40 research outputs found
PENGARUH OLAHRAGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA REMAJA DI MASA PANDEMI COVID-19: NARRATIVE REVIEW
Latar Belakang : Semakin meningkatnya jumlah pasien yang diakibatkan Covid-
19 ini membuat pemerintah Indonesia mengeluaran berbagai kebijakan untuk dapat
menyelesaikan kasus Covid-19, salah satunya adalah dengan mensosialisasikan
gerakan social distancing. Dampak negatif sangat mungkin menimbulkan stress.
Stress tersebut bisa dialami oleh siswa/mahasiswa yang biasa belajar di sekolah
maupun kampus, serta karyawan/pekerja yang biasa bekerja di kantor maupun
perusahaan. Sampai sekarang pemerintah Indonesia belum mengeluarkan kebijakan
dalam menangani stres pada remaja. Stress adalah suatu kondisi yang disebabkan
oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak
antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya dalam sistem
biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Tujuan : Untuk mengetahui
pengaruh olahraga terhadap tingkat stres pada remaja di masa pandemi covid-19,
serta tujuan khususnya untuk mengetahui olahraga apa saja yang dapat
mempengaruhi tingkat stres dan untuk mengetahui dosis olahraga dalam
mempengaruhi tingkat stres. Metode : Jenis penelitian ini menggunakan narrative
review, peneliti mencari artikel penelitian secara komprehensif dari Databese
melalui Scient Direct dan Google Schoolar diambil dari artikel yang dipublikasi
tahun 2010-2020 yang berkaitan dengan Pengaruh Plahraga Terhadap Tingkat Stres
pada Remaja di Masa Pandemi Covid-19 dan diidentifikasikan menggunakan PICO
dan keyword yang telah ditentukan. Hasil : Berdasarkan analisis dari 10 jurnal yang
telah dilakukan sebelumnya mengenai “Pengaruh Olahraga Terhadap Tingkat Stres
ada Remaja di Masa Pandemi Covid-19” Kesimpulan : bahwa ada pengaruh
olahraga terhadap penurunan tingkat stres pada remaja. Berbagai jenis olahraga
yang bisa dilakukan yaitu aerobik, bersepeda atau treadmill, membawa beban
ringan dan berjalan di dalam rumah, latihan kekuatan, peregangan, dan latihan
keseimbangan, sepeda statis, latihan kombinasi, ataupun jalan santai. Sedangkan
olahraga dengan dengan intensitas yang kuat yaitu, yoga, atau push-up, dan squat.
Dosis melakukan olahraga rata-rata sekitar 4x kali per minggu, durasi untuk sekali
latihan selama 20 menit dengan intensitas sedang dan waktu melakukan olahraga
yaitu 150 menit aktivitas fisik sedang-kuat per minggu
PERBEDAAN PENGARUH JALAN KAKI DAN ISOMETRIC EXERCISE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA: METODE NARRATIVE REVIEW
Latar belakang: Jumlah penduduk lansia yang terus meningkat seiring bertambahnya
waktu menjadi perhatian dalam bidang kesehatan karena lansia mengalami penurunan
fungsi yang mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan salah satunya penurunan
fungsi sistem kardiovaskular yang dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi pada
lansia meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke dan kematian. Untuk
menanggulangi terjadinya resiko tersebut terdapat intervensi jalan kaki dan isometric
exercise. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan pengaruh jalan kaki dan isometric
exercise terhadap penurunan tekanan darah pada lansia. Metode Penelitian: Metode
penelitian ini adalah narrative review. Pencarian jurnal dilakukan di portal jurnal online
Google Scholar didapatkan 7 artikel, PubMed 6 artikel, PEDro 1 artikel dan Wiley 1
artikel. Alat ukur yang digunakan adalah sphygmomanometer digital, pegas/jarum, dan
air raksa. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu jurnal penelitian full text tentang
tekanan darah, intervensi jalan kaki dan isometric exercise untuk menurunkan tekanan
darah pada lansia, jurnal dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, responden lansia
baik laki-laki maupun perempuan dan diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Hasil
penelusuran jurnal didapatkan sebanyak 15 jurnal yang akan dilakukan review dalam
penelitian ini. Hasil Penelitian: Hasil review didapatkan faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan darah adalah genetik, usia, jenis kelamin, Body Mass Index
(BMI), alkohol, aktivitas fisik, tingkat pendidikan, dll. Terdapat 5 jurnal dengan
intervensi jalan kaki dan 2 jurnal dengan intervensi isometric exercise yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia. Terdapat perbedaan
pengaruh jalan kaki dan isometric exercise bahwa isometric exercise lebih signifikan
dalam menurunkan tekanan darah pada lansia dengan rata-rata penurunan sistolik
sebesar 16 mmHg dan diastolik sebesar 8 mmHg. Kesimpulan: Jalan kaki dan
isometric exercise sama-sama mempunyai pengaruh untuk menurunkan tekanan darah
pada lansia dan terdapat perbedaan pengaruh antara jalan kaki dan isometric exercise.
Saran: Untuk peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan kriteria inklusi dan
ekslusinya serta memilah jurnal melalui critical appraisal terlebih dahulu
Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Tingkat Stres pada Remaja Oligomenorea Denganmetode Narrative Review
Latar Belakang: Tanda bahwa seseorang memasuki fase remaja adalah kematangan sistem reproduksi pada tubuh dan perubahan pada psikolgi yang dapat menyebabkan stres. Stres merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan siklus menstruasi yaitu oligomenorea. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh senam aerobik terhadap tingkat stres pada remaja oligomenoreadengan metode narrative review. Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah narrative review dengan mengumpulkan 12 jurnal pada variabel terikat dan bebas yang kemudian dilakukan skrinningsesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Dari 12 jurnal dengan metode narrativereviewmenunjukkan bahwa 2 jurnal menyebutkan bahwa stres memiliki faktor internal dan eksternal, 10 bahwa senam aerobik dapat menurunkan tingkat stres pada remaja. Kesimpulan : Ada pengaruh senam aerobik terhadap tingkat stres pada remaja oligomenoreadengan narrative review. Saran: Peneliti selanjutnya dapatmenambah variabel terikat pada penelitian seperti pada remaja yang baru mengalami menstruasi kurang dari 2 tahun dan pada wanita pre menopausesehingga dapat diketahui keefektifitasan dari latihan senm aerobik low impact
PENGARUH PEMBERIAN PURSED LIPS BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN DERAJAT SESAK NAFAS PADA PPOK : NARRATIVE REVIEW
Latar Belakang: Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan sejumlah
gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar paru. Gangguan yang
paling sering adalah bronchitis kronis, emfisema, dan asma bronkhial. Penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) akan berdampak negatif terhadap kesehatan penderita,
termasuk pasien yang berumur > 40 tahun akan menyebabkan disabilitas penderitanya.
PPOK merupakan salah satu faktor resiko terjadinya gangguan kardiovaskuler dan
penyebab utama dari hipertensi serta gangguan kardiopulmonal. Bahaya PPOK
tersebut merupakan ancaman terhadap kematian yang tinggi baik di negara maju
maupun negara berkembang. Tujuan: Untuk mengetahui pemberian pursed lips
breathing exercise terhadap penurunan derajat sesak nafas pada PPOK Narrative
Review. Metode: Metode penelitian yang digunakan yaitu narrative review dengan
framework PICO (Population, Intervention, Comparison, Outcome).Mengidentifikasi
artikel menggunakan database yang relevan (Googlescholar, Sciencedirect, ) dengan
kata kunci yang telah disesuaikan. Seleksi artikel dengan menggunakan Prisma
flowchart. Hasil: Dari hasil keseluruhan Pencarian artikel menggunakan 2 database
terdapat 950 artikel. Setelah dilakukan screening judul dan relevansi abstrak diperoleh
10 artikel yang menjelaskan tentang pursed lips breathing. Kesimpulan: Dapat
disimpulkan bahwa intervensi Pursed lips breathing terbukti efektif diberikan pada
pasien PPOK dengan gejala ringan hingga berat pada kelompok usia >30 tahun.
Saran: Pursed lips breathing dapat diberikan sebagai alternatif intervensi untuk
pasien yang menderita PPOK
PERBEDAAN PENGARUH 12 BALANCE EXERCISE DAN ANKLE STRATEGY EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS LANSIA: METODE NARRATIVE REVIEW
Latar belakang : lansia mengalami perubahan fungsi fisiologis diantaranya
terjadi pada sistem neurologis, sensori, dan musculoskeletal, perubahan pada
fungsi fisiologi berdampak pada gangguan keseimbangan. Latihan 12 balance
exercise dan ankle strategy exercise perlu dilakukan agar meningkatkan
keseimbangan dinamis. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada perbedaan
pengaruh 12 balance exercise dan ankle strategy exercise terhadap keseimbangan
dinamis lansia. Metode Penelitian: metode penelitian ini adalah narrative
review. Pencarian jurnal dilakukan dengan portal jurnal online seperti Google
Scholar, Pubmed, Pedro.kriteria insklusi dalam penelitian artikel full text, artikel
dalam bahasa inggris, artikel dalam bahasa indonesia, artikel terkait dengan
manusia, diterbitkan 10 tahun terakhir 2010-2020, artikel yang membahas
pengaruh 12 balance exercise dan ankle strategy exercise tehadap keseimbangan
dinamis lansia, jenis responden laki-laki maupun perempuan dan tidak memiliki
gangguan pernafasan. Hasil penelusuran jurnal didapatkan sebanyak 14 jurnal
yang di review dalam penelitian ini. Hasil Penelitian: faktor yang
mempengaruhi keseimbangan : usia, IMT, jenis kelamin, dosis 12 balance
exercise 3 kali seminggu 4-6 minggu, dosis ankle strategy exercise 3-5 kali
seminggu selama 4-8 minggu, ada pengaruh 12 balance exercise, ada pengaruh
ankle strategy exercise kesimpulan: ada perbedaan pengaruh 12 balance
exercise dan ankle strategy exercise terhadap keseimbangan dinamis lansia
Saran: untuk penelitian selanjutnya dalam penelitian dapat memperhatikan
faktor yang mempengaruhi keseimbangan : kekuatan otot, BOS, LOS , COG, dan
faktor lingkungan
PENGARUH PURSED LIP BREATHING TERHADAP PENURUNAN SESAK NAPAS PADA ASMA BRONKIAL:NARRATIVE REVIEW
Latar Belakang: Seseorang yang memiliki penyakit asma bronkhial, saluran
pernapasannya lebih sensitif di bandingkan orang lain. Ketika paru-paru teriritasi maka
otot-otot saluran pernapasan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit
dan akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan bernapas makin sulit
dilakukan. Fisioterapi sebagai bagian dari tim medis yang dapat memberikan
intervensi pada asma bronkial, salah satunya intervensi Pursed Lip Breathing, Pursed
Lip Breathing dapat meningkatkan tekanan intrabronkial selama proses ekspirasi,
Pursed Lip Breathing juga akan menyebabkan obstruksi jalan napas dihilangkan
sehingga resistensi pernafasan menurun. Penurunan resistensi pernapasan akan
memperlancar udara yang dihirup dan dihembuskan sehingga akan menurunkan sesak
nafas.Tujuan: untuk mengetahui pengaruh pursed lip breathing terhadap penurunan
sesak napas pada asma bronkial. Metode: Metode penelitian yang digunakan yaitu
narrative review jurnal yang berasal dari 2 database yaitu Google Scholar dengan hasil
1.060 artikel dan Pubmed 21 artikel. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah artikel
free full text tentang pengaruh pursed lip breathing terhadap penurunan sesak napas
pada asma bronkial yang dipublish tahun 2011-2021 berbahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris, alat ukur pada penelitian ini menggunakana skala borg, design penelitian ini
menggunakan Quasi eksperimentals. Hasil: Hasil dari keseluruhan pencarian
berjumlah 1.081 artikel. Setelah dilakukan screening judul dan relevansi abstrak serta
screening full text diperoleh 10 jurnal yang membuktikan Pursed lip breathing efektif
dalam menurunkan sesak napas pada asma bronkial. Kesimpulan: Terdapat pengaruh
pursed lip breathing terhadap penurunan sesak napas pada asma bronkial. Saran:
untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian eksperimen dengan
dosis 1 kali sehari selama 15 menit
HUBUNGAN FAKTOR USIA TERHADAP PENURUNAN KESEIMBANGAN STATIS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik
progresif yang dapat menyebabkan berbagai komplikas. Diabetes mellitus adalah
penyakit kronis yang disebabkan karna penyakit keturunan dan kekurangan produksi
insulin. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius
tidak hanya karena tingginya biaya pengobatan namun juga merupakan penyebab
kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Pada tahun 2017 kasus diabetes mellitus
menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Diabetes mellitus juga
memiliki beberapa faktor pemicu salah satu nya usia, semakin betambahnya usia
diikuti dengan diabetes mellitus jika tidak dilakukan tindakan dan menjaga kesehatan
akan berdampak buruk seperti penurunan keseimbangan yang akan menyebabkan
seseorang kesulitan melakukan activity of daily living. Tujuan Penelitian:
mengetahui adanya hubungan faktor usia dan gula darah sewaktu terhadap
penurunan keseimbangan statis pada penderita diabetes mellitus. Metode Penelitian:
penelitian ini menggunakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross
sectional dengan populasi 32 responden dengan tiga katagori dewasa tengah, lanjut
usia, lanjut usia tua. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner untuk menilai
keseimbangan statis dengan menggunakan berg balance test. Hasil Penelitian: dari
32 responden yang menderita diabetes mellitus didapatkan dewasa tengah usia 45-59
sebanyak 15 responden (46,9) tingkat hubungan kuat dengan p value usia dengan
keseimbangan statis 0,014 korelasi -0,403. Kesimpulan: ada hubungan faktor usia
terhadap penurunan keseimbangan statis pada penderita diabetes mellitus. Saran:
Bagi peneliti selanjutnya agar bisa melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor
yang mempengaruhi timbunya diabetes mellitus yang menyebabkan penurunan
keseimbangan statis bukan hanya usia saja tetapi harus lebih mendalam lagi seperti
jenis kelamin, IMT, faktor pekerjaan, dan faktor lingkungan. Dan pada saat proses
pengambilan data tidak sempurna dikarenkan adanya dampak covid-19 maka
diharapkan untuk peneliti selanjutnya melakukan penelitian ketika wabah covid-19
ini berkurang sehingga penelitian bisa dilakukan dengan baik dan bisa
mengumpulkan data yang lengkap dengan mengikuti potokol kesehatan yang
berlaku
HUBUNGAN DERAJAT MEROKOK TERHADAP FUNGSI PARU PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) : METODE NARRATIVE REVIEW
Latar belakang : Salah satu faktor risiko gangguan fungsi paru di sebabkan oleh
kebiasaan merokok, merokok adalah suatu kebiasaan yang memiliki daya rusak yang
cukup besar terhadap kesehatan. Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan
faal paru normal.Pada orang yang merokok (perokok) akan mengalami penurunan
FEV1 lebih dari 50 ml pertahun nya. Dan pada orang yang tidak merokok mengalami
penurunan FEV1 20 ml pertahun. Kebiasaan merokok juga akan menjadi faktor
potensial dari beberapa penyakit paru. Oleh karna itu, kebiasaan merokok dapat
memperberat kejadian gangguan fungsi paru dan dapat menimbulkan komplikasi lain
seperti PPOK Tujuan : Mengatahui Hubungan derajat merokok terhadap fungsi paru
pada pasien penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dengan : metode narrative
review. Metode Penelitian : Metode penelitian ini adalah penelitian narrative
review. Pencarian jurnal dilakukan di portal jurnal online seperti Google Scholar,
Pubmed. Kriteria inklusi pada apenelitian ini yaitu jurnal penelitian full text tentang
Fungsi paru pada pasien PPOK, jurnal dalam bahasa Inggris maupun bahasa
Indonesia ,jurnal yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Hasil penelusuran jurnal
didapatkan sebanyak 10 jurnal yang akan dilakukan review dalam penelitian ini.
Hasil Penelitiaan : hasil review hubungan derajat merokok terhadap fungsi paru
pada pasien. Kesimpulan : terdapat hubungan derajat merokok terhadap fungsi paru
pada pasien PPOK. Saran : Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian
dengan hubungan yang berbeda serta lebih memperhatikan kriteria inklusi dan
ekslusi dari kriteria jurnal yang akan digunakan
Pengaruh aquatic exercise terhadap peningkatan aktivitas fungsional cerebral palsy : narrative review
Latar Belakang Penelitian: Cerebral palsy merupakan salah satu gangguan non?progresif di otak janin atau bayi yang sedang berkembang. Salah satu dampak CP yaitu
pada aktivitas fungsional yang menyebabkan penderita selalu bergantung kepada
orang lain. Karena itu pentingnya keterlibatan sosial dan kemandirian fungsional di
sepanjang perjalanan hidupnya dengan berbagai upaya seperti latihan dan perawatan
bagi anak CP. Aquatic Exercise merupakan salah satu terapi populer untuk anak
dengan gangguan saraf motorik, terutama untuk anak CP. Intervensi ini dapat
meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pada penderita CP. Tujuan: Untuk
mengetahui pengaruh aquatic exercise terhadap peningkatan aktivitas fungsional
cerebral palsy. Metodologi: Metode penelitian yang digunakan yaitu narrative review
dengan framework PICO (Population, Intervention, Comprarison, Outcome).
Mengidentifikasi artikel menggunakan database yang relevan (Pubmed, Science
Direct, Google schoolar) dengan kata kunci. Setelah itu dimasukkan ke dalam
PRISMA flowchart, data hasil ulasan narasi, menyusun, meringkas, dan melaporkan
hasil. Hasil Penelitian: Dari 15.695 artikel yang teridentifikasi, didapatkan 10 artikel
yang sesuai dengan kriteria inklusi, yaitu 10 artikel menyatakan bahwa aquatic
exercise dapat meningkatkan aktivitas fungsional cerebral palsy. Kesimpulan:
Pemberian aquatic exercise berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas fungsional
cerebral palsy. Saran: Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti mengenai tema
ini dengan metode eksperimenta