9 research outputs found

    EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BAJING SELUAS 425 HA KECAMATAN RENDANG, KARANGASEM BALI

    Get PDF
    Daerah irigasi Bajing merupakan salah satu DI yang termasuk dalam DAS Tukad Unda dengan luas baku 425 Ha. Sumber airnya berasal dari Tukad Telagawaja. Bangunan utama berupa bangunan bendung yang terletak di Desa Pesaban, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Pada daerah irigasi ini terdapat beberapa permasalahan diantaranya : Pintu air dan rumah pintu pada beberapa bangunan mengalami kerusakan, banyak sampah dan endapan pada beberapa ruas saluran yang menghalangi aliran air, serta beberapa ruas saluran masih berupa saluran tanah. Dalam penelitian dilakukan analisis ketersedian air irigasi, analisis kebutuhan air irigasi, analisi imbangan air, analisis efisiensi. Obyek penelitian dilakukan pada DI Bajing di saluran Primer dan Sekunder (BB1-BS3). Dari hasil analisis diperoleh Efisiensi DI Bajing khususnya di jaringan Subak Selat sebesar 84.95% yang berarti sangat efisien walaupun masih perlu dilakukan perbaikan-perbaikan pada beberapa titik saluran. Sedangkan imbangan air (water balance) pada DI Bajing sudah mencukupi dari kebutuhan air meskipun pada beberapa periode mengalami kekurangan air yaitu pada Periode Juni I sebesar 140.018 lt/dt dan pada periode Juli II sebesar 84.603 lt/dt

    ANALISIS BANJIR WILAYAH, DESA BAKTISERAGA KECAMATAN BULELENG DAN DESA SAMBANGAN KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG

    Get PDF
    Desa Baktiseraga dan Desa Sambangan yang berada di Kecamatan Buleleng dan Kecamatan Sukasada memiliki wilayah perumahan sangat luas, sehingga menjadikan daerah tersebut padat penduduk. Banjir dan genangan sering terjadi pada saat hujan deras. Salah satu daerah yang sering terjadi banjir adalah ruas Jalan Srikandi. Dimana pada saat musim hujan, terjadi genangan dan transportasi menjadi tidak lancar. Dari permasalahan adanya banjir dan genangan tersebut, maka dirasa perlu dilakukan analisis banjir wilayah ditempat tersebut dan mengukur penampang saluran drainase exsisting untuk mengetahui kapasitas penampang saluran drainase yang ada. Metode yang digunakan untuk analisis ini meliputi analisis hidrologi maupun analisis hidrolika, dimana analisis hidrologi terdiri dari : data curah hujan, curah hujan rancangan, banjir rancangan. Sedangkan analisis hidrolika untuk mengetahui kapasitas saluran, dimana kapasitas saluran adalah besarnya debit maksimum yang dapat ditampung dan dilewatkan oleh suatu saluran dengan ukuran penampang tertentu termasuk tinggi jagaan. Dilanjutkan dengan analisa debit buangan air limbah. Dari hasil analisis saluran existing yang ada di Jalan Srikandi, diketahui bahwa dimensi mampu menampung debit hujan kala ulang I5 dan I10 Tahun dengan debit banjir maksimum (Qt) bervariasi sesuai lokasi saluran yang telah ditambah debit air buangan domestik dan non domestik dengan nilai 0.0108802 m3/dt yang. Berdasarkan hasil kajian analisis lapangan, penampang yang paling ideal dalam mengatasi genangan karena sedimentasi dan sampah dijalan Laksamana dan jalan Srikandi diperlukan penampang baru berbentuk setengah lingkaran dengan r=0,4 m yang memiliki nilai debit saluran (Qs) > debit banjir (Qt) di sepanjang saluran drainase lokasi studi

    ANALISA KEHILANGAN AIR ( NON REVENUED WATER ) PADA JARINGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

    Get PDF
    Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup umat manusia.Sejalan dengan pentingnya peranan dan fungsi air minum, perlu direncanakan suatu sistem penyediaan air minum (SPAM).Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Kabupaten Badung merupakan badan usaha milik daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah satu kesatuan sistem dari sarana dan prasarana air minum. Berdasarkan data (BPPSPAM, 2015)  menunjukkan bahwa Kabupaten Badung memiliki tingkat kehilangan air sebesar 22%. Kehilangan air adalah perbedaan antara volume air yang di distribusikan dengan volume air yang dikonsumsi yang tercatat.Secara garis besar kehilangan air dibagi menjadi dua yaitu kehilangan fisik dan kehilangan non fisik. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer yang diambil dan diukur langsung dari lapangan serta data sekunder yang dipakai untuk penunjang penelitian.Lokasi kegiatan Pengendalian Kebocoran (NRW) PDAM Kabupaten Badung adalah di wilayah Kecamatan Mengwi. Luas wilayah administrasi Kecamatan Mengwi adalah 82,00 km2 dengan daerah pelayanan 40,29 km2.Untuk mempermudah kegiatan penelitian  pada jaringan distribusi dilakukan  pemetaan pipa per segmen dimana  menemukan kehilangan tekananan akibat kebocoran pada system jaringan. Dari hasil analisis yang dilakukan di jaringan pipa didapat tidak ada penurunan tekanan yang signifikan di segmen A-B, B-C, C-D, D-E, E-F,  sehingga penyebab kebocoran sebesar 22,94% /tahun  adalah bias antara biaya produksi sebesar19.165 m3 dengan rekening yang tercatat pada meteran air sebesar 14.901 m3. Sehingga terjadinya selisih pencatatan antara air produksi dengan daftar rekening ditagih sebesar 4.264 m3.. Besarnya kerugian akibat kebocoran pada SPAM adalah Rp. 30.132.289,- /tahun

    Analisis Kebutuhan Air Irigasi Untuk Daerah Irigasi Auman Bodog Di Kecamatan Selat Dan Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan air pertanian, imbangan air, dan sistem pola tanam yang tepat di Daerah Irigasi (DI) Auman Bodog. Metode analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui kebutuhan air sedangkan analisis komparatif digunakan untuk analisis imbangan air dan pola tanam. Kebutuhan air pertanian dihitung secara empiris yaitu penggunaan konsumtif (Etc), kebutuhan air di sawah (NFR), dan kebutuhan pengambilan air pada sumber (DR). Parameter hidrometeorologi yang digunakan adalah hujan efektif, evapotranspirasi, evaporasi, perkolasi, koefisien tanaman, dan efisiensi irigasi. Hasil analisis menunjukkan nilai kebutuhan air pertanian di DI Auman Bodog berkisar rata-rata 0,232 m³/dt. Nilai imbangan air di DI Auman Bodog menunjukkan terjadi surplus sepanjang tahun. Dimana surplus air tertinggi terjadi pada bulan Januari I, Pebruari I, II, Juni II, Oktober II. Hasil perbandingan antara debit andalan dengan kebutuhan air irigasi rencana pola tanam padi-padi-palawija dapat dilaksanakan secara serentak untuk ketiga subak yang ada di Daerah Irigasi Auman Bodog)

    EVALUASI KINERJA JARINGAN DRAINASE DI JALAN RAYA UMAALAS-BATU BELIG, DESA KEROBOKAN KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG

    Get PDF
    Banjir dan genangan masih terjadi pada musim hujan di Jalan Umaalas-Batu Belig. Berbagai sebab menjadi pemicu terjadinya banjir dan genangan, antara lain kapasitas sistem jaringan drainase yang menurun, debit aliran air yang meningkat. Menurunnya kapasitas sistem disebabkan antara lain, banyak terjadi sedimentasi dan sampah, terjadi kerusakan fisik sistem jaringan dan adanya bangunan liar di atas sistem jaringan. Sedangkan penyebab meningkatnya debit antara lain, curah hujan yang tinggi,perubahan tata guna lahan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian evaluatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan meneliti dan melihat kapasitas saluran drainase eksisting, serta mengevaluasi kapasitas saluran  drainase eksisting. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan data primer dan sekunder.Penelitian ini menggunakan analisis data yaitu dengan analisis hidrologi dan analisis hidrolika. Hasil penelitian menunjukan berdasarkan perhitungan hidrologi saluran exsisting tidak mampu menampung debit hujan dengan debit rencana ditambah dengan debit buangan sebesar Q= 1,292 m3/dt, sehingga berdasarkan hasil redisain bahwa saluran eksisting tidak mampu menampung Q rencana 5 tahun sehingga dilakukan redesign dengan lebar saluran (b) yang didapatkan  sebesar 1,266 m dan tinggi saluran (h) sebesar 1,195 m

    ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TUKAD MATI Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai Tukad Mati

    Get PDF
    Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Mati adalah salah satu sistem jaringan drainase yang melintasi Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dengan luas daerah pengaliran sebesar 38,42 km2 dan panjang sungai 18,52 km. Tukad Mati merupakan salah satu sungai yang mengalami banjir pada curah hujan yang tinggi, seperti pada Jalan Dewi Sri yang mengalami genangan karena kapasitas sungai eksisting yang tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya analisis terhadap besarnya debit banjir rancangan untuk kala ulang tertentu pada DAS Tukad Mati terhadap kondisi penampang sungai eksisting khususnya areaa hilir DAS Tukad Mati. Dalam analisa debit banjir rancangan ini  menggunakan data hujan dari tahun 2009 sampai 2018 dari empat stasiun hujan yaitu Stasiun Kapal, Stasiun Aseman, Stasiun Sanglah dan Stasiun Ngurah Rai. Metode yang digunakan yaitu metode HSS Nakayasu, HSS Snyder dan Metode Rasional. Nilai debit banjir rancangan dari ketiga metode akan digunakan untuk mengevaluasi kapasitas penampang beberapa titik lokasi di Tukad Mati meliputi sungai yang melintasi Jalan Nakula, Jalan Kresna dan Jalan Raya Kuta. Berdasarkan hasil penelitian, Metode HSS Nakayasu memberikan nilai yang tinggi yaitu Q10 = 223,195 m³/dt, Q25 = 243,370 m³/dt, Metode Rasional memberikan nilai yang moderat yaitu Q10 = 147,880 m³/dt, Q25 = 161,248 m³/dt dan Metode HSS Snyder memberikan nilai yang rendah yaitu Q10 = 137,651 m³/dt, Q25 = 150,095 m³/dt. Besar perbandingan nilai debit banjir rancangan dari ketiga metode diperoleh metode HSS Nakayasu - HSS Snyder memiliki selisih sebesar 38,32 %,  metode HSS Nakayasu - Rasional memiliki selisih sebesar 33,74 % dan metode Rasional - HSS Snyder memiliki selisih sebesar 6,91 %. Untuk evaluasi penampang sungai pada titik penelitian terhadap debit banjir rancangan yang diperoleh bahwa pada HSS Nakayasu Jalan Nakula dan Jalan Kresna terjadinya banjir karena dimensi penampang sungai tidak mampu menerima debit banjir rancangan pada Q10 maupun Q25

    ANALISIS RENCANA REVETMENT BATU ARMOR UNTUK MENANGGULANGI KERUSAKAN PANTAI (Studi kasus: Pantai Tegal Besar Kabupaten Klungkung)

    Get PDF
    Pantai Tegal Besar yang terletak di Desa Negari Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung merupakan salah satu pantai di Bali yang sudah parah tergerus oleh gempuran ombak. Di daerah penelitian bangunan yang ada seperti villa dan pura sangat dekat dengan laut sehingga hampir tidak ada batas dengan pantai. Di daerah penelitian terdapat revetment batu armor sepanjang 230 m untuk mencegah atau mengurangi abrasi yang lebih parah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan desain bangunan baru armor untuk mencegah kerusakan pantai Tegal Besar sesuai dengan data yang tersedia di pantai. Penelitian ini dilakukan dengan pengolahan data angin dan peramalan gelombang analisis waktu gelombang rencana yang diprediksi analisis pasut dan analisis refraksi/defraksi dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari BMKG Bali, Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS-BP) dan konsultan perencanaan. Selain itu hasil analisis digunakan untuk menghitung desain revetment batu armor. Hasil analisis menunjukkan bahwa abrasi pantai Tegal Besar disebabkan oleh gelombang yang cukup tinggi khususnya selama 25 tahun sepanjang 3,679 m dan sepanjang pantai. Gelombang ini menyebabkan pergerakan sedimen di sepanjang pantai sehingga direncanakan revetment batu armor untuk mencegah kerusakan garis pantai di lokasi ini. Hasil analisis dan perancangan lapis revetment batu armor diperoleh: tinggi revetment 5,20 m dari LWL dengan sudut kemiringan konstruksi 1:2, lapisan utama menggunakan batu andesit seberat 1.500 kg tebal 1,8 m, lapisan kedua adalah batuan andesit seberat 375 kg dengan ketebalan 1,2 m, timbunan batu andesit dan geotekstil seberat 15 kg dengan ketebalan 2,2 m, lebar 1,97 m dengan elevasi puncak 5,2 m, tinggi kaki pengaman 1,8 m dengan panjang 3,0 m dan total panjang revetment 750 m

    EVALUASI KINERJA SALURAN DRAINASE PADA AREAL PENGUBENGAN KANGIN KEROBOKAN KELOD, KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG

    No full text
    Banjir dan genangan masih terjadi pada musim hujan di areal Pengubengan Kangin. Berbagai sebab menjadi pemicu terjadinya banjir dan genangan, antara lain kapasitas sistem jaringan drainase yang menurun, debit aliran air yang meningkat. Menurunnya kapasitas sistem disebabkan antara lain, banyak terjadi sedimentasi dan sampah, terjadi kerusakan fisik sistem jaringan, adanya penyempitan akibat bangunan penduduk yang menonjol ke tengah saluran dan adanya bangunan liar di atas sistem jaringan. Sedangkan penyebab meningkatnya debit antara lain, curah hujan yang tinggi,perubahan tata guna lahan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian desakriptif dan Kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan meneliti dan melihat kapasitas saluran drainase eksisting, serta mengevaluasi kapasitas saluran drainase eksisting. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan data primer dan sekunder.Penelitian ini menggunakan analisis data yaitu dengan analisis hidrologi dan analisis hidrolika.   Hasil penelitian menunjukan berdasarkan perhitungan hidrologi saluran exsisting tidak mampu menampung debit hujan dengan debit rencana sebesar Q = 19,04 m3/dt, sehingga berdasarkan hasil redisain bahwa saluran eksisting tidak mampu menampung Q rencana 5 tahun sehingga dilakukan redesign dengan lebar saluran (b) yang didapatkan sebesar 5 m dan tinggi saluran (h) sebesar 2.5 m

    KAJIAN EFEKTIVITAS SUMUR RESAPAN DI KECAMATAN DENPASAR BARAT

    No full text
    West Denpasar District is a densely populated area with 206,958 people. One of the environmental problems that occur is the frequent occurrence of floods due to the increase in residential areas. One way to overcome this is to build infiltration wells to reduce flood risk, reducing flood volume and discharge. The methods used are descriptive and quantitative. The analysis is carried out by describing the conditions of the study site, then continues with mapping analysis, hydrological analysis, infiltration well analysis, and effectiveness analysis. The analysis results stated that the peak discharge of the 50-year-old flood at the study site was 268. 90 m3/sec. Furthermore, the results of the planning analysis of the application of infiltration wells carried out in the West Denpasar District area, which is included in the Badung River Basin, can reduce flood discharge up to 41. 25%, and for flood runoff, volumes up to 51. 38%.  Based on these results, it can be interpreted that infiltration wells have a role in reducing the risk of flood disasters in the West Denpasar District.Kecamatan Denpasar Barat merupakan daerah padat penduduk dengan jumlah 206,958 jiwa. Salah satu masalah lingkungan yang terjadi adalah sering terjadinya banjir akibat bertambahnya daerah pemukiman. Salah satu cara penanggulangannya adalah dengan membangun sumur resapan sebagai usaha untuk mengurangi risiko banjir baik dalam hal penurunan volume banjir dan debit banjir. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan kuantitatif, analisis yang dilakukan melalui cara mendeskripsikan kondisi lokasi studi kemudian dilanjutkan dengan analisis pemetaan, analisis hidrologi, analisis sumur resapan, dan yang terakhir adalah analisis efektivitas. Hasil analisis menyebutkan bahwa debit puncak banjir kala ulang 50 tahun di lokasi studi adalah 268.90 m3/detik. Selanjutnya, hasil analisis perencanaan penerapan sumur resapan yang dilakukan pada wilayah Kecamatan Denpasar Barat yang masuk dalam Daerah Aliran Sungai Badung dapat menurunkan debit banjir sampai dengan 41.25%, dan untuk volume limpasan banjir sampai 51.38%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diartikan bahwa sumur resapan memiliki peran dalam upaya penurunan risiko bencana banjir di Kecamatan Denpasar Barat
    corecore