17 research outputs found

    Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Campuran Rumput Mulato (Brachiaria Hybrid.cv.mulato) Dengan Jenis Legum Berbeda Menggunakan Cairan Rumen Sapi

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering dan bahan organik campuran rumput mulato dan jenis legum yang berbeda (daun sengon, daun lamtoro, dan daun gamal) yang diuji secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Masing-masing perlakuan tersebut ialah R1 (rumput mulato 50% + daun sengon 50% + cairan rumen 8 ml) R2(rumput mulato 50% + daun lamtoro 50% + cairan rumen 8 ml)R3 (rumput mulato 50% + daun gamal 50% + cairan rumen 8 ml). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa campuran rumput mulato dan jenis legum yang berbeda tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik

    Identifikasi Bakteri Azospirillum Dan Azotobacter Pada Rhizosfer Asal Komba-komba (Chromolaena Odorata)

    Get PDF
    Tingginya kandungan N pada komba-komba (Chromolaena odorata) yang dapat tumbuh pada tanah yang miskin hara menguatkan dugaan adanya bakteri nonsimbiotik pemfiksasi N yang berasosiasi dengan akarnya. Tujuan dilaksanakan penelitian ini antara lain untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Azospirillum dan Azotobecter pada rhizosfer asal komba-komba (Chromolaena odorata). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Matematika dan IPA Institut Pertanian Bogor. Sampel tanah diambil dari rhizosfer tanaman komba-komba pada daerah yang berbeda di Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, masing-masing 1 sampel. Isolat yang berasal pada rhizosfer asal komba-komba (Chromolaena odorata) dari kelurahan Mokoau dan Lalolara, bakteri Azospirillum memiliki bentuk koloni lengkung atau setengah spiral dan vibrinoid dan termasuk bakteri gram negatif, bakteri Azotobacter memiliki koloni bakteri berbentuk oval, batang pendek, batang dan terdapat kista serta termasuk bakteri gram negatif. Kata Kunci; Komba-Komba (Chromolaena odorata), Azospirillum, Azotobacte

    POTENSI PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG DAN KAMBING KACANG DI KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

    Get PDF
    Pengembangan ternak sapi potong dan kambing merupakan komoditas strategis dalam mendukung ketahanan pangan sekaligus penyedia kebutuhan protein asal ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan ternak sapi potong dan kambing kacang di Kabupaten Konawe Kepulauan dengan menggunakan analisis LQ (Location Quotient) dan analisis kapasitas tampung ternak sedangkan data yang digunakan bersumber dari data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber untuk mendukung penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  terdapat tiga (3) kecamatan yang merupakan basis pengembangan ternak sapi potong yaitu Kecamatan Wawonii Selatan, Kecamatan Wawonii Tengah, dan Kecamatan Wawonii Timur. Sedangkan, untuk pengembangan ternak kambing kacang terdapat tiga (3) kecamatan yaitu Kecamatan Wawonii Tenggara, Wawonii Utara, dan Kecamatan Wawonii Timur Laut dengan total kapasitas tampung ternak sapi potong 942 dan kambing kacang 13.814 satuan ternak (ST)

    RESPON PERTUMBUHAN RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum var. Hawaii) YANG DIBERI PUPUK BOKASHI KOTORAN AYAM BROILER DENGAN DOSIS YANG BERBEDA

    Get PDF
    This study aims to determine the best dose of fertilizer Bokashi broiler chicken manure on the growth of elephant grass. This study uses 64 trees planted elephant grass in a polybag, divided into 16 plots and the design of treatment used is Complete Random Design (RAL). This study consisted of 4 treatment that P0 (0 ton / ha Fertilizer Bokashi manure Broiler), P1 (10 ton / ha Fertilizer Bokashi manure Broiler), P2 (15 ton / ha Fertilizer Bokashi manure Broiler) and P3 (20 ton / ha Broiler Chicken manure Fertilizer Bokashi), and four replications. The research variables include plant height, number of tillers, stem diameter, number of leaves, number of segments, and root length. Analysis of data using analysis of variance followed by Duncan's multiple test. The results are: The average of plant height (cm / week / treatment) is (P0) 99.11, (P1) 132.45, (P2) 133.61, (P3) 129.95. The average number of saplings (tree / week / treatment) is (P0) 0.99, (P1) 1.46, (P2) 1.93, (P3) 2.3. Mean stem diameter (cm / Week / treatment) is (P0) 0.97, (P1) 1.44, (P2) 1.47 (P3) 1.37. The average number of leaves (Overlay / treatment) is (P0) 10.85, (P1) 19.89, (P2) 21.77, (P3) 22.56. The average number of segment (Segment / treatment) is (P0) 2.88, (P1) of 4.93, (P2) 4.38, (P3) 3.88. The average root length (cm / treatment) is (P0) 72.22 (P1) 98, (P2) 104.75 (P3) 98.75. Bokashi fertilizer application broiler chicken manure can increase the growth of elephant grass (Pennisetum purpureum var. Hawaii)with the best dose of 15 ton / ha. Keywords: Fertilizer Bokashi broiler chicken manure, gra

    KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK CAMPURAN RUMPUT MULATO (Brachiaria hybrid.cv.mulato) DENGAN JENIS LEGUM BERBEDA MENGGUNAKAN CAIRAN RUMEN SAPI

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering dan bahan organik campuran rumput mulato dan jenis legum yang berbeda (daun sengon, daun lamtoro, dan daun gamal) yang diuji secara in vitro. Penelitian ini menggunakan  Rancangan  Acak  Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Masing-masing perlakuan tersebut ialah R1 (rumput mulato 50% + daun sengon 50% + cairan rumen 8 ml) R2(rumput mulato 50% + daun lamtoro 50% + cairan rumen 8 ml)R3 (rumput mulato 50% + daun gamal 50% + cairan rumen 8 ml). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa campuran rumput mulato dan jenis legum yang berbeda tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik. Kata Kunci : Legum Mulato, Rumput Campuran, Cairan Rume

    POTENSI INTEGRASI TERNAK RUMINANSIA DAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KOLAKA TIMUR

    Get PDF
    Penelitian bertujuan menganalisis potensi pengembangan integrasi ternak ruminansia dan tanaman pangan di Kabupaten Kolaka timur dilaksanakan Oktober 2020 menggunakan data sekunder yang berasal dari berbagai sumber. Analisis dalam penelitian menggunakan analisis LQ (Location Quotient) dan daya tampung ternak. Hasil penelitian menunjukkan daerah basis pengembangan ternak dengan menggunakan analisis LQ (Location Quotient) terdapat pada Kecamatan Lambandia, Kecamatan Lalolae, Kecamatan Mowewe, Kecamatan Tinondo, dan Kecamatan Ueesi serta analisis daya tampung tenak untuk ternak sapi potong sebanyak 21.046,54 ekor satuan ternak dan ternak kambing sebanyak 308,651,34 ekor satuan ternak. Kesimpulannya bahwa Kabupaten Kolaka timur berpotensi sebagai kawasan pengembangan ternak ruminansia, khususnya sapi potong dan kambing

    PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN

    Get PDF
    Penggunaan antibiotik sintetis pada ayam broiler dapat menimbulkan efek residu pada manusia sehingga perlu digunakan antibiotik yang bersifat alami seperti gambir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penampilan produksi ayam broiler yang diberi tepung gambir (Uncaria gambir Roxb) sebagai feed additive dalam pakan. Penelitian ini menggunakan 60 ekor ayam broiler dengan penggunaan tepung gambir sebagai feed additive. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini menggunakan penambahan tepung gambir dalam pakan sebanyak 0%, 0,5%, 1%, dan 1,5% dari total pemberian pakan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian tepung gambir dalam pakan ayam broiler tidak menunjukan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap konsumsi, namun memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobot badan dan konversi ransum ayam broiler. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan tepung gambir sebagai feed additive dalam pakan ayam broiler dapat diberikan pada level  0,5 – 1,0% dari total jumlah pakan.Kata Kunci: broiler, feed additive, tepung gambir, penampilan produksi.

    EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM SAPI BALI JANTAN YANG DISUBTITUSI DENGAN AMPAS TAHU DAN DEDAK PADI FERMENTASI

    Get PDF
    This research aims to know the efficiency of ration use of a male Bali cattle in substitution with tofu dregs and rice bran fermentation. This research was conducted during nine weeks in Nutrition and Animal Feed Laboratory of Animal Science Department of Animal Science Faculty, Halu Oleo University, Kendari, and in Alebo Village of Konda Subdistrict of South Konawe Regency. The treatments were R0 = concentrate without fermentation-based feed (control), R1 = rice bran fermnetation-based concentrate 50%, R2 = rice bran fermnetation-based concentrate 55%, R3 = rice bran fermnetation-based concentrate 60%. The experimental design used in this study was randomly group design with 4 traetments and 3 block/group. The result of variance analysis showed that dry matter concumption was not differ markedly (p>0,05), which justifies the dry matter concumption is average from the highest to the lowest is R1 (5,143 kg/cattle/day), R0 (5,063 kg/cattle/day), R3 (4,907 kg/cattle/day) and R2 (4,905 kg/cattle/day). The substitution tofu dregs know and rice bran fermentation to 60% in ration not effect real (p>0,05) addition average daily againt of a male Bali cattle, but in quantitative R3 rations give a good response better than R0, R1 and R2 (0,542 kg/cattle/day than 0,402 kg/cattle/day, 0,411 kg/cattle/day and 0,435 kg/cattle/day). While the efficiency of used R3 rations (10,888%) higher than R2 (9,027%), R1 (8,080%) and R0 (8,075%). Conclusion that in substitution tofu dregs and rice bran fermentation to 60% in rations can give a good the efficiency of ration used of a male Bali cattle.Key Words: Bali cattle, dry matter consumption, feed efficiency, rice bran fermentationABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan ransum sapi Bali jantan yang disuntitusi dengan ampas tahu dan dedak padi fermentasi. Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan minggu di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Haluoleo Kendari dan di desa Alebo kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. Perlakuan yang dicobakan adalah R0= konsentrat berbasis pakan tanpa fermentasi (kontrol), R1= konsentrat berbasis dedak padi fermentasi 50%, R2= konsentrat berbasis dedak padi fermentasi 55% dan R3= konsentrat berbasis dedak padi fermentasi 60%. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan (blok/kelompok). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dengan subtitusi ampas tahu dan dedak padi fermentasi sampai 60% dalam ransum tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap pertambahan bobot badan sapi Bali jantan, akan tetapi secara kuantitaif ransum R3 memberikan respon yang lebih baik dibanding R0, R1 dan R2 (0,542 kg/ekor/hari dibanding 0,402 kg/ekor/hari, 0,411 kg/ekor/hari dan 0,435 kg/ekor/hari). Konsumsi bahan kering ransum tidak berbeda nyata (p>0,05), dimana rataan konsumsi bahan kering dari yang tertinggi sampai terendah adalah R1 (5,143 kg/ekor/hari), R0 (5,063 kg/ekor/hari), R3 (4,907 kg/ekor/hari) dan R2 (4,864 kg/ekor/hari). Sedangkan efisiensi penggunaan ransum R3 (10,888%) lebih tinggi dibandingkan R2 (9,027%), R1 (8,080%) dan R0 (8,075%). Kesimpulan bahwa subtitusi dedak padi fermentasi sampai 60% dalam ransum dapat memberikan efisiensi penggunaan ransum sapi Bali jantan yang lebih baik.Kata Kunci: Sapi Bali, PBB, Konsumsi bahan kering, Efisiensi ransum, Dedak padi fermentas

    Penggunaan Tepung Limbah Udang sebagai Bahan Pakan Sumber Protein terhadap Performa Produksi Puyuh Fase Layer (Coturnix-coturnix japonica)

    Get PDF
    ABSTRAKLimbah udang merupakan limbah pengolahan udang yang memiliki potensi sebagai pakan sumber protein bagi ternak puyuh. Penelitian ini bertujuan mengkaji penggunaan tepung limbah udang (TLU) sebagai sumber protein pakan pada puyuh fase layer. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap empat perlakuan lima ulangan perlakuan yang digunakan terdiri dari empat level penggunaan tepung limbah udang dalam ransum yaitu P0 (kontrol), P1 (5% TLU), P2 (7,5% TLU) dan P3 (10% TLU), tiap unit perlakuan disi dengan 5 ekor puyuh. Puyuh yang diguanakan adalah puyuh fase layer umur 20 minggu, sebanyak 100 ekor yang didistribusikan kedalam 20 unit percobaan. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung, dedak padi, konsentrat petelur dan tepung limbah udang. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan data yang berbeda nyata (P0,05) terhadap produksi telur, bobot telur dan konversi ransum. Kesimpulan penelitian ini bahwa penggunaan TLU dalam ransum dapat digunakan hingga level 7,5% sedangkan level 10% menunjukkan adanya penurunan rata-rata performa produksi.Kata kunci: tepung limbah udang, puyuh fase layer, performa produksiABSTRACTShrimp waste was shrimp processing waste which has the potential as protein source for quail feed. This study was aimed to examine the use of shrimp waste flour (SWF) asprotein source for laying quail feed. This study used  completely randomized design that consist of four treatments and five replications.The treatmentswere using levels of shrimp waste flour in feed and consist of P0 (control), P1 (5% SWF), P2 (7.5% SWF) and P3 (10% SWF ). Each treatment unit was filled with 5 quails. One hundred of 20 weeks laying quails were used in this study. Self mixing feed that contained corn, rice bran, laying concentrate and shrimp waste flour were used in this study. The data obtained were analyzed using analyze of variance and continued using Duncan multiple range test. The variables observed were production performance that consist of feed consumption, egg production, egg weight and feed conversionratio. The results showed that the use of SWF in feed (P1, P2 and P3) showed a significant effect (P 0.05) for egg production, egg weight and feed conversion. The conclusion of this study was the use of SWF in feed can be used until 7.5% on laying quail feed while the level of 10% indicates a decrease in average production performance.Keywords: shrimp waste flour, laying quail, production performanc
    corecore