13 research outputs found

    Dampak Politik Pangan Terhadap Sektor Pertanian

    Full text link
    Sebagaimana diumumkan pemerintah, harga produk-produk pertanian, terutama bahan pangan menyebabkan tingginya angka inflasi pada triwulan pertama tahun ini. Oleh sebab itu, agar angka inflasi komultif tahun ini tidak menembus double digit, maka harga-harga bahan makanan harus dikendalikan

    Analisis Konsentrasi Kemiskinan Di Indonesia Periode Tahun 1999-2003

    Full text link
    Poverty issues is related not only to the population of the poor but also to poverty concentration in certain areas. This research deals with concentration pattern of poverty in Indonesia analysed by Theil Entrophy index on poverty report data in 26 provinces in Indonesia 1999-2003. The analysis reveals that poverty is highly concentrated in relatively advanced provinces in Java during 1999-2003.Analysis on gap within region as well as between region in Java resulted in higher Theil index than that of other region. Overall calculation shows that there was a slightly decreasing trend in poverty concentration in 1999-2003. Contributing factors to the trend are education, health and human development quality in the region. Therefore, this research raises the urgency of reassessing the government development strategy that use to be growth oriented. Encouraging economic activities in less developed regions will contribute to economic growth and in turn increase the income of the population in the region

    Bedah Buku: Melacak Pembuktian Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

    Full text link
    Judul Buku : The Elusive Quest for GrowthPenulis : William EasterlyPenerbit : MIT Press, 2002 Cambridge, Massahusetts, London, Engaln

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DI RUANG TERATAI RSUD BANGIL PASURUAN

    Full text link
    Pneumonia adalah penyakit infeksi yang sering menyebabkan kematian dengan pria menduduki peringkat ke-empat dan wanita peringkat ke-lima. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit (Ockenberry dan Wilson, 2009). Data WHO menujukkan, sekitar mencakup 74% dari 156 juta kasus di seluruh dunia yang meninggal dunia tiap tahun akibat pneumonia. Pneumonia disebutkan WHO sebagai kematian tertinggi dari pada penyakit-penyakit lain seperti campak, malaria, serta AIDS. World pneumonia day (WPD) melaporkan Indonesia menjadi Negara dengan kejadian kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan TBC. Dari seluruh kematian dewasa, proporsi kematian yang mencakup 20-30% insiden pneumonia tahun 2013 di jawa timur sebesar (77,9%) dari sebanyak 38.318.791 jiwa( Kementrian kesehatan RI, 2013). Umumnya Pneumonia terjadi akibat inhalasi atau aspirasi mikroorganisme, sebagian kecil melalui aliran darah (hematogen). Penyakit pneumonia menyebar melalui kontak dengan orang yang terinfeksi. Hal ini disebabkan ketika seseorang menghirup mikroorganisme yang terinfeksi mikroorganisme kecil yang hidup seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lain yang menyebar dan masuk ke tubuh kita melalui mulut, hidung dan mata. Jika tidak mampu melawan mikroorganisme ini maka mereka tersebar di paru-paru dan kantong udara sehingga perlahan-lahan kantong udara penuh dengan nanah dan cairan. Jika tidak ditangani dengan cepat bisa mengakibatkan gagal nafas, pericarditis, meningitis, atelectasis, hipotensi, delirium akibat asidosis metabolik, Pneumonia berat dapat mengakibatkan hipoksemia, hiperkapnea, asidosis respiratorik, asidosis metabolic, dan gagal nafas, sehingga pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien yang paling diutamakan (Setiawan, 2008). Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien Tn. M dengan diagnose pneumonia di Ruang teratai RSUD Bangil

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERCULOSIS PARU DI RUANG MELATI RSUD BANGIL

    Full text link
    Tuberkulosis paru (TB Paru) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulose yang menyerang organ paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus akan mengecil (Nugroho 2014). Masyarakat yang menderita TB paru banyak yang mengalami kegagalan dalam pengobatan karena mereka menghentikan pengobatan segera setelah mereka merasa kondisinya lebih baik dan atau selama 2 bulan selama menjalani pengobatan. Penderita menghentikan pengobatan disebabkan karena kesalahan persepsi penderita TB tentang pengobatan dengan kesembuhan (Waisbord dalam Purwaningsih, 2017). Tuberkulosis paru merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut WHO (2006), secara global terdapat 8,9 juta kasus TB dan kira-kira 1,6 juta atau 27 per 100 ribu orang meninggal karena penyakit TB (Depkes 2007). Di Indonesia, TBC merupakan masalah kesehatan baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman Tuberkulosis berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut pula sebagai basil tahan asam (BTA). Gejala umumnya berupa batuk terus menerus dan berdahak selama 3(tiga) minggu atau lebih. Gejala lain yang sering dijumpai adalah dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan, tak dapat mencerna, turgor kulit buruk, kulit kering dan bersisik, kehilangan otot dan kehilangan lemak subkulan. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa medis Tuberculosis Paru di Ruang Teratai RSUD Bangil

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERKULOSIS PARU DI RUANG MELATI RSUD BANGIL PASURUAN

    Full text link
    Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian yang lain (Indriani, 2013). Zaman dahulu penyakit Tuberkulosis menyerang pada siapa saja, baik pria maupun wanita, tua atau muda. Penyakit paru ini diidentifikasikan sebagi penyakit yang paling luas melibatkan batuk darah dan demam yang hampir selalu fatal penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) (Yunita, 2012). Karena pengobatan tbc memakan waktu yang cukup lama sekitar 6-8 bulan sering kali masyarakat mengabaikannya karena 2 bulan saat pengobatan sudah tidak ada gejala sehingga mereka menganggap sudah sembuh,tetapi sebenarnya penyakit mereka belum sembuh sehingga akan terjadi kekambuhan yang disebut Tuberkulosis berulang (Pradana, 2014). Data Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) menyatakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi Tuberkulosis (TBC atau TB). India menempati urutan pertama dengan persentase kasus 23 persen terhadap yang ada di seluruh dunia. Dalam laporan Tuberkulosis Global 2015 yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan, insidensi di Indonesia pada angka 460.000 kasus baru per tahun. Namun, di laporan serupa tahun 2015, angka tersebut sudah direvisi berdasarkan survei sejak 2016, yakni naik menjadi 1 juta kasus baru per tahun. Tuberkulosis Paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Mikroorganisme ini tidak tahan terhadap sinar UV, karena itu penularannya terutama pada malam hari. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh karena itu Mycobacterium tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit Tuberkulosis. Biasanya sering ditandai dengan batuk, batuk berdahak, nyeri dada, sesak, batuk darah serta keringat malam. Komplikasi pada penderita Tuberkulosis Paru adalah kerusakan jaringan paru yang masif, gagal napas, pneumothoraks, efusi pleura, pneumonia, bronkioektasis, infeksi organ tubuh lain oleh fokus primer, penyakit hati sekunder (Aryanto, 2015). Penyusunan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa Tuberkulosis Paru di RSUD Bangil
    corecore