40 research outputs found

    HUBUNGAN KONDISI PSIKOLOGIS DAN PENAMPILAN MAKANAN DENGAN SISA MAKANAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

    Get PDF
    Pendahuluan : Sisa makanan merupakan salah satu indikator pelayanan gizi. Sisa makanan adalah jumlah makanan yang disajikan kepada pasien tetapi meninggalkan sisa di piring karena tidak habis dikonsumsi dan dinyatakan dalam persentase makanan yang disajikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya sisa makanan salah satunya adalah kondisi psikologis dan penampilan makanan. Sisa makanan yang kurang atau sama dengan 20% menjadi indikator keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit di Indonesia Tujuan : Mengetahui hubungan antara kondisi psikologis pasien dan penampilan makanan dengan sisa makanan pasien rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 70 orang pasien rawat inap dengan lama perawatan minimal 2 hari. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS 42, kuesioner penilaian penampilan makanan dan form comstock. Pengamatan sisa makanan dan penampilan makanan dilaksanakan pada waktu makan siang selama minimal 2 kali pengamatan. Uji statistika yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil : Rata-rata sisa makanan sedikit (20%) sebanyak 24,3%. Responden dengan kondisi psikologis normal sebanyak 91,4%, ansietas 5,7% dan depresi 2,9%. Sebagian besar responden sudah menilai baik terhadap penampilan makanan yang disajikan. Berdasarkan analisis statistika menunjukkan nilai p sebesar 0,002 untuk kondisi psikologis dan nilai p sebesar 0,001 untuk warna makanan dan porsi makanan. Kesimpulan : Ada hubungan antara kondisi psikologis, warna makanan dan porsi makanan dengan sisa makanan pasien. Kata kunci : Penyelenggaraan makanan, sisa makanan, kondisi psikologis, penampilan makanan, pasien rawat ina

    Indeks Glikemik dan Kadar Serat Mie Tepung Garut Sebagai Alternatif Makanan Pokok

    Get PDF
    Tanaman garut (Maranta arundinacea L.) merupakan salah satu komoditas bahan pangan yang memperoleh prioritas untuk dibudidayakan karena memiliki potensi sebagai pengganti tepung terigu. Umbi garut merupakan bahan makanan yang mengandung tinggi serat, amilosa, pati resisten dan berindeks glikemik rendah. Umbi garut dapat diolah menjadi tepung dan pati umbi garut. Mi merupakan suatu jenis makanan hasil olahan tepung terigu yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Pengembangan produk dengan substitusi tepung umbi garut dimanfaatkan sebagai produk pangan olahan lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks glikemik dan kadar serat mi garut sebagai alternatif makanan pokok. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan dua tahap penelitian, yaitu pembuatan mi yang menggunakan Rancangan Acak Sederhana dengan tiga variasi substitusi tepung garut yaitu 10%, 20%, dan 30%; serta uji indeks glikemik dan kadar serat mi garut yang paling disukai. Uji organoleptik dilakukan di Laboratorium Uji Cita Rasa dan uji indeks glikemik dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, sedangan kadar serat diuji di Laboratorium Chem Mix. Untuk menganalisis sifat organoleptik mi dilakukan Uji statistik K-independent samples (Kruskall-wallis), jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Analisis deskriptif untuk menganalisis indeks glikemik dan kadar serat. Mi garut yang paling disukai adalah mi dengan variasi substitusi 10% tepung garut dan 90% tepung terigu. Indeks glikemik mi garut yang paling disukai termasuk dalam kategori rendah yaitu 47,12 dengan kadar serat per 100 gr bahan adalah 7,69 gr. Mi garut dapat dijadikan sebagai alternatif makanan pokok dengan porsi setara 100 gr nasi adalah 180 gr mi. Terdapat perbedaan penilaian variasi substitusi tepung garut terhadap aspek warna dan tekstur. Kata Kunci : Indeks Glikemik, Kadar Serat, Mi Garut, Alternatif Makanan Poko

    ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA PEMASAK DI INSTALASI GIZI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016

    Get PDF
    Latar Belakang : Analisis beban kerja adalah proses yang menetapkan jumlah kerja orang atau pegawai yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu. Salah satu indikator keberhasilan Rumah Sakit yang efektif dan efisien adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang cukup dengan kualitas yang tinggi, profesional sesuai dengan fungsi dan tugas setiap personel Tujuan : Untuk mengetahui beban kerja dan memperoleh gambaran tentang jumlah kebutuhan tenaga pemasak yang optimal di Instalasi Gizi RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul. Metode : Penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Gizi RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul pada bulan Februari 2017. Subyek penelitian ini adalah semua tenaga pemasak. Data diambil dengan metode Work Sampling yakni cara pengamatan untuk mendapatkan jumlah penggunaan waktu bagi tenaga pemasak. WISN adalah satu metode penghitungan kebutuhan tenaga. Hasil : Waktu kerja tersedia tenaga pemasak pada tahun 2016 adalah 1788 jam per tahun. Beban kerja menurut pemenuhan jam kerja terkait dengan produktivitas kerja tenaga pemasak adalah 78,40 % (kategori cukup). Standar kelonggaran bagi tenaga pemasak adalah 0,21 (21 %) atau 22080 menit per tahun. Hasil penghitungan kebutuhan tenaga dengan menggunakan WISN (Workload Indicators of Staffing Need) adalah 19 orang sedangkan tenaga tersedia adalah 19 orang, jadi tenaga pemasak sudah tercukupi. Hasil analisis Ratio WISN kebutuhan tenaga pemasak di Instalasi Gizi RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul sudah sesuai. Kesimpulan : Beban kerja tenga pemasak terkait dengan produktivitas adalah 78,40 % masuk dalam kategori cukup. Jumlah optimal kebutuhan tenaga pemasak di Instalasi Gizi RSUD Panembahan Senopati Kabupaten bantul adalah 19 orang. Hasil analisis Ratio WISN jumlah tenaga pemasak sudah sesuai. Kata kunci : Beban Kerja, Tenaga Pemasa

    PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI NILAI GIZI PADA BUKU MENU TERHADAP PERSEPSI KONSUMEN DALAM PEMILIHAN MENU DI RUMAH MAKAN

    Get PDF
    Latar Belakang : Salah satu pesan gizi seimbang adalah perilaku membaca label gizi yang dapat mendukung pola hidup sehat dengan membantu konsumen menentukan pilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi sehingga aman bagi kesehatan. Pemberian label informasi nilai gizi pada produk makanan dan minuman yang disajikan di rumah makan masih jarang. Pada umumnya daftar menu makanan di rumah makan hanya terdiri atas daftar makanan dan harga makanan. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian informasi nilai gizi pada buku menu terhadap persepsi konsumen dalam pemilihan menu di Rumah Makan Kupat Tahu Magelang Pak Slamet Ragil Cabang 85. Metode Penelitian : Penelitian adalah cross sectional, dilaksanakan pada bulan Maret 2018. Subjek penelitian ini adalah konsumen yang berkunjung di Rumah Makan Kupat Tahu Magelang Pak Slamet Ragil Cabang 85 berjumlah 80 konsumen. Analisis data menggunakan chi square. Hasil Penelitian : Hasil uji chi square diperoleh nilai p>0,005 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan persepsi konsumen yang membaca buku menu dan konsumen yang tidak membaca buku menu. Odds ratio konsumen yang membaca informasi nilai gizi pada buku menu adalah 3,35 yang berarti konsumen yang diberikan buku menu yang dilengkapi nilai gizi memiliki persepsi baik 3,35 lebih baik dalam memilih menu dibandingkan dengan konsumen yang tidak membaca buku menu. Kesimpulan : Tidak ada pengaruh pemberian informasi nilai gizi pada buku menu terhadap persepsi konsumen dalam pemilihan menu di rumah makan Kata Kunci : informasi nilai gizi, persepsi konsumen, pemilihan menu makana

    Analisa kadar protein dan kadar serat pada snack bars berbahan campuran tepung cassava dan tepung kacang merah

    Get PDF
    Latar Belakang :Kebutuhan manusia saat ini adalah produk pangan yang mempunyai nilai gizi dan praktis. Salah satu produk pangan praktis yang memiliki kandungan gizi lengkap yaitu snack bar. Snack bar merupakan makanan ringan yang berbentuk batangan berbahan dasar campuran dari berbagaibahansepertisereal, kacang-kacangan. Saatinisnack bars yang berada di pasaran terbuat dari tepung terigu (gandum) dan tepung kedelai yang merupakan komoditas import Indonesia. Untuk meningkatkan potensi bahan pangan local salah satunya adalah singkong. Tepung singkong merupakan tepung yang rendah protein dankacangmerahmemilikikadar protein cukuptinggi. Tepung kacang merah apabila di kombinasikan dengan tepung singkong maka dapat meningkatkan kualitas protein dan melengkapi kekurangan pada masing-masing bahan. Tujuan Penelitian :Mengetahui kadar protein, kadar serat, sifat fisik dan sifat organoleptik snack bars berbahan campuran tepung cassava dan tepung kacang merah. Metode Penelitian :Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu. Perlakuan yang dilakukanya itu dengan membuat variasi pencampuran tepung singkong dengan tepung kacang merah [(kontrol, 90% : 10%, 80% : 20%, 70% : 30%)] pada snack bar untuk kemudian diuji kadar protein dan kadar serat.. Data sifat organoleptik yaitu warna, aroma, rasa dan tekstur yang diperoleh dengan uji Hedonic Scale Test oleh panelis agak terlatih sebanyak 25 orang.Form uji organoleptik dianalisis menggunakan statistik non parametric dengan uj iindependen sample yaitu Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney Test bila ada perbedaan. Hasil Penelitian: Uji statistic menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada tingkat kesukaan terhadap rasa snack bar berdasarkan uji K-Independent Sample (Kruskal-Wallis) diketahui bahwa p = 0,041 (p>0,05). Kesimpulan penelitian :Kadar protein dan kadar serat paling tinggia dap ada campuran tepung cassava dan tepung kacang merah dengan perbandingan 70%:30%. Kata Kunci:Snack bar, Singkong, KacangMerah, Protein, Sera

    HUBUNGAN PRAKTIK AHLI GIZI DALAM PELAYANAN KONSULTASI GIZI DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KOTA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Konsultasi gizi merupakan pelayanan gizi yang sangat penting, karena setiap orang mempunyai masalah yang berbeda – beda. Pasien berhak mendapatkan konsultasi gizi yang berkualitas karena konsultasi gizi adalah bagian integral dalam proses mempercepat proses penyembuhan pasien. Memahami kebutuhan dan keinginan pasien akan hal tersebut sangatlah penting, karena dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga. Faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien salah satunya ialah pendekatan staf pada pasien, utamanya Ahli Gizi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan praktik ahli gizi dalam pelayanan konsultasi gizi dengan kepuasan pasien rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta. Jenis penelitian crossectional. Populasi yaitu semua pasien rawat inap kelas I,II dan III di RSUD Kota Yogyakarta. Sampel ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi dengan jumlah 32 pasien. Pengumpulan data secara wawancara untuk kepuasan pasien menggunakan kuesioner dan observasi untuk praktik Ahli Gizi dengan lembar checklist. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Rank-Spearman. Hasilnya didapatkan praktik ahli gizi dalam konsultasi gizi sebagian besar atau 19 (59,4%) dalam kategori cukup, kepuasan pasien terhadap konsultasi gizi sebagian besar atau 21 orang (65,6%) merasa puas serta tidak ada hubungan antara praktik ahli gizi dalam konsultasi gizi terhadap kepuasan pasien rawat inap dengan nilai p=0,328 (p>0,05). Kata Kunci : Kepuasan pasien, Praktik Ahli Giz

    ANALISIS BIAYA DARI SISA MAKANAN MAKAN SIANG DI SMA IT ABU BAKAR YOGYAKARTA

    Get PDF
    Latar Belakang : Sisa makanan makan siang di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta dijumpai pada sayur dengan rata-rata sisa sebanyak 50%, lauk nabati dengan rata-rata sisa sebanyak 25% dan lauk hewani seperti ikan pindang, ikan bandeng dan ayam tanpa kuah dengan rata-rata sisa sebanyak 25%, sehingga sisa makanan masuk ke dalam kategori sisa makanan banyak dan sangat perlu diadakan penelitian analisis biaya yang terbuang dari sisa makanan. Tujuan Penelitian : Mengetahui biaya dari sisa makanan untuk penyelenggaraan makan siang di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta. Metode Penelitian : Penelitian ini termasuk penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019. Sampel studi penelitian ini adalah siswi perempuan SMA IT Abu Bakar Yogyakarta dengan jumlah 42 orang. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan dari 10 menu yang disajikan, rata-rata sisa makanan per jenis pada nasi sebesar 46,5%, lauk hewani sebesar 27,7%, lauk nabati sebesar 31,7%, sayur sebesar 39,6% dan buah sebesar 27,9%. Sisa makanan makan siang dengan energi yang terbuang terbanyak adalah pada menu ke 5 sebanyak 156,0 kkal atau 18,3% dari Angka Kecukupan Gizi. Hasil rata-rata perhitungan food cost per orang per menu adalah Rp 3.982,-. Hasil rata-rata riil cost per orang per menu adalah Rp 4.453,-. Unit cost ditentukan oleh yayasan sebesar Rp 8.000,-, apabila dibandingkan dengan riil cost didapatkan rata-rata selisih harga sebanyak Rp 3.547,- atau sebesar 55,7%. Kesimpulan : Hasil perhitungan biaya dari sisa makanan didapatkan rata-rata yaitu sebesar Rp 2.768,- per orang selama 1 siklus menu. Biaya yang hilang tertinggi pada menu ke 5 sebesar Rp 4.010,- dan terendah pada menu ke 10 sebesar Rp 1.275,- Kata Kunci : analisis biaya, unit cost, sisa makanan, makan sian

    KAJIAN STANDAR BUMBU MENU MAKAN SIANG LAUK HEWANI DAN SAYUR DI SEKOLAH FULLDAY SD UNGGULAN AISYIYAH BANTUL

    Get PDF
    Latar Belakang : Penyelenggaraan makanan untuk anak usia sekolah sudah mulai dilakukan pada sekolah yang jumlah jam belajar lebih panjang. Standar bumbu bertujuan untuk menjaga konsistensi rasa pada hidangan. Penggunaan bumbu memberi rasa, bau dan aroma pada masakan. Pada SD Unggulan Aisyiyah rincian penggunaan bumbu belum secara tertulis sehingga dalam meracik bumbu hanya menggunakan perkiraan. Tujuan : Mengetahui standar bumbu berat bahan bumbu dan jenis bahan bumbu yang digunakan di SD Unggulan Aisyiyah. Metode : Jenis penelitian ini adalah observational dengan metode cross sectional. Objek pada penelitian ini adalah 4 objek bumbu masakan lauk hewani yaitu masakan opor, soto, semur, bakso dan 4 objek bumbu masakan sayur yaitu masakan lodeh, gudangan, kary, dan sop. Pengumpulan data standar bumbu diperoleh dengan menyamakan bahan dasar bumbu dan menimbang bahan dasar bumbu. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan standar bumbu masakan yang digunakan di SD Unggulan Aisyiyah Bantul menggunakan standar bumbu A, B dan C. Berat bahan dasar bumbu pada masakan hewani yaitu opor, soto, semur lebih banyak dari PGRS sedangkan pada bakso penggunaannya lebih sedikit. Berat bahan dasar bumbu masakan sayur yaitu lodeh dan gudangan lebih banyak dari PGRS sedangkan pada kare dan sop sudah sesuai. Jenis bahan dasar bumbu yang digunakan pada masakan opor, soto, semur, lodeh, kare, dan sop sudah sesuai dengan yang baku. Akan tetapi pada masakan bakso dan gudangan jenis bahan dasar bumbu yang digunakan tidak sesuai. Kesimpulan : Standar bumbu masakan lauk hewani yang digunakan di SD Unggulan Aisyiyah yaitu B, C dan masakan sayur yaitu A, B dan C. Berat bahan dasar bumbu pada kare dan sop sesuai. Jenis bahan dasar bumbu bakso dan gudangan tidak sesuai dengan standar baku. Kata Kunci: Standar Bumbu, Berat Bahan Dasar Bumbu, Jenis Bahan Dasar Bumb

    TINGKAT KESUKAAN DAN KANDUNGAN ZAT GIZI MAKRO SNACK MARTABAK MINI UNTUK ANAK PRASEKOLAH

    Get PDF
    Latar Belakang : Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan anak. Anak prasekolah masih belum menghabiskan snack yang disediakan oleh sekolah terutama snack risoles. Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat kesukaan dan kandungan zat gizi makro pada snack yaitu dengan melakukan modifikasi snack risoles menjadi snack martabak mini topping buah dan topping sayur. Tujuan Penlitian : Mengetahui tingkat kesukaan siswa TK dan kandungan zat gizi makro terhadap modifikasi snack martabak mini topping buah dan topping sayur. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni, dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Sederhana (RAS). Subyek penelitian adalah siswa di TK ABA Kuncen II Wirobrajan Yogyakarta yang berjumlah 52 siswa. Analisis data menggunakan analisis Fisher’s Exact Test Hasil Penelitian : Berdasaran aspek rasa dan warna anak lebih menyukai martabak mini topping buah (98,1%) dibandingkan martabak mini toping sayur (84,6%). Hasil uji dengan analisis Fisher’s Exact Test menunjukkan adanya perbedaan tingkat kesukaan pada martabak mini dengan p<0,05. Martabak mini toping buah memiliki kandungan energi : 187,7 kkal, protein : 2,7 gram, lemak : 0,9 gram, KH : 43,5 gram. Martabak mini topping sayur, energi : 197,64 kkal, protein : 4,62 gram, lemak : 3,6 gram, KH : 37,73 gram. Kesimpulan : Ada perbedaan tingkat kesukaan siswa dan kandungan zat gizi makro terhadap modifikasi snack martabak mini topping buah dan topping sayur. Kata Kunci : modifikasi snack, tingkat kesukaan, kandungan zat gizi makr

    PENGARUH PEMBERIAN SERTIFIKAT LULUS ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENCAPAIAN ASI ESKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS GODEAN I KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

    Get PDF
    Latar Belakang : Masalah utama rendahnya pencapaian ASI Eksklusif di Indonesia dikarenakan pengaruh faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga, dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung peningkatan pemberian ASI. Lingkungan keluarga seperti dukungan suami, nenek (orang tua, mertua) dapat mempengaruhi keberhasilan pencapaian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu dalam menyusui secara eksklusif dan pengaruh pemberian sertifikat bayi lulus ASI eksklusif terhadap pencapaian ASI Eksklusif di Desa Sidomoyo, Kecamatan Godean, Sleman. Metode : Jenis penelitian ini adalah ekspermen semu, dengan melakuan pemberian sertifikat lulus ASI Eksklusif pada ibu bayi. Penelitian ini dilakukan di Desa Sidomoyo wilayah kerja Puskesmas Godean I dan Desa Sumbersari Moyudan, Kabupaten Sleman. Design penelitian adalah Post test with control. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan wawancara. Instrumen dalam penelitian ini adalah chek list. Hasil dan Pembahasan : Tidak ada perbedaan yang bermakna program pemberian reward sertifikat lulus ASI eksklusif terhadap peningkatan pencapaian ASI Eksklusif pada Puskesmas Puskesmas Godean I. Tujuan sertifikat lulus ASI Eksklusif adalah untuk meningkatkan motivasi ibu dalam memberikan ASI saja pada bayinya yang berumur 0 – 6 bulan. Harapannya dengan pemebrian sertifikat lulus ASI Eksklusf, maka akan mendorong ibu-ibu agar termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif. Program pemberian sertifikat pada ibu yang berhasil memberi ASI secara eksklusif ini tidak sesuai dengan teori “Motivasi” oleh maslow. Jika dikaitkan dengan teori motivasi dari Maslor, program pemberian sertifikat mempunyai makna pemberian reward atau penghargaan pada ibu-ibu yang memberikan ASI secara ekslusif samapai bayi berumur enam bulan Kesimpulan : Tidak ada pengaruh program pemberian sertifikat bayi lulus ASI eksklusif terhadap peningkatan cakupan ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Godean I. Kata kunci: ASI eksklusif, motivasi, pemberian sertifikat lulus ASI eksklusif
    corecore