis pulp dengan abu sekam padi dengan adanya penambahan asam pada proses asidifikasi. dipilih sumber silika dari abu sekam padi karena sumbernya yang berlimpah, mudah diperoleh, dan dapat meningkatkan daya guna dari limbah pertanian. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan sintesis silika-selulosa dari sodium silika dan pulp dengan pengaruh metanol yang berfungsi untuk meregenerasi selulosa sehingga membentuk fiber. Proses yang digunakan adalah proses ekstraksi. Abu sekam padi di ekstraksi dengan larutan natrium hidroksida, kemudian dicampur dengan larutan pulp. Dari hasil penelitian yang didapat, komposit Fiber-Silika dapat dibuat menggunakan fiber selulose dari silika dan pulp dengan metanol. Pencampuran pulp dengan metanol mampu meregenerasi selulose dan membentuk presipitat fiber selulose. Kemudian, berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, kadar silika terbesat terdapat pada pulp 0,3 gram pH 6 dengan kandungan sebesar 97,6 %.  DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v15i1.230

    PEMBUATAN GREEN DIESEL DARI MINYAK BIJI KAPUK (Cei-ba pentandra) MENGGUNAKAN KATALIS NiMo/ɣ-Al2O3 DENGAN PROSES HIDROGENASI DAN FRAKSINASI

    Get PDF
    Potensi minyak biji kapuk untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati sangatlah besar karena minyak biji kapuk tidak dapt dimanfaatkan sebagai bahan pangan sehingga tidak mengganggu ketahanan pangan membuatnya menjadi bahan baku potensial untuk sintesis green diesel. Pre-treatment minyak biji kapuk dilakukan untuk mengurangi kadar FFA (Free Fatty Acid) yang terkandung sebelum di proses menjadi green diesel. Proses hidrogenasi dilakukan dengan bantuan katalis NiMo/ ɣ-Al2O3.  Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat green diesel dari minyak biji kapuk menggunakan proses hidrogenasi dan fraksinasi dengan katalis NiMo/ ɣ-Al2O3 serta mengetahui karakterisasi green diesel dengan bahan baku minyak biji kapuk. Kondisi yang dijalankan yaitu waktu reaksi ( 2 x 30 menit, 2 x 60 menit, dan 2 x 90 menit) dengan tekanan awal 30 bar, temperatur reaksi 400 ℃ dan dijalankan 2 stage. Dari hasil penelitian didapatkan waktu terbaik pembuatan green diesel yaitu 2 x 60menit. Sedangkan untuk hasil karakterisasi didapat bahwa untuk kandungan sulfur, pour point, cloud point dan cetane number memenuhi standar SNI, namun untuk nilai kinematic viscosity belum memenuhi standar SNI.  DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v15i1.229

    223

    full texts

    233

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Teknik Kimia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇