25 research outputs found

    UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL SPONS Ianthella basta DARI DESA TUMBAK KECAMATAN PUSOMAEN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

    Get PDF
    ABSTRACT Sponges are a component of coral reef biota that has bioactive compounds with a greater percentage of activity compared to compounds produced by terrestrial plants. This study aims to determine the presence of antioxidant activity in the ethanol extracts of sponge Ianthella basta from the waters of Tumbak Village. Ianthella basta sponge was extracted using maceration method with 96% ethanol solvent. Antioxidant activity testing was carried out using the DPPH method with a concentration of 100 µg / mL, 75 μg / mL, 50 μg / mL, and 25 μg / mL and Vitamin C p.a as positive control. Each sample was made three repetitions of the test. Testing using a UV-Vis spectrophotometer. The results showed that the ethanol extract of the Ianthella basta sponge had antioxidant activity with a percentage of 48.73% at a concentration of 100 µg / mL. Keywords: Ianthella basta sponge, Antioxidants, Extraction, DPPH  ABSTRAK Spons merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang mempunyai senyawa bioaktif dengan persentase keaktifan lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan darat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan di dalam ekstrak etanol Spons Ianthella basta dari perairan Desa Tumbak. Spons Ianthella basta diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH dengan konsentrasi 100 µg/mL, 75 µg/mL, 50 µg/mL, dan 25 µg/mL dan Vitamin C p.a sebagai kontrol positif. Masing-masing sampel dibuat tiga kali pengulangan uji. Pengujian menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ektrak etanol Spons Ianthella basta memiliki aktivitas antioksidan dengan persentase sebesar 48,73% pada konsentrasi 100 µg/mL. Kata Kunci: Spons Ianthella basta, Antioksidan, Ekstraksi, DPP

    EKSTRAKSI DAN OPTIMASI ANTOSIANIN DAUN GEDI MERAH (Abelmoschus manihot (L.) Medik.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

    Get PDF
    ABSTRACTAbelmoschus manihot (L.) Medik. (A. manihot) is a medicinal plant that contains forms of flavones, flavonols, isoflavones, anthocyanins and proanthocyanidins. This research was conducted to determine the optimum concentration, pH and temperature variables for anthocyanins in A. manihot leaves. The sample was extracted by using 1:10 methanol solvent maceration method using two methanol solvent systems with different acidifiers, namely HCl and Citric Acid. The results obtained on the optimization of concentration, pH and temperature on anthocyanin compounds showed mixed results with stable absorbance values in the range 0.2 - 0.8 for certain variables. Keywords: anthocyanin, Abelmoschus manihot (L.) Medik., UV-Vis Spectrophotometry   ABSTRAKAbelmoschus manihot (L.) Medik. (A. manihot) adalah tanaman obat yang mengandung flavon, flavonol, isoflavon, antosianin dan proantosianidin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variable konsentrasi, pH dan suhu optimum terhadap antosianin pada daun A. manihot. Sampel diekstraksi dengan metode maserasi pelarut metanol 1:10 menggunakan dua sistem pelarut Metanol dengan pengasam berbeda yaitu HCl dan Asam Sitrat. Hasil yang didapat pada optimasi konsentrasi, pH dan suhu pada senyawa antosianin menunjukkan hasil yang beragam dengan nilai absorbansi yang stabil pada kisaran 0,2 – 0,8 pada variabel tertentu. Kata kunci: antosianin, Abelmoschus manihot (L.) Medik., Spektrofotometri UV-Vi

    ANALISIS MEDICATION ERROR FASE PRESCRIBING DAN DISPENSING DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT RATATOTOK BUYAT KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

    Get PDF
    Medication error is an incident causing drawbacks to patients which, in fact, can be prevented, hence, analysis of medication error in the phases of prescribing (prescription errors) and dispensing (preparing and combining drugs error) was conducted. This study aimed to discover the factors instigating medication error and its percentage in prescribing and dispensing phases. This research employed descriptive analysis in which data was gathered prospectively. Sample was collected through purposive sampling method. 218 pages prescription of outpatients of Internal Poly were recorded at pharmacy installation of Ratatotok Buyat Central General Hospital in Southeast Minahasa Regency. Study finding in prescribing phase included no doctor signature 4.58%, no concentration/dosage 2.75%, no issue date 10.55%, no age/date of birth of patients 30.27%. Meanwhile, dispensing phase only included error in eticket/label 0.91%. Based on the data above, it could be concluded that medication error in prescribing and dispensing phases at Ratatotok Buyat Central General Hospital in Southeast Minahasa Regency occurred. Keywords: medication error, prescribing, dispensing, Pharmacy Installation of RSUP Ratatotok Buyat

    Formulasi dan Penentuan Nilai SPF Krim Tabir Surya Dari Ekstrak Daun Gedi (Abelmoschus manihot L.)

    Get PDF
    Tabir surya merupakan sediaan kosmetik yang secara fisik atau kimiawi dapat menghambat penetrasi sinar UV. Efektivitas sediaan krim tabir surya berdasarkan nilai nilai Sun Protectting Factor (SPF). Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasikan dan menentukan nilai SPF krim tabir surya ekstrak daun gedi ( Abelmoschus manihot L.) dengan konsentrasi 2,5, 5 dan 7,5%. Penelitian dimulai dengan ekstraksi sampel menggunakan metode maserasi. Ekstrak yang diperoleh kemudian diformulasikan dalam sediaan krim dengan cara pencampuran basis dengan ekstrak daun gedi. Krim ekstrak daun gedi selanjutnya dilakukan evaluasi dan uji nilai SPF secara in vitromenggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka nilai sediaan SPF semakin tinggi dengan nilai yang diperoleh : 2,5% (11.922), 5% (23.172), 7,5% (33.384). Hasil evaluasi sediaan krim untuk organoleptis, homogenitas, pH, uji daya sebar memenuhi syarat sedangkan untuk uji daya lekat tidak memenuhi syarat

    FORMULASI DAN PENENTUAN NILAI SPF KRIM TABIR SURYA EKSTRAK KULIT BUAH LEMON SUANGGI (Citrus limon (L.) Burm. f.) SECARA IN VITRO

    Get PDF
    Kulit buah lemon suanggi (Citrus limon (L.) Burm. f.) mengandung senyawa metabolit sekunder salah satunya flavonoid, yang memiliki aktivitas antioksidan yang dapat berperan menangkal radikal bebas seperti sinar ultraviolet (UV). Penelitian ini bertujuan untuk menguji krim ekstrak kulit buah lemon suanggi dalam potensinya sebagai tabir surya melalui penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) secara in vitro. Kulit buah lemon suanggi diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak kental yang diperoleh diformulasikan dalam bentuk sediaan krim yang kemudian dilanjutkan dengan evaluasi sediaan krim. Penentuan nilai SPF krim ekstrak etanol kulit buah lemon suanggi dilakukan secara in vitro menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan dilanjukan perhitungan dengan persamaan Mansur. Hasil penelitian menunjukkan sifat fisik dari sediaan krim sudah memenuhi syarat untuk uji homogenitas, organoleptik, daya sebar, pH dan uji pemisahan fase, namun belum memenuhi syarat untuk uji daya lekat. Sediaan krim pada F1 memiliki SPF 14,24 ± 0,65 dengan proteksi maksimal, F2 dan F3 memiliki nilai SPF masing-masing 26,02 ± 0,77 dan 39,79 ± 0,10 dengan tipe proteksi ultra.

    UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) SEBAGAI ANTIDIABETES TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN

    Get PDF
    ABSTRACT Gotu Kola Leaf (Centella asiatica (L.) Urban) are known to contain flavonoid compound, and flavonoid are known to decrease blood glucose level by stimulating pancreas beta cells to produce insulin. The aim of this research is to find out wether the ethanol extract of gotu kola leaf (Centella asiatica (L.) Urban) has the antidiabetic effectiveness or not. This research used Completely Randomized Design method. There were 15 rats used in this research that were split into 5 groups that is negative control (Aquadest), positive control (Metformin), and ethanol extract of gotu kola leaf with the dosage of 5.4 mg;10.8 mg;21.6 mg. The acquired data were analyzed with ANOVA test and LSD test. The analysis result showed that ethanol extract of gotu kola leaf had antidiabetic effectiveness against male white rat. Keywords:  Centella asiatica (L.) Urban, antidiabetic, Rattus norvegicus  ABSTRAK  Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) diketahui mengandung zat flavonoid, dimana flavonoid telah diketahui mempunyai kemampuan menurunkan kadar glukosa darah dengan merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun pegagan memiliki efekivitas antidiabetes. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap. Tikus yang digunakan sebanyak 15 ekor dan dibagi dalam 5 kelompok yaitu kontrol negatif (aquadest), kontrol positif (metformin), dan ekstrak etanol daun pegagan dengan dosis 5,4 mg; 10,8 mg; 21,6 mg. Data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA dan uji LSD. Hasil analisis menujukkan bahwa ekstrak etanol daun pegagan memiliki efektivitas antidiabetes terhadap tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Kata kunci: Centella asiatica (L.) Urban, antidiabetes, Rattus norvegicu

    AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANALISIS KLT-BIOAUTOGRAFI DARI FRAKSI BIJI KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre ex A. Froehner)

    Get PDF
    Coffee is a plant that contains compounds such as flavonoids, which have antibacterial activity. The purpose of this study was to determine the fraction of the ethanol extract of robusta coffee beans whether it has an antibacterial effect and know the class of compounds identified after TLC-Bioautography. The extraction method used was maceration with 96% ethanol and fractionation using liquid-liquid method with methanol, n-hexane, and ethyl acetate. Antibacterial testing using the agar diffudion method with concentration of 10%, 20%, 30% respectively. The results of study of 30% methanol fraction for Staphylococcus aureus bacteria have a 12,58 mm inhibition zone and Escherichia coli bacteria 11,60 in the strong category. The largest fraction of the inhibition zone is the 30% methanol fraction of robusta coffee beans was carried out by TLC-Bioautography test using the mobile phase of chloroform : n-hexane (1:2). Tests for antibacterial activity with contact bioautography methods resulted in spotting on the chromatogram, which produces a inhibitory zone. The characteristics of the spots were carried out with the appearance of AlCl3 and dragendorf patches which were suspected to be flavonoids and alkaloids. Keywords : Fraction, Antibacterial, Coffea canephora Pierre ex  A. Froehner, TLC Bioautography.  ABSTRAK Kopi adalah tanaman yang mengandung senyawa antara lain flavonoid yang mempunyai aktivitas antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fraksi dari ekstrak etanol biji kopi robusta apakah memiliki efek antibakteri dan mengetahui golongan senyawa yang teridentifikasi memiliki aktivitas antibakteri setelah dilakukan pengujian KLT-Bioautografi. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi  dengan pelarut etanol 96% dan dilakukan fraksinasi dengan metode cair-cair dengan pelarut metanol, n-heksan, dan etil asetat. Pada pengujian antibakteri menggunakan metode difusi agar dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%. Hasil penelitian fraksi metanol konsentrasi 30% untuk bakteri Staphylococcus aureus memiliki zona hambat 12,58 mm dan bakteri Escherichia coli 11,60 mm dengan kategori kuat. Fraksi yang paling besar zona hambatnya yaitu fraksi metanol konsentrasi 30% dilakukan pengujian KLT-Bioautografi menggunakan Bioautografi kontak. Aktivitas antibakteri terhadap fraksi metanol biji kopi robusta dilakukan dengan uji KLT-Bioautografi menggunakan fase gerak kloroform : n-heksan (1:2). Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode bioautografi kontak hasil yang diperoleh terdapat bercak pada kromatogram yang menghasilkan zona hambat. Karakteristik bercak dilakukan dengan penampak bercak AlCl3 dan dragendorf  diduga bercak tersebut adalah flavonoid dan alkaloid. Kata kunci : Fraksi, Antibakteri, Coffea canephora Pierre ex A. Froehner, KLT-Bioautografi

    Uji Efektivitas Antibakteri Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Kaliandra (Calliandra surinamensis) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

    Get PDF
    Daun Kaliandra (Calliandra surinamensis) mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tannin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengetahui efektivitas antibakteri sediaan krim ekstrak etanol daun Kaliandra terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. Formula sediaan krim dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun Kaliandra 2%, 3%, 4%, 5%, 6%. Ekstrak daun Kaliandra diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Penelitian uji antibakteri sediaan krim esktrak etanol daun Kaliandra menggunakan metode sumuran pada bakteri Staphylococcus aures menghasilkan daya hambat yang terbesar 5,09±0,88 mm pada konsentrasi 6%. Dapat disimpulkan bahwa sediaan krim ekstrak etanol daun Kaliandra memiliki efektivitas  antibakteri yang sedangKaliandra leaf (Calliandra surinamensis) contains flavonoid compounds, saponins and tannins that can inhibit bacterial growth. The aim of this study was to formulate and investigate the antibacterial effectiveness of Kaliandra leaf ethanol extract cream against Staphylococcus aureus. This research uses laboratory experimental methods. Cream preparation formula is made with variations in the concentration of ethanol extract of Kaliandra leaves 2%, 3%, 4%, 5%, 6%. Kaliandra leaf extract was obtained by maceration using 96% ethanol solvent. The antibacterial test study of ethanol extract of Kaliandra leaf extract using the method of Staphylococcus aures produced the greatest inhibition of 5.09 ± 0.88 mm at a concentration of 6%. It can be concluded that the ethanol extract of Kaliandra leaf cream has moderate antibacterial effectivenessDaun Kaliandra (Calliandra surinamensis) mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tannin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengetahui efektivitas antibakteri sediaan krim ekstrak etanol daun Kaliandra terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. Formula sediaan krim dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun Kaliandra 2%, 3%, 4%, 5%, 6%. Ekstrak daun Kaliandra diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Penelitian uji antibakteri sediaan krim esktrak etanol daun Kaliandra menggunakan metode sumuran pada bakteri Staphylococcus aures menghasilkan daya hambat yang terbesar 5,09±0,88 mm pada konsentrasi 6%. Dapat disimpulkan bahwa sediaan krim ekstrak etanol daun Kaliandra memiliki efektivitas  antibakteri yang sedan

    FORMULASI SEDIAAN PERONA PIPI EKSTRAK ETANOL UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) DALAM BENTUK STICK

    Get PDF
    ABSTRACTColor is one of the determining factors in quality in cosmetics. Usage of synthjetic dye in blush on could cause irritation on facial skin, irritation on respiratory tract, and damage to the liver. The aim of this study was to formulate and to evaluate the physical characterization of the blush on preparation by using natural dye from the purple sweet potato extract (Ipomoea batatas L.) with the variation concentration on 20%, 25%, and 30%. Formulation of stick blush on used fusion method. The extract is obtained by means of maceration using ethanol solvent 96%. Organoleptics, color homogeneity, pH, stability toward light, polish test and preference test were included in the evaluation of the physical properties of the preparation. The result of the physical properties test showed the preparation’s color ranged from pale purple to dark pink, a distinctive scent of oleum rose perfume, soft texture, all preparation had homogenous arrangement, pH value of the preparation  ranged from 6.00-6.61, the best polish were on concentration 25% and 30% this is characterized by a one-time polishing of the ready has given a clear color when polished on the skin of the back of the hand, color observation at all preparation did not had any changes in 14 days, and the preferred preparation by the panelists were the preparation with pigment concentration of 20%, 25% and 30%. It can be concluded that the combination of the purple sweet potato extract (Ipomoea batatas L.) can be used as a natural dye in blush on preparation. Keywords: Ipomoea batatas L., Blush on, Formulation  ABSTRAK Warna adalah salah satu faktor penentu mutu kosmetika. Penggunaan pewarna sintesis pada perona pipi dapat menyebabkan iritasi pada kulit wajah, iritasi pada saluran pernapasan, dan kerusakan pada hati. Tujuan Penelitian ini untuk memformulasi serta mengetahui evaluasi fisik sediaan perona pipi dengan memanfaatkan pewarna alami dari ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) dengan konsentrasi 20%, 25% dan 30%. Pembuatan sediaan perona pipi menggunakan metode peleburan. Evaluasi fisik sediaan meliputi organoleptik, homogenitas warna, pH, stabilitas terhadap cahaya, uji poles dan uji kesukaan. Hasil pengujian sifat fisik menunjukkan bahwa sediaan yang dihasilkan memberikan warna ungu pucat hingga merah muda tua, bau khas parfum oleum rose, teksturnya lembut, semua sediaan memiliki susunan yang homogen, nilai pH sediaan 6,00-6,61, polesan terbaik pada konsentrasi 25% dan 30% hal ini ditandai dengan satu kali pemolesan sediaan telah memberikan warna yang jelas saat dipoleskan pada kulit punggung tangan , selama 14 hari pengamatan warna pada semua sediaan tidak mengalami perubahan terhadap cahaya, dan sediaan yang disukai oleh panelis adalah sediaan dengan konsentrasi zat warna 20%, 25% dan 30%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam sediaan perona pipi. Kata kunci: Ipomoea batatas L., Perona pipi, Formulas

    Uji Antibakteri Sediaan Masker Peel Off Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea ameicana Mill.) terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis sebagai Antijerawat

    Get PDF
    Daun Alpukat memiliki kandungan antara lain saponin, alkaloid, flavonoid, polifenol, quersetin yang bersifat sebagai antibakteri.  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi terbaik dari ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) yang diformulasikan sebagai sediaan masker gel peel off berdasarkan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental laboratorium. Formula sediaan masker gel peel off ekstrak daun Alpukat dibuat dengan variasi konsentrasi 0.1%; 0.15%; 0.2%; 0.25% dan 0.3%. Ekstrak tanaman daun alpukat diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian antibakteri dengan metode sumuran diameter zona hambat yang paling besar yaitu pada konsentrasi 0,3% dengan diameter zona hambat 3 mm ± 0,32 dan kemampuan daya hambat dikategorikan lemah. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi terbaik dari ekstrak etanol daun Alpukat (Persea americana Mill.) yang diformulasikan sebagai sediaan masker gel peel off yaitu pada konsentrasi 0.3% dan dikategorikan kemampuan daya hambat lemahAvocado leaves contains saponins, alkaloids, flavonoids, polyphenols, quercetin which are as antibacterial properties. This study aims to obtain the best concentration of ethanol extract of avocado leaves (Persea americana Mill.) which is formulated as a gel peel off mask preparation based on antibacterial activity test against Staphylococcus epidermidis bacteria. This study uses a laboratory experimental method. Avocado leaf extract peel off mask gel formula is made with a concentration variation of 0.1%; 0.15%; 0.2%; 0.25% and 0.3%. Avocado leaf extract is obtained by maceration using 96% ethanol solvent. Antibacterial testing with the largest inhibition zone diameter wells method is at a concentration of 0.3% with a diameter of inhibition zone 3 mm ± 0.32 and the ability of inhibition is categorized as weak. It can be concluded that the best concentration of ethanol extract of avocado leaves (Persea americana Mill.) Which is formulated as a gel peel off mask preparation is at a concentration of 0.3% and categorized as weak inhibitory abilit
    corecore