8 research outputs found
Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)
This study aims to analyze the effect of firm characteristics on the disclosure of corporate social responsibility. Disclosure of corporate social responsibility is the dependent variable in this study as measured by Key Success Factors are based on the Performance of Social containing 78 indiktor measuring corporate social responsibility. The independent variables were studied. commissioners size, profitability, and leverage. The independent variables were studied Commissioners size, profitability,and leverage.The sample is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange in the year 2009 to 2011. The sample is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange in the year 2009 to 2011. The sample was selected using purposive sampling method and obtained a sample of 140 companies. Analysis data was performed with the classical assumption test and hypothesis testing multiple regression analysis. Analysis data was performed with the classical hypothesis testing Assumption test and linear regression method.The results of this study indicate that the variable size of the board of commissioners and a significant positive effect on the profitability of corporate social responsibility disclosure. The results of this study indicate that the variable size of the board of Commissioners and a significant positive effect on the profitability of corporate social responsibility disclosure. While significant negative leverage variable on the disclosure of corporate social responsibility. While significant negative leverage variable on the disclosure of corporate social responsibility
FACTORS AFFECTING STUNTING AMONG CHILDREN UNDER FIVE YEARS OF AGE IN BANYUWANGI, EAST JAVA
Background: Stunting, chronic malnutrition, results from the exposure of the fetus and young
child to nutritional deficiency and infectious disease. In Indonesia, 30.8% of children were stunted,
in which 26.2% was in East Java and 8.1% Banyuwangi Regency. This study aimed to investigate
the factors affecting stunting among children under five years of age in Banyuwangi, East Java.
Subjects and Method: This was a cross-sectional study conducted at Klatak and Wonosobo
Community Health Centers, Central Java. a sample of 60 children under five years of age was
selected for this study. The study variables were child's gender, maternal age at pregnancy,
maternal education, maternal work status, iron intake, history of chronic energy deficiency,
exclusive breastfeeding, supplementary feeding, and history of infectious disease. The frequency
distribution data were reported descriptively.
Results: The majority of stunted children under study were male (53.3%). Most of the women
were at age 20 to 34 years during pregnancy (58.3%). As many as 73.3% mothers were low
educated. Most of the mothers were housewives (85%). 78.3% of women took iron supplement
during pregnancy. Most of the children did not have the history of chronic energy deficiency (60%).
Most of the children received exclusive breastfeeding (61.7%) and supplementary feeding (65%).
Only a few children had the history of infectious disease (6.7%).
Conclusion: The characteristics of subjects under study vary with maternal age at pregnancy,
maternal education, maternal work status, iron intake, history of chronic energy deficiency,
exclusive breastfeeding, supplementary feeding, and history of infectious disease.
Keywords: stunting, children under five years of age, factors
Correspondence:
Endah Kusuma Wardani. Midwifery Program, School of Health Sciences Banyuwangi. Jl. Letkol
Istiqlah No. 109, Banyuwangi, East Java, 68422. Email: [email protected]. Mobile:
+6282257193736
Edukasi Pemanfaatan Bawang Putih sebagai Immunomodulator di Desa Wisata Sembalun Lawang
Immunomodulator merupakan suatu senyawa yang dapat membantu sistem imun dalam mempertahankan dan melindungi tubuh dari paparan organisme. Bawang putih mampu meningkatkan aktifitas fagositosis pada limfa, rongga intra peritoneal dan nodus limfe. Mekanisme lainnya adalah dengan meningkatkan proliferasi limfosit sehingga mampu dalam mempertahankan diri dari serangan organisme asing. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat bawang putih sebagai immunomodulator. Pelaksanaan pra kegiatan meliputi pemilihan kelompok sasaran, melakukan kegiatan survei survei lokasi kegiatan di Desa Wisata Sembalun Lawang, proses pembuatan leaflet leaflet dan pencetakan leaflet leaflet. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Sabtu tanggal 13 November 2021 bertempat di Balai Desa Sembalun. Leaflet Leaflet yang telah disiapkan didistribusikan kepada peserta kegiatan. Pada tahap pasca kegiatan dilakukan evaluasi hasil dari sosialisasi edukasi bawang putih. Edukasi pemanfaatan bawang putih sebagai immunomodulator memberikan ide kreatif yang baru dalam proses pengolahan bawang putih tersebut. Hasil pengolahan dapat dijadikan produk UMKM yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan memanfaatkan bawang putih sebagai immunomodulator ini
Sosialisasi Panduan Kesehatan Selama Pandemi pada Daya Tarik Wisata di Desa Sembalun Lawang
Pandemi COVID-19 memberikan tantangan bagi berbagai pihak, salah satunya adalah pada sektor wisata. Adanya pembatasan pengunjung di daerah wisata dan juga masalah sanitasi dan higienis menjadi faktor yang membuat perekonomian di daerah wisata menurun. Desa Sembalun Lawang sebagai salah satu destinasi wisata di Nusa Tenggara Barat juga terkena dampak penurunan pariwisata. Salah satu upaya perbaikan untuk meningkatkan pengunjung adalah dengan melaksanakan protokol kesehatan sebagai bagian dari CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental). Dengan membuat panduan kesehatan yang dapat diterapkan oleh pengelola wisata dan pengunjung di Desa Sembalun Lawang, diharapkan pengelola wisata dapat mendapat sertifikat CHSE, sehingga wisatawan akan merasa aman untuk berkunjung dan perekonomian di Desa Sembalun Lawang dapat pulih. Pembuatan panduan kesehatan menggunakan media poster untuk membantu pengelola wisata memahami sekaligus mengimplementasikan penerapannya
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar/basic Life Support Bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung (cardiac arrest). Pengetahuan dan keterampilan BHD penting diajarkan terutama tentang teknik dasar penyelamatan korban yang mengalami henti jantung dan henti nafas. Kesiapsiagaan yang tepat berupa pelatihan kepada mahasiswa dalam pemberian BHD sebagai upaya penanggulangan yang cepat dan tepat sehingga dapat meminimalisir kematian akibat henti jantung yang terjadi di lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram. Saat ini belum ada mahasiswa yang mendapatkan pelatihan mengenai kemampuan melakukan bantuan hidup dasar, maka kegiatan pengabdian ini sangat penting untuk dilakukan untuk mengantisipasi adanya kasus henti jantung dan henti napas. Lokasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah di Fakultas Ilmu Kesehatan, dengan waktu pelaksanaan selama 1 hari. Target dalam pengabdian ini yaitu adanya pemahaman mahasiswa akan perbedaan henti jantung dan serangan jantung dan cara melakukan pertolongan pertama. Luaran dari pengabdian ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam memberikan pertolongan pada korban henti nafas dan henti jantung jika ada kejadian henti jantung dan henti nafas yang terjadi di lingkungan Universitas Muhammadiyah Mataram