2,953 research outputs found

    PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

    Get PDF
    Penelitian ini berjudul ā€œPembelajaran Tari Melalui Stimulus Gerak Burung Untuk Meningkatkan Kemampuan Kinestetik Pada Anak Tunagrahita Sedang Di SLB YPLAB Lembangā€. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana kemampuan kinestetik anak tunagrahita sedang dalam pembelajaran tari dapat ditingkatkan melalui stimulus gerak burung. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data tingkat kemampuan kinestetik anak tunagrahita sedang melalui aplikasi stimulus gerak burung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen menggunakan rancangan Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Proses pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung dilakukan sebanyak 3 fase dan 12 sesi yaitu baseline 1(A-1) sebanyak 3 sesi, intervensi sebanyak 6 sesi, dan Baseline 2(A-2) sebanyak 3 sesi. Hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan bahwa kemampuan kinestetik anak tunagrahita sedang dalam pembelajaran tari terjadi peningkatan setelah dilakukannya intervensi stimulus gerak burung. Hal ini terbukti dari hasil pengumpulan dan analisis data dengan cara membandingkan baseline 1(A-1) dan baseline 2(A-2), maka kemampuan kinestetik anak fase baseline 1(A-1) pada aspek koordinasi gerak mean level sebesar 5 point, aspek keseimbangan gerak mean level sebesar 11 point, dan ketepatan gerak mean level sebesar 9 point. Pada fase baseline 2(A-2) kemampuan kinestetik yang mampu dikuasai dalam aspek koordinasi gerak mean level sebesar 11,33 point, aspek keseimbangan gerak sebesar 20,66 point, dan aspek ketepatan gerak sebesar 20, 66 point. Dilihat dari hasil tersebut bahwa intervensi yang dilakukan berdampak positif, maka Pembelajaran Tari melalui Stimulus Gerak Burung Dapat meningkatkan Kemampuan Kinestetik Pada Anak Tunagrahita Sedang Di SLB YPLAB Lembang. ---------- This study entitled "Dance Learning through Birds Motion Stimulation to Improve Kinaesthetic Ability in Medium Mentally Retarded Children in SLB YPLAB Lembangā€. The problem in this research was how the kinaesthetic ability of mentally retarded children on the dance learning can be enhanced through the birds motion stimulation. The purpose of this study was to obtain the level data on the kinaesthetic ability of mentally retarded children through the birds motion stimulus application. The method used was an experimental method using a Single Subject Research (SSR) with ABA design. The learning process through the stimulus of birds motion dance performed a total of three phases and 12 sessions: baseline 1 (A-1) of 3 sessions, the intervention of 6 sessions, and Baseline 2 (A-2) of 3 sessions. Research and observation result was found that kinaesthetic ability of mentally retarded children in dance was increased after the intervention of birds motion stimulation. The evident was from the result of data collection and analysis by comparing the baseline 1 (A-1) and baseline 2 (A-2), then the children kinaesthetic ability of baseline phase 1 (A-1) on the mean level of motor coordination aspect is 5 points, the mean level of balance motion is 11 points, and the mean level of precision motion is 9 points. At baseline phase 2 (A-2) the capability of kinaesthetic abilities mastered in the mean level of motor coordination aspects is 11.33 points, the balance motion aspect is 20.66 points, and the accuracy motion aspect is 20, 66 points. As can be seen from these results that the intervention had a positive impact, then dance learning through the birds motion stimulation can increase the kinaesthetic ability in medium mentally retarded children in SLB YPLAB Lembang

    METODE DEBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PADA PEMBELAJARAN IPS(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 4 Bandung)

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil pra penelitian yang penulis lakukan di SMPN 4 Bandung. Penulis menemukan adanya masalah dalam pembelajaran IPS di kelas VII C, yaitu kurangnya sikap menghargai antar peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran terutama dalam berdiskusi, diantaranya pertama, peserta didik kurang memperhatikan ketika temannya menjelaskan materi di depan kelas. Kedua, perbedaan pendapat yang kurang diterima dengan baik oleh peserta didik selama kegiatan diskusi. Ketiga, pengucapan atau perkataan kata yang kurang baik. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis menerapkan metode debat untuk mengembangkan sikap peserta didik, terutama sikap toleransi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart (1988) yang terdiri dari: planning (perencanaan), action (pelaksanaaan), serta reflecting (refleksi). Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII C SMPN 4 Bandung. Sumber data yang diambil berdasarkan observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumen dan angket. Penelitian ini diawali dengan penyusunan rencana tindakan dan penerapan metode debat sebagai salah satu cara dalam melaksanakan setiap tindakan dari tindakan siklus I sampai tindakan siklus IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPS melalui metode debat dapat meningkatkan sikap toleransi peserta didik dalam pembelajaran di kelas. Walaupun terdapat beberapa kendala saat pelaksanaannya, akan tetapi kendala tersebut dapat diatasi dengan berjalannya waktu selama kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peranan guru dan peserta didik dalam menerapkan metode debat selama pembelajaran IPS dapat mengembangkan sikap toransi peserta didik. Dengan meningkatnya sikap toleransi sesama peserta didik dalam kegiatan pembelajaran IPS di kelas, maka peserta didik saling menghargai setiap tindakan yang dilakukan oleh temannya selama kegiatan diskusi debat berlangsung. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka diperlukan metode debat untuk mengembangkan sikap toleransi peserta didik dalam setiap proses pembelajaran IPS. Kata Kunci : Metode Debat, sikap toleransi, pembelajaran IPS This Research based from pra-research that writer did in Junior High School 4 Bandung. The writer found a problem that occured in social Studies education learning at 7th C class, which is less respect between students during learning activities. It was seen in learning process especially in discussion, which are, first less attention to his students when explaining the material in front of the class. Second, disagreements are less well received by the students during discussions. Third, the pronunciation of the word or words that arenā€™t good. To solve those problem, the writer applied debate method to increase student s attitudes, especially attitudes of tolerance. The method used in this research is Classroom Action Research. The design using cycle model developmented by Kemmis & Taggart (1988) which consists of: planning, action as well and reflecting (reflection). Subjects in this study were students of class VII C SMPN 4 Bandung. The data were gained from the observation, interview, field note, document and questionnaire. The research was begun with the planning arrangement and the implementation of debate method as one of the ways in performing the activities from the activities in cycle I until cycle IV. The result showed that debate method can increase the tolerance among students in social studies learning in the classroom. Eventhough some problems were found during the process, such as time limitation, concept and studentsā€™ comprehension toward debate method, but those problems could be solved. It can be concluded that teacher and studentsā€™ role in applying debate method during the teaching learning activities can increase the tolerance among students. The tolerance created among students made them able to appreciate their friendsā€™ action during debate activity. Based on the conclusion above, it can be said that debate method is needed to develop the tolerance among students in social studies learning process. Keywords: Debate Method, Tolerance, Social Studies Learning

    PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Penelitian ini di latar belakangi oleh permasalahan rendahnya pemahaman konsep matematis siswa pada pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang di kelas IV B di salah satu SD di kecamatan Sarijadi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perkembangan proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa kelas IV dan mendeskripsikan peningkatan pemahaman konsep matematis siswa kelas IV Sekolah Dasar melalui penerapan pendekatan kontekstual. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model penelitian yang di adaptasi dari Kemmis Mc Taggart. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari satu pertemuan dalam satu siklusnya. Subjek penelitian adalah kelas IV B yang berjumlah 21 orang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan, dilaksanakan pada tahun ajaran 2015-2016. Teknik pengumpulan data antara lain dengan lembar oservasi dan lembar tes selama tindakan dan dokumentasi kegiatan pembelajaran. Perkembangan proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II meningkat dilihat dari aktivitas yang semakin kondusif dan antusias mengikuti pembelajaran. Adapun hasil penelitian terhadap pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual telah menunjukkan peningkatan. Setelah melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual, peningkatan pemahaman konsep matematis dari siklus I sebesar 36% menjadi 95% pada siklus II. Dengan demikian pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa di kelas IV Sekolah Dasar.

    PENGARUH STIMULUS PEMASARAN TERHADAP CITRA MEREK PADA NOTEBOOK HEWLETT PACKARD: Survei kepada para pengunjung HP Store di Bandung Elektronik Centre, Kota Bandung

    Get PDF
    Perkembangan komputer jinjing pada dasa warsa akhir ini menunjukkan perkembangan yang pesat di dunia IT, sehingga tidak mengherankan jika persaingan dalam usaha personal computer ini berlangsung sangat cepat dan harga yang ditawarkanpun semakin kompetitif. Hal ini tidak hanya pada bentuk, warna, spesifikasi namun juga pada merek. Oleh karena itu agar tetap mampu bersaing perlu melakukan strategi stimulus pemasar agar dapat menarik perhatian dan menstimuli konsumen sehingga dapat mempengaruhi konsumen terhadap citra merek. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dimensi stimulus pemasaran pengunjung Hp Store di BEC Bandung, mengetahui gambaran citra merek pengunjung Hp Store di BEC Bandung, mengetahui temuan mengenai seberapa besar pengaruh stimulus pemasaran terhadap citra merek pada pengunjung Hp Store di BEC Bandung. Objek/unit analisis Notebook Hewlett Packard. Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah stimulus pemasaran dan variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah citra merek. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan explanatory survey dengan teknik yang digunakan systematic random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 100 pengunjung. Teknik analisa data yang digunakan adalah path analysis dengan alat bantu software komputer SPSS 21.0. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa dimensi stimulus pemasaran berpengaruh secara simultan terhadap citra merek pada pengunjung Hp Store di BEC Bandung, sebesar 83,5%. Sedangkan pengaruh secara parsial menunjukkan bahwa dimensi format memiliki pengaruh yang lebih besar dengan nilai 26,9% dibandingkan pengaruh dimensi lainnya seperti posisi, format, kontras/ekspektasi, ketertarikan, dan kuantitas informasi Berdasarkan hasil penelitian malalui analisis jalur terdapat pengaruh yang signifikan dari dimensi stimulus pemasaran terhadap citra merek pengunjung Hp Store di BEC Bandung, yaitu 1) posisi, 2) format, 3) kontras/ekspektasi, 4) ketertarikan, dan 5) kuantitas informasi. Pengaruh kedelepan dari variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun secara parsial. Penulis merekomendasikan agar perusahaan membuat produk dengan stimulus pemasaran secara lebih menarik, sehingga citra merek menjadi lebih bagus. ---------- A Development of portable computers at the end of this decade showed growth rapidly in the world of Science Technolog , so it is not surprising that competition in the personal computer business is going very fast and the price to offer even more competitive. It is not just the shape, color, specifications but also on the brand. Therefore, in order to remain competitive the marketers need to make a stimulus strategies in order to attract attention and stimulate consumers so they can influence consumers to the brand image. This Study is aimed to know description of marketing stimuli dimension to HP Store visitors in BEC Bandung, description of brand image dimension to HP Store visitor in BEC Bandung, and to finding how much marketing stimuli influenced on brand image to HP Store visitors in BEC Bandung. The object/unit analysis in this study is Notebook Hewlett Packard. The independent variable (X) in this studi is marketing stimuli and dependent variable (Y) in this study is brand image. This study type is descriptive, verifikatife, and the method are explanatory survey with a technique systematic random sampling, and total sample of 74 visitors. Data analysis technique used are path analysis with computer software tool SPSS 21.0. The result in this study are obtained that marketing stimuli dimension simultaneously influenced on brand image to Hp Store visitor in BEC Bandung 83,5%. While the partially influence shows that the dimensions of format has a greater influence with 26,9% than the influence of other dimensions such as position, format, contrast/expectations, interests, and quantity of information. Based in study result on through path analysis therefore significantly influenced from marketing stimuli on brand image to Hp Store visitors in BEC Bandung, which is 1) position, 2) format, 3) contrast/expectations, 4) interests, dan 5) quantity of information. The influenced from variable two have a significant influence either simultaneously or partially. The author recommends that the company have to create a product with attractive marketing stimulus, so that the brand image becomes more bette

    Upaya Meningkatkan Keputusan Pembelian Melalui Packaging Di Tjawene Adventure : survey kepada partisipan yang membeli paket di Tjawene Adventure

    Get PDF
    Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Bandung. Keragaman potensi wisata yang terdapat di daerah Kabupaten Bandung salah satunya adalah wisata olahraga. Tjawene Adventure adalah salah satu daya tarik wisata olahraga yang ada di Kabupaten Bandung. Tjawene Adventure memiliki tingkat pembelian yang fluktuatif (naik turun) dan masih berada di bawah pesaing-pesaingnya. Tjawene Adventure mengimplementasikan marketing mix of sport yaitu packaging yang merupakan bagian dari product sebagai strategi untuk meningkatkan keputusan pembelian. Penelitian ini menggunaka teori Blann & Armstrong (2010:208). Tujuan penelitian ini untuk memperoleh temuan mengenai packaging, keputusan pembelian, dan pengaruh dari packaging terhadap keputusan pembelian. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, dengan teknik sampling stratified random sampling, serta jumlah sampel 100 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa packaging dan keputusan pembelian memiliki tanggapan tinggi. Packaging dengan dimensi core product (XĀ¬Ā¬-1) dan product extensions (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Bandung Regency is one of the districts that are in Bandung. The diversity of the tourism potential in Bandung regency, one of which is the sports tourism. Tjawene Adventure is one of the sport tourism attractions in Bandung regency. Tjawene Adventure has a fluctuating level of purchases (up and down) and remained below its competitors. Tjawene Adventure implement the marketing mix of sport, namely packaging, which is part of the product as a strategy to increase the purchasing decision. This research use Blann & Armstrong (2010:208) theory. The purpose of this study to obtain findings regarding packaging, purchasing decisions, and the effect of packaging to purchasing decisions. This type of research is descriptive and verification, with a stratified random sampling technique, as well as the sample size of 100 respondents. The data analysis technique used is multiple linear regression. The findings of this study indicate that the packaging and purchasing decisions have a high response. Packaging with dimensions of core product (X1) and product extensions (X2) has a significant influence on purchasing decisions

    CERITA RAKYAT BUNGA KEMUNING DAN ė°”ė¦¬ ź³µģ£¼ (PUTRI BARI): Kajian Bandingan Sastra Indonesia dan Sastra Korea Selatan

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena kemiripan cerita rakyat Bunga Kemuning dari Indonesia dan cerita rakyat ė°”ė¦¬ź³µģ£¼ (Putri Bari) dari Korea Selatan. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur cerita rakyat Bunga Kemuning dari Indonesia dan cerita rakyat ė°”ė¦¬ź³µģ£¼ (Putri Bari) dari Korea Selatan; (2) mendeskripsikan persamaan dan perbedaan cerita rakyat Bunga Kemuning dari Indonesia dan cerita rakyat ė°”ė¦¬ź³µģ£¼ (Putri Bari) dari Korea Selatan; dan (3) mendeskripsikan nilai budaya cerita rakyat Bunga Kemuning dari Indonesia dan cerita rakyat ė°”ė¦¬ź³µģ£¼ (Putri Bari) dari Korea Selatan. Berdasarkan hasil penelitian dengan kajian strukturalisme Greimas, aktan-aktan yang terdapat dalam cerita rakyat ā€œBunga Kemuningā€ berjumlah 6 buah. Kemudian aktan-aktan yang terdapat dalam cerita rakyat ā€œė°”ė¦¬ź³µģ£¼ (Putri Bari)ā€ berjumlah 8 buah. Adapun persamaan kedua cerita tersebut, antara lain: (a) bersifat imajinatif; (b) orang tua tokoh utamaadalah seorang Raja dan Ratu; (c) tokoh utama diasuh oleh orang lain; (d) tokoh utama merupakan anak bungsu dalam keluarganya; (e) tokoh utamamemiliki saudara yangbanyak; (f) watak dari kakaktokoh utama jahat, nakal, malas, dan tidak berbakti kepada orang tua; (g) tokoh utama digambarkan cantik, penyabar, budi pekerti baik dan berbakti kepada orang tua; (h) memiliki amanat yang sama. Adapun beberapa perbedaan kedua cerita rakyat tersebut: (a) istri sang raja meninggal dunia, ketika melahirkan Putri Kuning sedangkan kedua orang tua Putri Bari masih hidup; (b) latar tempat Bunga Kemuning terbatas hanya berada di istana sedangkan latar tempatė°”ė¦¬ź³µģ£¼ (Putri Bari) lebih luas, yakni kerajaan, laut barat, ujung hutan, dan kayangan barat; (c) perbedaan kedua cerita dapat terlihat dari perlakuan orang tua terhadap anak-anaknya; (d) akibat kedua cerita berbeda. Nilai budaya kedua cerita rakyat tersebut terlihat dalam perlakuan keluarga terhadap anak bungsu. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan yang terkembang di masyarakat dimana anak bungsu biasanya adalah anak yang paling diperhatikan dalam sebuah keluarga. Selain itu nilai budaya lainnya adalah keharusan berbakti dan menghormati orang tua. Kata Kunci: cerita rakyat, sastra bandingan, Bunga Kemuning, ė°”ė¦¬ź³µģ£¼ (Putri Bari), Indonesia, Korea Selatan

    NILAI DIDAKTIS DALAM KUMPULAN CERITA ANAK PELANGI UNTUK JINGGA

    Get PDF
    Semakin maraknya para penulis sastra anak dari kalangan anak-anak menjadi sebuah daya tarik sendiri bagi peneliti untuk meneliti karya tersebut. Memilih kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga ini beralasan karena kumpulan cerpen dalam PUJ adalah cerpen terbaik yang diikutsertakan dalam lomba menulis cerita anak tahunan yang diadakan oleh Kemendikbud. Lomba tersebut diadakan setiap tahun dari tahun 2011. Dalam kumpulan cerita anak tersebut terdapat tigabelas cerpen berbeda dengan penulis yang berbeda pula. Sebagaimana layaknya sebuah cerita orang dewasa yang mengandung maksud dan tujuan dalam penulisannya. Cerita anak pun memiliki maksud dan tujuan dalam penulisannya. Tidak hanya pada cerita anak yang ditulis oleh orang dewasa, cerita anak yang ditulis oleh anak pun memiliki nilai tersendiri dalam ceritanya. Seperti halnya pada objek kajian kali ini yang mengambil kumpulan cerita anak PUJ. Dalam ketigabelas cerpen tersebut pun terdapat nilai-nilai yang dapat dikatakan sebagai nilai didaktis, nilai yang dapat diambil sebagai sebuah pelajaran oleh para pembaca anak maupun dewasa. Oleh karena itu, penelitian kali ini membahas nilai-nilai didaktis yang terdapat pada kumpulan cerita tersebut. Nilai didaktis apa saja yang terdapat dalam kumpulan cerita anak tersebut. Untuk dapat menguraikan pembahasan didaktis pada kumpulan cerita tersebut, maka digunakan metode deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode tersebut, peneliti dapat mendeskripsikan secara rinci mengenai pembahasan kumpulan cerita anak ini. peneliti mendeskripsikan hasil-hasil temuan yang didapat dari kumpulan cerita anak tersebut. Sebelum beranjak pada penelitian mengenai nilai didaktis. Diteliti terlebih dahulu unsur intrinsik pada setiap cerpennya agar dapat diteliti lebih lanjut nilai didaktisnya. Unsur intrinsik tersebut diantaranya adalah, alur, tokoh, latar, tema, dan sudut pandang. Hasil mengenai nilai didaktis dalam kumpulan cerita ini terdapat 22 nilai didaktis yang terkandung dari ketigabelas cerpen, ke-22 nilai didaktis tersebut dikelompokkan ke dalam tiga pengelompokkan yaitu nilai yang berhubungan dengan antar sesama, nilai yang berhubungan dengan lingkungan alam, dan nilai yang berhubungan dengan Tuhan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk para guru atau orang tua agar bisa menjadikan sastra anak sebagai bahan pengajaran kepada para anak-anak dan juga agar memotifasi para anak-anak untuk gemar menulis. Selain itu dapat juga di teliti lebih lanjut mengenai hal-hal yang belum diteliti dalam cerpen ini. Kata Kunci: sastra anak, struktur narasi, nilai didaktis The rise of the authors of children's literature from the children themselves become an attraction for researchers to examine the work. Selecting a collection of children's stories of the Rainbow for Orange is reasonable because of the short story collection in PUJ is the best short stories are included in the annual children's story writing competition held by Kemendikbud. The competition is held every year from 2011. In the collection of children's stories that are thirteen different stories by different authors. As befits a story of adults who have the intent and purpose in writing. Children's story also has the intent and purpose in writing. Not only on children's stories written by adults, children stories written by children also have its own value in the story. As is the case at this time the object of study that takes a collection of children's stories PUJ. In thirteen short story also contained the values that can be regarded as a didactic value, the value of which can be taken as a lesson by children and adult readers. Therefore, the present study discusses didactic values contained in these accounts. Didactic value of what is contained in the collection of the child. To be able to decipher the didactic discussion on these accounts, then use descriptive qualitative method. By using this method, the researchers were able to describe in detail the discussion of this collection of children's stories. researchers describe the findings obtained from the collection of children's stories. Before going on a study of didactic value. Researched in advance the intrinsic elements on each short story in order to be further investigated didactic value. Among them are intrinsic elements, plot, character, setting, theme, and viewpoints. Results regarding the value of the didactic in this collection there are 22 grades didactic contained of thirteen short stories, the 22 values didactic are grouped into three groupings value is related to inter-fellow, the value associated with the natural environment, and the value associated with the Lord, This research can be used as a reference for teachers or parents in order to make children's literature as teaching materials to the children and also in order to motivate the kids to love writing. Moreover, it can also be investigated further on matters which have not been investigated in this short story. Keywords: children's literature, narrative structure, didactic valu
    • ā€¦
    corecore