15 research outputs found

    Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (Rme) dan Problem Posing Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apakah pembelajaran matematika pada materi kelipatan dan faktor dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) lebih baik daripada pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing (2) Apakah peserta didik yang mempunyai gaya belajar visual akan mempunyai prestasi belajar lebih baik dibanding dengan peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial, peserta didik yang mempunyai gaya belajar visual akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibanding peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik, dan peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibanding peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik. (3) Apakah perbedaan prestasi belajar dari masing-masing pendekatan pembelajaran konsisten terhadap masing-masing gaya belajar siswa dan apakah perbedaan antara masing-masing gaya belajar siswa konsisten pada setiap pendekatan pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 23. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV (empat) SD Negeri di Kecamatan Grobogan. Pengambilan sampel dilakukan dengan stratified cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 188 orang dengan rincian 97 orang untuk kelas eksperimen 1 dan 91 orang untuk kelas eksperimen 2. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes prestasi belajar matematika dan angket gaya belajar siswa. Uji keseimbangan menggunakan uji rerata t, dengan ?é?ádiperoleh kesimpulan bahwa kedua kelompok eksperimen dalam keadaan seimbang. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dengan menggunakan metode uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi Kuadrat. Dengan ?é?ádiperoleh kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Pendekatan pembelajaran RME memberikan prestasi yang sama dengan pendekatan Problem Posing. (2) Terdapat perbedaan efek gaya belajar. Siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki gaya belajar auditorial. Siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar kinestetik, dan siswa dengan gaya belajar auditorial memiliki prestasi yang sama dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. (3) Perbedaan prestasi belajar dari masing-masing metode pembelajaran tidak konsisten terhadap masing-masing gaya belajar siswa dan perbedaan antara masing-masing gaya belajar siswa tidak konsisten pada setiap motode pembelajaran. Pada pembelajaran dengan pendekatan RME, siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi yang sama baiknya dengan siswa dengan gaya belajar auditorial, siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi yang lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar kinestetik dan siswa dengan gaya belajar auditorial?é?á memiliki prestasi yang sama baiknya dengan siswa dengan gaya belajar kinestetik. Pada pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing, semua gaya belajar memberikan prestasi yang sama, baik gaya belajar visual, auditorial maupun kinestetik. Pada siswa dengan gaya belajar visual, pendekatan RME memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pendekatan Problem Posing, pada siswa dengan gaya belajar auditorial dan kinestetik, pendekatan RME memberikan prestasi belajar sama dengan pendekatan Problem Posing

    Peningkatkan Prestasi Belajar Menggunakan Alat-alat Ukur Melalui Penggunaan Media Komputer

    Full text link
    Competency of using measurement tools is one of difficult subjects to understand quickly. It was proven by the researcher and the researcher\u27s partner that the students\u27 learning achievement has not met the satisfaction yet. There were still many students obtained the score under the passing grade (KKM). Media of learning is an important element in the process of teaching and learning. One of the appropriate media is computer. With this media, the students can show the identification of measurement tools, know the measurement tools, and treat the measurement tools so that it helps the students to understand the subject. This research aims at knowing the improvement of students\u27 learning achievement in the activities of teaching and learning in using the measurement tools through the media of computer on tenth grade students of TKR 2 SMKN 7 Semarang. This classroom action research was conducted in two cycles. In every cycle, it consists of planning, actuating, observing, and reflecting. The data used in this research are: 1). Quantitative data, which was comparing the result of students\u27 learning achievement in the cycle I and cycle II. 2). Qualitative data analysis qualitative, in the compared the result of observation on the students\u27 activities during teaching and learning process and the students\u27 response or feed back toward the use of computer media in both, cycle I and II. This research resulted that there was improvement on students\u27 learning activities of 75, 49% (good) in the cycle I and it increased into 86% (very good) in the cycle2. And the students\u27 response toward the use of computer media in teaching and learning process, it resulted agree in the cycle I and changed into very agree in cycle II. From those data, the researcher concluded that there was significant improvement of students\u27 learning achievement, in which it was obtained 20% of students passed the KKM in Pre-Cycle, then in the Cycle I, the number of students who passed the KKM reached 40 %, and in the Cycle 2, the students who passed the KKM reached 100 %

    Pembelajaran dengan Permainan Tradisional Jirak Termodifikasi untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII F SMP Negeri 9 Semarang

    Get PDF
    Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII F SMP N 9 Semarang melalui pembelajaran dengan permainan jirak termodifikasi. Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa siswa kelas VII F semester I SMP Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dirancang dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran pembelajaran dengan permainan jirak termodifikasi dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa kelas VII F SMP N 9 Semarang. Hal ini dapat dilihat?é?á pada siklus I kemampuan pemecahan masalah siswa mencapai tingkat baik dan sangat baik pada siklus II.?é?á Persentase ketuntasan klasikal siswa yang semula pada siklus I mencapai 31,25% (10 siswa tuntas) menjadi 100% pada siklus II (32 siswa tuntas). Pembelajaran pembelajaran dengan permainan jirak termodifikasi dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VII F SMP N 9 Semarang. Hal ini dapat dilihat pada persentase aktivitas siswa yang semula pada siklus I mencapai 65,87% menjadi 85,24% pada siklus II

    Pengelolaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Di SD Negeri 6 Putatsari Grobogan

    Full text link
    This study aims to describe the planning, execution, and follow-up of the academic supervision by the principal at SDN 6 Putatsari Grobogan. This research is qualitative. Data collection techniques with interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques to the analysis of the groove. The process of collecting data through data reduction, data presentation, and conclusion. The validity of the data using triangulation, triangulation method, and triangulation of researchers. The results of the research, academic supervision 1. Planning in SD Negeri 6 Putatsari produce, a. Preparation of supervision schedule, b. Preparation of Instrument, c. Compile a list of teachers who would be supervised. 2. Implementation of Academic Supervision in SD Negeri 6 Putatsari, supervisor came to the class with the instruments that have been prepared to make observations of learning while noting the incident in accordance with the instrument. 3. Follow-Up Supervision Academic SD Negeri 6 Putatsari, principal with the teachers held discussions break time in the principal's office, teachers are given the opportunity to express their opinions about the learning process has been implemented. The headmaster shows the results of further observations provide opportunities for teachers to observe and analyze it

    Students' Ability and Thinking Profile in Solving Plane Problems by Provision of Scaffolding

    Full text link
    This study aims to reveal thinking profile and problem solving ability of mathematics department students of Universitas PGRI Semarang in solving plane problem by providing scaffolding. Type of this study is a qualitative research. The selection of research subject is based on students' ability, feedback from lecturers and fluency both in oral or writing. Data collection technique used is Think Aloud Method. The results of the study provide an overview that after being given scaffolding, students with intermediate level of mathematics have characteristics: using the assimilation thinking process in understanding the problem, using assimilation and accommodation in planning to solve the problem. The students with lower level of mathematics, they use assimilation thinking process in understanding the problems and planning the settlement whereas they are not able to use accommodation thinking process. Students' inability in accommodation thinking process causes they can not make solution planning correctly, solve the given problems and checking the solutions. The study shows the students experienced a lot of thinking process development since they have been able to use all of information for solving the problems. The number of the given scaffolding depends on individuals and the level of students' tinking ability

    Studi Komparasi Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Teams Games Tournament dan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran TGT, model pembelajaran STAD dan pembelajaran konvensional. Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah post-test only control group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang. Melalui teknik Cluster Random Sampling diperoleh di kelas VIII A sebagai kelas eksprimen 1, VIII B sebagai kelas eksperimen 2, dan VIII C sebagai kelas konvensional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran TGT dan model pembelajaran STAD dan variabel terikatnya adalah hasil belajar. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, uji anava dan uji Scheffe'. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran TGT, model pembelajaran STAD, dan model pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD tidak lebih baik dari hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional

    Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mata Kuliah Kalkulus Lanjut 1 Dengan Scaffolding Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah

    Full text link
    The aims of this research was to develop learning device of Advanced Calculus 1 subject with scaffolding-based problem-solving abilities that include syllabi, lesson plan, learning media, student worksheets and assessment, and determine the effectiveness of the implementation of scaffolding-based learning problem-solving abilities in the subject Advanced Calculus 1.This research was a Research and Development (R & D). Methods of data analysis done by using triangulation mix-design method by simultaneously analyze data from quantitative and qualitative data as well as data combined. The results showed that the development of the learning course Advanced Calculus 1 with scaffolding based problem solving ability using learning device development of Borg and Gall models which has been modified. Results of learning device development course Advanced Calculus 1 consists of a syllabi, lesson plan, student worksheet, observation sheets and feasible achievement test used. Furthermore limited trial obtained tvalue ?»Ôé¼?¢7,440 ?»Ôé¼?¥ttable ?»Ôé¼?¢1,645so H0 is rejected. This shows that the average learning outcomes with scaffolding better than conventional learning. ?é?

    Efektivitas Model Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) dan Guided Inquiry terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi karena rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis disebabkan pembelajaran di sekolah masih menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran PBL dan Guided Inquiry terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian Quasi Experimental Design di kelas X SMK Nusa Bhakti Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Sampling dengan sampel kelas X AKL kelompok eksperimen 1, X TKJ eksperimen 2, dan X BDL sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir kritis matematis dan observasi keaktifan siswa. Hasil penelitian menunjukan pada taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa antara pembelajaran dengan model PBL, guided inquiry, dan model konvensional; (2) kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan model PBL dan guided inquiry lebih baik dibandingkan model konvensional; (3) tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa antara pembelajaran dengan model PBL dan guided inquiry; (4) terdapat pengaruh positif antara keaktifan siswa pada pembelajaran model PBL dan model guided inquiry terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa; (5) ketuntasan belajar individual dan klasikal kelas PBL dan guided inquiry tercapai. Sehingga model pembelajaran PBL dan Guided Inquiry efektif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa
    corecore