4 research outputs found

    Peran Perpustakaan Waca dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa melalui Gerakan Literasi Sekolah di SMAN 1 Astanajapura

    Get PDF
    Menumbuhkan minat baca sejak dini sangat penting agar masyarakat memiliki sifat budaya membaca. Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan untuk penumbuhan minat baca, seperti program Gerakan Literasi Sekolah yang dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui peran perpustakaan waca dalam meningkatkan minat baca siswa melalui Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1 Astanajapura. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan desain penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Gerakan Literasi Sekolah di untuk mengetahui peran perpustakaan waca dalam meningkatkan minat baca siswa melalui Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1 Astanajapura dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Tahap pembiasaan meliputi kegiatan membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan penataan lingkungan yang kaya akan literasi. Tahap pengembangan meliputi pengembangan literasi melalui kegiatan Jumat Bahasa, sementara tahap pembelajaran meliputi pemanfaatan buku pengayaan dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang disertai tugas menulis

    Konseling Pendidikan Seks dalam Pencegahan Kekerasan Seksual Anak (KSA)

    No full text
    Kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia akhir-akhir ini semakin marak terjadi. Kekerasan seksual, tidak saja terjadi pada laki-laki namun juga pada anak perempuan. Pelaku dari kekerasan seksual dapat berasal dari orang lain yang tidak di kenal anak, namun juga terkadang justru dari keluarga dekat. Kasus kekerasan seksual di Kabupaten Cirebon sendiri setiap tahun mengalami peningkatan. Berdasar data Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Cirebon, pada tahun  2015 setidaknya terjadi 49 kasus kekerasan terhadap anak. Jumlah itu meningkat dibanding 2014 yang tercatat 34 kasus. Dalam kebanyakan kasus tersebut, para pelaku mayoritas merupakan orang yang dikenal korban seperti tetangga, teman, hingga saudara korban.Dari masalah di atas, salah satu penyelesaiannya melalui kegiatan konseling pendidikan seks. Pendidikan seks pada anak dilaksanakan meliputi beberapa aspek antara lain : pertama, pengajaran yakni penjelasan tentang organ reproduksi laki-laki dan perempuan, kehamilan, ihtilam (mimpi basah), haid dan keputihan. Kedua,  Penyadaran yakni menanamkan rasa malu pada anak, mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata, mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilat  dan khalwat, memilihkan tayangan televisi yang baik buat anak. Ketiga, penerangan yakni menjelaskan tentang IMS. Kesimpulan dari penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pelaksanaan konseling pndidikan seks yang dilakukan oleh seorang konselor terhadap klien memiliki peranan yang sangat penting dalam prevensi kekerasan seksual anak. Kegiatan konseling pendidikan seks dilakukan tidak hanya sebagai upaya membantu mengatasi masalah klien yang berkaitan dengan seksualitasnya, melainkan berkaitan juga dengan upaya-upaya pendidikan dalam meningkatkan kesadaran akan masa depannya. Kata Kunci: Konseling Pendidikan Seks; Prevensi; Kekerasan Seksual Anak

    BENTUK DAN MODEL TERAPI TERHADAP ANAK-ANAK PENYANDANG AUTISME (KETERBELAKANGAN MENTAL)

    No full text
    Autis adalah gangguan perkembangan perpasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, dan interaksi sosial. Jumlah anak yang terkena autis semakin hari semakin meningkat pesat. Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang terkena autisme akan semakin besar. Bahkan jumlah penderita autis semakin hari semakin menghawatirkan, baik bagi orang tua, masyarakat maupun pemerintah.Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun. Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis berat yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif. Penderita autis diharapkan mendapatkan diagnosis lebih awal sehingga mendapatkan terapi lebih dini dan mampu mengobati dan menyembuhkan terhadap anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental tersebut. Upaya deteksi dini yang optimal memerlukan kerjasama dari semua pihak dari mulai orang tua, tim ahli dalam hal ini dokter maupun dari instansi pemerintah itu sendiri. Key words: autis, penyebab, terap

    Psikologi Pembelajaran

    No full text
    corecore