39 research outputs found
Penyuluhan Mengenai Bahan Tambahan Pangan Pengawet dan Pewarna kepada Siswa SMP Singosari Kabupaten Malang
Produk makanan dapat mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP) pengawet dan pewarna. Pengawet makanan bertujuan untuk mencegah penguraian mikroba dan Pewarna makanan bertujuan untuk memberi warna atau memperbaiki warna makanan. Penggunaan BTP memiliki batasan tertentu agar tidak berefek terhadap kesehatan saat digunakan untuk membuat makanan dan saat dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat. Selain itu, terdapat BTP pengawet dan pewarna yang tidak diperbolehkan oleh BPOM karena membahayakan kesehatan. Tujuan Pengabdian Masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) terhadap BTP pengawet dan pewarna. Tim pengabdian kepada masyarakat melaksanakan penyuluhan dan mengevaluasi tingkat pengetahuan siswa di SMP Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Hasil uji Pretest dan Posttest dengan metode Wilcoxon pada tingkat kepercayaan 95% menunjukan perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Peningkatan pengetahuan ditunjukan dari meningkatnya hasil rata-rata posttest dibandingkan pretest
In silico ADME-T and molecular docking study of phytoconstituents from Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray on various targets of diabetic nephropathy
Context: Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Grayhas been known for treatment of diabetes mellitus, yet its mechanism as anti-diabetic has not been defined. There are various therapeutic targets for diabetes and its complication such as diabetic nephropathy.
Aims: To investigate the mechanism of phytoconstituents in Tithonia diversifolia to various targets of diabetic nephropathy and predict the pharmacokinetic profile such as absorption, distribution, metabolism, elimination, and toxicity (ADME-T).
Methods: Eighteen phytoconstituents in Tithonia diversifolia were analyzed for drug-likeness. The molecular docking of molecules was performed to protein targets, then its molecular interaction was determined. ADME-T properties were predicted using three different web servers.
Results: Drug-likeness analysis showed that all the phytoconstituents were within the range set by Lipinski’s rule of five. This study showed that Tithonia diversifolia have potential as a candidate for diabetic nephropathy therapy agent with various mechanisms by inhibiting α-glucosidase, ACE, ALR, DPP-4, LMW-PTP, RAGE, SGLT2, SUR1, and an analog of PPAR-γ. 5-Caffeoylquinic acid, catechin, diversifolin, hispidulin, tagitinin A, tagitinin C, tagitinin F, tithonine, and tirotundin were phytoconstituents with a high binding affinity to several proteins. β-gurjunene, tagitinin A,tagitinin C, tagitinin F, and tirotundin were predicted to have a better ADME-T properties than other compounds. In summary, tagitinin A, tagitinin C, tagitinin F, and tirotundin were showed the high binding affinity to various diabetes-related proteins and have a good ADME-T profile.
Conclusions: This study suggests that Tithonia diversifolia constituents have potential properties as an anti-diabetic nephropathy agent, and further studies to analyze its potency are required
Β-LACTAMASES INHIBITOR-PRODUCING SOIL BACTERIA FOR AMPICILLIN-RESISTANT UROPATHOGENIC ESCHERICHIA COLI ISOLATE
Objective: The goals of this investigation were to identify the species of the producers and ascertain the dose-dependent effect of extracellular products of Indonesian bacteria that generate β-lactamases inhibitors.
Methods: An agar diffusion technique for the lactamase inhibitor activity assay was performed. Observation of bacteria using phenotypic analysis was performed by observing colony color and cell shape morphology, biochemical assays and a series of carbohydrate fermentation tests. Bacterial identification was performed by comparing the nucleotide sequence of the 16S rDNA gene of target bacteria with available nucleotide sequences in Gene Library (NCBI). Combining data from phenotypic and genotypic analyses allowed for the identification of the producers.
Results: According to our findings, none of the bacteria's extracellular products, which contain β-lactamase inhibitors in a range of concentrations, showed a discernible impact on the values of the inhibition zone. The producers are Aeromonas popoffii, Alcaligenes faecalis, Streptomyces brasiliensis, Staphylococcus equorum, Pseudomonas putida, Pseudomonas fluorescens, Salmonella typhi, Enterobacter hormaechei, Serratia marcescens and Enterobacter sp. The highest potency of β-lactamase inhibitor was provided by the extracellular product of VR3 isolate bacteria which was identified as Serratia marcescens.
Conclusion: In conclusion, this study clearly showed that our isolated bacteria have the potential to be further investigated in order to maximize the recovery of β-lactamase inhibitor compounds
Prolonged-heated High-Fat Diet Increase the Serum LDL Cholesterol Level and Induce the Early Atherosclerotic Plaque Development in Wistar Rats
Rats are one of the most widely used animal models in health research. However, since rats are relatively resistant to atherosclerosis, the transgenic rats often used to study atherosclerosis in rats. Our study suggests a prolonged-heated lipid to induce atherosclerosis in rats, therefore provide a more low-cost option to study atherosclerosis in rats. Aims of this study is to compare the effect of heated high-fat diet (HFD) to the LDL and HDL cholesterol level and foam cell formation in the Wistar rat animal model. Rats were divided into three groups, control group was given with the normal diet, and the other two treated groups received oxidized HFD (heated HFD) and HFD, respectively. The heated HFD contain lard that was previously heated at 190°C for 24 h. Diet was given for 8 weeks. The serum LDL and HDL cholesterol level were measured before and 4th and 8th weeks after treatment with help of colorimetric measurement. The aorta analyzed for the foam cell formation after HE staining using the light microscope. The prolonged- heated HFD significantly increased the LDL cholesterol from the 4th week of the treatment (p = 0.023). The rats aortic from HFD and heated HFD treated groups showed a mononuclear cells infiltration and the early foam cell formation. The heating process of the lipid caused lipid oxidation which significantly increased the LDL cholesterol level of the animal model and foam cells formation. This study suggests that Wistar rats with heated HFD could demonstrated early atherosclerosis plaque development
Potensi Vaksin Lectin-Like Oxidized Ldl Receptor-1 (Lox-1) Dalam Mencegah Aterosklerosis: Studi Efek Vaksin Dna Lox-1 Dalam Mencegah Pembentukan Sel Busa Pada Aorta Tikus Wistar Dan Vaksin Subunit Lox-1 Dalam Mencegah Deposisi Lipid Pada Abdominal Mesenteric Artery Shr-Sp
Aterosklerosis adalah proses keradangan kronis yang dapat mengarah pada
terjadinya berbagai komplikasi seperti misalnya penyakit kardiovaskular. Hingga saat ini
penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab utama kematian di dunia dan
prevelansinya semakin meningkat di negara berkembang seiring dengan perubahan
gaya hidup.
Aterosklerosis diawali dengan ambilan LDL teroksidasi (ox-LDL) ke dalam sel
endotel yang diperantarai oleh reseptornya. Lectin like oxidized-LDL receptor-1 (LOX-1)
merupakan reseptor utama ox-LDL berupa protein homodimer yang diekspresikan
berlebih akibat berbagai stimulus, misalnya ox-LDL dan stres oksidatif. Ikatan antara ox-
LDL dan LOX-1 akan memicu jalur pensinyalan dalam sel yang berakibat pada aktivasi
dan disfungsi sel endotel, yang teridentifikasi melalui peningkatan produksi reactive
oxygen species (ROS) intraselular, penurunan Nitric Oxide (NO), dan aktivasi faktor
transkripsi nuclear faktor kappa beta (NF-Κβ). Selanjutnya, aktivasi NF-Κβ diikuti dengan
peningkatan ekspresi sitokin, molekul adhesin, dan protease. Melihat sentralnya peran
LOX-1 dalam aterosklerosis, penghambatan LOX-1 menjadi salah satu strategi terapi
aterosklerosis baru yang potensial.
Vaksinasi merupakan salah satu terapi pencegahan aterosklerosis yang mulai
dikembangkan. Penelitian pengembangan vaksin LOX-1 dibagi dalam dua tahap, yaitu
penelitian tahap I berupa pengembangan vaksin DNA rekombinan dengan menggunakan
region penyandi C-type like domain (CTLD)-LOX-1 yang dibawa plasmid pcDNA3.1.
Vaksin DNA ini diberikan dengan menggunakan adjuvan alum melalui rute injeksi
intramuskuler. Penelitian tahap II merupakan pengembangan vaksin protein subunit yang
diproduksi menggunakan teknologi DNA rekombinan yaitu dengan memproduksi antigen
CTLD-LOX-1 pada sel inang Lactococcus lactis NZ9000. Selain sebagai produsen
protein sub-unit CTLD LOX-1, L.lactis juga dimanfaatkan sebagai bakteri pembawa
vaksin yang diberikan melalui rute oral.
Pada penelitian tahap I, untuk mengembangkan vaksin DNA LOX-1 dilakukan
construct dengan menyisipkan gen penyandi CTLD LOX-1 tikus pada plasmid pembawa
(pcDNA3.1). LOX-1 diuji ekspresinya secara in vitro pada sel mamalia (sel HeLa). CTLD-
LOX-1 disintetik secara kimia dan digabungkan dengan gen penyandi green fluorescence
protein (GFP) dengan menggunakan pcDNA3.1 sebagai plasmid pembawa. Plasmid
pcDNA3.1-LOX-1 dan pcDNA3.1-GFP-LOX-1 ditransfeksikan ke dalam sel HeLa dengan
metode lipotransfeksi. Analisa ekspresi mRNA LOX-1 dan GFP-LOX-1 lebih tinggi pada
sel HeLa yang ditransfeksi dengan pLOX-1 ( ̴ 300x) dan pGFP-LOX-1 ( ̴ 275.000 kali)
daripada sel HeLA yang tidak ditransfeksi. Ekspresi protein LOX-1 pada sel HeLa yang
ditransfeksi dengan pLOX-1 terdeteksi pada ukuran 14 kDa yang menunjukkan ukuran
CTLD-LOX-1. Hal ini menunjukkan bahwa plasmid pcDNA3.1-LOX-1 dikenali oleh sistem
mamalia dan dapat digunakan sebagai kandidat vaksin pada hewan coba. Selanjutnya
vaksin LOX-1 diuji efektivitasnya dalam mencegah aterosklerosis dengan menggunakan
alum sebagai adjuvan melalui rute intramuskuler.
Adjuvan berupa alum yang digunakan berperan sebagai sistem depot yang
meningkatkan waktu retensi vaksin pada lokasi pemberian sehingga memicu akumulasi
antigen presenting cells (APC). Dalam penelitian ini terlihat bahwa vaksin DNA-LOX-1
v
mampu mencegah kerusakan struktur intima media aorta pada tikus Wistar dengan diet
tinggi lemak yang ditunjukkan dengan struktur sel otot polos yang normal dan minimnya
jumlah infiltrasi mononuclear dan sel busa. Vaksin DNA LOX-1 juga sedikit mencegah
peningkatan ekspresi LOX-1 (p= 0, 371) pada sel endotel jaringan aorta tikus yang
dianalisa dengan teknik immunofluorescense. Analisa imunohistokimia menunjukkan
bahwa vaksin DNA LOX-1 tampak mencegah penurunan ekspresi eNOS (p = 0,419) pada
sel endotel jaringan aorta tikus. Lebih lanjut vaksin DNA LOX-1 juga diduga mencegah
pembentukan sel busa (p =0.096) pada jaringan aorta tikus. Penelitian pendukung juga
menunjukkan bahwa vaksin LOX-1 mampu mencegah inflamasi pada aorta tikus melalui
pencegahan ekspresi NF-kB, TNF-α, dan IL-6. Vaksin LOX-1 tidak menginduksi
peningkatan produksi antibodi anti-LOX-1 sehingga diduga vaksin LOX-1 bekerja melalui
sistem imun selular.
Pada penelitian tahap II, vaksin subunit LOX-1 dibawa oleh L. lactis rekombinan
sebagai pembawa. LOX-1 diekspresikan secara in vitro di dalam sel L. lactis rekombinan
sebagai protein fusi dengan GFP. Analisa Western Blot menunjukkan LOX-1 diproduksi
melalui induksi nisin. L. lactis yang mengekspresikan LOX-1 diberikan pada hewan coba
spontaneous hypertensive rats-stroke prone (SHR-SP) melalui rute oral. Level antibodi
IgG anti-LOX-1 lebih tinggi secara signifikan pada tikus yang divaksinasi dibandingkan
dengan tikus kontrol (p = 0,046). Anti LOX-1 mencegah pengikatan ox-LDL dengan LOX-
1 sehingga mencegah disfungsi endotel. Vaksin subunit LOX-1 mampu meningkatkan
respon imun humoral melalui induksi produksi antibodi IgG anti-LOX-1. Walaupun
demikian, titer antibodi tidak cukup tinggi untuk dapat memblok LOX-1 secara
keseluruhan sehingga area disposisi lipid pada tikus yang divaksin tidak turun secara
signifikan (p = 0,232).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah LOX-1 merupakan protein yang potensial
untuk dikembangkan sebagai kandidat vaksin anti aterosklerosis, baik melalui
pendekatan vaksin DNA maupun vaksin subunit. Walaupun demikian perlu dilakukan
optimasi dosis, rute pemberian, dan formulasi adjuvan untuk meningkatkan respon imun
sehingga dapat mencegah kerusakan struktur sel endotel pada jaringan aorta dan
pembentukan plak aterosklerosi
Live Bacterial Vectors—A Promising DNA Vaccine Delivery System
Vaccination is one of the most successful immunology applications that has considerably improved human health. The DNA vaccine is a new vaccine being developed since the early 1990s. Although the DNA vaccine is promising, no human DNA vaccine has been approved to date. The main problem facing DNA vaccine efficacy is the lack of a DNA vaccine delivery system. Several studies explored this limitation. One of the best DNA vaccine delivery systems uses a live bacterial vector as the carrier. The live bacterial vector induces a robust immune response due to its natural characteristics that are recognized by the immune system. Moreover, the route of administration used by the live bacterial vector is through the mucosal route that beneficially induces both mucosal and systemic immune responses. The mucosal route is not invasive, making the vaccine easy to administer, increasing the patient’s acceptance. Lactic acid bacterium is one of the most promising bacteria used as a live bacterial vector. However, some other attenuated pathogenic bacteria, such as Salmonella spp. and Shigella spp., have been used as DNA vaccine carriers. Numerous studies showed that live bacterial vectors are a promising candidate to deliver DNA vaccines
THE POLLUTION PROBLEMS OF ENVIRONMENTAL PROTECTION OF KMV REGION AND THE WAYS TO SOLVE THEM
Сегодня экологическую ситуацию региона КВМ характеризует весьма значительный рост негативных последствий использования природы. Использо- вание человеком природных ресурсов в рекреационном регионе в значительной мере обусловлено многими факторами, такими как чрезмерное развитие про- мышленных предприятий, деятельность агропромышленного комплекса, стре- мительное развитие транспортного комплекса, социальные факторы, недоста- точны финансовым вложением и др. Опасность загрязнения атмосферы в том, что это негативное явление не знает государственных границ и распространяется на огромные территории. Именно только по этой причине ни одному отдельно взятому государству или региону не под силу решить проблему загрязнения атмосферы, и поэтому требу- ется принятие специальных мер международного, межрегионального характера по предотвращению этого негативного явления.Today the environmental situation in the KMV region has a very significant increase in adverse effect of using natural resources. Human use of natural resources in the recreational area is largely due to many factors such as development of industrial enterprises, activities of agro- industrial complex, the rapid development of transport sector, social factors and lack of financial investment. The risk of pollution of the atmosphere has no borders and covers large areas. Just because of that reason any particular state or region can`t solve the problem of the pollution of the atmosphere, that`s why we require special international and interregional measures to prevent this negative phenomenon
Pengaruh Konsentrasi Bakteri Lactococcus Lactis Terhadap Ekspresi Antigen Protein Spike Dalam Produk Soyghurt Sebagai Kandidat Vaksin Oral Covid-19
COVID-19 merupakan suatu gangguan saluran napas yang diakibatkan oleh
virus SARS-COV-2 dan dinyatakan oleh WHO sebagai pandemik global pada
tahun 2020. Tingkat penularan yang tinggi menyebabkan kasus ini menyita banyak
perhatian di seluruh dunia dan banyak studi yang dikembangkan untuk menekan
angka kasus hingga angka kematian akibat COVID-19. Vaksin merupakan salah
satu yang paling banyak dikembangkan oleh para peneliti. Tujuan dari penelitian
ini mengembangkan formula susu kedelai fermentasi (soyghurt) yang
difermentasikan oleh bakteri Lactococcus lactis irekombinan yang
mengekspresikan protein spike virus SARS-CoV-2 sebagai starter dalam vaksin
oral COVID-19. Bakteri Lactococcus lactis rekombinan digunakan sebagai strater
fermentasi susu kedelai dan dilakukan uji ekspresi antigen terhadap sampel
dengan konsentrasi 10% dan 20%. Hasil uji ekspresi antigen dengan metode
ELISA menunjukkan adanya antigen yang diekspresikan oleh Lactococcus lactis
di dalam soyghurt. Hasil analisis data menunjukkan perbedaan yang tidak
signifikan antara soyghurt dengan konsentrasi 10% dengan 20%. Adanya ekspresi
antigen yang berhasil di ekspresikan pada soyghurt menunjukkan potensi
penelitian ini untuk dikembangkan menjadi vaksin oral COVID-1