25 research outputs found

    Surat Tugas Pengabdian Tanaman Gaharu

    Get PDF

    Absen Praktikum Agribisnis dan Kewirausahaan Kelas Agro B

    Get PDF

    Surat Tugas Pengabdian Sungkai

    Get PDF

    Surat Tugas Penelitian Dasar a.n Syahyana Raesi dkk

    Get PDF

    Daftar Hadir Pengabdian Sungkai

    Get PDF

    Daftar Hadir Pengabdian Sosialisasi Tanaman Gaharu

    Get PDF

    Analisis Nilai Tambah Produk Olahan Jagung Manis (Studi Kasus: Usaha F1 Aina Nagari Batu Hampa Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota )

    Get PDF
    The aims of this research were to describe the processing of sweet corn, to analyze the value-added and distribution of value-added becomes peas,corn on the cob,  donuts, grits, and  bakwan  on the business F1 Aina Batu Hampa. This study was conducted  from  March to  April 2016.  The study employed a  case study method.  The study used  Hayami method  in analyzing the value added. The results of this  study showed that the value added generated by Aina F1  was high. It can be seen through the ratio of value added that  is  greater than 40 percent  and varied among products where; 71.76 percents for corn peas, 58.65 percents for corn on the cob, 71.71percents for donuts, 74.40 percents for the grits, and 63,49 percents for bakwan. The product of Sweet corn that generate the highest value added is grits. The ratio of value added can be seen through the margin value distributed in production factors. The highest  of  portion  of value-added received by  the company and the smallest portion  value-added received by the labor.   The largest distribution margin is for the profit of the company. The company's biggest profits come from corn on the cob, followed by grits, peas, donuts, and bakwan. The largest distribution of other input contributions is bakwan, followed by donuts, peas, grits, and  corn of the cob. The distribution of margins received by workers is the smallest part compared to the margins for other input contributions and company profits. The largest distribution is for bakwan , followed by donuts, peas, grits, and corn of the cob.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengolahan jagung manis, menganalisis besarnya nilai tambah dan distribusi nilai tambah menjadi pergedel jagung, jagung rebus, donat jagung, bubur jagung, dan bakwan jagung pada usaha F1 Aina Batu Hampa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – April 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Analisis data yang digunakan untuk menganalisis besarnya nilai tambah digunakan metode Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah yang dihasilkan oleh usaha F1 Aina adalah tinggi. Hal ini dapat dilihat melalui rasio nilai tambah yang diperoleh besar dari 40 persen, yaitu 71,76% untuk pergedel jagung, 58,65% untuk jagung rebus, 71,71% untuk donat jagung, 74,40% untuk bubur jagung, dan 63,49% untuk bakwan jagung. Produk olahan jagung manis yang menghasilkan nilai tambah tertinggi adalah produk bubur jagung. Pendistribusian nilai tambah dapat dilihat melalui nilai marjin yang didistribusikan kepada faktor produksi. Distribusi nilai tambah terbesar diterima oleh perusahaan dan distribusi nilai tambah terkecil diterima oleh tenaga kerja. Distribusi marjin terbesar adalah untuk keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan terbesar diperoleh dari pengolahan jagung manis menjadi jagung rebus kemudian diikuti oleh bubur jagung, pergedel jagung, donat jagung, dan bakwan jagung. Selanjutnya distribusi terhadap sumbangan input lain terbesar adalah untuk pengolahan bakwan jagung kemudian diikuti oleh donat jagung, pergedel jagung, bubur jagung, dan jagung rebus.. Distribusi margin yang diterima oleh tenaga kerja merupakan bagian paling kecil dibandingkan dengan margin untuk sumbangan input lain dan keuntungan perusahaan. Distribusi terbesar adalah untuk pengolahan bakwan jagung kemudian diikuti oleh donat jagung, pergedel jagung, bubur jagung, dan jagung rebus

    ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHATANI PADI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DAN NON JAJAR LEGOWO DI NAGARI KAMBANG TIMUR KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

    Get PDF
    The research objectives are to compare the cultivation technique of the Jajar Legowo and non-Jajar Legowo rice planting systems and compare the income and profits of both rice planting systems in Nagari Kambang Timur, Lengayang Pesisir Selatan District. This research uses a survey method. This study's results indicate differences in implementing Jajar Legowo and non-Jajar Legowo farming systems. The differences are in the planting system, spacing, the number of seeds used, the use of seeds, the use of fertilizers, and the amount of labor. The production of the Jajar Legowo planting system was 5.435,27 kg, higher than the non- Jajar Legowo planting system of 4.646,32 kg. The income obtained by the Jajar Legowo farmers is Rp.18.329.968,39/Ha/MT higher than the non-Jajar Legowo farmers of Rp. 15.505.373,42/Ha/MT. The profit of the Jajar Legowo rice farming system is higher than the non- Jajar Legowo. The average profit of the Jajar Legowo farming system is Rp. 11.903.093,63/ha/MT, while the profit of the non- Jajar Legowo farming system is Rp. 9.947.382,92/ha/MT. For the R/C ratio, both are equally profitable and feasible to run. The R/C Ratio value of rice farming Jajar Legowo planting system is 1.78, which is higher than the non-Jajar Legowo planting system, which is 1.75. Statistical tests show significant differences between the production, income, and profits of the Jajar Legowo farming system and the non-Jajar Legowo farming system. Therefore,  farmers of the non-Jajar Legowo should consider switching to the Jajar Legowo system.INTISARITujuan penelitian ini adalah membandingkan kultur teknis sistem tanam padi jajar legowo dan non jajar legowo dan membandingkan pendapatan dan keuntungan usahatani padi sistem tanam jajar legowo dan non jajar legowo di Nagari Kambang Timur Kecamatan Lengayang Pesisir Selatan. Penelitian ini menggunakan metode survey. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan pelaksanaan usahatani sistem tanam jajar legowo dengan non jajar legowo. Perbedaannya dilihat pada sistem tanam, jarak tanam, jumlah penggunaan benih penggunaan bibit, penggunaan pupuk dan jumlah tenaga kerja. Produksi yang dihasilkan sistem tanam jajar legowo 5.435,27 kg lebih tinggi dibandingkan sistem tanam non jajar legowo 4.646,32 kg. Pendapatan yang diperoleh sistem tanam jajar legowo sebesar Rp 18.329.968,39/ha/MT lebih tinggi dibandingkan sistem tanam non jajar legowo sebesar Rp 15.505.373,42/ha/MT. Keuntungan usahatani padi sistem tanam jajar legowo lebih tinggi daripada keuntungan usahatani non jajar legowo. Rata-rata keuntungan usahatani sistem tanam jajar legowo adalah Rp 11.903.093,63/ Ha/MT, sedangkan keuntungan usahatani padi sistem non jajar legowo adalah Rp 9.947.382,92/Ha/MT. Untuk R/C rationya kedua-duanya sama-sama menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Nilai R/C Rationya usahatani padi sistem tanam jajar legowo sebesar 1,78 lebih tinggi dari sistem tanam non jajar legowo yaitu 1,75. Berdasarkan uji statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara produksi, pendapatan dan keuntungan usahatani sistem tanam jajar legowo dengan usahatani sistem non jajar legowo, sehingga diharapkan petani padi sistem tanam non jajar legowo mempertimbangkan untuk beralih ke sistem tanam jajar legow

    Daftar Hadir Agribisnis dan Kewirausahaan Kelas Proteksi B

    Get PDF
    corecore