HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika
Not a member yet
    539 research outputs found

    OPTIMALISASI EKSISTENSI BUDAYA LOKAL MELALUI PENDEKATAN ETHNOMATHEMATICS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    Get PDF
    Learning mathematics that is relevant to local culture is an important factor in creating meaningful connections for students. Ethnomathematics, as an approach that integrates cultural values in mathematics learning, is the basis for efforts to increase students\u27 understanding of mathematical concepts. In conducting literature analysis, the analytical descriptive method in the form of a review is used to review scientific sources about ethnomathematics and its application in mathematics education. These sources include journals, books and research articles. The review results show that the application of ethnomathematics allows students to relate mathematical concepts to their local cultural experiences. Cultural integration in mathematics learning also encourages students\u27 interest in learning, increases motivation, and strengthens their sense of cultural identity. In conclusion, ethnomathematics is a tool for respecting and understanding cultural diversity, while enriching students\u27 learning processes. The practical implications of this approach demonstrate the importance of considering cultural values in designing a more inclusive and diverse mathematics curriculum. Kata Kunci: Learning, Ethnomathematics, Local CulturePembelajaran matematika yang relevan dengan budaya lokal merupakan faktor penting dalam menciptakan keterkaitan yang bermakna bagi Peserta didik. Ethnomathematics, sebagai pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam pembelajaran matematika, menjadi landasan dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika. Dalam melakukan analisis literatur, metode deskriptif analitis berupa literature review digunakan untuk meninjau sumber-sumber ilmiah tentang ethnomathematics dan penerapannya dalam pendidikan matematika. Sumber-sumber tersebut meliputi jurnal, buku, dan artikel hasil-hasil penelitian. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa penerapan ethnomathematics memungkinkan siswa mengaitkan konsep matematika dengan pengalaman budaya lokal mereka. Integrasi budaya dalam pembelajaran matematika juga mendorong minat belajar siswa, meningkatkan motivasi, serta memperkuat rasa identitas budaya. Kesimpulannya, ethnomathematics menjadi alat untuk menghormati dan memahami keberagaman budaya, sambil memperkaya proses belajar siswa. Implikasi praktis dari pendekatan ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan nilai-nilai budaya dalam merancang kurikulum matematika yang lebih inklusif dan beragam. Kata Kunci: Pembelajaran, Ethnomathematics, Budaya Loka

    ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL MENURUT TEORI KASTOLAN

    Get PDF
    This study aims to analyze student errors and factors causing errors of cognitive style field independent (FI) and field dependent (FD) students. This study used a qualitative method with a descriptive approach to describe the errors of FI and FD students in solving social arithmetic story problems. The research was conducted at SMP Negeri 3 Dampelas with the research subjects amounted to 2 students each representing FI and FD cognitive styles. Data obtained by giving written tests and interviews. FD students and FI students made conceptual, procedural and technical errors. However, FD made more mistakes when compared to FI. This is intended from the errors made by FD students containing all error indicators, while FI students made errors in indicator 1 for conceptual errors, indicator 2 for procedural errors, and indicator 2 in technical errors. The factors causing the occurrence are not understanding the material taught, not being able to solve the problem according to the procedure properly, not being careful in calculations, and not checking back

    Profil Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Limit Fungsi Ditinjau Dari Gaya Belajar Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sigi : Profil Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Limit Fungsi Ditinjau Dari Gaya Belajar Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sigi

    No full text
    ABSTRAK Penelitian ini mendeskripsikan kemampuan pemahaman konsep siswa bergaya belajar visual, auditorial dan kinestetik pada limit fungsi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sigi. Jenis penelitian kualitatif, dengan 3 subjek dari 21 siswa, dikelompokkan berdasarkan gaya belajar. Data diperoleh menggunakan instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri, angket gaya belajar, tes tertulis serta wawancara dilakukan 2 kali diwaktu yang berbeda. Teknik analisis data menggunakan  kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: 1) siswa bergaya belajar visual (GV) memenuhi empat indikator, menyatakan ulang konsep, memberikan contoh dan non-contoh, menyajikan konsep dalam bentuk tabel dan gambar, serta memilih metode dalam menyelesaikan tes limit fungsi. Ciri-cirinya mengerjakan soal dengan teliti, 2) siswa gaya bergaya belajar auditorial (GA) memenuhi tiga indikator, menyatakan ulang konsep, menyajikan konsep dalam bentuk tabel dan gambar serta memilih metode dalam menyelesaikan tes limit fungsi. Ciri-cirinya membaca soal dengan suara keras, dan 3) siswa bergaya belajar kinestetik (GK) memenuhi 2 indikator yaitu menyatakan ulang konsep dan menyajikan konsep dalam bentuk tabel dan gambar. Ciri-cirinya menunjuk soal dengan jari.   ABSTRACT This study describes the concept of understanding the ability of students with visual, auditorial, and kinesthetic learning styles to limit functions in class XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sigi. This type of research is qualitative, with three subjects from 21 students grouped by learning style. Data were obtained using research instruments, namely the researcher himself, a learning style questionnaire, written tests, and interviews conducted two times at different times. Data analysis techniques include data condensation, data presentation, and conclusion drawing. The results showed: 1) visual learning style (GV) students fulfill four indicators, restate concepts, provide examples and non-examples, present concepts in tabular and pictorial form, and choose methods in solving the function limit test. His characteristics worked on the problem carefully: 2) auditorial learning style (GA) students met three indicators, restating concepts, presenting concepts in tabular and pictorial form, and choosing methods in solving the function limit test. His characteristics read the problem aloud, and 3) kinesthetic learning style students (GK) fulfill two indicators, namely restating concepts and presenting concepts in tabular and pictorial form. His characteristics point to the problem with his finger.Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan pemahaman konsep siswa bergaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik pada materi limit fungsi. Jenis penelitian adalah kualitatif, dilakukan di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sigi, menggunakan metode tes dan wawancara yang dilakukan dua kali diwaktu yang berbeda. Subjek penelitian terdiri dari 3 siswa yang dikelompokkan berdasarkan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Hasil penelitian menunjukkan: 1) siswa gaya belajar visual (GV) memenuhi 4 indikator pemahaman konsep yaitu menyatakan ulang konsep limit fungsi dengan bahasanya sendiri, memberikan contoh dan non contoh yaitu memberikan contoh fungsi yang memiliki nilai limit dan contoh fungsi yang tidak memiliki nilai limit, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis yaitu menyajikan konsep limit dalam bentuk tabel dan gambar, serta menggunakan, memanfaatkan dan memilih metode tertentu dalam menyelesaikan tes limit fungsi. Ciri-ciri dan karakteristiknya termasuk mengerjakan soal dengan teliti, mengulang-ulang pengerjaanya hingga mendapatkan jawaban yang diinginkan; 2) siswa gaya belajar auditorial (GA) memenuhi 3 indikator yaitu menyatakan ulang konsep limit fungsi dengan bahasanya sendiri, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis yaitu menyajikan konsep limit dalam bentuk tabel, dan gambar serta menggunakan, memanfaatkan dan memilih metode tertentu dalam menyelesaikan tes limit fungsi. Ciri-ciri dan karakteristiknya termasuk membaca soal dengan mengulang-ulang dengan suara keras; 3) siswa gaya belajar kinestetik (GK) hanya memenuhi 2 indikator yaitu menyatakan ulang konsep limit fungsi dengan bahasanya sendiri dan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis yaitu menyajikan konsep limit dalam bentuk tabel dan gambar. Ciri-ciri dan karakteristiknya termasuk membaca soal menunjuk dengan jari.Kata Kunci: Profil Kemampuan pemahaman konsep, limit fungsi, gaya belaja

    PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN

    Get PDF
    Di Indonesia kemampuan representasi matematis dan motivasi siswa masih rendah. Rendahnya kemampuan representasi matematis dan motivasi siswa cenderung disebabkan oleh penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat. Penelitian ini akan mengkaji tentang pengaruh sebuah media pembelajaran berbasis articulate storyline 3 terhadap kemampuan representasi matematis dan motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif melalui metode Quasy Eksperimental Desain . Penelitti melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Jati Agung, dengan jumlah populasi sebanayak 232 siswa di kelas VIII. Sampel penelitian diambil dengan cara cluster random sampling sehingga diperoleh kelas VIII. A dan VIII.C sebagai sampel.Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara, penyebaran angket, tes, serta dokumentasi. Instrumen penelitian berupa tes esai dan angket, serta menguji hipotesis dengan menggunakan uji manova ( Multivariate Analysis of Variance). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil kemampuan representasi matematis antara siswa berdasarkan media pembelajaran. Kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan media pembelajaran Articulate Storyline 3 lebih baik dibandingkan kemampuan representasi matematis siswa menggunakan media keterampilan dasar

    PENGARUH SELF-CONCEPT DAN SELF-EFFICACY TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS IX

    Get PDF
    ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah supaya mengetahui apakah self-concept dan self-efficacy mempengaruhi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei. Penelitian ini dilakukan di MTs TPI Sawit Seberang pada tahun ajaran 2024/2025 dan sampel terdiri dari 35 siswa kelas IX. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, menerapkan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali jawaban. Observasi, wawancara, kuesioner, dan tes adalah metode pengumpulan data. Analisis statistik deskriptif dan inferensial, termasuk uji-prasyarat analisis data dan pengujian hipotesis menggunakan uji analisis regresi linear berganda, uji F, uji t, dan koefisien determinasi. Berdasarkan uji hipotesis dengan taraf signifikansi 5% (0,05), menunjukkan bahwa: 1) self-concept dan self-efficacy memiliki efek positif terhadap kemampuan memecahkan masalah matematis, dan 2) self-efficacy dan self-concept memiliki efek masing-masing terhadap kemampuan memecahkan masalah matematis dengan koefisien penentuan 0,535. Jadi, self-concept dan self-efficacy siswa berpengaruh sebesar 53,5%.   ABSTRACT This study aimed to determine whether self-concept and self-efficacy affect students\u27 mathematical problem-solving abilities. This quantitative research used the survey method. The study was conducted at MTs TPI Sawit Seberang in the 2024/2025 school year, with a sample of 35 ninth-grade students. The indicators of mathematical problem-solving ability were understanding the problem, developing a solution plan, implementing the solution plan, and reviewing the answer. Observations, interviews, questionnaires, and tests were the data collection methods. Descriptive and inferential statistical analysis was conducted, including tests of data analysis prerequisites and hypothesis testing using multiple linear regression analysis, the F-test, t-test, and coefficient of determination. The research findings, based on hypothesis testing at a significance level of 5% (0.05), showed that: 1) self-concept and self-efficacy have a positive effect on mathematical problem-solving ability, and 2) self-efficacy and self-concept each have their respective effects on mathematical problem-solving ability, with a coefficient of determination of 0.535. Therefore, students\u27 self-concept and self-efficacy explain 53.5% of the variance in mathematical problem-solving ability.Tujuan dari penelitiannini adalah supaya mengetahui apakah Self-concept dan Self-efficacy mempengaruhikkemampuan siswa dalammmemecahkannmasalah matematika. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei. Penelitian ini dilakukan di MTs TPI Sawit Seberang pada tahun ajaran 2024/2025, dan sampel terdiri dari 35 siswa kelas IX. Observasi, wawancara, kuesioner dan tes adalah metode pengumpulan data. Analisis statistik deskriptif dan inferensial, termasuk uji-prasyarat analisis data dan pengujiannhipotesis, digunakan. Temuan penelitian, berdasarkan uji hipotesis dengan taraf signifikans 5% (0,05), menunjukkan bahwa: 1) Self-concept dan Self-efficacy memiliki efek positif terhadap kemampuan memecahkan masalah matematis; 2) Self-efficacy dan self-concept memiliki efek masing-masing terhadap kemampuan memecahkan masalah matematis. dengan koefisien penentuan 0,535. Jadi, self-concept dan self-efficacy siswa berpengaruh sebesar 53,5%

    Analisis Keterampilan Metakognisi Dalam Memecahkan Masalah Materi Aljabar Siswa Kelas VII

    Get PDF
    Permasalahan terhadap kurangnya keterampilan metakognisi siswa dalam menyelesaikan permasalahan pada materi aljabar diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan memberikan soal operasi bentuk aljabar kepada siswa kelas VII SMPN 1 Palu. Berdasarkan hasil observasi diperoleh kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kurangnya keterampilan metakognisi siswa ketika memecahkan masalah pada materi aljabar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh deskripsi keterampilan metakognisi dalam memecahkan masalah materi aljabar siswa kelas VII SMPN 1. Palu. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, tes tertulis dan wawancara. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa (1) siswa yang berkemampuan matematika tinggi menyadari menggunakan perencanaan, pemantauan dan evaluasi dalam setiap tahapan pemecahkan masalah matematika, (2) siswa yang berkemampuan matematika sedang menyadari dalam menggunakan perencanaan, pemantauan dan evaluasi dalam tiga tahapan pemecahkan masalah matematika tetapi pada tahapan memeriksa kembali hasil siswa yang berkemampuan matematika sedang belum menyadari dalam menggunakan evaluasi, (3) Keterampilan metakognisi siswa berkemampuan matematika rendah dalam memecahkan masalah materi aljabar belum menyadari dalam menggunakan perencanaan, pemantauan dan evaluasi dalam setiap tahapan pemecahkan masalah matematika

    EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 2 MANDALLE KABUPATEN PANGKEP

    Get PDF
    Jenis Penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan pendekatan Penelitian Pre-Eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran matematika melalui penerapan Pembelajaran model STAD dengan Pendekatan Matematika Realistik. Desain penelitian ini digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mandalle tahun pelajaran 2020/2021 dan selanjutnya dipilih satu kelas sebagai sampel penelitian yang diberikan perlakuan dengan menggunakan pembelajaran model STAD dengan Pendekatan Matematika Realistik dengan teknik Cluster Random Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, angket, dan tes hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil analisis menunjukkan 90% siswa mencapai ketuntasan individu, nilai rata-rata gain ternormalisasi siswa sebesar 0,76 yang berada pada kategori tinggi, Rata-rata persentase aktivitas siswa sebesar 94,70% siswa aktif, persentase respon positif siswa sebesar 92,38%, rata- rata posttest sebesar 80,67 yang berada pada kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasa teorema phytagoras efektif diterapkan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Mandalle. Kata Kunci: pembelajaran model STAD dengan Pendekatan Matematika Realisti

    Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Induksi Matematika Berdasarkan Kriteria Kastolan

    No full text
    Induksi matematika adalah salah satu materi matematika yang diajarkan di sekolah menengah atas, dalam materi ini diperlukan pemahaman konsep, prosedur dan teknikal yang baik. Kesalahan siswa dalam mengerjakan soal dapat menjadi salah satu petunjuk untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai dan memahami materi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas XI SMA Negeri 6 Sigi, diperoleh informasi bahwa siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal induksi matematika.. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal Induksi Matematika, berdasarkan kriteria Kastolan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan wawancara. Kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal tes berdasarkan kriteria Kastolan dikategorikan ke dalam jenis kesalahan konseptual, prosedural, dan teknikal. Penelitian ini melibatkan siswa SMA Negeri 6 Sigi pada semester ganjil Tahun Ajaran 2022/2023 sebanyak 32 siswa. Tiga siswa dipilih sebagai subjek penelitian, dimana satu siswa mewakili masing-masing kesalahan yaitu kesalahan konseptual, kesalahan prosedural, dan kesalahan teknikal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kesalahan konseptual yang terjadi saat menunjukkan kebenaran untuk n = 1 dan n = k. Jenis kesalahan prosedural yaitu tidak menuliskan kesimpulan akhir dari pembuktian yang diberikan, tidak melakukan pembuktian untuk n = k+1 serta tidak melakukan proses induksi dengan baik, yaitu tidak menggunakan asumsi peryataan sebelumnya n = k ke pernyataan n = k + 1. Jenis kesalahan teknikal berupa kesalahan dalam mengoperasikan aljabar

    Pengembangan Edu-game Geometri "Petualangan Barudak" berorientasi Etnomatematika Banten

    No full text
    ABSTRACT In the digital era, educational games have become one of the trends in utilizing technology for learning. However, integrating culture into educational games is a challenge to ensure that the culture is preserved and can support learning to be more contextual and meaningful. There are only a few studies on the development of ethnomathematics-based Edu-games. Therefore, this research focuses on developing an Edu-game oriented towards Banten ethnomathematics with the topics of 3D and 2D shapes. Using Research and Development, the ADDIE method is employed to develop this Edu-game. In the development stage of the Edu-game, validation was carried out by three content experts and three media experts by completing questionnaires and interviews. Subsequently, a trial of the Edu-game\u27s use in learning was conducted in two elementary schools. A total of 35 students responded to the use of the game by completing questionnaires. As a result, the development of this Edu-game achieved an average percentage above 75% for each aspect, which means this Edu-game is "excellent". Thus, it can be concluded that the Edu-game "Petualangan Barudak" is suitable as a medium for teaching geometric shapes oriented towards the ethnomathematics of Banten.   ABSTRAK Di era digital, permainan edukasi telah menjadi salah satu tren dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Namun, mengintegrasikan budaya ke dalam permainan edukasi merupakan tantangan untuk memastikan bahwa budaya tersebut dilestarikan dan dapat mendukung pembelajaran agar lebih kontekstual dan bermakna. Hanya ada beberapa studi tentang pengembangan Edu-game berbasis etnomatematika. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pengembangan Edu-game yang berorientasi pada etnomatematika Banten dengan topik bentuk 3D dan 2D. Dengan menggunakan Penelitian dan Pengembangan, metode ADDIE diterapkan sebagai tahap dalam pengembangan Edu-game ini. Pada tahap pengembangan Edu-game, validasi dilakukan oleh tiga ahli konten dan tiga ahli media melalui pengisian kuesioner dan wawancara. Selanjutnya, percobaan penggunaan Edu-game dalam pembelajaran dilakukan di dua sekolah dasar. Sebanyak 35 siswa memberikan tanggapan terhadap penggunaan permainan tersebut dengan mengisi kuesioner. Sebagai hasilnya, pengembangan Edu-game ini mencapai persentase rata-rata di atas 75% untuk setiap aspek, yang berarti Edu-game ini "sangat baik." Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Edu-game "Petualangan Barudak" cocok digunakan sebagai media untuk mengajarkan bentuk-bentuk geometri yang berorientasi pada etnomatematika Banten.Di era digital, permainan edukasi (Edu-game) telah menjadi salah satu tren dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Namun, mengintegrasikan budaya ke dalam permainan edukasi merupakan tantangan untuk memastikan bahwa budaya tersebut dilestarikan dan dapat mendukung pembelajaran agar lebih kontekstual dan bermakna. Hanya ada beberapa studi tentang pengembangan Edu-game berbasis etnomatematika. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pengembangan Edu-game yang berorientasi pada etnomatematika Banten dengan topik bentuk 3D dan 2D. Dengan menggunakan Penelitian dan Pengembangan, metode ADDIE diterapkan sebagai tahap dalam pengembangan Edu-game ini. Pada tahap pengembangan Edu-game, validasi dilakukan oleh tiga ahli konten dan tiga ahli media melalui pengisian kuesioner dan wawancara. Selanjutnya, percobaan penggunaan Edu-game dalam pembelajaran dilakukan di dua sekolah dasar. Sebanyak 75 siswa memberikan tanggapan terhadap penggunaan permainan tersebut dengan mengisi kuesioner. Sebagai hasilnya, pengembangan Edu-game ini mencapai persentase rata-rata di atas 75% untuk setiap aspek, yang berarti Edu-game ini "sangat baik." Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Edu-game "Petualangan Barudak" cocok digunakan sebagai media untuk mengajarkan bentuk-bentuk geometri yang berorientasi pada etnomatematika Bante

    ANALISIS KEMAMPUAN NUMBER SENSE SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIS

    Get PDF
    Seorang siswa yang berlatih dan belajar matematika melalui algoritma secara teratur bisa mendapatkan nilai tinggi dalam ujian sekolah hingga tingkat tertentu, tetapi kinerja matematika di masa depan tidak hanya bergantung pada perolehan nilai tinggi dalam ujian sekolah. Hal ini sangat bergantung pada kemampuan number sense seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan number sense siswa dalam menyelesaikan masalah matematis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang dilakukan di SMPN 3 Burau Kabupaten Luwu Timur. Pemilihan subjek penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes tertulis, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) siswa berkemampuan matematika tinggi memenuhi semua indikator number sense pada materi pecahan, 2) siswa dengan kemampuan sedang belum mampu menguasai konsep number sense secara keseluruhan karena hanya memenuhi 4 indikator number sense 3) Siswa dengan kemampuan rendah hanya mampu memenuhi 2 indikator yaitu mengidentifikasi keterurutan dan keteraturan pada sistem bilangan pecahan dan merepresentasikan urutan bilangan.   Kata Kunci: kemampuan matematika, number sense, masalah matemati

    364

    full texts

    539

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇