63 research outputs found

    Analisis Pelaksanaan Program 5S pada Unit Produksi Pabrik Pipa Baja

    Get PDF
    Perusahaan pipa baja merupakan salah satu industri manufaktur yang sedang gencar dalam meningkatkan produksinya. Semakin tinggi tingkat permintaan pasar, maka semakin tinggi pula produksi perusahaan terhadap proses produksinya. Dalam hal ini, perusahaan juga perlu untuk mewujudkan dan meningkatkan kualitas lingkungan kerja yang bersih, rapi, dan nyaman bagi pekerja guna meningkatkan produktivitasnya. Perlu adanya budaya kerja yang diterapkan untuk menjaga konsistensi kedisiplinan para pekerja dalam menjaga lingkungan kerja agar tetap bersih, rapi, dan nyaman, salah satunya dengan budaya kerja 5S atau lebih dikenal dengan 5R. Metode ini terdiri dari lima konsep utama, yaitu Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rewat), dan Shitsuke (Rajin). Pada penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai pelaksanaan budaya 5R pada perusahaan dengan melakukan observasi langsung di area produksi perusahaan pipa baja. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif berdasarkan hasil observasi penulis pada unit produksi yang memiliki tujuh area. Area yang diobservasi antara lain yaitu area loading, uncoiling, hydrotest, marking, repair, pickling, dan storage. Hasil penelitian yang dilakukan adalah area repair memiliki nilai audit paling rendah sedangkan area pickling memilik nilai paling tinggi di antara ketujuh area yang diobservasi. Hal ini tentunya membutuhkan perbaikan oleh manajemen perusahaan agar budaya kerja 5S dalam perusahaan terutama unit produksi bisa meningkat

    Karakter Fisik Dan Korosi Mangan Hasil Pelapisan Pada Baja Aisi 1020

    Full text link
    Baja merupakan logam yng banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan banyak digunakanuntuk peralatan mesin berat, peralatan pertanian dan peralatan bersenjata. Salah satu kelemahan baja ialahdapat terkorosi secara cepat ketika berada di udara, lingkungan berair maupun media asam, sehinggaperlu dilakukan proteksi untuk menurunkan laju korosi baja. Telah dilakukan penelitian tentang karakterkorosi Mn hasil pelapisan pada baja AISI 1020 secara elektrolisis dengan dengan waktu deposisi 60 – 210detik. Proses elektroplating dilakukan dan dengan tanpa penambahan zat aditif Cu2+. Potensial dandensitas arus korosi ditentukan dengan cara ekstrapolasi Tafel. Hasil penelitian menunjukkan bahwalogam Mn yang dihasilkan dari proses pelapisan pada baja AISI 1020 secara elektrolisis tanpa dan denganpenambahan zat aditif Cu2+ dapat menghasilkan EOC lebih negatif dari EOC baja AISI 1020 sehingga dapatdigunakan sebagai anoda tumbal (sacrificial anode) untuk baja tersebut. Laju korosi terendah diperolehdari hasil elektroplating dengan penambahan zat aditif Cu2+ dengan waktu deposisi 180 detik yaitusebesar 2.713 mpy. Penambahan sejumlah kecil Cu2+ mempengaruhi keadaan kimia dari deposit danberakibat pada sifat mekanik dan ketahanan korosinya

    Simulasi Numerik Terbentuknya Reattachment Length Terhadap Perubahan Tinggi Obstacle Pada Tee Duct

    Get PDF
    Simulasi Numerik digunakan untuk melihat fenomena aliran melintasi tee duct dengan menggunakan viscous turbulence model Reliazible k-epsilon. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan simulasi numerik untuk mengkaji karakteristik aliran melintasi tee duct berukuran sisi inlet 1 meter, panjang sisi keluar 1 meter dan ukuran duct 0,15 m x 0,15 m. Pada studi ini, akan dipasang obstacle pada tee duct dengan penambahan variasi tinggi obstacle (t/D) pada sisi tee duct t/D = 0,5 dan 1 dengan menggunakan asumsi dalam keadaan steady flow, incompressible flow. Prosedur simulasi numerik mengacu dari ten element policy. Simulasi numerik dengan menggunakan viscous turbulence model tipe Realizable k-e (RKE) yang sesuai untuk melihat fenomena reattachment dan diskritisasi menggunakan Second Order Upwind. Hasil menunjukkan bahwa reattachment length semakin menurun dengan meningkatkanya ketinggian obstacle yaitu pada t/D = 1 dibanding tanpa obstacle. Kata kunci - tee duct, obstacle, k-ε turbulence model, second order upwin

    Analisis Kecelakaan Automatic Stacking Crane Menggunakan Metode Accident Evolution Barrier (AEB) di Perusahaan Jasa Petikemas

    Get PDF
    Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan kemanan pelayaran dan kegiatan penunjang Pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. Salah satunya adalah  perusahaan jasa petikemas , seiring dengan banyaknya pelayanan kegiatan bongkar muat yang dilakukan menggunakan Automatic Stacking Crane (ASC) di Container Yard (CY dapat berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini diperkuat oleh data accident report pada tahun 2022, kecelakaan Automatic Stacking Crane (ASC) terjadi sebanyak tujuh kasus, namun dua kasus diantaranya menjadi perhatian dikarenakan memiliki high potential fatality. Untuk itu, perlu dilakukan analisis kecelakaan kerja menggunakan ECFA dan AEB. Dari penggunaan metode ECFA didapatkan hasil berupa direct cause, root cause, contributing cause yang memengaruhi kecelakaan tersebut. Sedangkan dari penggunaan AEB mendapatkan hierarchy of control yang tepat dan efisien. Kesimpulan dari penelitian ini, dua data accident report dengan high potential fatality yang dianalisis dengan ECFA menghasilkan runtutan kejadian kecelakaan dan dengan AEB menghasilkan barrier function yang efektif yang diharapkan mencegah keberulangan kecelakaan

    Identifikasi Kegagalan Komponen Pada Container Crane Menggunakan Failure Mode Effects and Criticality Analysis (FMECA) Dan Fault Tree Analysis (FTA)

    Get PDF
    Didalam kawasan pelabuhan, terdapat terminal petikemas sebagai penyedia akses transportasi bongkar-muat petikemas dari kapal ke darat maupun sebaliknya. Untuk mendukung seluruh tahapan proses yang dilakukan pada terminal petikemas, maka keberadaan sebuah pesawat angkat-angkut sangat dibutuhkan dan memiliki peranan penting dalam proses layanan yang disediakan oleh perusahaan terminal petikemas contohnya seperti Container Crane (CC). Menurut Triatmodjo pengertian Container Crane adalah jenis crane portal tinggi berkaki tegak yang mengangkat benda dengan hoist yang dipasang di sebuah troly hoist dan dapat bergerak secara horizontal pada sepasang rel yang dipasang di bawah balok atau lantai kerja. Sehingga akan berpengaruh terhadap produktifitas apabila terjadi kendala. Oleh karena itu perlu diadakannya sebuah perencanaan yang matang untuk meminimalisir terjadinya kegagalan sistem yang dapat berpengaruh langsung terhadap perusahaan baik secara fisik dan material. Berdasarkan data kecelakaan dari perusahaan pada tahun 2019 dan 2020 terdapat beberapa kejadian yang disebabkan oleh kegagalan pada komponen Container Crane (CC) . Dan dengan menggunakan metode Failure Mode, Effects, and Criticality Analysis (FMECA) maka dapat diketahui mode kegagalan suatu sistem, subsistem, atau komponen. Selain itu, juga didapatkan nilai Criticality ranking. Dari Criticality ranking tersebut, risiko yang memiliki nilai paling tinggi akan dicari skenario penyebab dasar terjadinya kegagalan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA). Metode Fault Tree Analysis (FTA) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi bahaya yang berperan terhadap terjadinya kegagalan

    Identifikasi Potensi Bahaya dengan Metode IBPR pada Pekerjaan Maintenance HMC

    Get PDF
    Pekerjaan maintenance alat bongkat muat petikemas dilakukan di berbagai Pelabuhan untuk memberikan perbaikan dan perawatan alat bongkar muat petikemas agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan lancar. Pada pekerjaan ini terdapat berbagai macam potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yaitu bahaya physical, bahaya chemical hingga bahaya psikososial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi bahaya, melakukan penilaian risiko, dan mengetahui pengendalian risiko pada pekerjaan maintenance HMC (Harbour Mobile Crane). Dalam identifikasi bahaya dan penilaian risiko pada penelitian ini menggunakan metode IBPR dan pengendalian risiko menggunakan hirarki pengendalian. Dari hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko terhadap 20 proses pekerjaan didapatkan hasil  yaitu 7 proses pekerjaan memiliki kategori risk acceptable, 10 proses pekerjaan memiliki kategori review at appropriate, dan 3 proses pekerjaan memiliki kategori high priority. Rekomendasi dilakukan pada semua potensi bahaya yang dimulai dari eliminasi, substitusi, rekayasa teknik, administrasi, dan APD. &nbsp

    Analisis Risiko pada Pekerjaan Pembangunan Jembatan Kereta Api Menggunakan Metode HIRARC

    Get PDF
    Pekerjaan konstruksi merupakan jenis pekerjaan yang memiliki banyak risiko. Salah satu pekerjaan konstruksi yang memiliki risiko kecelakaan kerja yaitu proyek pembangunan jalur ganda (double track) kereta api. Berdasarkan dokumen milik perusahaan, pada proyek ini secara umum meliputi pembangunan stasiun, pembangunan jembatan dan jalur kereta api (track). Dari beberapa pekerjaan pembangunan yang telah disebutkan, pekerjaan pembangunan jembatan memiliki risiko bahaya yang cukup tinggi diantara pekerjaan yang lain hal ini berdasarkan data kecelakaan milik perusahaan tahun 2022-2023. Selama pelaksanaan proyek ini berlangsung, pekerjaan pembangunan jembatan kereta api meliputi galian, timbunan, pembangunan jembatan struktur bawah, pembangunan jembatan struktur atas, track existing dan track baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, serta memberikan pengendalian bahaya yang paling sesuai bagi perusahaan untuk pekerjaan pembangunan jembatan kereta api yang memiliki risiko tinggi. Identifikasi bahaya pada penelitian ini menggunakan metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC). Hasil dari analisis ini didapatkan total seluruh risiko adalah 104 dengan 46 risiko rendah, 52 risiko sedang, dan 6 risiko tinggi untuk keenam pekerjaan pembangunan jembatan. Dari seluruh total risiko terdapat 6 risiko dengan kategori tinggi, dengan risiko tertusuk jarum jahit pada pekerjaan galian tanah, alat berat tergelincir menimpa pekerja pada pekerjaan timbunan, tersengat listrik pada pekerjaan struktur bawah, jatuh dari ketinggian pada pekerjaan struktur atas, tertabrak kereta api pada pekerjaan track eksisting, dan luka bakar terkena percikan api las pada pekerjaan track baru. Berdasarkan hal tersebut, risiko dengan kategori tinggi akan diberikan rekomendasi sesuai dengan hirarki pengendalian

    Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Metode Full Time Equivalent

    Get PDF
    Beban kerja merupakan upaya yang harus dikeluarkan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Beban kerja yang terlalu berat atau terlalu ringan akan mengakibatkan terjadinya inefesiensi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja pada departemen produksi di perusahaan pembuatan pipa baja dikarenakan tingginya riwayat lembur kerja yang dimiliki oleh pekerja. Analisis beban kerja dilakukan berdasarkan waktu kerja menggunakan metode Full Time Equivalent (FTE). Hasil perhitungan beban kerja dengan metode FTE menunjukkan adanya 19 pekerja dengan beban kerja overload, 12 pekerja dengan beban kerja normal dan 3 pekerja dengan beban kerja underload. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah usulan tenaga kerja terdapat 7 orang usulan pekerja selain itu rekomendasi pebaikan dalam menyelesaikan masalah beban kerja yaitu: Mengadakan pelatihan untuk meng-upgrade skill pekerja, evaluasi dan pemerataan beban kerja, melakukan perbaikan gizi kerja dan menggalakkan pola hidup sehat, pemanfaatan waktu istirahat sebaik mungkin, dan perceived organizational support

    Analisis Risiko Kegagalan Mesin Wet Sandblasting Dengan Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis dan Fishbone Diagram

    Get PDF
    Sandblasting merupakan proses pembersihan dari karat, debu, cat, dan oli yang menempel pada suatu permukaan material dengan cara menyemprotkan bahan abrasif (pasir). Pada perusahaan galangan kapal, kegiatan sandblasting adalah pekerjaan rutin dengan intensitas tinggi yang berisiko menimbulkan debu berlimpah. Penggunaan mesin wet sandblasting merupakan upaya meminimalisir pencemaran udara berupa debu. Pada aktualnya, penggunaan mesin wet sandblasting tetap menghasilkan debu yang banyak. Indikasi kegagalan komponen menyebabkan mesin tidak dapat berjalan maksimal. Tujuan penelitian ini melakukan analisis kegagalan pada mesin wet sandblasting untuk mengurangi potensi bahaya dari mesin wet sandblasting. Penelitian ini menggunakan metode FMEA dan Fishbone Diagram. FMEA digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan pada komponen mesin wet sandblasting serta  menghitung nilai Risk Priority Number (RPN). Nilai RPN tertinggi akan diolah menggunakan fishbone diagram.  Fishbone diagram akan mengidentifikasi komponen dengan RPN tertinggi untuk menemukan kemungkinan penyebab masalah atau faktor-faktor yang mempengaruhi masalah dan mempermudah dalam menentukan rekomendasi. Hasil dari metode FMEA, diperoleh bahwa kegagalan tertinggi adalah blast nozzle dengan nilai RPN sebesar 48. Setelah itu, analisis yang dilakukan menggunakan fishbone diagram, ditemukan 7 faktor yang menjadi akar penyebab mal fungsi pada blast nozzle

    Analisis Risiko Hot Work Berbasis CSRA pada Cargo Oil Tank Kapal Tanker

    Get PDF
    Pekerjaan panas atau hot work di dalam confined space tangki kapal merupakan salah satu penyumbang risiko besar dalam aktivitas pengedokan pada perusahaan galangan kapal. Risiko hot work akan semakin tinggi apabila dilakukan pada tangki muatan bahan bakar yang disebut cargo oil tank di kapal tanker dengan ukuran 37025 t DWT. Sayangnya perusahaan galangan hanya memiliki dokumen identifikasi bahaya dan penilaian risiko (IBPR) secara umum dan terpisah antara hot work dan confined space. Mengingat tingginya angka kecelakaan kerja yang terus tumbuh setiap tahunnya serta tingginya tingkat kematian pekerja di confined space, maka perlu dilakukan analisis khusus terkait hot work yang dilakukan di dalam confined space. Penelitian ini akan menganalisis permasalahan tersebut menggunakan metode confined space risk analysis (CSRA). Metode CSRA merupakan metode khusus untuk analisis risiko pekerjaan di dalam confined space dengan keunggulan memiliki kuesioner berisi pertanyaan terkait karakteristik confined space. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang dilakukan dengan metode CSRA memperoleh hasil bahwa dari 146 level risiko yang diperoleh dari hot work di cargo oil tank, terdapat dua kategori risiko yang masih berada pada level high risk yaitu kategori risiko falling dan mechanical. Langkah evaluasi dari hasil tersebut dilakukan dengan memberikan rekomendasi tindakan pengendalian pada kategori risiko falling di antaranya pengadaan sertifikasi kompetensi bagi scaffolder, pelatihan bekerja di ketinggian bagi pekerja hot work serta penggalakan penggunaan body harness. Selanjutnya pada kategori risiko mechanical salah satunya direkomendasikan untuk melakukan pengawasan atau inspeksi rutin pada kondisi komponen tabung gas oleh supervisor dan/atau safety inspector guna meminimalisir tingkat kekerapan serta tingkat keparahan terjadinya kecelakaan kerja di confined space
    • …
    corecore