7 research outputs found

    Struktur Komunitas Zooplankton di Sungai Ponggawa, Kabupaten Purbalingga

    Get PDF
    Sungai Ponggawa merupakan aliran sungai yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk aktivitas sehari-hari, salah satunya digunakan untuk kegiatan mandi, cuci, kakus (MCK) dan irigasi lahan pertanian. Sungai Ponggawa terindikasi mengalami pencemaran organik yang berasal dari aktivitas tersebut. Struktur komunitas zooplankton dapat dijadikan indikator ekologi terhadap perubahan kualitas air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas zooplankton di Sungai Ponggawa dan mengetahui parameter fisika kimia perairan Sungai Ponggawa. Metode yang digunakan adalah Purposive Sampling, dengan 3 titik sampling dan 5 kali ulangan. Hasil yang didapatkan adalah ketiga stasiun pengambilan sampel memiliki kelimpahan rata-rata zooplankton berkisar antara 226-340 ind/L dan indeks keanekaragaman  berkisar antara 1,53-1,99. Hasil tersebut menunjukkan bahwa zooplankton di Sungai Ponggawa memiliki keanekaragaman jenis yang sedang, yang berarti produktivitas perairan di Sungai Ponggawa juga termasuk sedang. Spesies zooplankton dengan nilai kelimpahan paling tinggi dan ditemukan merata pada tiga stasiun adalah Arcella discoides. Hasil pengukuran parameter fisika kimia perairan Sungai Ponggawa menunjukkan bahwa perairan tersebut masih layak untuk kegiatan sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, dan air untuk mengairi pertanaman

    Keanekaragaman Makrozoobentos di Sungai Mengaji, Banyumas

    Get PDF
    Sungai Mengaji merupakan sungai di Kabupaten Banyumas yang terindikasi tercemar limbah organik yang berasal dari pemukiman warga di sekitar sungai. Akibat pencemaran yang terjadi di Sungai Mengaji akan berdampak pada keberadaan biota di dalamnya seperti makrozoobentos. Keanekaragaman makrozoobentos akan mengalami perubahan dibandingkan dengan perairan yang tidak tercemar, hal tersebut karena makrozoobentos memiliki sifat yang relatif menetap dengan pergerakan yang sangat terbatas sehingga akan terkena dampak langsung terhadap pencemaran. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua kali pengulangan pada bulan Maret dan April 2023. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman makrozoobentos yang menjadi bioindikator kualitas perairan pada sungai Mengaji Purwokerto. Metode yang digunakan adalah transek kuadrat 1m x 1m. Data penelitian yang dianalisis menggunakan rumus kepadatan makrozoobentos, indeks keanekaragaman (H’) dan Indeks dominansi (D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan jenis berkisar 1-14 ind/m2, keanekaragaman makrozoobentos pada kisaran nilai 0-1,73 dan dominansi dengan nilai 0,18-1. Berdasarkan indeks keanekaragaman makrozoobentos di Sungai Mengaji memiliki keanekaragaman dengan rata-rata tercemar sedang

    BEBERAPA ASPEK BIOLOGIS IKAN HIBRIDA INVASIF, IKAN LOUHAN DARI WADUK P.B. SUDIRMAN, KABUPATEN BANJARNEGARA, JAWA TENGAH

    Get PDF
    Ikan louhan atau Flowerhorn Cichlid merupakan spesies ikan hibrida yang dapat ditemukan di hampir semua waduk di Indonesia. Ikan ini dikenal dengan sifatnya yang invasif dan menjadi ancaman bagi ikan asli di berbagai habitat perairan. Akan tetapi, data terkait aspek biologis ikan louhan sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan faktor kondisi ikan louhan sebagai informasi penting dalam pengelolaan populasi ikan invasif ini di Waduk P.B. Soedirman. Sampel ikan dikumpulkan dari pasar ikan tradisional di sekitar waduk pada bulan Juli dan Agustus 2023. Tipe pola pertumbuhan ikan louhan dianalisis menggunakan regresi power. Sebanyak 60 ikan terkumpul terdiri atas 27 ikan jantan dan 33 ikan betina. Panjang total ikan berkisar antara 9.10-19.00 cm. pola pertumbuhan ikan pada bulan Juli adalah isometrik (W=0.0345L2.81). Akan tetapi, pola pertumbuhan pada bulan Agustus menunjukkan pola alometrik negatif (W=0.0666L2.55). Hasil analisis faktor kondisi menunjukkan bahwa ikan berada pada kondisi yang baik pada kedua bulan

    Komposisi, Kemelimpahan dan Keanekaragaman Fitoplankton Danau Rawa Pening Kabupaten Semarang

    Get PDF
    Rawa Pening is a semi natural lake which is utilized for hydro-electric power plant, caged fish culture, irrigation, and tourism. It belongs to one of the fifteen lakes which receives national priority to be saved and preserved because of its very poor condition as a result of eutrophication, sedimentation and degraded water quality. Eutrophication of Rawa Pening comes from the Water Catchment Area, originating from farms, animal husbandry, domestic and industrial waste around the lake, and also from the water body itself, that is from caged fish culture. The fertility criteria of the lake water can be determined on the basis of the abundance and variety of phytoplankton and the total phosphorus content. The aim of this research is to find out the water fertility criteria of Lake Rawa Pening based on the abundance and variety of phytoplankton, and the phosphorus content. Research began in July 2012 on three stations. Station I is an area with fishcage culture; Station II is an area without fishcage culture, and Station III is the river inlet or water catchment area. Each station consisted of three different sampling areas. The phytoplankton abundance at the station without fishcage culture is higher (19012 ind/l) than at the fishcage culture station (14356 ind/l) as well as at the inlet station (11058 ind/l), but the diversity index at the no fishcage station is lowest (1.80) compared to the fishcage culture station (2.32) and the inlet station (2.05). The fertility criteria of Rawa Pening based on the phytoplankton abundance and P-total of its water is eutrophic going towards hypereutrophic. Keywords : Lake Rawa Pening, Phosphorus, Water Quality, Euthropicatio

    Status Mutu Air Waduk Penjalin Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Menggunakan Metode Storet dan Indeks Pencemaran

    No full text
    In the vicinity of Penjalin Reservoir there are residential areas, eateries, livestock farms, rice fields, and floating net cages. These activities have the potential to lead to a decline in water quality of Penjalin Reservoir due to the direct discharge of waste into the water body. Therefore, research on the water quality status of Penjalin Reservoir is necessary as a means of monitoring water quality in the reservoir. This research aims to determine the water quality status of Penjalin Reservoir using the Storet and the Pollution Index Methods. The research method employed is a survey method, with the selection of sampling points carried out through purposive random sampling, comprising nine stations. Water quality data are analyzed descriptively and compared to the water quality standards for lakes and similar bodies of water, as outlined in the Republic of Indonesia Government Regulation No. 22 of 2021. Subsequently, the water quality status is determined using the Storet and the Pollution Index Methods, as per the Minister of Environment Decision No. 115 of 2003. The results indicate that the water quality status of Penjalin Reservoir, when used for various purposes ranging from Class 1 to Class 3 according to the Storet Method, falls within the heavily polluted category. However, according to the Pollution Index Method, it is categorized as slightly polluted. Nevertheless, Penjalin Reservoir still meets the water quality standards when utilized for agricultural irrigation

    Status and Rehabilittion Pattern of Mangrove Ecosystem in the Eastern of Segara Anakan Cilacap

    Get PDF
    The Segara Ankan Lagoon (SAL) has a potentially reduced mangrove ecosystem.  In this year, the mangrove area in SAL is predicted only remaining 1788 ha.   The degradation of The Segara Ankan Lagoon (SAL) has a potentially reduced mangrove ecosystem.  In this year, the mangrove area in SAL is predicted only remaining 1788 ha.   The degradation of mangrove ecosystem often occurres in SAL, especially in Eastern of Segara Anakan Lagoon Cilacap (E-SAL). To reduce mangrove degradation need activities to review their status and recovery activities.  This research aims  to analysis the activities to support the effort of mangrove rehabilitation. The results of this researchd showed that (1) The potential of mangrove ecosystem in E-SAL  was seedling between 15.000 – 34.999 trees ha-1, sapling between 5.199-9.065 trees ha-1 and trees between 533 – 1366 trees ha-1, (2) The status  of mangrove ecosystem in E-SAL was damaged â€“ very damaged. (3) the model spesices selection of rehabilitation pattern to reduce mangrove degradation   were  Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Aegiceras corniculatum, Sonneratia alba, Avicennia marina, and Bruguiera gymnorrhiz

    Mapping of Mangrove Ecosystem In Segara Anakan Lagoon using Normalized Different Vegetation Index and Dominant Vegetation Index

    No full text
    Mangrove ecosystem in Segara Anakan Lagoon (SAL) Cilacap as a typical and specific semiclosed estuary. SAL  is dominated by many species like as Rhizophora spp., Sonneratia spp., Bruguiera spp., Avicennia spp., and other species. The normalized different vegetation index (NDVI) and dominant vegetation index (DVI) are a suitable method to support the mapping analysis of mangrove structure and mangrove density.  This research aimed to develop mapping of mangrove species distribution, density and dominated species using NDVI and DVI.  The method of this research used NDVI analysis using satellite imagery 2017-2020 and domination vegetation with line and quadrat transect method. The results showed that  West Segara Anakan had mangrove dense (25 %), moderate density (25 %), rare density (50%) and East Segara Anakan had mangrove dense (43,86 %), moderate density (47.99 %), rare density (8,24 %).  Based on domination species showed that East Segara Anakan was dominated by Rhizophora stylosa (233-1633 trees ha-1), Rhizophora apiculata (100-1067 trees ha-1), Nypa frutican (50-2775 trees ha-1), whereas West Segara Anakan was dominated by Nypa frutican (565-2333 trees ha-1), Avicennia marina (198-933 trees ha-1), Sonneratia caseolaris  (132-700 trees ha-1) and Avicennia alba (107-1000 trees ha-1).   Keywords : Mangrove density, mapping analysis, Segara Anakan Lagoon, NDVI and NDW
    corecore