40 research outputs found

    Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Jawa (1991)

    Get PDF

    INTERTEXTUALITY IN INDONESIAN NEWSPAPER OPINION ARTICLES ON EDUCATION: ITS TYPES, FUNCTIONS, AND DISCURSIVE PRACTICE

    Get PDF
    This research deals with intertextuality in opinion articles on education. Its objectives are to discover types and functions of intertextuality in the articles and to reveal its social practice. The results of the research reveal there are three major types and two major functions of intertextuality in the articles. The type dominantly ap-plied is indirect quotation and the function dominantly applied is to provide things in detail. The social practice found in the articles is that the intertextuality is functioned to create an image that the articles possess a level of academic text. Key words: intertextuality, discursive practice, discourse, newspaper, opi-nion articl

    Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Jawa

    Get PDF

    Malaysian Dialect Geography in Sambas and Mempawah River Flow Areas

    Get PDF
    This research aimed to describe the geography of Malayan dialect in Sambas and Mempawah River Flow Areas. This study was descriptive quantitative in nature using dialectometry formulation measurement and descriptive qualitative using in-depth top-down reconstruction. The data of research was collected using in-depth interview. The data was analyzed using synchronic comparative method for language mapping, phonologically or lexically. The data reconstruction was analyzed using diachronic comparative method with top-down reconstruction technique to find retention and innovation. The diachronically data analysis was carried out utilizing Isodore Dyen’s Proto Austronesia (PAN) (1970). The result of research was presented in a descriptive text about the geography of Malayan dialect in Sambas and Mempawah rivers’ flow areas. Language mapping carried out phonologically found 5 dialects, while the one lexically found 7 dialects. Two lexicon reconstructions were found: (1) ‘relict’ retention and (2) retention. Prefix retention only found innovation. The highest retention distribution in Sambas and Mempawah River Flow Area was in TP 5 (Karangan), while the lowest one was in TP 4 (Sambas). The highest innovation distribution was in TP 1 (Seluas) and TP 6 (Menjalin), while the lowest one was in TP 4 (Sambas). The highest conservative area was in Sambas and Mempawah River Flow Area in TP 5 (Karangan) and the highest innovative area was in TP 1 (Seluas) and TP 6 (Menjalin)

    Wulang dalem pb ix (alih aksara, terjemahan dan kajian budaya)

    Get PDF
    Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Pusat, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan telah mengkaji dan mengalisis naskah-naskah lama di antaranya naskah yang berasal dari Jawa (Surakarta) yang berjudul Wulang Dalem PB. IX (Alih Aksara, Terjemahan, dan Kajian Budaya). Isinya tentang ajaran-ajaran bermasyarakat bagi wanita Jawa khususnya, dan wanita Indonesia pada umumnya. Ajaran-ajaran yang terkandung di dalam naskah ini tidak saja ditujukan kepada keluarga raja, dan bangsawan, melainkan juga terhadap hamba istana. Pada hakikatnya ajaran-ajaran tersebut sangat diperlukan dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya

    Kajian wangsalan dalam Bahasa Jawa

    Get PDF
    Pengkajian terhadap wangsalan dalam bahasa Jawa ini menghasilkan banyak hal yang menarik. Salah satu di antaranya diketahui secara lebih jelas sebagai ciri nilai budaya masyarakat Jawa tradisional yang bersifat tidak langsung, terselubung, serba tersirat, dan simbolis dalam menyampaikan kritik atau celaan, sanjungan, nasihat, dan pendapat kepada pihak kedua atau pihak lain . Namun, kebanyakan masyarakat Jawa secara umum, terutama generasi muda--sebagai dampak dari modemisasi--tidak akrab lagi dengan wangsalan dan nilai-nilai budaya Jawa tersebut. Penelitian ini terlaksana berkat adanya kepercayaan dari Pemimpin Bagian Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jawa tengah

    The Cultural Background Of Toponim System Of Hamlets/Villages In Yogyakarta Special Province (An Antropolinguistic Study)

    Get PDF
    This study aimed to describe the hamlet / village toponym system be joined with the life aspect in Yogyakarta? Which is the dominant system? and its reasons. The study design used in this study was descriptive quantitative, while the research method used was the method of ethnography proposed by Spradley. Spradley ethnographic method contains five steps forward research workflow stages: determining the ethnographic research techniques, knowing the 12 basic steps ethnographic methods, taking gradually the 12 main sequences, learning to conduct ethnographic interviews during the research, analyzing and doing problem-solving activities. The main method of data collection was in-depth interviews as well as observation and documentation which were done as the companion method. The main data of this research study was the name of the villages and the main data sources were informants and documentation. Research instrument used were a list of descriptive questionnaires and structural observation sheets. The location of the research was decided by doing purposive sampling technique. The data analysis method used was the agih method by using directly divided elements (BUL-Bagi Unsur Langsung: Indonesian) technique and the historical-cultural method. The results attained in term of this research study showed that in terms of linguistic and culture: the aspects of life are (1) in the region of istanasentris: the village names were dominantly taken from the history of the kingdom of life-culture (Kraton), whereas in the area of nonistanasentris, the dominant name of the villages were derived from history or culture of everyday life. The farther the area is from the center of palace, the smaller the culture’s influence in naming the village. (2) The aspect of palace life dominated the naming villages in the area of istanasentris. Meanwhile, in the area of nonistanasentris, the aspects of plants’ world and folklore dominated the naming villages in the region. Keyword: toponymy, ethnografi, linguistic, cultural-histor

    Telaah linguistik atas novel Tirai Menurun karya N.H. Dini

    Get PDF
    Buku Telaah Linguistik atas Novel Tirai Menurun Karya N.H. Dini ini merupakan salah satu hasil Bagian Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jawa Tengah tahun 1994 /1995. Secara sosiolinguistik, karya sastra dapat dipandang sebagai wacana tersendiri, yaitu wacana susastra. Dengan demikian, pemakaian bahasa di dalamnya juga memperlihatkan seperangkat keunikan tersendiri karena mendukung fungsi-fungsi tertentu di dalam penceritaan. Bentuk-bentuk tuturan yang dipilih juga disesuaikan dengan konteks cerita. Dengan demikian, cukup beralasan kalau telaah linguistik: ini terutama dipusatkan pada pernerian kekhasan atau keunikan pemakaian bahasa dalam novel Tirai Menurun dalam arti cukup luas (kosa kata, kata seru, kata-kata sapaan, keunikan semantik kata, morfosintaksis, dan gaya bahasa termasuk pula meta fora)

    Krama dalem ingkang sinuhun paku buwana kaping IX alih aksara terjemahan dan kajian budaya

    Get PDF
    Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Pusat telah melakukan pengkajian naskah-naskah lama, di antaranya Krama Dalem Ingkang Sinuhun Paku Buwana Kaping IX Nilai-nilai yang terkandung dalam naskah atau dokumen tertulis meliputi semua aspek kehidupan budaya bangsa mencakup bidang-bidang filsafat agama, kepemimpinan, ajaran, dan hal lain yang menyangkut kebutuhan hidup. Karena itu. menggali, meneliti, dan menelusuri karya sastra dalam naskah-naskah kuno di berbagai daerah di Indonesia pada hakekatnya sangat diperlukan dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya

    DIMENSI DAN KOMPONEN MAKNA MEDAN LEKSIKAL VERBA BAHASA INDONESIAYANG BERCIRI (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA)

    Get PDF
    Tulisan ini menelaah masalah semantik leksikal dalam bahasa Indonesia, khususnya medan leksikal yang tersusun dari verba yang berciri (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA). Pengkajiannya terutama berpusat pada pemerian arti leksikalnya. Tujuan pokoknya adalah menunjukkan adanya sejumlah leksem yang tersusun secara sistematis sebagai medan leksikal dalam bahasa Indonesia. Dalam pada itu, diulas komponen makna yang membangun medan leksikal sekaligus yang membangun struktur makna setiap leksem sehingga diketahui perbedaan arti leksikal tiap-tiap leksem. Semantik leksikal digunakan sebagai kerangka teori penelitian. Dengan analisis komponen, ditemukan leskem pembentuk medan leskikal beserta komponen maknanya. Sumbangan penelitian ini dipandang penting bukan saja bagi kepentingan pengembangan metode pemerian semantik leksikal bahasa Insdonesia. Akan tetapi, lebih-lebih bermanfaat pada aspek fungsionalnya, yakni bagi kepentingan penyusunan kamus bahasa Indonesia secara lebih baik dan mudah untuk dipahami. Kata kunci: leksem, komponen makna, medan leksikal, verba bahasa Indonesi
    corecore