8 research outputs found
PEMBERDAYAAN STAF DAN KADER YAYASAN CERDAS BERSINERGI DALAM UPAYA PENINGKATAN PERSONAL HIGIENE PENJAMAH MAKANAN PELAKU USAHA KULINER CILACAP
Pemeliharaan kebersihan penjamah makanan pada usaha kuliner di Cilacap menjadi faktor penting bagi para pelaku usaha kuliner dalam menjalankan usahanya. Penjamah makanan yang tidak memperhatikan personal higiene, dapat menularkan berbagai macam penyakit. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan bahwa masih banyak dari penjamah makanan pelaku usaha kuliner yang tidak pernah mendapatkan pengetahuan khusus mengenai personal higiene, tidak pernah berusaha untuk membaca buku tentang persyaratan tenaga pengolahan makanan, serta tidak pernah mendapatkan pelatihan yang berhubungan dengan personal higiene dan menjaga kesehatan dirinya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga personal higiene para pelaku usaha kuliner di Cilacap melalui staf dan kader Yayasan Cerdas Bersinergi. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi dan pemutaran video. Dari hasil kuesioner sebelum kegiatan diketahui bahwa 47% peserta sangat kurang, 31% peserta kurang, 22% peserta cukup dan 0% peserta yang sudah betul-betul memahami personal hygiene pada tahap persiapan, pengolahan, penyajian dan pengantaran. Setelah kegiatan diketahui bahwa 19% peserta cukup dan 81% peserta yang sudah betul-betul memahami personal hygiene pada tahap persiapan, pengolahan, penyajian dan pengantaran. Sehingga dengan adanya kegiatan ini peserta mendapatkan peningkatan pengetahuan personal hygiene. Dan dengan diberikan leaflet, peserta dapat mengingat kembali materi dan mampu menyebarkan materi ke para pelaku usaha kuliner
Levels of Cortisol and Inflammatory Cytokines after The Induction of Various Sleep Deprivation Stress Models in Male Wistar Rats
Sleep deprivation (SD) can modulate the production of various cytokines, including pro-inflammatory cytokines such as IL-6, TNF-Ī±, and IFN-Ī³, and anti-inflammatory cytokines such as IL-10. Paradoxical sleep deprivation (PSD) increases the risk of inflammation but can be relieved by sleep recovery (SR). This study aimed to determine the differences in levels of cortisol and inflammatory cytokines (IL-6, IL-10, TNF-Ī±, dan IFN-Ī³) in male Wistar rats (Rattus norvegicus) after induction of various sleep deprivation stress models. Twenty-five of male Wistar rats were randomly divided into five groups: control, PSD (20 hours of SD/day for five days), Total Sleep Deprivation or TSD (24 hours of SD/day for five days), PSD+SR (PSD followed by SR), and TSD+SR (TSD followed by SR). The plasma cortisol levels were measured with ELISA, and inflammatory cytokine levels were measured with immunoassay and calculated with fold change. Mean cortisol levels were significantly increased in treatment groups compared to the control group (p=0.029). Multivariate analysis showed no statistically significant difference in inflammatory cytokine levels of IL-6 (p=0.658), IL-10 (p=0.065), TNF-Ī± (p=0.399), and IFN-Ī³ (p=0.283) in all groups. In conclusion, various sleep deprivation stress models affect cortisol levels but not inflammatory cytokine levels of IL-6, IL-10, TNF-Ī±, and IFN-Ī³ among male Wistar rats
Upaya Peningkatan Kapasitas Guru SMP Pius Cilacap dalam Mendampingi Remaja Sebagai Generasi Digital Native untuk Memelihara Kesehatan Reproduksi
Generasi digital native berpotensi menyerap informasi salah dari internet mengenai kesehatan reproduksi. Guru perlu mengoptimalkan kelebihan mereka sebagai tenaga professional yang dekat dengan remaja, yakni kemampuan menyampaikan informasi ilmiah kepada siswa dengan memperhatikan aspek perkembangan psikologis usia remaja awal. Kegiatan pengabdian masyarakat di SMP Pius Cilacap bertujuan untuk menjawab kebutuhan peningkatan kapasitas guru dalam menjalankan peran sebagai sumber informasi dan fasilitator diskusi dengan siswa dan orangtua siswa terkait pemeliharaan kesehatan reproduksi remaja. Workshop dilaksanakan melalui penyampaian materi aspek medis dan psikologis kesehatan reproduksi remaja serta sesi bermain peran, dengan fokus pada penerapan teknik I message. Terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 19,42 poin atau sebesar 24,72% pada post-test dibandingkan pre-test. Pihak mitra menyatakan kepuasan mereka atas penyelenggaraan kegiatan tersebut dan mengharapkan agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara serial. Fokus topik kesehatan reproduksi remaja yang dapat diprioritaskan adalah terkait topik hubungan seksual dan kehamilan serta topik pubertas pada perempuan dan menstruasi
PROFIL STRATEGI BELAJAR SRL KOMPONEN KOGNITIF DALAM MEMPERSIAPKAN UJIAN SOCA SELAMA MASA PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS
Background: SOCA is an assessment method which tests students' critical thinking, clinical reasoning, and communication skills. SRL (self-regulated learning) cognitive component is a crucial learning-strategies which is useful in processing and storing information on preparing SOCA. SRL determines presage factors in learning environment change. The learning process has changed since the COVID-19 pandemic, which was originally fully online to PTMT. These environmental changes regulate an important role in the SOCA preparation process; thus, this profile of the learning process is not only prominent for monitoring and evaluating in policy making by institution, but also for self-evaluating by respondents. Objective: To find profile of SRL learning strategies for cognitive components in preparing SOCA from FK Unsoed studentsā during limited face-to-face learning method in 2021/2022. Methods: This quantitative-observational-descriptive study uses primary data from a questionnaire "SRL Learning Strategies in Limited Face-to-Face Learning Period" by 199 undergraduate-student (of batch 2019, 2020, and 2021). The results are presented in tables and frequency-distribution diagrams based on the sub-components of learning strategies and frequency of use. Results: Most (70.35%) of the respondents were women with an average age of 19.6 years. The majority of respondents always apply rehearsal learning strategies and quite often apply elaboration, organizing, and critical thinking learning strategies. The smallest proportion of application frequency types is "never". Conclusion: The percentage of implementation of "rarely " and "never" are less than the percentage of implementation of "always" and "often".Latar Belakang: SOCA merupakan metode assessment yang menguji kemampuan berpikir kritis, penalaran klinis, dan komunikasi mahasiswa. Strategi belajar SRL (self-regulated learning) komponen kognitif merupakan komponen krusial yang berguna selama pemrosesan dan penyimpanan informasi dalam proses persiapan SOCA. SRL dipengaruhi oleh faktor presage berupa perubahan lingkungan belajar. Proses pembelajaran mengalami perubahan sejak pandemi COVID-19 yang semula daring penuh menjadi PTMT. Perubahan lingkungan ini berperan penting dalam proses persiapan SOCA, sehingga profil mengenai proses belajar ini penting untuk dijadikan bahan pemantauan dan evaluasi institusi dalam pembuatan kebijakan, serta menjadi bahan evaluasi diri bagi responden.
Tujuan: Untuk mengetahui profil strategi belajar SRL komponen komponen kognitif dalam mempersiapkan ujian SOCA pada mahasiswa FK Unsoed Angkatan 2019, 2020, dan 2021 selama masa PTMT.
Metode: Penelitian deskriptif observasional kuantitatif ini menggunakan data primer hasil pengisian kuesioner yang berjudul āStrategi Belajar SRL Dalam Masa Pembelajaran Tatap Muka Terbatasā oleh 199 responden mahasiswa Angkatan 2019, 2020, dan 2021ā. Hasil analisis univariat disajikan dalam tabel dan diagram distribusi frekuensi berdasarkan sub komponen strategi belajar dan frekuensi penggunaannya.
Hasil: Sebagian besar (70.35%) responden ialah wanita dengan rerata usia ialah 19.6 tahun. Mayoritas responden selalu menerapkan strategi belajar rehearsal dan cukup sering menerapkan strategi belajar elaboration, organizing, dan critical thinking. Proporsi jenis frekuensi penerapan terkecil ialah "tidak pernahā.
Kesimpulan: Jenis frekuensi penerapan ājarang/kadang-kadangā dan ātidak pernahā lebih sedikit daripada jenis frekuensi penerapan āselaluā dan ācukup seringā.
 
KORELASI ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY DENGAN NILAI UJIAN SOCA BLOK 1.3 MAHASISWA JURUSAN KEDOKTERAN UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Introduction : Academic self efficacy (ASE) is student's self confidence on his/her ability to be succeed in the assignments and to organize learning activities in order to achieve the expected achievement. A high ASE helps students overcome anxiety in facing exams. One form of the final block exam at the General Medicine Department, Faculty of Medicine Universitas Jenderal Soedirman (KU, FK Unsoed) that often causes anxiety is the Structured Oral Case Analysis (SOCA).
Objective : To find out whether there was a correlation between ASE and Block 1.3 SOCA test scores.
Methods : This was an observational analytic study using a cross sectional design. The respondents were student participants of Block 1.3 General Medicine Department, Faculty of Medicine Universitas Jenderal Soedirman batch 2021 determined by total sampling method based on the inclusion and exclusion criteria. ASE score were collected using the Indonesian version of MSLQ questionnaire, self efficacy for learning and performance subscale. The correlation between ASE scores and pre-remedial SOCA test scores was analyzed using Pearson test with significance level at p<0,05.
Results : Data obtained from 126 students (response rate 100%). Most (47,6%) students had high ASE level. The biggest (62,7%) proportion of the SOCA test scores was at level E. The results of the Pearson test showed that the value of p=0,020 and r=0,826.
Conclusion : There is a significant correlation with a positive direction and the strength of the correlation is very strong between ASE and SOCA test scores of student participants of Blok 1.3 General Medicine Department, Faculty of Medicine Universitas Jenderal Soedirman.Latar belakang : Academic self-efficacy (ASE) merupakan keyakinan diri mahasiswa atas kemampuannya dalam mengerjakan tugas dan mengatur kegiatan belajar guna mencapai prestasi yang diharapkan. ASE yang tinggi membantu mahasiswa mengatasi kecemasan dalam menghadapi ujian. Salah satu bentuk ujian akhir blok di Jurusan Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Unsoed (Jurusan KU, FK Unsoed) yang sering menyebabkan kecemasan adalah Student/Structured Oral Case Analysis (SOCA).
Tujuan : Mengetahui ada/tidaknya korelasi antara ASE dan nilai ujian SOCA mahasiswa peserta Blok 1.3 Jurusan KU, FK Unsoed.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan belah lintang pada mahasiswa peserta Blok 1.3 Jurusan KU, FK Unsoed angkatan 2021 yang ditentukan secara total sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Data ASE diambil menggunakan kuesioner MSLQ berbahasa Indonesia sub skala efikasi diri dalam belajar dan performa. Korelasi antara skor ASE dan nilai ujian SOCA pra remedial dianalisis dengan uji Pearson dan tingkat kebermaknaan p<0,05.
Hasil : Didapatkan data 126 mahasiswa (response rate 100%). Sebagian besar (47,6%) mahasiswa memiliki tingkat ASE tinggi. Proporsi terbesar (62,7%) nilai ujian SOCA pada kategori E. Hasil uji korelasi Pearson mendapatkan nilai p = 0,020 r = 0,826.
Kesimpulan : Terdapat korelasi bermakna dengan arah positif, serta kekuatan korelasi sangat kuat antara ASE dengan nilai ujian SOCA Blok 1.3 mahasiswa Jurusan KU, FK Unsoed.
Latar belakang : Academic self-efficacy (ASE) merupakan keyakinan diri mahasiswa atas kemampuannya dalam mengerjakan tugas dan mengatur kegiatan belajar guna mencapai prestasi yang diharapkan. ASE yang tinggi membantu mahasiswa mengatasi kecemasan dalam menghadapi ujian. Salah satu bentuk ujian akhir blok di Jurusan Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Unsoed (Jurusan KU, FK Unsoed) yang sering menyebabkan kecemasan adalah Student/Structured Oral Case Analysis (SOCA).
Tujuan : Mengetahui ada/tidaknya korelasi antara ASE dan nilai ujian SOCA mahasiswa peserta Blok 1.3 Jurusan KU, FK Unsoed.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan belah lintang pada mahasiswa peserta Blok 1.3 Jurusan KU, FK Unsoed angkatan 2021 yang ditentukan secara total sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Data ASE diambil menggunakan kuesioner MSLQ berbahasa Indonesia sub skala efikasi diri dalam belajar dan performa. Korelasi antara skor ASE dan nilai ujian SOCA pra remedial dianalisis dengan uji Pearson dan tingkat kebermaknaan p<0,05.
Hasil : Didapatkan data 126 mahasiswa (response rate 100%). Sebagian besar (47,6%) mahasiswa memiliki tingkat ASE tinggi. Proporsi terbesar (62,7%) nilai ujian SOCA pada kategori E. Hasil uji korelasi Pearson mendapatkan nilai p = 0,020 r = 0,826.
Kesimpulan : Terdapat korelasi bermakna dengan arah positif, serta kekuatan korelasi sangat kuat antara ASE dengan nilai ujian SOCA Blok 1.3 mahasiswa Jurusan KU, FK Unsoed. 
Identifikasi dan Upaya Pemenuhan Kebutuhan Informasi Terkait Pemeliharaan Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui Kegiatan Edukasi pada Siswa Sebuah SMP di Kabupaten Cilacap
Meningkatnya permasalahan kesehatan reproduksi remaja akibat dampak buruk pajanan internet selama masa pembelajaran daring perlu mendapat perhatian kita bersama. Hal ini diperburuk oleh tertutupnya jalur komunikasi dengan orang tua akibat pandangan bahwa pembicaraan kesehatan reproduksi merupakan hal tabu. Permasalahan ini pun relevan bagi SMP Pius, Cilacap, Jawa Tengah. Upaya identifikasi kebutuhan pengetahuan mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi bagi para siswa mengawali langkah selanjutnya berupa kegiatan edukasi. Sebanyak 80 siswa kelas 8 dan 65 siswa kelas 9 (total 145 siswa), dengan rerata usia 13,3 tahun mengikuti kegiatan ini. Penyampaian materi terkait aspek biologis, psikologis dan sosial kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan secara langsung melalui ceramah, diskusi interaktif, games dan menonton video edukasi, serta secara tertulis melalui modul yang dibagikan. Rerata persentase siswa yang menjawab benar pada pre-test sebesar 74,31 % dan pada post-test sebesar 74,92%. Terdapat peningkatan pengetahuan siswa pasca pelaksanaan kegiatan yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai minimal dan maksimal serta modus pada post-test. Tingkat pengetahuan siswa pada 15 sub topik kesehatan reproduksi memadai, sedangkan pada 10 sub topik kesehatan reproduksi kurang kurang memadai. Kegiatan selanjutnya dapat memprioritaskan upaya peningkatan pengetahuan siswa yang kurang memadai pada beberapa aspek tersebut. Kegiatan ini perlu dirutinkan dengan memperluas sasaran melalui peningkatan kapasitas guru sebagai fasilitator dan narasumber dalam diskusi masalah kesehatan reproduksi remaja dengan siswa
EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF SNAKE FRUITāS PEEL EFFECT ON URIC ACID AND CRP
Unhealthy diet that consisted of high purine, derived from protein, had caused an increasing hyperuricemia-related disease in community. Anti-oxidant activity of snake fruitās peel had antihyperuricemia effect due to the flavonoid content. This study aimed to investigate the effect of ethanol extract of snake fruitās peel in reducing uric acid serum & C-Reactive Protein (CRP) level and to find outthe most effective dosage of the activity. The rats were grouped into 6 groups (negative control, positive control, Allopurinol, dosage I (105 mg/kgbw extract), dosage II (210 mg/kgbw) and dosage III (420 mg/kgbw). All, except negative control groups were fed by standard diet pellet mixed with 20 mg/day goat brain for 15 days. Serum uric acid and CRP level of all groups was measured on day 0,9 and 16. The result showed that the uric acid serum level of extract groups was lower than control groups and therewas CRP reduction in extract groups. The most effective dosage for reducing serum uric acid level was 420 mg/kgbw. Keyword : snake fruitās peel, uric acid serum, C-Reactive Protein (CRP