6 research outputs found

    FAKTOR LINGKUNGAN RUMAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASMA PADA BALITA

    No full text
    Pendahuluan Penderita asma di seluruh dunia mencapai 400 juta orang, dengan pertambahan 180.000 setiap tahunnya. Prevalensi asma pada anak di Indonesia sudah cukup tinggi, terutama di kota -kota besar hampir mencapai 17%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur, Asma masuk dalam 10 penyakit terbanyak. Diketahui pada tahun  2019 jumlah penderita Asma sebanyak 1.302 kasus kemudian  pada tahun 2020 menjadi sebanyak 1.314 kasus dan pada tahun 2021 menjadi 1.338 kasus. Puskesmas Rawa Bening pada tahun 2021 jumlah kasus Asma sebanyak 205 kunjungan (1,53%) dari 13.399 kunjungan. Desa Kumpul Rejo pada tahun 2021 jumlah kasus Asma pada balita sebanyak 36 kunjungan (16,8%) kasus dari 214 balita. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor lingkungan rumah yang berhubungan dengan kejadian Asma pada balita di Desa Kumpul Rejo wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawa Bening Kabupaten OKU Timur tahun 2022. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini yaitu balita yang berada di Desa Kumpul Rejo wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawa Bening Kabupaten OKU Timur yaitu sebanyak 140 balita. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil Berdasarkan analisis univariat diperoleh hasil sebanyak 38 (27,1%) balita menderita Asma, sebanyak 52 (37,1%) responden mempunyai kebiasaan menggunakan kayu bakar, sebanyak 73 (52,1%) responden mempunyai kebiasaan merokok dalam rumah, dan sebanyak 54 (38,6%) responden mempunyai kebiasaan menggunakan obat nyamuk bakar. Hasil analisis bivariat menunjukkan  bahwa, ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan menggunakan kayu bakar dengan kejadian Asma pada balita dengan p value 0,000, ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok anggota keluarga dalam rumah dengan kejadian Asma pada balita dengan p value 0,000 dan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan menggunakan obat nyamuk bakar dengan kejadian Asma pada balita dengan p value 0,002

    PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWA KELAS XI TENTANG BAHAYA SEKS PRANIKAH DI SMA

    No full text
    Remaja sebagai penerus generasi  bangsa. remaja mempunyai peran penting dalam pembangunan dan citra negri. Remaja merupakan peralihan periode perkembangan dari masa kanak-kanak menuju perkembangan dewasa dimana semua fenomena perkembangan terjadi.  Diketahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan siswa kelas XI tentang bahaya seks pranikah di SMA N 1 Semende Kab. Muara Enim tahun 2023. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen Pre Test dan Post Test . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA N 1 Semende Kab. Muara Enim berjumlah sebanyak 140 siswa. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling. Dari hasil analisis diketahui Nilai rata-rata setelah post test 8,04 β‰₯  nilai pre test 4,29. Hasil analisis bivariat di peroleh p value 0,000. Artinya ada perbedaan rerata nilai siswa sebelum dan sesudah penyuluhan. Ada Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas XI Tentang Bahaya Seks Pranikah Di SMA N 1 Semende Kab. Muara Enim Tahun 2023 dengan hasil statistic uji wiloxcon  p value 0,000

    FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TYPHOID

    No full text
    Pendahuluan : Penyakit demam thypoid merupakan penyakit yang berada pada usus halus dan dapat menimbulkan gejala terus menerus, ditimbulkan oleh Salmonella thyposa. Penyakit ini erat kaitannya dengan hygiene pribadi dan sanitasi lingkungan, seperti hygiene perorangan, hygiene makanan, lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat-tempat umum yang kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Cross Sectional, Data dianalisis dengan rumus uji Chi-square. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Masyarakat Kelurahan kemalaraja RT 04 UPTD Puskesmas Kemalaraja sebanyak 389  jiwa. Sampel yang diambil secara acak sederhana (simple random sampling). berdasarkan rumus yang terdapat dalam buku Iwan Ariawan (2011).sebesar193 Sampel. Hasil: Hasil analisa Univariat kejadian kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik sebanyak 48 (24,9%) responden, 145 (75,1%)  responden dengan kategori mencuci tangan sudah baik. Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah sebanyak 43 (22,3%) responden, 150 (77,7%)  responden sudah tersedia tempat pembuangan sampah, pengolahan makanan yang tidak baik sebanyak 45 (23,3%) responden,  148 (76,7%) responden dalam kategori pengolahan makanan sudah baik. Hasil uji chi square di dapatkan p value 0,000< (0,05) artinya terdapat hubungan yang bermakna antara Kebiasaan Mencuci Tangan dengan kejadian Demam thypoid , p value 0,000< (0,05) artinya terdapat hubungan yang bermakna antara tempat pembuangan sampah dengan kejadian Demam thypoid, p value 0,001< (0,05). Artinya terdapat hubungan yang bermakna antara Pengolahan Makanan dengan kejadian thypoid. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan mencuci tangan, tempat sampah dan pengolahan makanan dengan kejadian demam thypoi

    EFEKTIVITAS PENYULUHAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN LANSIA PADA GOUT ARTHRITIS DI PUSKESMAS

    No full text
    Penyakit tidak menular khususnya penyakit degeneratif menjadi salah satu masalah kesehatan yang perlu atensi yang kuat, mengingat masalah tersebut terus meningkat di Indonesia. Gout atau asam urat merupakan salah satu jenis reumatik yang sering dijumpai dalam masyarakat, Penyakit ini disebabkan oleh tingginya kadar asam urat di dalam darah. Diketahuinya  pengaruh  penyuluhan  kesehatan  menggunakan  media audio visual terhadap pengetahuan lansia pada Gout Arthritis di Puskesmas Pulau Panggung Kabupaten  Muara Enim Tahun 2023. Desain One Group Pre Test dan Post Test . Populasi dalam penelitian ini  adalah  semua  lansia  yang  berjumlah  78  di  Puskesmas  Pulau  Panggung. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling. Dari hasil analisis diketahui Nilai rata-rata setelah post test 15,08 β‰₯  nilai pre  test  6,00.  Hasil  analisis  bivariat  di  peroleh  p  value  0,000.  Artinya  ada perbedaan rerata nilai lansia sebelum dan sesudah penyuluhan. Ada Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Media Audio Visual Terhadap Pengetahuan Lansia ada Gout Arthritis di Puskesmas Pulau Panggung Kabupaten  Muara Enim Tahun 2023 dengan hasil statistic paired t-test p value 0,000

    HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT DI UPTD PUSKESMAS SEKAR JAYA KABUPATEN OKU

    No full text
    Higiene dan sanitasi yang buruk masih merupakan masalah kesehatan terbesar di negara berkembang. Pada dasarnya penyakit kulit di Indonesia ini biasanya lebih banyak disebabkan oleh berbagai infeksi bakteri jamur, parasit serta penyakit dasar alergi. Kasus penyakit kulit di UPTD Puskesmas Sekar Jaya terdiri dari penyakit kulit akibat, jamur, bakteri, scabies dan dermatitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dan sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit kulit.Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pasien yang datang berobat ke Puskesmas Sekar Jaya dengan rata-rata kunjungan perbulan adalah 100 pasien. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square.Berdasarkan analisis univariat diperoleh hasil sebanyak 36 responden (36%) menderita penyakit kulit, sebanyak 43 responden (43%) dengan kebersihan tangan dan kuku tidak baik, sebanyak 44 responden (44%) dengan kebersihan kulit tidak baik, sebanyak 37 responden (37%) dengan sumber air bersih kurang baik dan sebanyak 54 responden (54%) dengan sarana pembuangan sampah tidak memenuhi syarat . Hasil analisis bivariat diperoleh hasil variabel kebersihan tangan dan kuku dengan p value 0,000, kebersihan kulit dengan p value 0,000, sumber air bersih dengan p value 0,000 dan sarana pembuangan sampah dengan p value 0,000. Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna antara kebersihan tangan dan kuku, kebersihan kulit, sumber air bersih dan sarana pembuangan sampah dengan kejadian penyakit kulit di Puskesmas Sekar Jaya Kabupaten OKU tahun 2023

    FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN POLI PENYAKIT DALAM

    No full text
    Peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan amanat Pasal 16 Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menetapkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien poli penyakit dalam RSUD dr. H. Mohammad Rabain yaitu 1.058 jiwa. Sampel dari keseluruhan populasi yaitu pasien poli penyakit dalam RSUD dr. H. Mohammad Rabain yaitu 282 pasien. Dari hasil analisis di ketahui bahwa proporsi responden yang waktu tunggu pelayanan baik dan pasien puas terhadap pelayanan sebanyak 84,4% lebih besar bila dibandingkan dengan proporsi responden yang waktu tunggu pelayanan kurang baik dan pasien puas terhadap pelayanan sebanyak 15,6%. Dari hasil analisis table di ketahui bahwa proporsi responden yang kualitas pelayanan memenuhi syarat dan pasien puas terhadap pelayanan sebanyak 86,0% lebih besar bila dibandingkan dengan proporsi responden yang kualitas pelayanan tidak memenuhi syarat dan pasien puas terhadap pelayanan sebanyak 14,0%. Hasil analisis di ketahui bahwa proporsi responden yang pemberian informasi obat baik dan pasien puas terhadap pelayanan sebanyak 81,7% lebih besar bila dibandingkan dengan proporsi responden yang pemberian informasi obat kurang baik dan pasien puas terhadap pelayanan sebanyak 18,3%. Hasil uji chi square di dapatkan p value 0,000 < (0,5) yang berarti ada hubungan antara waktu tunggu pelayanan dengan Kepuasan Pasien, Hasil uji chi square di dapatkan p value 0,000 < (0,5) yang berarti ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan Kepuasan Pasien, Hasil uji chi square di dapatkan p value 0,000 < (0,5) yang berarti ada hubungan antara pemberian informasi obat dengan Kepuasan Pasien
    corecore