18 research outputs found

    STUDY OF SUPEROXIDE DISMUTASE AND MALONDIALDEHYDE CONCENTRATIONS IN MICE AFTER ADMINISTRATION OF METHANOLIC EXTRACT of Scurrula atropurpurea (BL.)

    Get PDF
    The aim of this research was to investigate the potential effect of methanolic extract of Scurrula atropurpurea (MESA) in reducing oxidative stress through observation of superoxide dismutase (SOD) activity and malondialdehyde (MDA) concentration in mice. In this research, 25 male mice were divided into four groups with five replications. Group I (K1, without MESA) was considered as a control group, while Group II (K2), III (K3), and IV (K4) were given 1000, 2000, and 4000 mg MESA/kg BW, respectively. After 14 days, SOD activity and MDA concentration were measured spectrophotometrically. The SOD activity did not significantly increased (P0.05) in group K1, K2, K3, and K4 with values were 19.469±2.072, 17.4±1.373, 20.53±3.411, and 23.87±2.528 U/ml, respectively. In contrast, MDA concentration was decreased (P0.05) with values of 492.750±19.418, 492.750±19.418, 457.125±30.095, 454.625±19.080, and 475.875±37.659 ng/mL in groups K1, K2, K3, and K4, respectively. It can be concluded that the administration of  MESA tend to increase SOD activity and decrease MDA concentration in this study, thus might be able to reduce  oxidative stress in mice

    Bina Masyarakat Kelurahan Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Hidup Melalui Program Pemeriksaan Kesehatan Untuk Deteksi Hipertensi

    Get PDF
    Latar Belakang Hipertensi adalah penyakit berbahaya namun demikian timbulnya penyakit dan akibat buruknya bisa dicegah. Penyakit ini sering ada tanpa memberikan gejala yang didasari penderita. ”Menjaga kesehatan lebih baik dari pada mengobati” merupakan anjuran yang belum dilaksanakan sepenuhnya oleh individu maupun masyarakat. Menjadi tugas tenaga kesehatan untuk terus memberi dan mengingatkan masyarakat untuk melaksanakan hal tersebut. Salah satu sarana untuk melaksanakan hal tersebut adalah melalui program pemeriksaan kesehatan rutin dan berkelanjutan. Kegiatan dilaksanakan di slah satu kelurahan di Kabupaten Malang. Tujuan Program ini yaitu untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dengan masyarakat dan mendeteksi penyakit-2 utamanya hipertensi. Metode Pelaksanaan kegiatan di lakukan di Balai Kelurahan, salah satu keluharan di Kabupaten Malang. Peserta berjumlah 150 warga dari 11 RW yang tersebar diwilayah ini. Peralatan yang digunakan adalah: Sphygmomanometer, stetoscope, Timbang badan, alat ukur tinggi badan, kit pemeriksaan kimia darah (pemeriksaan gula darah sewaktu, lemak darah, asam urat), Media cetak (brosur) tentang anjuran hidup bersih dan menjaga kesehatan lebih baik dari mengobati. Hasil Sebanyak 106 (70,7%) peserta berusia lebih dari tahun. Sebanyak 48 peserta (32%) berusia 51-60 tahun. Sejumlah 48 peserta (32%) adalah penderita prehipertensi (Standar JNC 7). Hipertensi tahap 1 ditemukan pada 20 peserta (13,3%), hipertensi tahap 2 terdapat pada 57 peserta (38%). Empat peserta (2,7%) terdiagnosa Diabetes melitus. Kesimpulan. 70,7% (106) peserta berumur lebih dari 50 tahun. 82, 60% (124) peserta terdeteksi memiliki hipertensi dan prehipertensi. Kegiatan ini direspon baik oleh masyarakat ditandai dengan kehadiran 150 peserta.

    STUDI PUSTAKA SISTEMATIS: DELIMA MEMPERBAIKI KADAR NITRIC OXIDE PADA BERBAGAI KONDISI STRES OKSIDATIF

    Get PDF
    Abstrak : Nitric Oxide (NO) merupakan suatu radikal bebas. Peningkatan kadar NO didapatkan pada berbagai kondisi stres oksidatif. Pemberian ekstrak delima dilaporkan dapat memperbaiki kadar NO dalam kondisi stres oksidatif karena adanya kandungan antioksidan pada delima terutama senyawa polifenol. Penelitian menggunakan metode studi pustaka sistematis bertujuan mengetahui pengaruh delima (Punica granatum) terhadap kadar Nitric Oxide (NO) pada serum, plasma, jaringan hepar, otak, limfe, usus, ginjal dan endotel yang diperoleh dari penyakit yang patofisiologinya melibatkan stres oksidatif (injury, toksisitas, inflamasi dan infeksi). Bagian delima yang dipelajari pada penelitian ini adalah buah, kulit, biji dan bunga. Studi pustaka sistematis. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui sumber PubMed, dan Google Scholar dengan kata kunci Punica granatum, Antioxidant, dan Nitric Oxide. Melalui proses screening didapatkan data berupa 14 artikel memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Senyawa antioksidan yang terdapat dalam ekstrak buah, kulit, bunga, dan biji delima terbukti mampu memperbaiki nilai NO dengan menurunkan kadar NO pada jaringan hepar, otak, usus, limfe, ginjal dan meningkatkan NO pada jaringan endotel pada kondisi stres oksidatif. Melalui 14 jurnal yang ditelaah, mekanisme antioksidan utama ekstrak delima dalam memperbaiki nilai NO adalah melalui peningkatan antioksidan dan pembersihan radikal bebas. Pemberian ekstrak buah, biji, kulit, dan bunga delima (Punica granatum) dapat memperbaiki kadar radikal NO pada kondisi stres oksidatif.Kata Kunci : Punica granatum, Antioxidant, Nitric Oxid

    PENGARUH PEMBERIAN TIMBAL (Pb) TERHADAP FASE LAG KURVA PERTUMBUHAN dan ZONA DAYA HAMBAT S. aureus PADA BEBERAPA JENIS ANTIBIOTIK

    Get PDF
    ABSTRAKPendahuluan: Timbal (Pb) adalah polutan yang diketahui dapat menyebabkan stres oksidatif pada organisme yang terpapar, yang berpotensi menyebabkan kerusakan DNA. Bakteri memiliki mekanisme adaptif terhadap kerusakan DNA melalui pengaktifan sistem DNA Repair yang error-prone, yang dapat mempengaruhi kurva pertumbuhan bakteri dan meyebabkan mutasi acak. Penelitian ini akan melihat pengaruh Pb pada kurva pertumbuhan dan menguji mutasi yang muncul melalui uji sensitivitas antibiotik.Metode: Penelitian ini menggunakan metode in vitro dengan melakukan pemaparan bakteri Staphylococcus aureus dengan tujuh dosis Pb berseri 125 ppmhingga 1,95 ppm untuk kemudian dilihat kurva pertumbuhan melalui absorbansinya dengan spektrofotometri selama 24 jam pada suhu 37° C. Nilai Lag extension (LE) didapatkan dengan membagi waktu fase lag kontrol dengan fase lag paparan. Bakteri yang mengalami pemanjangan fase lag dilakukan uji sensitivitas menggunakan metode disc-diffusion pada antibiotik Amoxicillin, Trimetropim Sulfathomexazole, Tetrasiklin, Meropenem dan Kloramfenikol, yang diukur pada 24 jam dan 48jam. Analisis statistik data menggunakan aplikasi R Studio 1.2.5033 dengan uji Kruskal wallis dan post hoc.Hasil:  Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan Pb dengan dosis 7,8 ppm, 3,9 ppm dan 1,95 ppm secara signifikan (p 0.05). Pemaparan logam berat pada dosis lain menyebabkan bakteri tetap pada fase lag selama 24 jam sehingga tidak dilakukan pengujian sensitivitas antibiotik.Kesimpulan: Paparan Pb pada S. aureus menyebabkan pemanjangan fase lag pada dosis 7,8 ppm, 3,9 ppm, 1,95 ppm dan penurunan sensitivitas antibiotik atau toleransi secara acak pada beberapa ulangan terhadap beberapa jenis antibiotik. Kata Kunci: Resistensi Antibiotik, Fase lag, Polusi timbal, Staphylococcus aureus

    SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW : PENGARUH DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP KADAR MATRIX METALLOPROTEINASE-9 PADA KONDISI INFLAMASI

    Get PDF
    Pendahuluan: Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) merupakan suatu enzim yang dilaporkan meningkat pada keadaan radang akut maupun kronis. Beberapa penelitian melaporkan, peningkatan kadar MMP-9 dalam tubuh akan menyebabkan komplikasi pada organ vital. Delima (Punica granatum L.) dilaporkan memiliki sifat anti inflamasi sehingga mampu menurunkan kadar MMP-9. Zat aktif ellagitannin, punicalagin, punicalin, ellagic acid, punicid acid dan luteolin dilaporkan mampu menurunkan kadar MMP-9 pada kondisi inflamasi. Tinjauan ini melaporkan pengaruh delima terhadap kadar MMP-9 pada kondisi inflamasi akibat infeksi dan non infeksi dalam penelitian in vivo dan in vitro.Metode: Systematic literature review mengenai pengaruh delima terhadap kadar MMP-9 pada kondisi inflamasi dilakukan dengan melakukan pencarian data pada Google Scholar, PubMed Central, dan PubMed. Kata kunci yang digunakan adalah “punica granatum AND inflammation AND MMP-9”. Dari 953 jurnal, sebanyak 931 jurnal dikecualikan dan terpilih 22 jurnal sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan antara lain tahun terbit antara 2007-2020, original article, terindeks SCOPUS dan dapat diakses secara full text.Hasil: Zat aktif delima ellagitannins, punicalagin, punicalin, ellagic acid, punicid acid, dan luteolin dilaporkan mampu menurunkan kadar MMP-9 pada kondisi inflamasi. Mekanisme hambatannya yaitu hambatan pada jalur NF-kB, jalur TIMPs, jalur MAPK dan jalur PI3K, serta mampu menurunkan sekresi mediator inflamasi TNF-α dan memicu terjadinya autofagi dan apoptosis.Kata Kunci: Punica granatum, Inflammation, MMP-

    STUDI PUSTAKA SISTEMATIS: PENGARUH DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP KADAR OSTEOKLAST PADA OATEOARTHRITIS

    Get PDF
    Abstrak : Osteoklas merupakan sel yang berfungsi sebagai bone-resorbing dan berperan pada penyakit kerusakan sendi progresif. Osteoklas secara tidak langsung terlibat pada proses degradasi tulang rawan pada keadaan osteoarthritis melalui resorpsi tulang. Delima (Punica granatum L.) dilaporkan memiliki potensi anti-osteoklastogenesis yang mampu menurunkan kadar osteoklas. Studi pustaka sistematis ini dilakukan untuk mempelajari potensi delima terhadap kadar osteoklas pada osteoarthritis. Bagian delima yang dipelajari adalah, minyak biji, ekstrak kulit, jus dan senyawa aktif delima ( punicalagin, ellagic acid, eriodicytol). Metode: Studi pustaka sistematis. Data penelitian dikumpulkan dari Google Scholar, PubMed Central, dan Elsivier. Berdasarkan kata kunci pomegranate atau Punica granatum, osteoclast dan osteoarthritis didapatkan 327 artikel yang relevan. Screening awal pada judul dan abstrak didapatkan 20 artikel yang relevan. 10 Judul memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan. Hasil: Buah, minyak biji, ekstrak kulit, jus dan senyawa aktif delima (punicalagin, ellagic acid, eriodicytol) terbukti mampu menurunkan kadar osteoklas pada keadaan osteoarthritis. Ekstrak delima dan senyawa aktif delima mampu menurunkan osteoklas dengan menghambat aktivasi pensinyalan jalur RANK/RANKL dan OPG serta menurunkan regulasi jalur pensinyalan NF-kB dan MAPK/AP-1 melalui TRAF. Kesimpulan: Ekstrak biji, ekstrak kulit, jus dan senyawa aktif delima ( punicalagin, ellagic acid, eriocytol) mampu menurunkan kadar osteoklas pada osteoarthritis.Kata kunci: Delima, Osteoarthritis, Osteoklas

    STUDI PUSTAKA SISTEMATIS: PENGARUH KURKUMIN SEBAGAI ANTIINFLAMASI TERHADAP C-REACTIVE PROTEIN PADA BERBAGAI PENYAKIT INFLAMASI

    Get PDF
    Abstract: C-Reactive Protein (CRP) merupakan protein yang dihasilkan pada fase akut dari kondisi inflamasi yang sampai sekarang digunakan sebagai penanda sistemik di klinis. Kurkumin dilaporkan memiliki pengaruh sebagai antiinflamasi. Studi Pustaka sistematis ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh kurkumin terhadap penurunan kadar CRP pada berbagai kelainan yang patofisiologinya melibatkan inflamasi. Pada studi ini dipela-jari pengaruh kurkumin pada CRP dari kelainan: metabolisme, keganasan, infeksi,dan intoksikasi. Studi Pustaka sistematis. Data dikumpulkan dari PubMed dan Google Scholar berdasarkan kata kunci Curcumin, C-Reactive Protein, dan Inflamation. Proses screening menghasilkan 16 artikel yang memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan untuk ditelaah. Kurkumin terbukti mampu menurunkan kadar CRP pada berbagai kondisi inflamasi. Dalam penelitian ini dilaporkan Kurkumin bekerja dengan menghambat Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α), In-terleukin-1β (IL-1β), Interleukin-6 (IL-6) serta menghambat aktivasi faktor transkripsi Nuclear Factor-Kappa B (NF-κB). Sehingga kurkumin mampu menurunkan kadar CRP pada berbagai kondisi inflamasi.Kata Kunci : Kurkumin, C-Reactive Protein, Inflamas

    Efek Pemberian Jamu Alang-Alang (Imperata cylindrica) pada Kloramfenikol terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus

    Get PDF
    Pendahuluan: Pemanfaatan obat herbal dalam bentuk racikan maupun produk obat sebagai upaya pengobatan oleh masyarakat terus meningkat. Tanaman herbal alang-alang (Imperata cylindrica) diketahui mempunyai aktivitas antibakteri terhadap S. aureus. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antibakteri produk obat herbal alang-alang dan kloramfenikol secara tunggal serta mengatahui interaksi kombinasi produk obat herbal alang-alang dan kloramfenikol pada Staphylococcus aureus.Metode: Penelitian eksperimental secara in vitro di laboratorium. Uji fitokimia secara kualitatif dan pengukuran Zone of Inhibition (ZOI) herbal alang-alang dengan konsentrasi 250 ppm atau 125 ppm, kloramfenikol 30 mg, dan kombinasinya. Interaksi kombinasi jamu herbal alang-alang dan kloramfenikol diinterpretasikan berdasarkan Metode AZDAST dan analisa statistik menggunakan One Way ANOVA.Hasil: Senyawa metabolit jamu herbal alang-alang tidak terdeteksi pada uji fitokimia. Jamu herbal alang-alang tunggal 250 ppm atau 125 ppm tidak terdapat zona hambat 0 ± 0 mm terhadap S. aureus. ZOI kombinasi jamu alang-alang dan kloramfenikol memiliki zona hambat 15.99 ± 3.58 DAN 13.69 ± 0.7 namun tidak beda signifikan (p>0,05) dengan kloramfenikol tunggal. Interaksi kombinasi pada jamu alang-alang 250 ppm maupun 125 ppm dan kloramfenikol yaitu Not Distinguishable.Kesimpulan: Jamu herbal alang-alang tidak memiliki aktivitas antimikroba dan interaksi kombinasi larutan jamu alang-alang konsentrasi 250 ppm atau 125 ppm dengan kloramfenikol tidak meningkatkan aktifitas antibiotik.Kata Kunci: Imperata cylindrica, Kloramfenikol, Interaksi Kombinasi Antibiotik dan Herbal alang-alan

    STUDI PUSTAKA SISTEMATIS: PENGARUH DELIMA TERHADAP SUPEROXIDE DISMUTASE DAN MALONDIALDEHYDE DALAM KONDISI STRES OKSIDATIF

    Get PDF
    Abstrak: Stres Oksidatif adalah keadaan ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dan anti-oksidan. Delima (Punica Granatum L.) dilaporkan berperan sebagai scavenger bagi radikal bebas, sehingga dapat mengurangi stres oksidatif. Tujuan dari penelitian studi pustaka sistematis ini ada-lah untuk membuktikan hasil riset tentang kegunaan buah delima dalam mengatasi stres oksidatif dengan memeriksa kadar SOD dan MDA. Kondisi stres oksidatif dalam studi literature ini meliputi intoksisikasi karena penggunaan obat tertentu, diabetes militus, penyakit neurodegenerative dan polutan. Jenis ekstrak yang akan dipelajari adalah ekstark kulit, buah, bunga, daun, biji dan jus buah delima. Systematic Literature Review. Data penelitian dikumpulkan dari PubMed Central, PubMed, dan Google Scholar berdasarkan kata kunci pomegranate, stres oksidatif, SOD, dan MDA. Proses screening menghasilkan 100 artikel yang relevan. Yang memenuhi kriteria inklusi untuk ditelaah berjumlah 17 artikel. Ekstrak kulit, biji, bunga, daun, serta jus buah delima mampu menaikkan kadar SOD dan menurunkan kadar MDA. Jadi ekstrak dari delima mampu menaikkan kadar SOD dan menurunkan kadar MDAKata kunci: Delima, stres oksidatif, SOD dan MD

    STUDI PUSTAKA SISTEMATIS: PENGARUH POLIFENOL DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP KADAR PROSTAGLANDIN E2 DARI SEL MAKROFAG RAW264.7

    Get PDF
    Abstrak: Prostaglandin E2 (PGE2) adalah senyawa yang akan meningkat pada jaringan inflamasi dan berkontribusi memodulasi nyeri. Delima (Punica granatum L.) dilaporkan memiliki potensi anti-inflamasi dan anti-nyeri neurogenik. Studi pustaka sistematis (SPS) ini mempelajari potensi anti-inflamasi ekstrak dan senyawa polifenol delima terhadap penurunan kadar PGE2 pada sel makrofag RAW264.7. Metode: Studi pustaka sistematis. Data penelitian dikumpulkan dari PubMed Central, PubMed, dan Google Scholar berdasarkan kata kunci pomegranate atau Punica granatum, inflammation, PGE2, dan sel makrofag RAW264.7. Delapan artikel memenuhi kriteria inklusi dan ditetapkan untuk ditelaah. Hasil: Ekstrak kulit dan bunga delima serta senyawa polifenol dalam buah dan kulit delima terbukti mampu menurunkan kadar PGE2 pada sel makrofag RAW264.7. Aktivitas anti-inflamasi ekstrak kulit dan bunga delima serta senyawa polifenol dalam buah dan kulit delima menurunkan kadar PGE2 melalui hambatan ekspresi Toll-Like Receptor 4 (TLR4), hambatan aktivasi jalur pensinyalan Mitogen-Activated Protein Kinase (MAPK), hambatan aktivasi faktor transkripsi Nuclear Factor-Kappa B (NF-κB), serta hambatan ekspresi dan regulasi enzim COX-2. Data menunjukkan bahwa senyawa polifenol delima menghambat sintesis PGE2 secara dependen. Kesimpulan: Senyawa polifenol delima mampu menurunkan kadar PGE2 pada sel makrofag RAW264.7.Kata kunci: Delima, Inflamasi, PGE2, Sel Makrofag RAW264.
    corecore