114 research outputs found

    Growth and Rooting System of Acacia Mangium Obtained by Tissue Culture

    Full text link

    Potensi Destinasi Wisata di Indonesia Menuju Kemandirian Ekonomi

    Full text link
    Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam yang terdiri dari sea, sun,sand and mainland yang memungkinkan untuk dijadikan sumber devisa negara. Bagi daerah-daerahyang dianugrahi sumber daya alam yang eksotis tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusidalam memberikan devisa bagi daerahnya guna menuju kemandirian daerah. Permasalahan yangterjadi bagaimana upaya memasarkan sumber daya alam yang terdiri dari sea, sun, sand and mainlandyang melimpah itu menjadi aset yang dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerahsetempat, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan daerah tersebut menjaditempat kunjungan wisata yang berkelanjutan. Sektor pariwisata merupakan industri yang digerakanoleh pasar. Untuk memasarkan produk wisata tersebut diperlukan adanya keterlibatan semua pihakyang terlibat dalam pengelolaan wisata mulai dari pengelola wisata, pemerintah, dan masyarakat.Strategi yang dapat digunakan dalam memasarkan pariwisata dapat dilakukan create uniqueproduct,develop new attractions, bentuk overseas tourist Information centre, branding, danpromotion

    Pengolahan Nikel Laterit secara Pirometalurgi: Kini dan Penelitian Kedepan

    Get PDF
    Cadangan nikel saat ini 70% adalah jenis laterit dan sisanya sulfida, dan dengan penurunan cadangan sumber nikel sulfida maka praktis pengembangan diarahkan ke pemanfaatan nikel laterite sebagai sumber nikel. Terdapat tiga pilihan proses pirometalurgi nikel laterite komersial saat ini yaitu pengolahan menjadi feronikel jenis shot/ingot dan feronikel luppen, pengolahan nikel matte dan pengolahan menjadi nickel pig iron (NPI).Produksi ferronikel dari bijih laterit secara pirometalurgi memerlukan energi lebih tinggi dibanding hidrometalurgi, karena pada prakteknya bijih laterit atau bijih pra-reduksi langsung dilebur untuk menghasilkan sejumlah kecil produk feronikel dan sejumlah besar slag. Untuk bijih laterit kandungan nikel minimum yang menguntungkan untuk diolah secara pirometalurgi adalah 1,8%, padahal lebih dari 50% cadangan nikel laterit mempunyai kandungan < 1,45%. Pertimbangan utama dalam pirometalurgi adalah kebutuhan energi dan kualitas bijih. Dari tiga proses utama pengolahan nikel secara pirometalurgi, proses yang mempunyai efisiensi energi paling tinggi yaitu direct reduction dalam proses luppen. Permasalahan pada pembuatan feronikel luppen penggunaan antrasit, kontrol moisture yang harus sensitif dan sangat tergantung asal bahan baku diperoleh. Permasalahan pada proses NPI yaitu dari harga produknya sendiri yang sangat sensitif, sedangkan pada pembuatan nikel-matte dan feronikel shot/ingot mempunyai masalah utama dalam tingginya kebutuhan energi.Dengan permasalahan tersebut diatas tantangan penelitian kedepan dalam bidang pengolahan pirometalurgi nikel yaitu peningkatan kadar nikel dalam bijih awal, untuk memenuhi aspek ekonomi, penurunan temperatur reduksi tetapi pemisahan produk masih bisa dilakukan, substitusi reduktor dengan low-grade coal, peningkatan efisiensi electric furnace pada proses NPI

    Fmea Sebagai Alat Analisa Risiko Moda Kegagalan Pada Magnetic Force Welding Machine Me-27.1

    Get PDF
    FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1. Salah satu tahapan dalam proses perakitan elemen bakar nuklir adalah pengelasan. Kualitas hasil las sangat ditentukan oleh keterampilan operator las dan keandalan alat las Magnetic Force Welding (MFW). Pemeliharaan yang berfokus pada keandalan atau Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah pemeliharaan untuk mencegah kerusakan dengan mengeliminasi penyebab kerusakan. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) merupakan salah satu metode penting dalam RCM. FMEA bertujuan untuk mengetahui keandalan sistem, mengidentifikasi moda kegagalan, penyebab kegagalan, serta dampak kegagalan yang ditimbulkan untuk masing-masing komponen. Metoda yang digunakan adalah dengan memasukkan hasil perincian sampai pada tingkat komponen (breakdown) dari sub sistem Magnetic Force Welding Machine ME-27.1 ke dalam FMEA Worksheet. Kemudian dihitung RPN-nya (Risk Priority Number) sehingga dalam analisa risiko moda kegagalannya diperoleh antara 2 sampai dengan 6, yaitu risiko rendah. Dapat disimpulkan bahwa dalam skala risk ranking rating, risiko ≤ 10 adalah risiko kegagalan rendah, dan ini menyatakan bahwa Magnetic Force Welding Machine ME-27.1 cukup handal sebagai alat proses perakitan pin elemen bakar nuklir dalam proses pabrikasi elemen bakar nuklir

    Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen dan Kode Huruf

    Get PDF
    Besarnya arus asut motor induksi tiga fasa merupakan dasar acuan dalam perencanaan instalasi listrik, khususnya dalam mendesain peralatan proteksi dan ukuran penampang penghantar yang digunakan untuk melayani motor tersebut. Arus asut motor induksi standar NEMA dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan rangkaian ekivalen motor atau berdasarkan kode huruf yang tertera pada pelat nama motor. Penelitian ini membahas tentang perbandingan arus asut motor induksi tiga fasa standar NEMA berdasarkan parameter rangkaian ekivalen dan berdasarkan kode huruf motor. Data motor yang digunakan sebanyak tiga sampel dengan spesifikasi : Motor 1 (40 hp, 460 V, 60 Hz, kode huruf F ), Motor 2 (60 hp, 2200 V, 60 Hz, kode huruf F), dan Motor 3 (3 hp, 440 V, 60 Hz, kode huruf J). Sedangkan perhitungan parameter rangkaian ekivalen menggunakan dua metode. Dari hasil percobaan ketiga motor dan dengan menerapkan kedua metode diperoleh parameter rangkaian ekivalen untuk tiap-tiap motor dan selanjutnya dapat ditentukan besarnya arus asut. Perhitungan arus asut dengan menggunakan Metode I untuk ketiga motor berturut-turut adalah 264,6811 A, 77,4801 A, 30,7854 A sedangkan Metode II berturut-turut adalah 252,1898 A, 76,3227 A, 29,9588 A. Dengan merujuk pada arus asut minimum standar NEMA besarnya galat Metode I dan Metode II untuk Motor 2 berturut-turut adalah 1,5871 % dan 3,0572 %. Berbeda halnya dengan Motor 1 dan Motor 3 dimana tidak terdapat adanya galat. Kata kunci- motor induksi tiga fasa, arus asut, parameter rangkaian ekivalen, kode huruf, standar NEM

    Perbaikan Sistem Kendali Motor Peralatan Fabrikasi Elemen Bahan Bakar Cirene Me-29

    Full text link
    PERBAIKAN SISTEM KENDALI MOTOR PERALATAN FABRIKASI ELEMEN BAHAN BAKAR CIRENE ME-29. Telah dilakukan penelusuran gangguan pada sistem pengendali motor Fuel Element Machining Equipment ME-29. FEME ME-29 adalah mesin untuk membentuk sudut tertentu pada tutup ujung (end cap) dari elemen bakar nuklir tipe cirene sehingga end cap dapat berbentuk tirus. FEME ME-29 dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis tetapi pada Kenyataannya FEME ME-29 ini tidak dapat dioperasikan sehingga perlu dilakukan perbaikan, langkah awal dilakukan penelusuran gangguan yang menyebabkan tidak dapat beroperasinya FEME ME-29. Dari penelusuran gangguan yang diketahui bahwa beberapa komponen yang tidak dapat bekerja dengan baik, yaitu sakelar elektromagnetik. Sakelar elektromagnetik tidak berfungsi dibersihkan terutama titik kontaknya dengan menggunakan contact cleaner dan yang mengalami kerusakan pada bagian kontaknya diganti dengan sakelar elektromagnetik yang baru. Setelah dilakukan, perbaikan dan penggantian dengan sakelar elektromagnetik yang baru, FEME ME-29 dapat dioperasikan kembali secara manual maupun otomatis

    Identifikasi Penggunaan Pewarna Alami dan Pewarna Buatan pada Makanan Jajanan Nasi Kuning Dilingkungan Sekolah Dasar Se Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo Tahun 2012

    Full text link
    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BPOM di wilayah provinsi Gorontalo pada tahun 2010 terhadap beberapa jenis makanan yang dijajakan di Gorontalo pada tahun 2010 terhadap beberapa jenis makanan yang dijajakan di sekolah maupun tempat umum sebanyak 84 sampel dari 110 sampel tidak sekolah maupun tempat umum sebanyak 84 sampel dari 110 sampel tidak memenuhi standar keamanan pangan karena mengandung rhodamin dan pemanis memenuhi standar keamanan pangan karena mengandung rhodamin dan pemanis buatan serta boraks yang dapat mengganggu kesehatan dan dapat menyebabkan buatan serta boraks yang dapat mengganggu kesehatan dan dapat menyebabkan timbulnya penyakit kanker dan ginjal serta penyakit kronik lainnya timbulnya penyakit kanker dan ginjal serta penyakit kronik lainnya Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yakni penelitian yang Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yakni penelitian yang menggambarkan pewarna dalam makanan jajanan nasi kuning di lingkungan menggambarkan pewarna dalam makanan jajanan nasi kuning di lingkungan Sekolah Dasar se Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Sampel diambil secara Sekolah Dasar se Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Sampel diambil secara Sampling Jenuh. Metode yang digunakan pada penelitian adalah menggunakan Sampling Jenuh. Metode yang digunakan pada penelitian adalah menggunakan Kromatografi Lapis Tips pada 10 sampel dengan 3 x ulangan selama 3 hari. Kromatografi Lapis Tips pada 10 sampel dengan 3 x ulangan selama 3 hari. Pada pemeriksaan hari pertama dari 10 sampel makanan jajanan nasi Pada pemeriksaan hari pertama dari 10 sampel makanan jajanan nasi kuning ditemukan 2 sampel menggunakan pewarna buatan dan 8 sampel masih kuning ditemukan 2 sampel menggunakan pewarna buatan dan 8 sampel masih menggunakan pewarna alami. menggunakan pewarna alami. Pada pemeriksaan hari kedua dari 10 sampel makanan jajanan nasi kuning Pada pemeriksaan hari kedua dari 10 sampel makanan jajanan nasi kuning ditemukan 4 sampel menggunakan pewarna buatan dan 6 sampel masih ditemukan 4 sampel menggunakan pewarna buatan dan 6 sampel masih menggunakan pewarna alami. menggunakan pewarna alami. Pada pemeriksaan hari ketiga dari 10 sampel makanan jajanan nasi kuning Pada pemeriksaan hari ketiga dari 10 sampel makanan jajanan nasi kuning ditemukan 4 sampel menggunakan pewarna buatan dan 6 sampel masih ditemukan 4 sampel menggunakan pewarna buatan dan 6 sampel masih menggunakan pewarna alami. Hasil keseluruhan identifikasi penggunaan pewarna menggunakan pewarna alami. Hasil keseluruhan identifikasi penggunaan pewarna alami adalah sebanyak 66,66 dan identfiikasi penggunaan pewarna buatan adalah alami adalah sebanyak 66,66 dan identfiikasi penggunaan pewarna buatan adalah sebanyak 33,33. sebanyak 33,33. Kata Kunci : Pewarna Tambahan Makanan, Sekolah Dasar. Kata Kunci : Pewarna Tambahan Makanan, Sekolah Dasar

    Kajian Model Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Ketahanan Pangan Keluarga Miskin di Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengetahuan dan sikap keluarga miskin terhadap program-program ketahanan pangan; mengidentifikasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) untuk program ketahanan pangan; merumuskan rekomendasi model KIE ketahanan pangan keluarga miskin. Metode penelitian adalah survey deskriptif dengan eksplorasi data secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap keluarga miskin terhadap program ketahanan pangan masih relatif rendah. Model KIE yang direkomendasikan adalah pendekatan kelompok dan massa dengan menggunakan berbagai media dan narasumber yang dipercaya oleh masyarakat
    • …
    corecore