4 research outputs found

    EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENGAN STRATEGI DOTS DI KABUPATEN BANYUMAS

    Get PDF
    Resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) merupakan salah satu masalah yang umum ditemui pada pengobatan Tuberkulosis (TB). Resistensi merupakan keadaan dimana OAT tidak mampu untuk membunuh kuman M. tubercolusis. Salah satu jenis resistensi dalam pengobatan TB adalah Multi Drug Resistant (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program penanganan TB-MDR di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi tingkat pengetahuan petugas TB, kesesuaian tata laksana dengan pedoman nasional dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi terlaksananya program TB-MDR. Penelitian ini menggunakan observasi deskriptif secara prospektif. Analisis kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas TB dan daftar checklist untuk kesesuaian tatalaksana program TB-MDR dengan pedoman nasional. Analisis kualitatif menggunakan metode wawancara terstruktur kepada petugas TB atau kepala puskesmas untuk menggali faktor penghambat dan pendukung program pengendalian TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas selama kurang lebih 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petugas TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas adalah 85,56% masuk dalam kategori tinggi (75%-100%). Tingkat kesesuaian tata laksana penanganan TB-MDR dengan pedoman nasional sebesar 86,94%. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan program TB-MDR adalah faktor ekonomi, faktor petugas kesehatan, faktor pasien, dan faktor sarana dan prasarana. The emergence of resistance to drugs used to treat TB, and particularly multi-drug-resistant TB (MDR TB), has become a significant public health problem and an obstacle to effective TB control. The resistance is a condition where drugs used to treat TB are not able to kill M. tubercolusis. This study aimed to evaluate the success of MDR TB treatment programs in Banyumas include the level of knowledge of TB officer, suitability of guidelines health care center in Banyumas with national guidelines and describe the factors that affect the implementation of MDR TB program. A cross-sectional descriptive study was conducted for three months. Quantitative analysis using questionnaires to measure the level of knowledge of TB officers and a checklist for suitability guidelines health care center in Banyumas with national guidelines. Qualitative analysis using structured interviews to TB officer or the head of the health care center to explore factors inhibiting and supporting MDR TB control program in the district of Banyumas health centers. The results showed that the level of knowledge officer of MDR was 85.56% in the high category (75%-100%). Level governance suitability MDR TB treatment with national guidelines of 86.94%. Factors that may affect the success of MDR TB program are the economic, health workers, patient, facilities, and infrastructures

    Perbandingan Efektivitas Produk Filgrastim pada Pasien Keganasan Limfoma yang Menerima Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito YOGYAKARTA

    Full text link
    Neutropenia adalah toksisitas yang sering terjadi pada pasien kanker limfoma akibat menerima kemoterapi mielotoksik. Granulocyte Colony Stimulating Factor (G-CSF) direkomendasikan secara klinik untuk neutropenia. Filgrastim adalah nama generik dari merk produk G-CSF yang beredar di Indonesia seperti Filgrastim merk A dan Filgrastim merk B yang diproduksi oleh pabrik yang berbeda. Perbedaan Filgrastim merk A dan Filgrastim merk B selain pabrik yang memproduksi adalah harga produk Filgrastim A lebih murah dibandingkan Filgrastim merk B. Perbandingan efektivitas Filgrastim merk A dengan Filgrastim merk B pada pasien di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta perlu diteliti untuk evaluasi terhadap efektivitas jenis obat yang telah dipakai secara klinik. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan efektivitas Filgrastim merk A dan Filgrastim merk B pada penggunaan praktek klinik sehari-hari di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Rancangan penelitian ini menggunakan analitik retrospektif cohort study pada pasien yang menerima kemoterapi di Instalasi Kanker Tulip RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Data diambil dari rekam medik periode Januari 2013 sampai Maret 2015. Perbandingan efektivitas filgrastim menggunakan parameter waktu untuk mencapai Absolute Neutrophil Count (ANC) recovery. Data karakteristik subjek penelitian dianalisis menggunakan Chi Square Goodness of Fit untuk data kategorik dan uji t independent untuk data numerik. Perbandingan efektivitas filgrastim merk A dan merk B dianalisis menggunakan analisis survival. Diperoleh sebanyak 80 subjek pasien keganasan limfoma dengan 192 episode kejadian neutropenia yang mendapatkan terapi filgrastim. Dari 80 subjek, hanya 43 subjek (53,5%) yang terdiri dari 72 episode kejadian neutropenia) yang memenuhi kriteria inklusi (33 kejadian memakai filgrastim merk A dan 39 kejadian filgrastim merk B). Hasil perbandingan efektivitas filgrastim berdasarkan kecepatan waktu meningkatkan ANC recovery menurut analisis survival bivariat Kaplan Meier,dengan data pengamatan laboratorium 24 jam post suntik terakhir, menunjukkan bahwa Filgrastim merk A memiliki median recovery time lebih Perbandingan Efektivitas Produk Filgrastim Pasien Keganasan Limfoma yang Menerima Kemoterapi cepat dibandingkan Filgrastim merk B ( 1,00 vs 2,00 hari ;p < 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah Filgrastim merk A lebih efektif dibandingkan Filgrastim merk B dalam hal kecepatan waktu untuk mencapai ANC recovery

    EVALUATION PROGRAM FOR CONTROL OF TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (MDR-TB) WITH STRATEGY DOTS in DISTRICT BANYUMAS

    No full text
    The emergence of resistance to drugs used to treat TB, and particularly multi-drug-resistant TB (MDR TB), has become a significant public health problem and an obstacle to effective TB control. The resistance is a condition where drugs used to treat TB are not able to kill germs M. tubercolusis. This study aimed to evaluate the success of MDR TB treatment programs in Banyumas include the level of knowledge of TB officer, suitability guidline health care center in Banyumas with national guidelines and describe the factors that affect the implementation of MDR TB program. A cross-sectional descriptive study was conducted from for three months. Quantitative analysis using questionnaires to measure the level of knowledge of TB officers and a checklist for suitability guidline health care center in Banyumas with national guidelines. Qualitative analysis using structured interviews to TB officer or the head of the health care center to explore factors inhibiting and supporting MDR TB control program in the district of Banyumas health centers. The results showed that the level of knowledge officer of MDR was 85.56% in the high category (75% -100%). Level governance suitability MDR TB treatment with national guidelines of 86.94%. Factors that may affect the success of MDR TB program is the economic factor, factor of health workers, patient factors and factors of facilities and infrastructure Key words: TB-MDR drugs used to treat TB, program, evaluation
    corecore