14 research outputs found

    Rumah Komik di Manado. Penekanan pada Konsep Illusion Space

    Full text link
    Berkembangnya jaman membuat industry komik semakin maju pula. Berkembangnya komik di Kota Manado tidaklah terlalu buruk, terlihat dari banyaknya komik yang beredar baik untuk anak-anak maupun dewasa dan peminatnya tidaklah sedikit. Hampir setiap waktu selalu bermunculan komik-komik baru dengan beragam judul dan tema misalnya komik Jepang, dan Amerika yang telah dibuat animasinya dan banyak ditonton anak-anak di televise. Hal ini tentu saja membuat semakin banyaknya pencinta dan peminat komik baik yang baru maupun yang lama menjadi terpacu untuk membuat komik sesuai dengan keinginan mereka. Ini mendasari akan munculnya sebuah gagasan baru untuk merancang suatu wadah kegiatan yang menyediakan segala sesuatu yang berhubungan dengan komik yang lengkap dan terpusat dimana seluruh kebutuhan akan komik baik itu penciptanya,pembelajaran,penyewaan,penjualan, promosi dan segaligus juga tempat bersosialisasi bagi para pencinta komik di Manado bisa diperoleh dalam suatu wadah. Wadah yang dimaksud yaitu Rumah Komik yang merupakan sarana untuk penikmat komik untuk menyalurkan bakat dan hobi mereka.Objek ini dirancang dengan menggunakan tema “Penekanan Pada Konsep Illusion Space”,agar tercipta suasana ruang yang berbeda dengan adanya penambahan efek yang mampu membangkitkan daya imajinasi dan kreativitas. Proses desain objek ini menggunakan proses desain generasi II dari Jhon Zeisel yang prosesnya terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu tahap pengembangan wawasan komprehensif perancangan dan tahap pengembangan konsep rancangan.Dari proses diatas dihasilkan desain bangunan bermasa tunggal dengan berbagai fungsi dan kegiatan dindalamnya. Penataan ruang dan penggunaan material yang disesuaikan dengan tema menghasilkan desai Rumah Komik dengan bentuk yang sedrhana tetapi terkesan luas dan megah.Fasilitas pada objek ini meliputi : loby,galeri,perpustakaan,kelas gambar,kelas editing,mini teater,took,cafeteria

    Redesain Tempat Rekreasi Pantai Tambio\u27e di Beo (Penerapan Proksemik dalam Arsitektur)

    Full text link
    Pulau Karakelang menyimpan sejumlah destinasi wisata yang sungguh mempesona, salah satunya yaitu pantai Tambio\u27e, sebuah pantai indah di tepi jalan Beo yang mempesona di Pulau Karakelang. Namun di pantai Tambio\u27e ini fasilitas yang ada masih kurang, sehingga maksud dari perancangan ini yaitu ingin me-Redesain Tempat Rekreasi Pantai Tambio\u27e dengan menghadirkan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Hadirnya fasilitas ini dalam desain menggunakan tema Penerapan Proksemik Dalam Arsitektur. Proksemik berkaitan dengan personal space yang diartikan sebagai studi yang mempelajari tentang posisi tubuh dan jarak tubuh (jarak antar tubuh ketika seseorang berkomunikasi antar personal) atau cara seseorang menggunakan ruang dalam berkomunikasi (dalam Altman, 1975). Istilah lain dari proksemik juga adalah komunikasi non verbal yang ditunjukkan dengan ruang dan jarak antar individu dengan orang lain. Proksemik dibagi atas dua yaitu proksemik jarak dan proksemik ruang.Pada perancangan tata/ruang, biasanya akan mengidentifikasikan fungsi atau Peruntukan ruang, apakah sebagai ruang publik, servis, atau personal. Ruang personal tidak selamanya untuk satu individu, namun juga dapat bersifat kumpulan. Dalam penataan suatu ruang terdapat dua pola yaitu pola kesosiopetalan dan pola kesosiofugalan. Konsep-konsep inilah yang akan diterapkan pada Redesain Tempat Rekreasi Pantai Tambio\u27e Di Beo. Diharapkan dengan adanya penerapan Proksemik dalam arsitektur dapat terciptanya aktifitas dalam bentuk perilaku dalam ruang memberikan gambaran bahwa ruang mengakomodasi banyak ke-pentingan masyarakat misalnya sosial, budaya, lingkungan serta sosial politik baik yang bersifat publik maupun privat

    ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN (STUDI KASUS: KECAMATAN AMURANG TIMUR, KECAMATAN AMURANG, DAN KECAMATAN AMURANG BARAT)

    Get PDF
    Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang secara tegas mengamanatkan bahwa setiap penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah harus memperhatikan daya dukung lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Oleh sebab itu, pemanfaatan lahan di Amurang Raya sebagai ibu kota Kabupaten Minahasa Selatan harus diatur dengan baik sehingga sesuai dengan rencana tata ruang, sesuai dengan daya tampung lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan klasifikasi kemampuan dan menganalisis kesesuaian lahan di Kecamatan Amurang Timur, Kecamatan Amurang, dan Kecamatan Amurang Barat atau Amurang Raya. Penentuan kemampuan dan kesesuaian lahan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Fisik dan Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Data-data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang diperoleh melalui survei instansional serta data primer dari survei lapangan sebagai penguat data sekunder. Metode penelitian menggunakan dua teknik analisis yang diawali analisis skoring untuk memberikan skor pada tiap parameter sesuai dengan kondisi parameter dan selanjutnya analisis overlay untuk mengetahui total skor yang nantinya digunakan dalam penentuan zona klasifikasi kemampuan lahan dan untuk mengetahui kesesuaian lahan. Dari rangkaian analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat 5 kelas kemampuan lahan di Amurang Raya didominasi kemampuan pengembangan rendah (kelas b) 72%. Untuk kesesuaian lahan permukiman, terdapat 4 kategori yaitu lahan sesuai A seluas 617,44 ha, lahan sesuai B seluas 3.719,63 ha, lahan tidak sesuai A seluas 25.054,53 ha, dan lahan tidak sesuai B seluas 54,90 ha. Untuk kesesuaian lahan pertanian, terdapat 4 kategori yaitu kawasan lindung seluas 762,78 ha, kawasan penyangga seluas 10,86 ha, tanaman setahun seluas 379,04 ha dan tanaman tahunan seluas 1.250,13 ha.Kata Kunci: Kemampuan lahan, kesesuaian lahan, Amurang

    Asrama Haji Embarkasi Sulut di Manado. Arsitektur Islam

    Full text link
    Asrama Haji Embarkasi Sulut di Manado merupakan satu kawasan kegiatan keagamaan dimana di tempat ini adalah tempat embarkasi dan debarkasi bagi para calon haji sebelum diberangkatkan ke tanah suci, selain itu kawasan Asrama Haji ini terbuka untuk masyarakat umum baik untuk kegiatan pelatihan maupun kegiatan wisata religi, dimana di dalamnya terdapat kegiatan pendidikan berbasis agama Islam. Sedangkan konsep perancangan bentuk bangunan pada Asrama Haji Embarkasi Sulut di Manado dibuat bentuk dasar persegi empat yang mengadopsi dari bentuk kahbah, yang kemudian mengalami transformasi sesederhana mungkin sesuai dengan kebutuhan ruang dan bentukan site. Dengan mengambil tema Arsitektur Islam maka Asrama Haji Embarkasi Sulut di Manado ini akan mampu untuk tampil berbeda dengan Asrama Haji lainnya, dimana bangunan ini akan mengacu pada simbol-sombol keislaman dengan estetika interior dan struktur akan lebih memperjelas fungsi dari bangunan tersebut, begitu pula dengan karya-karya arsitektural yang juga merupakan kumpulan dari elemen-elemen pembentuk yang memiliki suatu makna, arti yang dapat menjadikan Asrama Haji Embarkasi Sulut di Manado sebagai tempat yang mewadahi aktivitas pertemuan, berkomunikasi, dan bertukar pikiran, saling memberikan informasi dan pengetahuan tentang keislaman, serta saling menunjang dengan fungsi lainnya untuk menjadikan satu kawasan Asrama Haji Embarkasi di Manado ini sebagai wadah untuk menunjang perkembangan Kota Manado sebagai Ibukota Propinsi Sulawesi Utara: menjadi icon baru yang religius dan rekreatif serta representatif berkarakter khusus dengan bentuk bangunan yang memprioritaskan simbol-simbol keislaman dan nilai-nilai spiritual. Bangunan tersebut diharapkan sunggap memberikan kontribusi yang baik bagi bangsa Indonesia dan lebih khusus Sulawesi Utara, baik di masa kini maupun masa yang akan datang
    corecore