UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga, Yogyakarta: E-Journal Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum
Not a member yet
    1097 research outputs found

    Deconstruction of Hifdzun Nasl in Maqasid Syari'ah: Analysis of the Childfree Phenomenon from the Perspective of Islamic Family Law

    Get PDF
    This study examines the conceptual transformation of Hifdzun Nasl (protection of offspring) within the Maqasid Sharia framework as a response to the Childfree phenomenon that is increasingly prevalent in contemporary society. Through a deconstructive approach to classical interpretation, this study aims to map the paradigmatic shift of the concept of Hifdzun Nasl from traditional formulation to modern contextualization, and analyze its implications in the reformulation of Islamic family law. The research methodology combines substantive content analysis with comparative literature studies sourced from classical and contemporary ushul fiqh books. The results identify an epistemological limitation in the conventional interpretation of Hifdzun Nasl, which dominantly emphasizes aspects of biological procreation alone. Contemporary reorientation offers a conceptual expansion that includes dimensions of generational quality, ecological sustainability, and non-biological manifestations of offspring. The analysis shows that the reconceptualization of Hifdzun Nasl opens a discursive space for the legitimization of Childfree choices in an Islamic juridical perspective, with significant implications for the reconfiguration of fundamental aspects of marriage law, inheritance, and alternative parenting. This research contributes to the development of Maqasid epistemology that is more inclusive and responsive to contemporary social dynamics, as well as offering a theoretical framework for integrating the phenomenon of Childfree into the discourse of Islamic family law without distorting the fundamental principles of Sharia. These findings emphasize the urgency of a progressive-contextual approach in the interpretation of Maqasid to answer the complexity of family law problems in the modern er

    Uji Proporsionalitas UUD 1945 : Pembatasan Hak Beragama dalam Pembubaran Hizbut Thahrir Indonesia

    Get PDF
    This study analyzes the proportionality of restrictions on religious rights in the dissolution of HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) by the Indonesian government, as it relates to the principles of the 1945 Constitution. The findings suggest that the dissolution is justified due to perceived threats to Pancasila, national integrity, and social harmony. However, critics argue these restrictions contradict the religious freedom guaranteed by Article 29 of the Constitution, which allows limitations only to maintain public order, security, and morality. The government defends these measures as necessary for national security, but some believe such limitations may infringe on human rights and should only be applied when there is a clear threat. While the court deemed the dissolution legitimate and proportional, legal experts and human rights advocates argue that the ruling inadequately considered the constitutional principle of religious freedom. Penelitian ini menguji proporsionalitas pembatasan hak beragama dalam pembubaran HTI oleh pemerintah Indonesia dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam UUD 1945. Hasilnya menunjukkan bahwa pembubaran dilakukan dengan alasan potensi ancaman terhadap Pancasila, keutuhan negara, dan kerukunan nasional. Namun, terdapat argumen bahwa pembatasan tersebut tidak sejalan dengan prinsip kebebasan beragama yang dijamin dalam UUD 1945. Pasal 29 UUD 1945 menjamin kebebasan beragama, tetapi juga membatasi kebebasan tersebut untuk menjaga ketertiban, keamanan, dan kepatutan. Pemerintah berpendapat bahwa pembatasan tersebut diperlukan untuk menjaga ketertiban dan keamanan negara. Namun, beberapa pihak mengkritik bahwa pembatasan tersebut dapat melanggar hak asasi manusia, dan seharusnya hanya diberlakukan jika ada ancaman nyata terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat secara keseluruhan. Putusan pengadilan menyimpulkan bahwa pembubaran HTI adalah tindakan yang sah dan proporsional, namun beberapa pakar hukum dan aktivis hak asasi manusia berpendapat bahwa putusan tersebut tidak mempertimbangkan sepenuhnya prinsip kebebasan beragama yang dijamin dalam UUD 1945. Kesimpulannya, pembatasan hak beragama dalam pembubaran HTI perlu dievaluasi secara kritis terhadap prinsip-prinsip yang tercantum dalam UUD 1945. Pemerintah perlu memastikan bahwa pembatasan tersebut sesuai dengan kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi dan tidak melanggar hak asasi manusia. Diperlukan kajian mendalam dan diskusi terbuka untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak terkait

    Hybridity, Intersection, and Challenge: Navigating the History of Customary and Islamic Family Law in Moluccan Marriages

    Get PDF
    The relationship between local traditions and Islamic family law primarily revolves around marriage, kinship, inheritance, and female’s roles within the family. However, this focus tends to emphasize gender roles, family authority, and individual rights, overlooking the intricate negotiations of values between Islamic traditions and local norms. This raises important questions about how these negotiations occur, the points of convergence, and the challenges faced in establishing a unique local Islamic family identity and legal framework. This study, which examines cases in Negeri Morella, Central Moluccas, aims to address these questions. The findings indicate that the negotiation process has been ongoing for a significant period, heavily influenced by the maternal-oriented Austronesian culture, which has contributed to a distinct Islamic identity within the community. This development has been shaped by the Sufism movement, which emphasizes human excellence (ihsān) at the family level. The negotiations occur at the intersection of customary values and Islamic marriage norms, significantly influenced by the clan (soa), which plays a crucial role as both a customary and religious authority. Although there is apparent harmony, the Morella community faces significant challenges, including tensions between orthodoxy and heterodoxy of religiosity, socio-cultural conflicts, the marginalization of women’s roles during spiritual transitions, and the predominance of Islamic law practices over customary law. This research provides valuable insights into the discussion surrounding the hybridity debate of Islamic family law, particularly regarding the perspectives of puritanical Muslims who often decline indigenous practices of Islamic law. [Interaksi antara tradisi lokal dan hukum keluarga Islam umumnya terfokus pada pernikahan, kekerabatan, warisan, dan posisi perempuan dalam keluarga. Namun, persinggungan tersebut hanya menyoroti peran gender, otoritas keluarga, dan hak-hak individu, sehingga mengabaikan kompleksitas negosiasi norma antara keaadatan dan keislaman. Hal ini mengundang perdebatan lanjutan tentang bagaimana proses negosiasi, titik temu, dan tantangan yang berlangsung dalam pembentukan identitas Muslim Maluku. Melalui eksplorasi kasus di Negeri Morella, Maluku Tengah, studi ini berusaha mencari jawaban atas tiga perdebatan tersebut. Fakta menunjukkan bahwa proses negosiasi telah terjalin cukup lama yang sangat erat dipengaruhi oleh Austronesian culture yang lebih bersifat maternal, dengan membentuk sebuah identitas Islam yang khas bagi komunitas lokal. Ini terjadi karena pengaruh gerakan Sufism yang membentuk human excellence (ihsān) ke dalam unit kecil, seperti keluarga. Dasar negosiasi ini berlanjut pada titik temu antara nilai-nilai adat dengan norma pernikahan Islam. Perjumpaan ini sangat kuat dibentuk oleh pengaruh clan (soa), dengan peran pentingnya sebagai tokoh adat dan agama sekaligus. Meskipun tampak harmonis, komunitas Morella masih menghadapi tantangan serius, seperti ketegangan antara ortodoksi dan heterodoksi keagamaan, konflik sosial-budaya, marginalisasi peran perempuan dalam transisi spiritual, serta dominasi praktik hukum Islam atas hukum adat. Studi ini menawarkan kontribusi penting dalam perdebatan hibriditas hukum keluarga Islam, terutama terhadap sikap kelompok Muslim puritan yang cenderung menolak praktik-praktik indigenisasi hukum Islam.

    Implementasi Asas Keterbukaan dalam Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang Baik

    Get PDF
    A democratic country is represented by the creation of laws and regulations based on its historical context. It is clear from the elucidation of Article 5 Letter g that the principle of openness means that all legal and regulatory processes must be open to all levels of society and transparent. However, the reality is that the current process of developing laws and regulations in Indonesia seems rushed and hinders public participation. Even though the community plays a key role in the process of forming laws and regulations, this is because it is the people who will obey and implement the provisions of these laws and regulations. This study uses a statutory approach to examine the types of juridical normative research on the types of legal material used, particularly legal elements that are primary, secondary and tertiary. Based on the results of the research and analysis of the openness problem, the basic regulation for the formation of laws in Indonesian positive law contains provisions that underlie the principle of transparency in the formulation of good laws and the availability of information on the application of the founding law for all levels of society, but not directly. thorough. as well as the widest opportunity for all levels of society to participate in the formation of laws in accordance with the general principles of good governance and the principles governing the formation of laws.   Abstrak: Sebuah negara demokratis diwakili oleh penciptaan peraturan perundang-undangan yang didasarkan pada konteks sejarahnya. Jelas dari penjelasan Pasal 5 Huruf g bahwa asas keterbukaan berarti bahwa semua proses hukum dan peraturan harus terbuka untuk semua lapisan masyarakat dan transparan. Namun, kenyataannya proses pembangunan hukum dan peraturan di Indonesia saat ini terkesan tergesa-gesa dan menghambat partisipasi publik. Meskipun masyarakat memegang peranan kunci dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan, hal ini dikarenakan masyarakatlah yang akan menaati dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan untuk mengkaji jenis penelitian normatif yuridis jenis bahan hukum yang digunakan, khususnya unsur hukum yang bersifat primer, sekunder, dan tersier. Berdasarkan Hasil Penelitian dan Analisis Masalah Keterbukaan Pengaturan Dasar Pembentukan Undang-undang dalam Hukum Positif Indonesia memuat ketentuan-ketentuan yang melandasi asas pengaturan asas keterbukaan dalam perumusan undang-undang yang baik dan tersedianya informasi penerapan Undang-Undang Pendirian bagi seluruh lapisan masyarakat, tetapi tidak secara menyeluruh. serta kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam pembentukan undang-undang sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik dan asas-asas yang mengatur pembentukan undang-undan

    Praktik Patronase dalam Pemilu dan Implikasinya Terhadap Kredibilitas Demokrasi di Indonesia

    Get PDF
    Patronage in Indonesian elections often occurred, especially among political elites and legislative candidates. It may be due to the need for candidates to gain votes and support from the public, and the practice of patronage is considered effective in achieving this goal. The study aims to identify voter patronage practices and measure the impact of patronage practices on the credibility of democracy in Indonesia. This research is qualitative, and data is obtained through document analysis and related literature. Election patronage practices can take many forms, ranging from money or goods to voters, unrealistic political promises, to employing positions or powers to influence voter decisions. The study found that patronage practices can significantly impact the credibility of democracies, thus disrupting democratic processes and affecting the quality of elections in Indonesia. The approach can undermine democratic principles that are supposed to be based on free and fair participation and competitive competition based on political ideas and visions. When elections were influenced by material benefits rather than political views, the public felt that elections no longer represented their aspirations and interests, resulting in dubious legitimacy over the elected government.   Abstrak: Praktik patronase dalam pemilu di Indonesia sering terjadi, terutama di kalangan elite politik dan para calon legislatif. Hal ini bisa terjadi karena adanya kebutuhan para kandidat untuk memperoleh suara dan dukungan dari masyarakat, dan praktik patronase menjadi salah satu cara yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik patronase dalam pemilu serta mengukur dampak praktik patronase terhadap kredibilitas demokrasi di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif serta data diperoleh melalui analisis dokumen dan literatur terkait. Praktik patronase dalam pemilu bisa berbentuk berbagai macam bentuk, mulai dari pemberian uang atau barang kepada pemilih, janji-janji politik yang tidak realistis, hingga memanfaatkan jabatan atau kekuasaan untuk memengaruhi keputusan pemilih. Penelitian ini menemukan bahwa praktik patronase dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kredibilitas demokrasi, sehingga dapat mengganggu proses demokrasi dan mempengaruhi kualitas pemilu di Indonesia. Praktik ini dapat merusak prinsip-prinsip demokrasi yang seharusnya berdasarkan pada partisipasi yang bebas dan adil, serta kompetisi yang bersaing berdasarkan gagasan dan visi politik. Ketika pemilihan dipengaruhi oleh manfaat material daripada pandangan politik, masyarakat merasa bahwa pemilihan tidak lagi mewakili aspirasi dan kepentingan mereka, menghasilkan legitimasi yang meragukan terhadap pemerintahan yang terpili

    Legal Compliance of Broiler Poultry Operators in Halal Certification: Regulation and Social Awareness: Kepatuhan Hukum Pelaku Usaha Ayam Potong terhadap Sertifikasi Halal: Regulasi dan Kesadaran Sosial

    No full text
    Abstract: Halal product assurance is an important issue in Muslim communities, as the concept of halal encompasses not only spiritual aspects but also reflects social and business responsibilities. However, the level of compliance among business operators in ensuring the halal status of their products remains varied, particularly in the broiler poultry farming sector, which is one of the main commodities consumed by the public. This study aims to analyze the legal compliance of broiler poultry farmers in Kampung Haji Pemanggilan, Anak Tuha Subdistrict, Central Lampung Regency, in meeting halal product assurance regulations. The study employs a qualitative method with a descriptive-analytical approach. Data were collected through in-depth interviews, observations, and documentation, focusing on three main indicators of legal compliance: Compliance, Identification, and Internalization. The findings indicate that business operators partnered with the Berkat Usaha Bersama Poultry Farmers Group (KPA) are more likely to adhere to halal standards due to the support of facilities and direct benefits from the partnership. In contrast, individual business operators show lower compliance due to lack of supervision, insufficient socialization, and the perception that halal certification is irrelevant to their local market. Other barriers include the high cost of certification and the complex administrative process. This study concludes that stricter supervision, intensive socialization, and incentives for small-scale business operators are necessary to improve legal compliance.   Abstrak: Jaminan produk halal merupakan isu penting dalam masyarakat Muslim, mengingat kehalalan tidak hanya mencakup aspek spiritual tetapi juga mencerminkan tanggung jawab sosial dan bisnis. Namun, tingkat kepatuhan pelaku usaha dalam memastikan kehalalan produk masih bervariasi, terutama di sektor usaha ternak ayam potong yang menjadi salah satu komoditas utama konsumsi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepatuhan hukum pelaku usaha ternak ayam potong di Kampung Haji Pemanggilan, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah, dalam memenuhi jaminan produk halal sesuai regulasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, dengan fokus pada tiga indikator utama kepatuhan hukum, yaitu Compliance, Identification, dan Internalization. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku usaha yang bermitra dengan Kelompok Peternak Ayam (KPA) Berkat Usaha Bersama lebih mematuhi standar halal karena adanya dukungan fasilitas dan manfaat langsung dari kemitraan tersebut. Sebaliknya, pelaku usaha individu menunjukkan tingkat kepatuhan yang rendah akibat kurangnya pengawasan, minimnya sosialisasi, serta persepsi bahwa sertifikasi halal tidak relevan bagi pasar lokal mereka. Hambatan lainnya termasuk biaya sertifikasi yang dianggap tinggi dan proses administrasi yang kompleks. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengawasan yang lebih ketat, sosialisasi yang intensif, dan insentif bagi pelaku usaha kecil diperlukan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan hukum

    Prinsip dan Kaidah Hukum Islam sebagai Landasan Pengembangan Asuransi Syari’ah

    Get PDF
    Hukum ekonomi syariah semakin penting dalam menghadapi dinamika global yang kompleks. Kebutuhan akan transaksi sesuai dengan prinsip agama mendorong pengembangan hukum ekonomi syariah, yang berlandaskan pada prinsip fiqih dan norma-norma syariah. Prinsip hukum Islam, yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis, mencakup keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan umat. Prinsip-prinsip ini berfungsi sebagai landasan etika dan keadilan dalam aktivitas ekonomi, menghindari riba, gharar, dan praktik yang merugikan. Studi ini berfokus pada tiga aspek utama: pertama, prinsip-prinsip universal hukum Islam; kedua, kontekstualisasi prinsip-prinsip tersebut dalam hukum ekonomi syariah; dan ketiga, penerapannya dalam pengembangan ekonomi syariah khususnya pada Asuransi Syari’ah. Dengan pendekatan deskriptif-kualitatif, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip hukum Islam membentuk ekonomi syariah yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan, serta relevan dalam menghadapi tantangan ekonomi modern. Prinsip hukum Islam tidak hanya bertujuan untuk keuntungan materi, tetapi juga menjaga keseimbangan moral dan spiritual. Pemahaman kaidah hukum Islam menjadi semakin penting dalam merespons tantangan ketidakadilan dan eksploitasi dalam sistem ekonomi konvensional, menjadikannya solusi yang relevan untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih inklusif dan berkeadilan

    Propaganda Dalam Strategi Kampanye Politik:Dialektika Moral Politik dan Demokrasi Substantif Dalam Bingkai Pemilu di Indonesia

    Get PDF
    Peran propaganda dan taktik kampanye politik sangat krusial dalam membentuk pandangan publik serta mengarahkan dukungan politik masyarakat. Propaganda bertujuan memengaruhi persepsi pemilih melalui berbagai metode komunikasi, baik yang bersifat persuasif maupun manipulatif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka untuk menganalisis praktik propaganda dalam kampanye politik di Indonesia. Dalam kampanye politik, strategi yang digunakan bisa bersifat positif, seperti membangun citra kandidat, atau negatif, seperti kampanye hitam yang fokus pada serangan terhadap lawan politik. Kemajuan teknologi dan media sosial telah meningkatkan efektivitas propaganda politik, memungkinkan pesan-pesan politik menyebar dengan cepat dan luas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi propaganda yang masif dapat meningkatkan elektabilitas kandidat, namun juga rentan memicu disinformasi yang pada akhirnya merusak kualitas demokrasi. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang cara kerja propaganda dan strategi kampanye politik, serta dampaknya terhadap masyarakat, menjadi hal yang penting dalam konteks proses politik modern dengan mengedepankan prinsip moralitas untuk tercapainya demokrasi substantif

    Peran dan Akses Politik Perempuan Dalam Prespektif Qasim Amin

    Get PDF
    Sejak diserukannya konsep gender, tidak dapat dipungkiri bahwa peran perempuan dalam pembangunan semakin menunjukan kemajuan yang signifikan. Dalam dunia politik yang sering dianggap sebagai ranah laki- laki, aspirasi perempuan mulai mendapatkan perhatian, meskipun belum seluruhnya terwakili. Namun, walaupun di Indonesia peran perempuan dalam pembangunan semakin menunjukan kemajuan yang signifikan, bukan berarti budaya patriaki di Indonesia lenyap begitu saja. Budaya patriarki masih tetap ada sampai sekarang, meskipun berbagai gerakan feminis dan aktivis perempuan telah berupaya keras untuk mengadvokasi dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Salah satu hal yang melatar belakangi terjadinya diskriminasi terhadap perempuan adalah “pemahaman agama.” Dalam penelitian ini akan dipaparkan peran dan akses politik perempuan menurut salah satu tokoh dalam agama Islam, yaitu Qasim Amin. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menurut Qasim Amin perempuan memiliki kesetaraan dan hak publik yang sama dengan laki-laki, termasuk dalam masalah politik. Artinya bahwa wanita mempunyai peran dan akses yang sema dengan laki-laki dalam ranah politik

    Legal Protection of Sharia Investors in Indonesia: A Maqāṣid-Based Critique and Comparative Study of Malaysia’s System: Perlindungan Hukum Investor Syariah di Indonesia: Studi Kritis Maqāṣid dan Perbandingan Sistem Malaysia

    No full text
    Abstract: This study analyzes the effectiveness of legal protection for Sharia sukuk investors in Indonesia, particularly in the Sukuk Tabungan ST012 instrument, based on the newly issued POJK Regulation No. 22 of 2023. The research adopts a normative legal method combined with conceptual analysis using the Maqāṣid Ash-Sharīʿah framework developed by Jasser Auda. The findings indicate that the regulation introduces key elements such as strengthened literacy, transparency, and governance. However, its effectiveness remains limited in safeguarding investor capital, ensuring rational decision-making, and providing psychological security. The Maqāṣid-based analysis reveals that the dimension of ḥifẓ al-māl is not yet fully accommodated in policy design. A comparative analysis with Malaysia demonstrates Indonesia’s structural weaknesses, particularly regarding the non-binding nature of fatwa authorities and the lack of legal certainty in Sharia supervision. This study recommends strengthening Sharia authority systems and integrating Maqāṣid values into the national regulatory framework. The study is limited by its non-empirical approach and narrow focus on a single instrument. Future research should consider quantitative methods and conduct broader cross-country regulatory comparisons. Abstrak: Penelitian ini menganalisis efektivitas perlindungan hukum terhadap investor sukuk syariah di Indonesia, khususnya dalam instrumen Sukuk Tabungan ST012, berdasarkan regulasi terbaru POJK No. 22 Tahun 2023. Kajian dilakukan melalui pendekatan normatif yuridis serta analisis konseptual menggunakan kerangka Maqāṣid Asy-Syarīʿah perspektif Jasser Auda. Hasil studi menunjukkan bahwa regulasi tersebut telah menghadirkan beberapa elemen penting, seperti penguatan literasi, transparansi, dan tata kelola. Namun, efektivitasnya masih terbatas dalam menjamin keamanan dana, rasionalitas pengambilan keputusan, dan kenyamanan psikologis investor. Analisis berbasis Maqāṣid Asy-Syarīʿah menunjukkan bahwa dimensi ḥifẓ al-māl belum sepenuhnya terakomodasi dalam desain kebijakan. Perbandingan dengan sistem perlindungan di Malaysia menegaskan kelemahan struktural di Indonesia, khususnya dalam aspek otoritas fatwa yang tidak mengikat secara hukum dan ketidakpastian sistem pengawasan syariah. Penelitian ini merekomendasikan penguatan sistem otoritas syariah dan integrasi nilai maqāṣid dalam kerangka regulatif nasional. Artikel ini memiliki keterbatasan pada pendekatan non-empiris dan fokus pada satu jenis instrumen. Penelitian lanjutan dapat mengembangkan pendekatan kuantitatif dan membandingkan kerangka perlindungan lintas negara secara lebih luas

    1,008

    full texts

    1,097

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga, Yogyakarta: E-Journal Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇