13 research outputs found

    Perencanaan Pembuatan Sumur Dalam Di Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang

    Get PDF
    Air bersih merupakan salah satu kebutuhan primer bagi kehidupan manusia. Kota Semarang sebagai kota metropolitan yang terus mengalami pertumbuhan jumlah penduduk pasti membutuhkan air bersih yang tidak sedikit. Pemanfaatan air tanah merupakan solusi yang dapat dilakukan untuk memenuhi permasalahan ini. Pembuatan sumur dalam, sebagai cara pemanfaatan air tanah harus dilakukan. Namun, perencanaan sumur dalam yang tidak sesuai dengan kondisi geologi dan hidrogeologi lokasi akan mengurangi usia guna dan efektifitas dalam pembuatan sumur dalam. Oleh sebab itu, perencanaan sumur dalam menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Wilayah Kelurahan Pudakpayung merupakan salah satu wilayah di Kota Semarang yang mengalami kekurangan air bersih karena bertambahnya jumlah penduduk. Penyelidikan air tanah untuk pemenuhan air bersih yang dilakukan adalah menggunakan metode geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dengan teknik Matching Curve kemudian diolah menggunakan software Progress. Hasil analisa dari penggunaan software ini adalah nilai tahanan jenis batuan yang kemudian dapat disusun untuk membuat log resistivitas batuan sebagai dasar pembuatan rencana konstruksi sumur. Rencana konstruksi sumur juga harus mempertimbangkan faktor biaya yang ada dan tidak melebihi anggaran yang ada. Berdasarkan pengolahan data geolistrik, diketahui bahwa lapisan akuifer pada lokasi ini berada pada kedalaman 34 hingga lebih dari 90 m dengan nilai tahanan jenis sebesar 25,28 ohm meter dan diinterpretasikan bahwa jenis batuannya adalah batupasir tufan. Setelah dilakukan perencanaan konstruksi sumur maka dihasilkan bahwa kedalaman sumur yang akan di bor hingga 90 meter, pada rencana A pipa jambang dipasang pada ketinggian 0,5 m diatas permukaan tanah hingga kedalaman 90 m, pipa saringan dipasang pada kedalaman 60 m hingga 87 m dengan susunan berselang seling dengan pipa jambang setiap 3 m, grouting dilakukan pada kedalaman 0 hingga 30 m, kerikil pembalut diletakkan pada 30 m hingga 90 m, pompa selam diletakkan pada kedalaman 56 m. Rencana sumur B sendiri pipa jambang juga dipasang pada ketinggian 0,5 m diatas permukaan tanah hingga kedalaman 90 m, pipa saringan dipasang pada kedalaman 60 m hingga 87 m dengan susunan berselang seling dengan pipa jambang setiap 3 m, tidak dilakukan grouting dan tidak diberi kerikil pembalut, pompa selam diletakkan pada kedalaman 56 m. Dengan seluruh perencanan yang telah disusun, rencana anggaran biaya pembuatan sumur dalam beserta perlengkapannya untuk rencana A sebesar Rp 302.494.000,00 dan rencana B Rp 256.219.000,00. Kata kunci : Air tanah, Sumur Dalam, Geolistrik, Konstruksi Sumur Dalam

    Perhitungan Volume Cadangan Andesit (Feldspar) pada Intrusi Gunung Ragas dan Bumiharjo, Desa Clering, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah

    Get PDF
    Estimasi cadangan merupakan salah satu pekerjaan yang penting dalam industri pertambangan, karena dapat menentukan jumlah, kualitas, dan persebaran bahan tambang. Tatanan geologi Desa Clering menyebabkan tersingkapnya batuan intrusi yang mempunyai potensi sebagai sumber bahan galian c, yaitu andesit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan volume andesit tertambang saat ini. Penelitian dilakukan di Desa Clering, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara ini dilakukan dengan melakukan pemetaan geologi terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan yang diteliti. Pemetaan ini meliputi pemetaan litologi pada daerah tersebut serta struktur geologi yang ada di daerah penelitian tersebut. Setelah dilakukan pemetaan kemudian dilaksanakan pengukuran daerah tersebut dengan menggunakan alat total station dan menggunakan metoda poligon untuk mengukur daerah tersebut sehingga didapatkan titik koordinat X, Y dan Z yang bertujuan untuk mengetahui perhitungan jumlah cadangan bahan galian dengan menggunakan metode gridding pada daerah penelitian dan selanjutnya dari sampel litologi yang dilaksanakan pada pemetaan geologi dilakukan penyayatan dan dilakukan analisis di laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui komposisi mineral pembentuk batuan tersebut serta karakteristik feldspar pada daerah penelitian tersebut dan melakukan analisis SEM-EDX untuk mengetahui komposisi kimia batuan tersebut. Berdasarkan hasil analisis petrografi sampel batuan CL-1 yang terletak di Gunung Ragas tersusun oleh 40% fenokris yang terdiri dari plagioklas dan kuarsa, serta 60% massa dasar yang didominasi oleh plagioklas dan sejumlah kecil klinopiroksen dan mempunyai tekstur trakhitik, kemudian CL-2 yang terletak didaerah Bumiharjo tersusun oleh 60% fenokris yang terdiri dari plagioklas, hornblend, dan kuarsa, serta 40% massa dasar yang didominasi oleh plagioklas, piroksen, dan biotit. Kemudian volume cadangan untuk CL-1 sebelum ditambang sebesar Trapezoidal Rule: 1036465,76 m3, Simpsons Rule: 1036418,35 m dan Simpsons 3/8 Rule: 1036423,07 m3 lalu setelah ditambang untuk CL-1 sebesar Trapezoidal Rule: 622722,06 m3, Simpsons Rule: 622583,41 m3 dan Simpsons 3/8 Rule: 622739,08 m3 dan CL-2 sebesar Trapezoidal Rule: 97292,47 m3, Simpsons Rule: 97287,18 m3 dan Simpsons 3/8 Rule: 97289,14 m3. Manfaat batuan tersebut berdasarkan komposisi kimianya dengan melakukan analisis SEM-EDX didapati sebagai flux untuk keramik. Kata kunci: volume cadangan, metode poligon, metode gridding, andesit, kerami

    Evaluasi Material Timbunan untuk Perbaikan Waduk Lalung, Kabupaten Karanganyar

    Get PDF
    Waduk Lalung adalah waduk dengan tipe konstruksi bendungan urugan Adalah suatu bendungan yang dibangun dengan cara menimbunkan bahan –bahan seperti : batu, krakal, krikil, pasir, dan tanah pada komposisi tertentu dengan fungsi sebagai penampung atau pengangkat permukaan air yang terdapat di dalam waduk di udiknya. Pada dinding sebelah barat Waduk Lalung ini terdapat longsoran yang dapat merusak struktur tubuh bendungan. Evaluasi material timbunan dilakukan untuk mengetahui klasifikasi dan karakteristik material timbunan utnuk perbaikan Waduk Lalung. Penyelidikan geoteknik yang dilakukan adalah pemetaan geoteknik dan analisis atterberg limits, grainsize, pada tubuh bendungan, tebing atas, tebing bawah, material longsoran. Proctor test dilakukan pada test pit dimana terdapat longsoran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengolahan data empiris, yaitu sebuah metode yang menggunakan data dari sampel yang ada. Hal ini dilakukan untuk mengetahui klasifikasi dan karakteristik material timbunan. Pada material longsoran dari hasi uji atterberg limits didapatkan liquid limit 53,75 % dan plastic limits 33,04%, dari uji grainsize didapatkan hasil kerikil 0,39%, pasir 21,48%, lanau 32,22%, lempung 45,91%. Pada tebing atas dari hasi uji atterberg limits didapatkan liquid limit 52,17 % dan plastic limits 32,89%, dari uji grainsize didapatkan hasil kerikil 0,00%, pasir 7,42%, lanau 31,28%, lempung 61,31%. Pada tebing bawah dari hasi uji atterberg limits didapatkan liquid limit 52,10 % dan plastic limits 31,29%, dari uji grainsize didapatkan hasil kerikil 0,77%, pasir 5,47%, lanau 41,64%, lempung 52,12%. Pada tubuh bendungan dari hasi uji atterberg limits didapatkan liquid limit 42,72 % dan plastic limits 29,22%, dari uji grainsize didapatkan hasil kerikil 2,76%, pasir 13,72%, lanau 35,90%, lempung 47,62%. Dari uji proctor didapatkan dry density 1,47 gr/ dan dari uji unit weight didaptkan hasil dry density 1,12%. Kata kunci : material timbunan, uji mekanika tanah, bendungan uruga

    Perencanaan Konstruksi Sumur Dalam di Kelurahan Ngadirgo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah

    Get PDF
    Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan yang terjadi khususnya pada angka pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan pokok manusia yaitu kebutuhan akan air bersih. Ketersediaan air di musim kemarau saat ini masih merupakan permasalahan yang belum seluruhnya dapat dipecahkan oleh pemerintah. Hal tersebut disebabkan oleh sumber air yang semakin langka akibat penggunaan air yang tidak terkontrol. Banyak masyarakat yang memanfaatkan airtanah untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Pemanfaatan airtanah tersebut dapat dilakukan dengan cara membuat sumur gali, sumur dangkal maupun sumur dalam. Namun dalam pelaksanaannya, hasil yang didapat tidak selalu ideal dengan apa yang diharapkan, banyak masyarakat yang pada akhirnya tidak mendapatkan sumber air setelah melakukan penggalian ataupun pembuatan sumur airtanah. Keberadaan airtanah dapat diketahui melalui penyelidikan permukaan secara tidak langsung melalui pendugaan geofisika metode tahanan jenis (resistivitas). Setelah diketahui karakteristik hidrogeologi melalui nilai resistivitasnya, barulah dapat dilakukan konstruksi sumur. Penelitian ini dilakukan sebagai suatu upaya untuk memberikan gambaran mengenai perencanaan konstruksi sumur dalam yang baik sehingga airtanah setempat dapat dimanfaatkan secara maksimal dan terkontrol. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penyelidikan permukaan secara tidak langsung dengan pendugaan geofisika, yaitu metode geolistrik resistivitas atau metode tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger dan pengolahan data melalui software IPI2Win untuk dapat menentukan konstruksi sumur dalam berikut rencana anggaran biayanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan meliputi penyelidikan geolistrik hingga analisis harga satuan pekerjaan konstruksi sumur dalam, terdapat 3 jenis litologi yang berbeda berdasarkan klasifikasi Dwiyanto, 2016 yaitu batupasir tuffan, batulempung, dan breksi vulkanik. Batupasir tuffan yang dinyatakan sebagai akuifer memiliki ketebalan sebesar 31,8 meter dan dapat diperkirakan kedalaman sumur yang akan dibuat hingga 100 meter. Berdasarkan analisis harga satuan hingga terbentuknya Rencana Anggaran Biaya dapat disimpulkan bahwa pembuatan konstruksi sumur dalam memakan biaya sebesar Rp 367.632.000,00 (Tiga Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Tiga Puluh Dua Ribu Rupiah) Kata Kunci : Konstruksi Sumur, Geolistrik, Biay

    Perencanaan Sumur Dalam di Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang

    Get PDF
    Seiring dengan meningkatnya kebutuhan air bersih di Kecamatan Banyumanik, terutama di Kelurahan Padangsari, maka diperlukan prasarana untuk menunjang pemenuhan air bersih yang layak dikonsumsi bagi masyarakat sekitar. Penerapan pembangunan sumur dalam dapat menjadikan alternatif yang baik apabila memiliki perencanaan konstruksi yang tepat, dikarenakan sumur dalam memiliki potensi airtanah dari lapisan akuifer yang lebih prospektif daripada sumur dangkal. Akan tetapi, potensi tersebut tetap ditentukan pada kondisi hidrogeologi di masing-masing daerah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai tahanan jenis batuan di daerah penelitian, merencanakan konstruksi sumur dalam meliputi desain gambar dan perhitungan RAB, serta membandingkan penilaian perlengkapan peralatan konstruksi dari 2 Rencana Sumur berdasarkan aspek kekuatan, kelemahan, peluang/keuntungan dan ancaman/kegagalan yang mungkin terjadi. Salah satu metode yang dilakukan untuk pendugaan airtanah dan ketebalan lapisan akuifer yakni menggunakan penyelidikan Geolistrik tahanan jenis konfigurasi Schlumberger, kemudian pencocokan hasil data/curve matching, serta inversi menggunakan software Progress 3.0. Pembuatan desain gambar menggunakan software AutoCAD. Berdasarkan penyelidikan Geolistrik, lapisan akuifer di lokasi sumur dalam RW 16 Kelurahan Padangsari memiliki nilai resistivitas 12,3 ohm-meter, kedalaman 19,9-43,8 m dan diinterpretasikan merupakan litologi batupasir lempungan. Desain gambar konstruksi yang direncanakan pada Rencana Sumur 1 dilakukan perbesaran lubang bor/reaming dari 4 inch ke 8 inch, komponen utama pipa menggunakan bahan besi Galvanis medium A, pipa saringan/screen jenis low carbon steel, terdapat pekerjaan pengisian gravel pack dan grouting, sedangkan pada Rencana Sumur 2 tidak dilakukan reaming, komponen utama pipa menggunakan pipa PVC AW, tidak melakukan pekerjaan pengisian gravel pack maupun grouting. Perhitungan RAB pada Rencana Sumur 1 memiliki total biaya Rp. 167.189.000 dan Rencana Sumur 2 yakni Rp. 140.376.000. Katakunci : sumur dalam, perencanaan konstruksi, RAB, Kelurahan Padangsar

    Pemasangan Piezometer Untuk Pemantauan Kestabilan Lereng Tubuh Bendungan Pada Waduk Nawangan, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

    Get PDF
    Bendungan disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan potensi bahaya yang besar. Membangun bendungan berarti cadangan air di wilayah tersebut akan bertambah. Disisi lain, membangun tubuh bendungan yang tidak sesuai prosedur dapat membahayakan penduduk sekitar. Tubuh bendungan yang runtuh akan menimbulkan aliran air yang dapat merusak infrastruktur yang ada. Selain dapat merusak infrastuktur, akibat dari runtuhnya tubuh bendungan yaitu dapat menelan korban jiwa. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini guna memantau kestabilan tubuh bendungan serta melakukan simulasi rembesan di tubuh bendungan. Pemantauan bendungan dapat dilihat dari seberapa mampu bendungan tersebut menahan rembesan yang tercipta dari air pada waduk tersebut dengan menggunakan material tertentu sebagai komposisi bendungan. Material pada tubuh bendungan mempunyai nilai koefisien permeabilitas yang berbeda-beda. Dari nilai koefisien tersebut kita dapat menilai apakah bendungan tersebut mempunyai sistem drainase yang baik ataupun buruk. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data observatif, dimana peneliti langsung melakukan aktivitas pengambilan data kepada objek yang dimaksud. Setelah proses tersebut selesai, dilanjutkan dengan menggunakan metode analisis geokomputasi dimana dalam analisisnya menggunakan perangkat lunak Slide versi 6. Dari hasil pemetaan geologi teknik diketahui bahwa variasi litologi pada area penelitian berupa lapukan batugamping dan pasir kerikilan. Berdasarkan hasil pengukuran piezometer pada area penelitian bahwa tinggi muka air tanah (mat) berkisar antara 3,82m hingga 10,63m, nilai tekanan air pori (uw) berkisar pada 3,6297 kPa hingga 118,701 kPa. Dari data tersebut penulis melakukan kalibrasi atau permodelan garis freatik pada software Slide untuk mendapatkan nilai koefisien permeabilitas material pada tubuh bendungan. Permodelan garis freatik dibagi menjadi 4 sayatan, yaitu sayatan P 1 (piezometer 1), P 2 (piezometer 2), P 3 (piezometer 3 dan 5), dan P 4 (piezometer 4 dan 6). Dari hasil permodelan didapatkan nilai koefisien permeabilitas material tubuh bendungan yaitu berkisar pada 5,00E-05m/s sampai 2,40E-07. Berdasarkan harga permeabilitas tersebut, dapat dikatakan bendungan Nawangan merupakan bendungan yang aman karena material inti bendungan merupakan zona kedap air dan dapat memenuhi persyaratan standar sebuah tubuh bendungan untuk beroperasi. Kata Kunci : Piezometer, Kestabilan Tubuh Bendungan, Analisis Rembesan, Nilai Koefisien Permeabilitas

    PENGUKURAN GEOLISTRIK PADA DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH DI KOTA SEMARANG UNTUK IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR

    Get PDF
    Kota Semarang merupakan kota dengan morfologi yang cukup bervariasi, sehingga berdampak langsung pada potensi terjadinya gerakan tanah. Gerakan tanah selain dipicu oleh faktor geogen meliputi litologi, kelerengan, serta struktur geologi, juga oleh faktor antrophogen yaitu curah hujan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui resistivitas batuan, macam litologi serta kedalaman bidang gelincir pada masing-masing daerah rawan gerakan tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengukuran resistivitas batuan pada 20 titik rawan gerakan tanah di Kota Semarang berdasarkan tingkat klasifikasi kerawanannya. Pengukuran geolistrik menggunakan konfigurasi Schlumberger dengan total bentangan 50 m, kemudian dianalisis menggunakan metode matching curve dan divalidasi nilai Root Mean Square menggunakan perangkat lunak Progress 3.0 untuk mengetahui nilai resistivitas batuan sebenarnya, jenis litologi serta kedalaman bidang gelincir. Dari hasil analisis geolistrik didapatkan 7 (tujuh) variasi batuan berdasarkan nilai resistivitasnya, yaitu breksi (101-1.000 Ωm), lava (1.001-3.000 Ωm), batupasir tuffan (51-100 Ωm), tuff (20-50 Ωm), batulempung (1-50 Ωm), batupasir (51-100 Ωm), dan batugamping (101-1000 Ωm). Kehadiran batulempung diidentifikasi sebagai bidang gelincir. Selain itu dari penelitian ini didapat 6 (enam) titik rawan gerakan tanah yang memiliki bidang gelincir, diantaranya adalah GL 5 di daerah Lempongsari (Rawan) dengan kedalaman 1,4-2,75 m; GL 7 di daerah Sukorejo (Cukup rawan) dengan kedalaman 1,5-13,85 m; GL 8 di daerah Srondol Kulon (Rawan) dengan kedalaman 1,53-5,35 m; GL 10 di daerah Jabungan dengan kedalaman mulai 5,34 m, GL 17 di daerah Kalipancur (Cukup Rawan) dengan kedalaman 2,73-2,91 m, serta GL 19 di Babankerep (Cukup Rawan) dengan kedalaman 1,9-2,4 m. Kata kunci: Semarang, gerakan tanah, bidang gelincir, geolistrik, resistivita

    Perencanaan Pembangunan Sumur Dalam dengan Menggunakan Metode Geolistrik di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang

    Get PDF
    Sejalan dengan semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk di Kota Semarang, maka akan mengakibatkan semakin bertambahnya kawasan perumahan dengan lahan yang sudah tidak banyak lagi. Karena banyaknya jumlah penduduk ini, kebutuhan akan air bersih akan semakin meningkat. Dalam hal ini, PDAM sebagai penyedia dan pengelola air bersih belum dapat secara maksimal mendistribusikannya ke seluruh wilayah, salah satunya adalah di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.Maka dari itu, diperlukan perencanaan pembuatan sumur dalam pada daerah ini karena kebutuhan air masyarakat sekitar untuk keperluan sehari-hari tidak dapat terpenuhi. Dalam perencanaan sumur dalam ini, perlu dilakukan penyelidikan geolistrik untuk mengetahui lapisan bawah permukaannya sehingga nanti akan dapat digunakan dalam pembuatan desain konstruksi sumur dalam beserta rencana anggaran biaya yang diperlukan. Dalam penyelidikan dengan menggunakan metode geolistrik diketahui bahwa jenis litologi lapisan akuifer ini adalah batupasir tufan yang terletak pada kedalaman 31,1 meter sampai 37,1 meter, dengan kedalaman total desain konstruksi sumur dalam ini sebesar 40 m. Desain konstruksi sumur dalam yang pertama rinciannya yaitu berupa pipa casing galvanis sepanjang 40 meter, pipa hisap sepanjang 25,5 meter, pompa submersible diletakkan pada kedalaman 26 meter, screen yang diletakkan secara menerus dari kedalaman 31 – 34 meter dan 34 – 37 meter, serta gravel pack pada sumur ini diletakkan mulai pada kedalaman 30 meter dan menerus sampai ke bawah sampai pada kedalaman 40 meter. Selain itu, grouting dilakukan pada bagian paling atas lapisan batuan sampai pada kedalaman 30 meter. Lalu, desain sumur dalam yang kedua memiliki kedalaman total sumur sebesar 40 m dengan panjang pipa casing 40 m dan pipa hisap sepanjang 25,5 m. Pompa submersiblenya diletakkan pada kedalaman 26 m tanpa dilakukan grouting dan pemberian gravel pack pada sumur tersebut. Lalu total anggaran biaya yang diperlukan dalam pembuatan sumur dalam yang pertama ini adalah sebesar Rp. 266.680.000,00 (Dua Ratus Enam Puluh Enam Juta Enam Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah) dan desain sumur dalam yang kedua memiliki total biaya sebesar Rp. Rp. 168.099.000,00 (Seratus Enam Puluh Delapan Juta Sembilan Puluh Sembilan Ribu Rupiah) yang didapat dari rencana anggaran biaya yang telah dibuat. Kata kunci: air bersih, sumur dalam, akuifer, desain konstruksi sumur, rencana anggaran biaya

    GAMPING AKTIF UNTUK MENINGKATKAN MUTU TANAH LEMPUNG

    Get PDF
    Clay is a type of soil with low bearing capacity, the water content shows the physical and mechanical properties. The big squeezing and swelling values will cause the soils properties become poor. One alternative for to improve the quality of clays with to mix up quick lime's are uses active lime. The mix up with quick lime to reduce potential of swelling and pressures swelling of clays, also to product high concentration of calcium ions in the multiple layer of clays so to reduce the water pull. The chemical reaction of clay and quick lime will be finished a long 4 and 6 days, depends on CaO contents. The lest result shown Cat) contents as high as the maximum dry density to reduce the optimum moisture contents to expand the plasticity to reduce. The line of strength belt of mix clay 5% quick lime is the biggest Tanah lempung merupakan jenis Lunch dengan bat daya dukung yang rendah, pengaruh air sangat besar terhadap perilaku fisik dan mekanisnya. Nilai kembang susul yang besar akan menyebabkan stlat tanah langsung menjadi jelek Salah satu cara untuk meningkatkan mutu tanah lempung adalah dengan menggunakan gamping aka. latau biasa disebut kapur tohor. Penambahan kapur tohor menyebabkan teiladinya penurtinan patens, pengembangan dan tekanan pengembangan pada tanah lempung, juga menghasilkan kosentrasi ion-ion Icalsium yang tinggi dalam lapis ganda sekeliling partikel lempung sehingga mengurangi tarikan bagl air. Reaksi kimia antara mineral lempung dan kapur tohor akan berakhir pada hari Ice-4 sampai hart ke-6, lerganlung dari besamya kadar CaO. Dart basil pengui Ian menunjukkan bahwa kadar CaO makin tinggi, berai isi kering makcimum akan menurun, kadar air optimum semakin besar, plastisitasnya semakin rendah. Garis selubung kekuatan tanah paling besar pada campuran lempung + 5 % kapur toho

    Grouting design for slope stability of kedung uling earthfill dam

    No full text
    Kedung Uling earthfill dam locates at Wonogiri Regency, Central Java, Indonesia. The dam encountered sliding and settlement at the embankment wall. To minimize sliding and settlement and to optimize the dam, both field investigation and laboratory tests have been proceeded for slope stability analysis and remedial embankment wall. Soil and rock investigation around the dam, which is followed by 10 core drillings, have been conducted. Laboratory tests such as direct shear and index properties have also been carried on. The results were further used for dam slope stability model using slide 6.0 and were used to analyzed factor of safety (FS) of Kedunguling dam. 10 conditions of dam were simulated and strengthening body of dam with grouting was designed. The results showed two conditions, which are condition of maximum water level with and without earthquake at downstream, were unsatisfy Indonesia National Standard (SNI) for building and infrastructure. These conditions can be managed by using grouting for increasing stabilization of embankment wall. By setting up grouting, factor of safety increases and meet the SNI standard requirement
    corecore