17 research outputs found

    Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Score Dalam Mencegah Penyebaran Hiv/aids

    Full text link
    Beberapa anak jalanan dapat ditemukan di Jakarta Timur, khususnya di Jatinegara, Prumpung, dan Pulogadung. Anak-anak jalanan ini beresiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS karena dekat dengan narkoba (khususnya jarum suntik) dan Pekerja Seksual Komersial. Salah satu jalan untuk mencegahnya adalah melalui program SCORE (Soccer For Chlidren On the Road Empowerment) yaitu program pemberdayaan Anjal dalam mencegah penularan HIV/AIDS melalui konsep sepak bola. Program ini digagas oleh Yayasan Rumah Kita (eRka). Pekerja sosial yayasan eRka, menjangkau anak-anak jalanan melalui program pelatihan HIV/AIDS, selain itu juga mengembangkan rumah Score, pendampingan, pembentukan dan pelatihan untuk peer educatur, klinik soccer, pelatihan keterampilan dan sistem rujukan serta malam renungan HIV/ AIDS sebagai bagian dari refleksi pencegahan HIV/AIDS

    Penanganan Permasalahan Tawuran Remaja Melalui Pusat Pengembangan Remaja (Ppr) Di Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur

    Get PDF
    Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan asing lagi ditelinga kita. Di kelurahan Cipinang Besar Utara, tawuran seolah olah dianggap hal yang biasa dan dilakukan secara rutin, terutama pada malam minggu. Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa remaja leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis. Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri, tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara langsung. Pelayanan kepada remaja dapat di lakukan dengan merespon keinginan positif bagi generasi bangsa Indonesia di masa mendatang. Khusus untuk penerapan konsep pengembangan pelayanan positif bagi remaja, Pusat Pengembangan Remaja (PPR) sebagai salah satu media pelayanan sosial bagi remaja yang memiliki orientasi kedepan yang mampu memberikan berbagai menu pilihan bagi para remaja, khususnya yang merasa kesulitan dan memiliki hambatan dalam mengakses pelayanan sosial lainya. Hambatan sosial yang dimiliki para remaja ini di dasari pada beberapa masalah sosial yang selama ini menjadi landasan pelayanan seperti kemiskinan, keterlantaran, serta permasalahan psikologis di lingkungan rumah dan sebagainya. Tujuan penyediaan menu layanan ini, agar PPR tidak lagi terjebak pada pelayanan konvensional dengan menerima sasaran dari remaja yang hanya putus sekolah saja

    Perlindungan Sosial Bagi Anak Manusia Perahu di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur

    Get PDF
    Penelitian ini fokus pada permasalahan sosial Anak Manusia Perahu yang ada di Kabupaten BerauKalimantan Timur. Anak-anak tersebut berkembang dan hidup bersama orang tuanya di laut yang tidakmengenal baca tulis serta kurang informasi. Komunitas ini mempunyai adat dan kebiasaan yang berbedadengan kebanyakan orang dan hidup secara turun temurun. Kondisi anak tersebut tidak terpenuhi hakmereka sebagai seorang anak. Tulisan ini menggunakan perspektif Perlindungan sosial terhadap hakanak sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan atasUndang Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Tujuan penelitian ini adalah mencarijawaban dari berbagai pertanyaan penelitian tentang perlindungan sosial terhadap anak manusia perahu.Secara khusus tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kondisi sosial, penanganan pemerintah dankebijakan perlindungan anak manusia perahu di Kabupaten Berau. Metode penelitian yang digunakanadalah kualitatif. Informan dalam penelitian ini antara lain Wakil Bupati, Kepala Dinas Sosial, KasubbidPenanggulangan Bencana pada Dinas Sosial, keluarga manusia perahu (termasuk didalamnya anak-anak)dan masyarakat sekitar. Pengumpulan dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi.Informasi wakil bupati didapat pada waktu mengikuti rapat koordinasi dengan SKPD yang terlibat dalampenyelesaian masalah. Sedangkan informan keluarga manusia perahu dilakukan dengan cara wawancarayang diterjemahkan oleh petugas setempat. Penelitian ini menghasilkan suatu model Perlindungan Sosialbagi Anak Manusia Perahu. Model tersebut dikembangkan dari hasil penelitian yang diawali dengan melihatkondisi anak manusia perahu di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur

    Pengembangan Model Alternatif Menangani Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Berbasis Masyarakat Di Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur

    Full text link
    Undang- undang No.11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak diberlakukan tahun 2014. Hal ini memberikan peluang besar dilakukannya diversi, sehingga peran serta masyarakat sangatlah penting dalam menangani anak yang berhadapan dengan hukum (ABH). Penelitian ini mengembangkan suatu model berbasis masyarakat di Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif melalui action research. Ada tiga tahapan penelitian yaitu tahap look, think danact. Sifat penanganan yang dikembangkan ada dua antara lain pencegahan (preventive) dan pemulihan (rehabilitative). Hasil penelitian ini memperlihatkan ada empat program yang dikembangkan antara lain: 1) sosialisasi kepada masyarakat dan anak, 2) manajemen kasus dan pemberian bantuan sosial anak, 3) membangun kelompok dukungan keluarga, dan 4) membangun kelompok dukungan sebaya. Proses penanganan berbasis masyarakat (community based) yaitu dilakukan dengan terencana, hal ini untuk memfasilitasi dan mengembangkan kapasitas individu, kelompok dan masyarakat guna merespon masalahmasalah yang ada. Pengembangan masyarakat sebagai strategi proses Perubahan yang sistemik, terencana dan membebaskan kelompok yang puas dengan diri sendiri (pasrah), kehilangan atau mengalami deprivasi, penuh ketakutan serta kemiskinan, kedalam kondisi masyarakat yang teratur penuh kesadaran, memiliki keberdayaan, penuh percaya diri, adil dan manusiawi

    Kelompok Belajar "Kancil" sebagai Upaya Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Penjual Kresek di Pasar Ujungberung

    Full text link
    Child plastic bag seller community in Ujzmgberzmg traditional market is one of the social phenomena that indicate that child's condition is not yet fully prosper. Such children can be categorized as a child labor. In their growth period they should get their right in accordance to their development stage, one of which is the right to get proper education. In 2009 the number of the children in this community reached 35 children. Among this child, 13 of them are classified as most vulnerable. From this most vulnerable classification, 8 children have dropped out of school and 5 children still attending school. The condition of this child plastic bag seller community showed that children's right, especially right to proper education still not optimallyfulfilled. This condition will affect their future. Given that children are our next generation, then we must prepare their future as best as we can. After the assessment is done, these problem then arises a special need, a need for a place to learn together in the fonn of study group, the study group they later name as "kancil" The function of this study group is as a place to learn to prepare those who dropped out of school to take equation test and to help those who still attending school to do their homework/schoolwork, the limited ability and knowledge of the families of this children is the main cause for their inability to learn at home

    Upaya Pemantapan Pelatihan Pengobat Tradisional: Kajian Kuantitatif secara Deskriptif (Bagian I)

    Full text link
    Tulisan ini merupakan laporan penelitian upaya peningkatan kemampuan pengobat tradisional (Battra) dengan metode non-formal yang lebih dikenal sebagai sarasehan.Pengobat Tradisional (Battra), yang oleh masyarakat masih diyakini keberadaannya dan kemanfaatannya, merupakan tokoh masyarakat yang besar pengaruhnya, karena "profesinya" mengakar pada budaya setempat. Melihat potensi ini, para Battra perlu dibina dan ditingkatkan kemampuannya sehingga dapat bermanfaat sebagai komunikator dan motivator dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan keterpaduan KB-Kes, di samping peranannya dalam memberikan pengobatan kepada masyarakat
    corecore