9 research outputs found

    Efektivitas Niacinamide sebagai Lightening Agent

    Get PDF
    "Parwati, Tuntun. 2021. Efektivitas Niacinamide Sebagai Lightening Agent. Tugas Akhir, Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing : (1) apt. Oktavia Eka Puspita,S.Farm., M. Sc. (2) apt. Tamara Gusti Ebtavanny, S.Farm., M.Farm Hiperpigmentasi merupakan kondisi kelebihan pigmen pada kulit yang salah satunya disebabkan karena paparan sinar ultraviolet (UV) sehingga diperlukan kosmetik yang mengandung agen pencerah (lightening agent) untuk mengatasi hiperpigmentasi pada kulit. Dalam systematic literature review ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan krim yang mengandung niacinamide sebagai Lightening Agent serta penurunan hiperpigmentasi wajah dan perbaikan melasma yang dilihat dari adanya pengurangan jumlah pigmen, indeks melanin/ukuran eritema. Pencarian literatur yang komprehensif dilakukan menggunakan aplikasi Publish or Perish (PoP) pada beberapa database yaitu Google Scholar, Scopus, dan Crossref dengan alur penyeleksian artikel menggunakan protokol Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses (PRISMA). Dari tujuh artikel yang telah diidentifikasi hasil menunjukkan bahwa partisipan yang diberi intervensi krim niacinamide kombinasi dapat mengurangi keparahan melasma diukur menggunakan Individual topography Angle (ITA), dan chromameter. Kesimpulan dalam Systematic Literature Review ini yaitu sediaan krim yang mengandung niacinamide efektif dalam menurunkan pengurangan jumlah pigmen, indeks melanin/ukuran eritema tergantung dengan konsentrasi niacinamide dan bahan kombinasi yang digunakan. Kata kunci: Hiperpigmentasi, Krim, Niacinamide, Lightening Agent, perbaikan melasma

    Pengaruh Pengetahuan dan Pengalaman Terhadap Kesiapan Praktik Apoteker di Apotek pada Era Pandemi COVID-19

    No full text
    Pada era pandemi COVID-19, seluruh elemen tenaga kesehatan dituntut siap untuk menjadi garda terdepan dalam melawan pandemi. Peran tenaga kesehatan salah satunya apoteker sangat dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kefarmasian yang komprehensif dalam rangka pencegahan dan pengendalian COVID-19. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pengetahuan dan pengalaman terhadap kesiapan praktik apoteker di apotek wilayah Jawa Timur pada era pandemi COVID-19. Sampel penelitian ini adalah apoteker yang berpraktik di apotek wilayah Jawa Timur, yang diambil menggunakan teknik convenient sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Responden penelitian sebanyak 115 apoteker. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang disebarkan secara daring melalui google form yang terdiri dari kuesioner pengetahuan, kuesioner pengalaman, dan kuesioner kesiapan. Data dianalisis dengan metode regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan pengalaman terhadap kesiapan praktik apoteker pada era pandemi COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan pengalaman secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kesiapan praktik apoteker (p=0,000). Pengetahuan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kesiapan praktik apoteker (p=0,000). Pengalaman secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kesiapan praktik apoteker (p=0,306). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pengetahuan dan pengalaman terhadap kesiapan praktik apoteker di apotek wilayah Jawa Timur pada era pandemi COVID-19

    Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Petugas Pengelola Obat dengan Ketepatan Permintaan Obat di Beberapa Puskesmas Kabupaten Malang.

    No full text
    Salah satu indikator pengelolaan obat yaitu pengadaan obat. Pengadaan obat bertujuan untuk memenuhi kebutuhan obat, dan akan mempengaruhi ketersediaan obat pada puskesmas. Pengadaan obat harus dilakukan dengan baik demi tercapainya ketersediaan obat yang sesuai dengan ketepatan permintaan obat. Ketepatan permintaan obat dapat diprediksi dengan jumlah obat yang di minta untuk satu periode dibagi dengan total pemakaian obat perperiode, rentang yang dianggap baik adalah 100-120%. Seluruh kegiatan pengelolaan obat dilaksanakan oleh penanggung jawab ruang farmasi yaitu seorang apoteker atau tenaga teknis kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan pengelola obat dengan ketepatan permintaan obat di beberapa Puskesmas Kabupaten Malang. Penelitian yang dilakukan merupakan observasional analitik melalui pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel puskesmas yaitu cluster random sampling dan responden dengan total sampling, dan analisis dilakukan pada 20 obat indikator. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan lembar pengumpul data permintaan obat tahun 2016-2018. Hasil rata-rata persentase ketepatan permintaan obat dari 12 puskesmas adalah 141,92% (kurang). Hasil persentase ketepatan permintaan obat dari 12 puskesmas kabupaten malang yaitu 3 puskesmas kategori baik, 1 puskesmas kategori cukup, dan 8 puskesmas kategori kurang. Hasil uji statistik korelasi dengan Uji Rank Spearman menunjukkan nilai Rank Spearman adalah -0,047 (p=0,884), yang menandakan bahwa korelasi sangat lemah antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan permintaan obat. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan pendidikan tidak selalu mempengaruhi ketepatan permintaan obat, melainkan dapat dipengaruhi masa kerja, pengalaman dalam pengelolaan obat

    Pengaruh Pengetahuan dan Pengalaman terhadap Kesiapan Praktik Apoteker di Puskemas pada Era COVID-19

    No full text
    COVID-19 adalah penyakit menular yang menjadi ancaman besar bagi kesehatan dan keselamatan global. Peran apoteker sangat penting dalam pengendalian COVID-19, sehingga apoteker harus memiliki kesiapan tinggi dalam menghadapi pandemi COVID-19. Pengetahuan dan pengalaman adalah faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan praktik apoteker pada era pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan pengalaman terhadap kesiapan praktik apoteker di Puskesmas pada era pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah apoteker yang berpraktik di Puskesmas Jawa Timur yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat pengetahuan, pengalaman, dan kesiapan apoteker yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik (32,14%), cukup (63,39%), dan kurang (4,46%). Pengalaman yang tinggi (16,96%), sedang (36,61%), dan rendah (46,43%). Kesiapan tinggi (Technology Readiness Index sebesar 3,627). Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap kesiapan praktik apoteker dengan nilai Thitung (0,657) 0,05. Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman terhadap kesiapan praktik apoteker dengan nilai Thitung (0,200) 0,05. Secara simultan menunjukkan nilai F hitung (0,237) 0,05 yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan pengalaman terhadap kesiapan praktik apoteker di Puskesmas pada era pandemi COVID-19

    Hubungan Antara Pengetahuan Dan Ketepatan Penggunaan Benzoil Peroksida Dan Klindamisin Topikal Secara Swamedikasi (Studi Dilakukan Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya Dengan Acne Vulgaris)

    No full text
    Acne vulgaris atau jerawat adalah suatu keadaan terjadinya peradangan kronik pada unit pilosebasea. Klindamisin dan benzoil peroksida (BP) topikal salah satu terapi yang memiliki efek antibakteri dan antiinflamasi. Peran apoteker pada saat pelayanan swamedikasi dan pengetahuan yang dimiliki pasien dibutuhkan untuk menghasilkan penggunaan obat yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan ketepatan penggunaan benzoil peroksida dan klindamisin topikal secara swamedikasi baik secara tunggal atau kombinasi pada mahasiswa Universitas Brawijaya dengan Acne vulgaris. Penelitian ini dilakukan secara online yang bersifat observasional analitik dengan desain cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dan didapatkan responden sebanyak 105 responden. Pengetahuan mahasiswa diukur menggunakan kuesioner skala Guttman dengan pilihan jawaban benar dan salah. Ketepatan penggunaan mahasiswa diukur menggunakan pertanyaan semi terbuka dengan pilihan jawaban multiple choice dan esai. Hasil penelitian menunjukkan responden yang berpengetahuan baik (79,05%), cukup (20,95%), dan kurang (0,00%). Sementara itu, hasil ketepatan penggunaan terapi menunjukkan mahasiswa yang tepat (60,00%) dan tidak tepat (40,00%). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan dan ketepatan penggunaan terapi benzoil peroksida dan klindamisin topikal secara swamedikasi (p = 0,012; r = 0,245). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan dengan ketepatan penggunaan terapi benzoil peroksida dan klindamisin topikal secara swamedikasi pada mahasiswa Universitas Brawijaya dengan Acne vulgaris

    Hubungan Faktor Sosiodemografi dan Pengalaman terhadap Ketepatan Penggunaan CTM dalam Swamedikasi di Kabupaten Karanganyar

    No full text
    Swamedikasi adalah penggunaan obat-obatan, perawatan, dan/atau zat oleh seseorang tanpa resep dokter. Salah satu obat yang dapat digunakan dalam swamedikasi adalah Klorfeniramin Maleat (CTM) dikarenakan obat tersebut merupakan golongan obat bebas terbatas. Golongan obat bebas terbatas merupakan golongan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter, namun disertai dengan tanda peringatan. Indikasi CTM sendiri yaitu meredakan gejala alergi seperti alergi serbuk bunga, urtikaria, alergi makanan, dan reaksi obat. Namun, kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai indikasi dari CTM menyebabkan banyaknya penyalahgunaan penggunaan CTM. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dan pengalaman terhadap ketepatan penggunaan CTM dalam swamedikasi di Kabupaten Karanganyar. Desain yang digunakan yaitu observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan dengan teknik random sampling secara cluster sampling di Kabupaten Karanganyar kepada 117 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian ketepatan penggunaan CTM yaitu 95,7% responden masuk dalam kategori baik; 3,4% cukup; dan 0,9% kurang. Uji hipotesis dilakukan dengan uji Somers’d dan Koefisien Kontingensi. Didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara usia (p = 0,242); jenis kelamin (p = 0,307); tingkat ekonomi (p = 0,789); dan pengalaman penggunaan CTM (p = 0,176) dengan ketepatan penggunaan CTM, namun terdapat hubungan antara tingkat pendidikan (p = 0,065) dengan ketepatan penggunaan CTM. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan dengan tingkat korelasi sangat lemah antara tingkat pendidikan dan ketepatan penggunaan CTM, sedangkan usia; jenis kelamin; tingkat ekonomi; dan pengalaman tidak memiliki hubungan dengan ketepatan penggunaan CTM

    Systematic Literature Review : Formulasi Ethosome Pada Terapi Topikal Antifungal

    No full text
    Sistem penghantaran obat rute transdermal dikenal efektif karena bersifat lokal dan dapat meningkatkan kepatuhan pasien. Penggunaan vesikel lipid, yaitu ethosome telah menarik perhatian peneliti beberapa tahun terakhir. Kandungan etanol yang tinggi pada ethosome dapat meningkatkan penghantaran zat aktif hingga ke dalam sirkulasi sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formulasi ethosome pada terapi topikal antijamur berdasarkan parameter Entrapment Efficiency (EE), Vesicle size, Vesicle Stability, Zeta Potensial dan Zona inhibisi kultur jamur. Penelitian dilakukan dengan metode Systematic Literature Review terhadap 20 artikel terpilih. Konsentrasi etanol harus dioptimalkan selama proses formulasi, karena pada konsentrasi rendah dapat mengakibatkan nilai EE% rendah, dan pada konsentrasi yang sangat tinggi membran ethosomal akan lebih permeabel karena fosfolipid dapat dengan mudah dilarutkan dalam etanol, menyebabkan penurunan yang signifikan pada nilai EE%. Peningkatan konsentrasi fosfolipid akan meningkatkan ukuran vesikular slightly atau moderately, tetapi akan meningkatkan EE% secara signifikan Terdapat pengaruh pada formula ethosome terhadap Efektifitas terapi sediaan topiakal antijamur. Telah dipastikan bahwa formula ethosome lebih baik daripada Marketed liposomal gel (MLG) sebab aktivitas antijamur obat dapat dicapai pada konsentrasi obat yang jauh lebih rendah. Sehingga sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien, mengurangi insiden dan keparahan efek samping, dan mengarah pada hasil terapi yang lebih bai

    Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap Ketepatan Swamedikasi Gastritis di Kabupaten Gresik.

    No full text
    Swamedikasi merupakan cara yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi penyakit atau keluhan ringan tanpa resep dokter. Swamedikasi biasanya dilakukan pada penyakit ringan salah satunya yaitu gastritis. Gastritis merupakan proses peradangan yang dapat terjadi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Apabila swamedikasi tidak dilakukan secara benar maka akan menimbulkan ketidaktepatan pengobatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat di Kabupaten Gresik terhadap ketepatan swamedikasi penyakit gastritis. Desain yang digunakan yaitu observasional analitik dengan cross sectional. Sampel yang digunakan yaitu masyarakat di wilayah Kecamatan Driyorejo, Menganti, Kedamean, Wringinanom Kabupaten Gresik sebanyak 100 responden dengan teknik cluster sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan dan ketepatan swamedikasi yang telah dilakukan uji validitas serta reliabilitas. Hasil penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Gresik memiliki tingkat pengetahuan baik (39%), cukup (44%), kurang (16%) serta ketepatan swamedikasi secara baik (56%), cukup (37%), dan kurang (6%). Hasil uji statistik korelasi menggunakan Uji Spearman yang menunjukkan nilai koefisien korelasi 0.452 dan nilai signifikansi 0.000, hasil tersebut menandakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan tingkat korelasi sedang. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan tingkat korelasi yang sedang dan signifikan antara tingkat pengetahuan masyarakat terhadap ketepatan swamedikasi gastritis di Kabupaten Gresik

    Systematic Literature Review: Penggunaan Suplemen Kesehatan Selama Masa Pandemi COVID-19

    No full text
    Masyarakat melakukan upaya pencegahan dan pengobatan terhadap COVID-19 dengan menggunakan suplemen kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis suplemen kesehatan yang digunakan selama masa pandemi COVID-19 serta bagaimana pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap penggunaan suplemen kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review menggunakan aplikasi Publish or Perish (PoP) dengan database Google Scholar, Scopus, Crossref, dan PubMed. Setelah proses seleksi artikel dan critical appraisal, diperoleh sebanyak 14 artikel yang akan di-review. Hasil dari review 14 artikel ini menunjukkan penggunaan jenis suplemen diantaranya vitamin D, vitamin C, dan zink. Dosis vitamin D yang digunakan yaitu 32.000-200.000 IU/hari, dosis vitamin C yang digunakan yaitu 50-400 mg/kg/hari, dan dosis zink yang digunakan yaitu 20 mg/hari. Pengetahuan dan perilaku responden terhadap suplemen kesehatan dan swamedikasi yaitu dinilai baik jika responden dapat menjawab benar dalam setiap pertanyaan sebesar ≥ 75%, cukup dalam rentang nilai 56-74%, dan kurang pada nilai ≤ 55%. Sebanyak 2 artikel memiliki responden dengan pengetahuan yang baik, 1 artikel memiliki pengetahuan yang cukup, dan 3 artikel memiliki pengetahuan kurang. Sebanyak 3 artikel memiliki responden dengan perilaku penggunaan suplemen kesehatan yang kurang, 2 artikel memiliki perilaku yang cukup, dan 1 artikel memiliki perilaku yang buruk. Perilaku penggunaan suplemen kesehatan dipengaruhi oleh pengetahuan mengenai suplemen kesehatan, COVID-19, swamedikasi, dan pengalaman bergejala maupun terinfeksi COVID-19. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jenis suplemen yang banyak digunakan oleh masyarakat yaitu vitamin D, vitamin C, dan zink. Masyarakat memiliki pengetahuan dan perilaku yang kurang mengenai penggunaan suplemen kesehatan, swamedikasi, dan COVID-19
    corecore