6 research outputs found

    Analisis Senyawa Aktif dalam Cacing Spesies Lokal dan Efek Antiinflamasi

    Get PDF
    Inflammation is a common health problem experienced by humans. Besides using drugs, people also use animals to treat inflammation, such as earthworms. This study aims to analyze the content of active substances found in the earthworm, commonly obtained in Indonesia as an anti-inflammatory drug. The extraction of active substances was carried out by the maceration method using hexane, chloroform, and ethyl acetate fraction with a ratio of 0.5:0.3:0.2. The fractionation results using hexane and ethanol are obtained 3.705 grams and 2.046 grams extracts respectively. Furthermore, each extract was tested using the Gas Chromatography-Mass Spectrophotometer (GC-MS) method and the result are almost uniform but different concentrations. The result of the worm taxonomic identification is the species Eudrilus eugeniae. The compounds identified are the cycloheptasiloxane group, which consists of three types, i.e. cyclohetasiloxane tertradecamethyl, cycloheptasiloxane hexadecamethyl, and cycloheptasiloxane octadecamethyl. These cycloheptasiloxanes compounds are compounds that have antibacterial, anticoagulant, and anti-inflammatory properties.Abstrak                                                                                         Radang atau inflamasi merupakan masalah kesehatan yang umum dialami oleh manusia. Selain menggunakan obat-obatan untuk mengobati radang, manusia juga menggunakan hewan seperti cacing tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan zat aktif yang terdapat pada cacing tanah yang umum diperoleh di Indonesia sebagai bahan obat antiradang. Ekstraksi zat aktif dalam cacing tanah dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut heksan, kloroform dan etil asetat dengan perbandingan 0,5:0,3:0,2. Hasil fraksinasi menggunakan pelarut heksan dan etanol berturut-turut sebesar 3,705 dan 2,046 gram. Selanjutnya masing-masing ekstrak tersebut diuji kandungan senyawanya menggunakan metode Gas Chromatography-Mass Spectrophotometer (GC-MS) menghasilkan senyawa yang hampir seragam namun berbeda konsentrasinya. Hasil identifikasi taksonomi cacing yang diperoleh adalah spesies Eudrilus eugeniae. Sedangkan senyawa yang teridentifikasi adalah golongan cycloheptasiloxane, yang terdiri dari tiga jenis, yaitu: cyclohetasiloxane tertradecamethyl, cycloheptasiloxane hexadecamethyl, dan cycloheptasiloxane octadecamethyl. Senyawa golongan cycloheptasiloxane ini adalah senyawa yang termasuk antibakteri, antikoagulan dan antiinflamasi/antiradang. Kata kunci: antiinflamasi, ekstraksi, Eudrilus eugeniae, cycloheptasiloxan

    PEMBUATAN BIOCHAR-SLOW-RELEASE-FERTILIZER DARI LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT

    Get PDF
    Industri kelapa sawit dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi lingkungan terkait dengan limbah cair dari industri pengolahan maupun limbah padat dari perkebunan. Limbah padat dari perkebunan kelapa sawit, seperti pelepah sawit, sesungguhnya dapat dimanfaatkan ulang menjadi biochar yang digunakan sebagai bahan pelapis slow-release-fertilizer.  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi komposisi, bahan pelapis, dan bahan perekat terhadap daya lepas nitrogen pada biochar-slow-release-fertilizer, serta mempelajari kinetika pelepasannya. Variasi yang digunakan adalah rasio biochar/bentonite 20%:80% – 80%:20%, jenis perekatnya asap cair dan minyak jarak, dan jumlah pupuk urea 30% massa total. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil optimum yang diperoleh untuk bahan perekat asap cair dan minyak jarak adalah berturut-turut pada rasio biochar/bentonite 50%:50% dan 60%:40%. Sedangkan hasil uji pelindian mendapatkan bahwa kedua formula tersebut mampu mempertahankan pelepasan nitrogen total hingga 28 hari, dibanding 13 hari untuk formulasi yang tidak dimodifikasi. Uji kinetika pelepasan menggunakan model Korsmeyer-Peppas menunjukkan bahwa mekanisme pelepasan kedua sampel tersebut mengikuti difusi Fickian. Kata kunci : Biochar Pelepah Sawit, Pupuk Pelepasan Lambat, Asap Cair, Minyak Jarak, Model Pelepasa

    INOVASI MEDIA TANAM ANGGREK DARI LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT

    Get PDF
    Anggrek merupakan salah satu tanaman hias dengan keanekaragaman yang tinggi, khususnya di Pulau Sumatera. Permintaan serta nilai komersial anggrek menjadikan budidaya anggrek semakin berkembang. Media tanam yang umumnya digunakan merupakan cacahan tanaman pakis, namun status pakis yang hampir punah menjadikan tanaman pakis menjadi salah satu tanaman yang perlu dilindungi. Limbah pelepah sawit dengan kandungan unsur hara yang beragam merupakan salah satu bahan potensial dalam pengembangan media tanam. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan alternatif media tanam anggrek dari limbah pelepah sawit terfortifikasi dan menganalisis kelayakan ekonominya. Cacahan limbah pelepah sawit difortifikasi dengan pupuk serta direkatkan menggunakan getah damar kemudian dicetak dalam bentuk pellet. Hasil penelitian terbaik ditunjukkan pada pelet dengan rasio sawit/pakis sebesar 60%:40% dimana komponen N-P-K yang terekstrak berturut-turut sebesar 6,0; 4,4; dan 4,2 ppm/g pelet. Hasil uji tekan juga menunjukkan bahwa penambahan 60% serbuk pelepah sawit mampu memberikan kekuatan tekan tertinggi pada media pelet sehingga mampu memberikan penahanan nutrisi dan air tertinggi. Sementara itu, hasil analisis ekonomi menujukkan bahwa pabrik pelet media tanam layak didirikan, yang ditunjukkan oleh nilai Internal Rate of Return 16,47%; Pay Back Period 2,26 tahun, Break Even Point 58,86%; Return On Investment 44,26%; dan Net Present Value Rp 1.236.691.035,00

    DESIGN OF BIOGAS PURIFICATION TO REDUCE CARBON DIOXIDE (CO2) AND HYDROGEN SULFIDE (H2S)

    No full text
    Biogas is a gas produced from decomposition of organic matter by microorganisms in anaerobic conditions. The problems that are mainly from the development of biogas technology are the high levels of H2S and CO2 in biogas which become an obstacle in the application of biogas directly because it can lead to corrosive components of energy conversion equipment (generator sets) and can reduce the heating value in biogas combustion. The aim of the paper is to design a biogas purification device using Calcium Hydroxide Ca(OH)2, Iron Oxide (Fe2O3), Zeolite, and Activated Carbon in the biogas which are designed according to the characteristics of the biogas installation in Indonesia. From experimental results the percentage of methane gas content increased from 52.5% to 90.2% after purification. Ca(OH)2 solution can be used for adsorbent to increase methane gas levels and reduce CO2 levels in biogas. Fe2O3 iron powder can be used to reduce the levels of H2S content in biogas so that it can increase methane gas content and is safe to use on generator engines.Zeolite and Activated Carbon can increase methane gas levels and reduce the moisture content and CO2 contained in the biogas so that when the biogas is applied to the generator engine. The power generated in the generator engine using biogas fuel that has been purified is greater than that which has not been purifie

    Pelatihan Inovasi Kain Tapis Krui di Pekon Way Sindi Kabupaten Pesisir Barat

    No full text
    Tapis is a traditional Indonesian woven which is produced by using a non-machine weaving loom. Tapis is an ornamental motif-based manifestation, especially for the people of Pesisir Barat's local history and beliefs. The issues that occur with Tapis weaving craftsmen are production infrastructure, minimal market availability, a lack of knowledge, and their skills for product innovation. The people of Pesisir Barat require empowerment and support to develop the knowledge and abilities of Tapis weaving craftsmen in the production of tapis derivative products. These items will support the Pesisir Barat's tourism industry succeed. This community service activity was carried out by holding coaching for the Kerudung Sakti and Kiluk Andan Tapis Crafts Group in Way Sindi Village, Karya Penggawa, Pesisir Barat district. This training is expected to improve the community's knowledge and skills in developing various souvenir products and craft accessories made from Tapis derivative products

    Pelatihan Pemanfaatan Limbah Perkebunan Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Baglog Budidaya Jamur Tiram di Desa Sabah Balau, Lampung Selatan

    No full text
    Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas perkebunan unggulan di Indonesia menghasilkan limbah berupa pelepah selama proses produksi kelapa sawit. Desa Sabah Balau, Lampung Selatan merupakan kawasan yang dikelilingi oleh perkebunan karet sebagai komoditas utama serta tanaman kelapa sawit yang diusahakan masyarakat sekitar. Pengolahan limbah pelepah sawit berpeluang menyelesaikan permasalahan lingkungan serta menghasilkan nilai ekonomi bila diproses menjadi produk yang bernilai tinggi, yaitu media tanam jamur tiram (baglog). Pemberian informasi mengenai potensi limbah pelepah kelapa sawit di Desa Sabah Balau dilakukan melalui Pengabdian Kepada Masyarakat yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan dan persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap evaluasi. Tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui sosialisasi dan praktik. Materi sosialisasi terintegrasi dengan praktik meliputi bahan baku dan produksi baglog, proses sterilisasi dan inokulasi serta cara budidaya jamur tiram yang baik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan di Desa Sabah Balau berupa sosialisasi dan praktik pembuatan media tanam jamur tiram (baglog) meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai potensi limbah pelepah kelapa sawit sebagai bahan baku baglog, proses pembuatan baglog, serta proses budidaya jamur tiram
    corecore