ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERKULOSIS PARU DI RUANG MELATI RSUD BANGIL PASURUAN

Abstract

Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian yang lain (Indriani, 2013). Zaman dahulu penyakit Tuberkulosis menyerang pada siapa saja, baik pria maupun wanita, tua atau muda. Penyakit paru ini diidentifikasikan sebagi penyakit yang paling luas melibatkan batuk darah dan demam yang hampir selalu fatal penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) (Yunita, 2012). Karena pengobatan tbc memakan waktu yang cukup lama sekitar 6-8 bulan sering kali masyarakat mengabaikannya karena 2 bulan saat pengobatan sudah tidak ada gejala sehingga mereka menganggap sudah sembuh,tetapi sebenarnya penyakit mereka belum sembuh sehingga akan terjadi kekambuhan yang disebut Tuberkulosis berulang (Pradana, 2014). Data Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) menyatakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi Tuberkulosis (TBC atau TB). India menempati urutan pertama dengan persentase kasus 23 persen terhadap yang ada di seluruh dunia. Dalam laporan Tuberkulosis Global 2015 yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan, insidensi di Indonesia pada angka 460.000 kasus baru per tahun. Namun, di laporan serupa tahun 2015, angka tersebut sudah direvisi berdasarkan survei sejak 2016, yakni naik menjadi 1 juta kasus baru per tahun. Tuberkulosis Paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Mikroorganisme ini tidak tahan terhadap sinar UV, karena itu penularannya terutama pada malam hari. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh karena itu Mycobacterium tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit Tuberkulosis. Biasanya sering ditandai dengan batuk, batuk berdahak, nyeri dada, sesak, batuk darah serta keringat malam. Komplikasi pada penderita Tuberkulosis Paru adalah kerusakan jaringan paru yang masif, gagal napas, pneumothoraks, efusi pleura, pneumonia, bronkioektasis, infeksi organ tubuh lain oleh fokus primer, penyakit hati sekunder (Aryanto, 2015). Penyusunan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa Tuberkulosis Paru di RSUD Bangil

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions

    Last time updated on 02/04/2020