23 research outputs found

    Pengaruh Aktifitas Warga Di Sempadan Sungai Terhadap Kualitas Air Sungai Winongo

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air Sungai Winongo dan pengaruh aktifitas masyarakat terhadap kualitas air sungainya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey lapangan, wawancara, dan analisis laboratorium. Kualitas air dianalisis berdasarkan beberapa parameter seperti fisika, kimia, dan microbiologi. Pengamatan kualitas air sungai dilakukan di dua lokasi pada kawasan perkotaan. Pencemaran sungai ditandai dengan adanya nilai kualitas air yang melebihi baku mutu airseperti BOD, COD, nitrat, detergen, fenol, dan coliform total. Dari hasil analisis kualitas air sungai tersebut, ditemukan bahwa tingkat pencemaran pada lokasi 2 (Kel. Tegalrejo, Kec. Tegalrejo) secara umum lebih tinggi dibandingkan pada lokasi 1 (Kel. Pringgokusuman, Kec. Gedong Tengen). Hal tersebut disebabkan oleh adanya aktifitas masyarakat sekitar yang tidak memperhatikan kebersihan lingkungan sungai seperti menumpuk sampah di tepi sungai dan membuang air limbah (industri tahu, rumah tangga, dan peternakan) langsungke sungai

    Penerapan Ekohidraulik pada Hulu Sub DAS Bompon, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

    Get PDF
    The upstream of Bompon sub-watershed is located in Magelang Regency, Central Java. The movement of soil mass and erosion often happens at Bompon sub-watershed. The occurrence of erosion is caused by high runoff so the soil and rocks become eroded and the loose material will enter the river body. The purpose of this study is to determine the characteristics and application of eco-hydraulics in the Upper Bompon watershed. The methods used include survey, mapping methods and mathematical methods. Preparation stage were done by collecting secondary data which were used as the basis for field data collection. The field work phase include collecting primary data by crosschecking and mapping. Furthermore, measuring river flow and observing the name of the flora. The results of the study showed that the width of the river was 1.1 m, the same as rice field irrigation channel with the pattern of dendritic drainage. The highest river flow discharge was 0.043 m3/s that occur in January, while the lowest was in June with river discharge of 0.010 m3/s. Eco-hydraulic application uses cliff restraint methods, namely cliff planting, cliff cover, cliff plants, flat fences and the use of gulud terraces. Keywords: River Flow Discharge, Ecohydraulic, Erosion, Upstream

    Indeks Kekritisan Mata Air di Dusun Peniron Kulon, Desa Plipiran, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah

    Get PDF
    Masyarakat di Dusun Peniron Kulon, Desa Plipiran, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah memanfaatkan mata air sebagai satu-satunya sumber air untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-harinya. Mata air tersebut mengalami penurunan debit ketika musim kemarau sehingga memaksa penggunanya untuk berhemat agar tidak kekurangan air. Penurunan debit mata air disebabkan oleh perubahan curah hujan yang juga mengalami penurunan selama musim kemarau sehingga berpengaruh terhadap suplai air di dalam akuifer secara keseluruhan. Disisi lain, daerah imbuhan mata air memiliki klasifikasi lereng terjal dan sangat terjal yang mengakibatkan banyak terbentuknya aliran permukaan pada lereng tersebut. Banyaknya aliran permukaan yang terbentuk menunjukkan bahwa kurang optimalnya lahan untuk menginfiltrasi air hujan sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan airtanah. Penurunan ketersediaan air dan peningkatan jumlah penduduk akan mempengaruhi indeks kekritisan air, khususnya kekritisan mata air. Indeks kekritisan mata air (IKA) ditentukan berdasarkan perbandingan antara kebutuhan air bersih pengguna mata air dengan ketersediaan air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan air bersih pengguna mata air, mengetahui ketersediaan air, dan menganalisis indeks kekritisan mata air. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif atau mixed method. Metode yang digunakan untuk perolehan data, baik data primer maupun sekunder dilakukan dengan metode survei dan pemetaan dan metode wawancara. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode geometri dan metode matematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,5%, baik pada tahun 2020 maupun 2025 menunjukkan klasifikasi belum kritis dengan nilai IKA berturut-turut sebesar 21,424% dan 24,614%. Seiring berjalannya waktu, laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan berpengaruh terhadap kekritisan mata air sehingga pemanfaatan air harus dilakukan secara bijaksana. Kata Kunci: Mata air, Kebutuhan Air, Ketersediaan Air, Indeks Kekritisan Mata ai

    Arahan Konservasi Mata Air di Sebagian Desa Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    Air telah menjadi kebutuhan dasar paling penting bagi manusia dalam melangsungkan kehidupan (Effendi, 2003). Mata air merupakan salah satu jenis sumberdaya air yang penting terutama untuk keperluan air minum (Rahardjo, 2008). Ketersediaan air yang mulai tidak stabil akibat dari terjadinya perubahan iklim seperti terjadinya kemarau panjang mulai mengancam kehidupan manusia (Kartasapoetra, 2017). Kepala Pelaksana BPBD DIY menyatakan 80% wilayah DIY berstatus awas kekeringan. Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo mengatakan bahwa 12 desa mengalami kesulitan air bersih termasuk diantaranya adalah Desa Banjarasri. Daerah penelitian terletak di sebagian Desa Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Kalisoka, Dusun Paras dan Dusun Dukuh memanfaatkan 3 mata air dan beberapa sumur gali warga sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran serta karakteristik mata air di daerah penelitian, mengetahui potensi mata air di daerah penelitian dan mengetahui arahan konservasi yang tepat. Metode yang digunakan yaitu metode survei dan pemetaan, metode wawancara, metode matematis dan metode laboratorium. Karakteristik mata air yang dikaji berupa sebaran mata air dan tipe mata air. Potensi mata air yang dikaji berupa kuantitas berupa debit dan kualitas mata air. Kualitas mata air yang digunakan berupa pH, COD, BOD, DO, TDS, TSS, kekeruhan dan total coliform yang dianalisa berdasarkan kualitas air standar kelas I PerGub DIY No. 20 Tahun 2008 dan CaCO3 yang dianalisa berdasarkan PerMenKes No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 2 Tahun 2013 digunakan untuk menganalisa daerah imbuhan yang terdapat pada daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe mata air berdasarkan pengalirannya ke-3 mata air ini termasuk tipe intermittent karena debitnya berfluktuasi tergantung curah hujan. Berdasarkan debitnya, ke-3 mata air ini termasuk tipe kelas VII dengan debit berkisar 0,01-0,1 L/detik. Berdasarkan terjadinya, tipe ke-3 mata air ini adalah mata air kontak batuan yang terbentuk karena kontak lapisan batuan. Potensi mata air berdasarkan perbandingan kebutuhan air warga dengan debitnya yaitu belum berpotensi mencukupi kebutuhan air warga dan dari segi kualitas cenderung belum baik dengan parameter yang belum memenuhi bakumutu yaitu TSS, DO, COD dan BOD. Pengelolaan mata air yang dilakukan berupa pembuatan bak penampung dan pemerataan sistem distribusi, pembuatan teras individu pada daerah imbuhan, serta melakukan pendekatan sosial.Kata Kunci: Daerah imbuhan mata air, karakteristik mata air, konservasi mata air, mata air, potens

    Pengolahan Airtanah Tercemar Logam Berat Merkuri (Hg) Akibat Pertambangan Emas Rakyat sebagai Sumber Air Bersih dengan Adsorpsi Karbon Aktif Di Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

    Get PDF
    Penambangan merupakan sektor alternatif bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di Desa Cihonje, Kabupaten Banyumas terdapat kegiatan penambangan emas yang di kelola secara mandiri oleh masyarakat. Kegiatan pertambangan tersebut menggunakan cara tradisional. Masyarakat dalam usaha pengekstrakan emas menggnakan logam berat merkuri (Hg). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di jelaskan bahwa ambang batas merkuri (Hg) sebesar 0,001 mg/L. Guna mencapai batas standar yang diharapkan maka penelitian yang dilakukan akan mengkait hubungan Hg terhadap pencemaran pada airtanah di sekitar daerah penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pencemaran logam berat mekuri (Hg) di airtanah akibat penambangan emas rakyat, dan menganalisis efektivitas teknik pengolahan airtanah tercemar logam berat merkuri (Hg). Metode yang digunakan adalah metode survey dan pemetaan, analisis laboaratorium, wawancara, analisis deskriptif, dan metode indeks pencemaran. Pengambilan sampling air limbah berdasarkan metode purposive sampling, untuk air permukaan diambil 2 titik sampel yaitu Air Sungai 1, Air Sungai 2, dan airtanah yang diambil sebanyak 3 titik sampel berdasarkan arah aliran airtanah. Setelah kadar pencemar diketahui, kemudian dilakukan pengolahan pada skala lab dengan menggunakan metode adsorpsi dengan media adsorben karbon aktif dan zeolit untuk mengetahui tingkat efektifitasnya. Percobaan laboratorium dilakukan dengan metode fixed-bed colum yang diisi materia karbn aktif. Pengujian Hg dilakukan pada hari petama, ke 3 dan ke 7. Hasil penelitian didapatkan bahwa kualitas sampel airtanah memiliki kandungan TSS sebesar 56 mg/L, nilai kekeruhan sebesar 2716,67 NTU dan merkuri sebesar 0,031 mg/L. Metode adsorpsi dengan karbon aktif memiliki nilai efektifitas untuk kandungan TSS, kekeruhan, dan merkuri berturut-turut sebesar 83,33%;99,42%;dan 99,46%. Efektivitas adsorpsi dengan adsorben zeolit untuk kandungan TSS, kekeruhan, dan merkuri berturut-turut sebesar 83,33%;99,42%; dan 99,14%.Kata Kunci: airtanah, karbon aktif, zeolit, metode adsorps

    Teknik Pengolahan Airtanah Payau Menjadi Air Bersih, di Desa Kanoman, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    Penduduk di Desa Kanoman tidak dapat menggunakan air tanah yang ada dikarenakan airtanah yang berasal dari sumur gali dirasa sedikit payau. Warga hanya menggunakan airtanah dari sumur gali tersebut untuk kebutuhan sehari-hari kecuali untuk konsumsi karena takut apabila air tersebut dikonsumsi akan menimbulkan gangguan bagi kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas airtanah, penyebab terbentuknya airtanah payau, dan arahan pengolahan airtanah payau di daerah penelitian sebagai air bersih. Metode yang dalam penelitian ini diantaranya adalah metode survei dan pemetaan, metode matematis, metode analisis laboratorium dan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Analisis yang digunakan untuk mengetahui penyebab airtanah payau adalah analisis karakteristik akuifer, analisis arah aliran airtanah, dan analisis kualitas airtanah. parameter fisik seperti DHL dan TDS. Untuk parameter kimia yang diuji diantaranya adalah salinitas, pH, Cl, Ca, Na, dan kesadahan sebagai CaCO3.Hasil yang diperoleh yaitu kualitas airtanah di lokasi penelitian tergolong sebagai air payau. Hal ini dapat diketahui dari beberapa parameter yang terkandung didalam airtanah dan memiliki nilai melebihi batas baku mutu sebagai air bersih, antara lain yaitu nilai TDS sebesar 1120 ppm, nilai DHL 2270 µmhos/cm, nilai klorida 317,6 mg/L, nilai salinitas 1 (%o) dan nilai natrium 1059 mg/L. Airtanah payau di daerah penelitian merupakan air formasi (connate water) yang terperangkap akibat aktivitas marin berupa laut dangkal atau zona lithoral pada masa lampau. Pemanfaatan zeolit sebagai water filter treatment untuk arahan pengolahan air payau sebagai air bersih kurang menunjukan hasil yang optimal dalam mengarbsorpsi ion-ion dalam air, sehingga arahan pengolahan berupa reverse osmosis sebagai alternatif lain dalam mengolah air payau menjadi air yang layak dikonsumsi.Kata Kunci: Adsorbentv; Airtanah payau ; Medi

    Rancangan Teknik Reklamasi Penambangan Pasir dan Batu Di Dusun Banaran, Desa Keningar, Kec. Dukun, Kab. Magelang, Jawa Tengah

    Get PDF
    The research was conducted in Banaran Hamlet, Keningar Village, Dukun Subdistrict, Magelang District, Central Java, which is a mining area for sand and rock, previously the area was a private forest. Mining system used in the form of open pit mining and traditional mining methods. The purpose of this research is to determine the level of land and the technical design of mine reclamation mining areas at the study site.The methods used in this research was field survey, mapping and descriptive analysis. The sampling technique used in this research was purposive sampling technique which is a part of non-probability sampling. Descriptive analysis was based on the Environment Ministerial Decree Number 43 of 1996 concerning Standards Criteria for Environmental Damage for Group C mining Businesses and Activities on Land and DIY Governor Decree Number 63 of 2003.Based on the research report, the mining area fulfills the damaged criteria because out of all the tested parameters, only 1 parameter fulfills the good criteria. No management of topsoil, the base relief excavation is more than 1 meter, the average wall slope is 55o (142,81%), the height of the excavation wall with an average of ±5,6 meters and land cover/vegetation reaching 33,35%. The technical design will be used is making bench terraces and making drainage channels. The plants used as revegetation are sengon, jackfruit and vetiver grass as cover crop plants. Keywords: Sand and Rock Mining, Land Degradation, Soil Fertility, Reclamatio

    Rapid Lava Sand Filtration for Decentralized Produced Water Treatment System in Old Oil Well Wonocolo

    Get PDF
    The Cepu Block Oil Field has been traditionally extracted since 2008 by the local community in Wonocolo. The oil well-produced gas and fluids consisted of crude oil and produced water. This oil production activity discharges high amounts of produced water. The fluids have been settled down in the sedimentation tank to gain the crude oil optimally. The remaining fluid called produced water has been discharged to the surface towards the river without any further treatment.  This activity led to the deterioration of environmental quality. This study aimed to analyze the performance of produced water treatment by rapid sand filtration by measuring the degree of turbidity removal under the specific condition on a laboratory scale using lava sand. The sedimentation was conducted in 3 hours of retention time following the real field condition of the oil production process by community in one sample well. The rapid sand filtration was conducted by a fixed bed column method with 0.2 cm of grain size. The sedimentation process followed by the rapid sand filtration in produced water treatment yielded the high efficiency of turbidity removal reaching 98.65 %. The rapid sand filter also worked excellently in turbidity removal attaining 96.48 % of efficiency. These results confirmed that the sedimentation already done by the community followed by the rapid sand filtration is promising decentralized technology to be applied in a remote area such as Old Oil Wells Wonocolo regarding turbidity removal

    Teknik Konservasi Mataair Untuk Kebutuhan Air Domestik di Sebagian Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    Sebagian Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah yang rawan kekeringan. Sebagian warga desa menggunakan mataair dan sumur sebagai sumber air untuk kebutuhan air domestik. Namun saat musim kemarau, sumur – sumur mengering dan debit mataair berkurang sehingga beberapa warga kekurangan air untuk kebutuhan air harian. Pemanfaatan sumber daya air masih tradisional dan belum dikelola secara optimal, baik dari pelestarian, perlindungan dan sistem distribusi air. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode survei & pemetaan, wawancara, matematis, laboratorium dan evaluasi. Karakteristik mataair yang dikaji meliputi sebaran dan tipe mataair berdasarkan sifat pengaliran, kelas debit, dan tenaga gravitasi. Potensi mataair diketahui dari kuantitas (debit) dan kualitas mataair. Kuantitas mataair dihitung dari debit mataair pada dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan. Kualitas matair diketahui dari analisis laboratorium dan pengamatan di lapangan. Wawancara digunakan untuk mengetahui kebutuhan air penduduk dan evaluasi daerah imbuhan untuk mengetahui kelas daerah imbuhan. Berdasarkan hasil penelitian, kedua mataair (Mataair Song Putri dan Mataair Sawah) termasuk Depression Springs, memiliki sifat pengaliran tipe Intermittent Springs dan kelas debit VI (debit berkisar 0,1-1 L/detik). Kualitas air dari mataair tidak sesuai sebagai Air Kelas I sehingga diperlukan pengelolaan. Kebutuhan air penduduk di tahun 2029 tercukupi dan daerah imbuhan termasuk kelas sedang. Teknik konservasi yang dilakukan berupa penerapan strip cropping, pembuatan bak penampung dan sistem distribusi serta sumur resapan.Kata Kunci: potensi mataair, kebutuhan air, konservasi mataair, daerah imbuha
    corecore