8 research outputs found
FORMULASI ORALLY DISINTEGRATING TABLET (ODT) EKSTRAK ETANOL DAUN TAHONGAI (Kleinhovia hospita L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI EXPLOTAB®
Tahongai leaves (Kleinhovia hospita L.) is a medicinal plant that has antioxidant activity which is almost equivalent to vitamin C. The development of the dosage form to improve the utilization of these plants. Therefore Tahongai leaves made in the form Orally Disintegrating Tablets (ODT), which has several advantages such as more practical use because it can be consumed without the use of water and can be used by people who are hard to swallow capsules or tablets as well as having good taste in the mouth. This study was carried out experimentally using four formulas with various concentrations Explotab® ie; formula 1 (2%); formula 2 (4%); Formula 3 (6%) and the formula 4 (8%). The evaluation of ODT are uniformity of weight, hardness, friability and disintegration time.The results showed that the concentration Explotab® influence on the physical properties of ODT ie hardness, friability and disintegration time. Explotab® concentration of 4% is the best concentration that meets the requirements of the physical properties ODT Tahongai leaf extract.
Keywords: Formulation, Orally Disintegrating Tablets (ODT), Explotab, Tahongai
(Kleinhovia hospita L.
KARAKTERISASI PARAMETER SPESIFIK DAN PARAMETER NON SPESIFIK AKAR KUNING (Fibraurea tinctoria)
Salah satu senyawa metabolit sekunder dari akar kuning (Fibraurea
tinctoria) yang potensial dikembangkan sebagai obat adalah berberine. Senyawa
golongan alkaloid ini dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba, antidiare,
penghambat infeksi parasit usus, antihipertensi, antitumor, antiinflamasi,
hepatoprotektor, antimalaria dan antikanker. Pada pengembahan bahan alam
sebagai obat perlu dilakukan standarisasi simplisia dan ekstrak. Tujuan
penelitian untuk mengetahui karakterisasi parameter spesifik dan parameter
non spesifik tumbuhan akar kuning. Penelitian adalah penelitian eksperimental.
Objek penelitian yang digunakan akar kuning yang diperoleh dari Kawasan
Hutan Dengan Tujuan Khusus (KDKT) Samboja, kabupaten Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur. Simplisia diekstraksi menggunakan metode maserasi
dengan pelarut etanol 70%. Hasil ekstraksi dilakukan karakterisasi
meliputi: makroskopik, mikroskopik, kadar air, kadar sari larut air, kadar sari
larut etanol, kadar abu, dan kadar abu tidak larut asam selanjutnya dilakukan
skrining fitokimia. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil karakterisasi serbuk
simplisia akar kuning secara makroskopik, merupakan Liana dengan panjang
mencapai 10-20 m, dengan batang bulat, kulit batang coklat keabu-abuan, kasar,
diameter antara 2-7 cm dan warna serbuk kuning cerah. Mikroskopik serbuk
simplisia ditemukan fragmen sel batu dan fragmen trakea. Karakterisasi serbuk
simplisia, kadar air 7,3%, kadar sari larut etanol 6,69%, kadar sari larut air
8,05%, kadar abu 8,17%, kadar abu tidak larut asam 0,47%. Hasil identifikasi
golongan senyawa kimia, positif mengandung senyawa kimia berupa alkaloid,
flavonoid dan saponin
PEER REVIEW_Karakterisasi Parameter Spesifik dan Parameter Non Spesifik Akar Kuning (Fibraureatinctoria)
Salah satu senyawa metabolit sekunder dari akar kuning (Fibraurea tinctoria) yang potensial dikembangkan sebagai obat adalah berberine. Senyawa golongan alkaloid ini dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba, antidiare, penghambat infeksi parasit usus, antihipertensi, antitumor, antiinflamasi, hepatoprotektor, antimalaria dan antikanker. Pada pengembahan bahan alam sebagai obat perlu dilakukan standarisasi simplisia dan ekstrak. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakterisasi parameter spesifik dan parameter non spesifik tumbuhan akar kuning. Penelitian adalah penelitian eksperimental. Objek penelitian yang digunakan akar kuning yang diperoleh dari Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KDKT) Samboja, kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Simplisia diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Hasil ekstraksi dilakukan karakterisasi meliputi: makroskopik, mikroskopik, kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu, dan kadar abu tidak larut asam selanjutnya dilakukan skrining fitokimia. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil karakterisasi serbuk simplisia akar kuning secara makroskopik, merupakan Liana dengan panjang mencapai 10-20 m, dengan batang bulat, kulit batang coklat keabu-abuan, kasar, diameter antara 2-7 cm dan warna serbuk kuning cerah. Mikroskopik serbuk simplisia ditemukan fragmen sel batu dan fragmen trakea. Karakterisasi serbuk simplisia, kadar air 7,3%, kadar sari larut etanol 6,69%, kadar sari larut air 8,05%, kadar abu 8,17%, kadar abu tidak larut asam 0,47%. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia, positif mengandung senyawa kimia berupa alkaloid, flavonoid dan saponin
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN HIPERTENSI DI DESA TABING RIMBAH KECAMATAN MANDASTANA
Hipertensi merupakan penyakit yang menyebabkan angka morbiditas yang tinggi, Tekanan darah pada penderita hipertensi dapat diturunkan secara farmakologis dan non farmakologis. Mengingat semakin tingginya insidensi hipertensi, bahaya komplikasi yang ditimbulkan dan efek samping atau dampak farmakologi obat antihipertensi akibat pengobatan jangka panjang, maka perlu dilakukan sosialisasi tentang cara pengendalian hipertensi menggunakan terapi non faramakologis seperti pemanfaatan tanaman obat atau TOGA. TOGA dapat dimanfaatkan sebagai alternatif obat untuk antihipertensi yang tidak memberikan efek samping, murah dan mudah diperoleh karena dapat dibudidayakan sendiri. Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan untuk sosialisasi dan penanaman tanaman obat yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk obat tradisional khususnya pengobatan alternatif untuk hipertensi. Metode pengabdian yang dilakukan terdiri dari dua tahapan, yaitu penyuluhan dan penanaman TOGA. Hasil evaluasi kepuasan peserta menunjukkan kegiatan penyuluhan yang dilakukan berjalan dengan lancar terutama materi yang disampaikan sudah sesuai kebutuhan dan penyampaiannya juga sudah jelas dan mudah dipahami oleh peserta sehingga penyuluhan dinilai bermanfaat dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah hipertensi di lingkungan Desa Tabing Rimbah
Optimization of Theophylline Tablet Formula Using CoProcessed Excipients of Lactose and Avicel
Tablet excipients in direct compression should have good flowability and compactibility. Improvement of excipients properties may be obtained by coprocessing. Co-processing is defined as combining two or more excipients by an appropriate process. Co-processed excipients of lactose and avicel, which were fabricated by spray drying technique, would be used as filler-binder in theophylline tablet formulation. The co-processed excipients were evaluated for their physical properties, i.e; particle size distribution, average diameter, density, flowability, compactibility and water absorption. Simplex lattice design was used for optimizing flowability, compactibility and water absorption of coprocessed excipients. The results showed that proportion of lactose and avicel with optimum physical properties was determined by the ratio 1:1 with a response of flowability was 8.79 ± 0.02 seconds, compactibility was 5.61 ± 0.08 kg and water absorption was 61.30 ± 0.40 mg/min. Superimposed contour plot of theophylline tablet formulation using co-processed excipients as filler-binder by factorial design was determined by the optimum proportion of magnesium stearate and eksplotab (1:3.74) with the response of hardness was 5.54 ± 0.042 kg, friability was 0.303 ± 0.015%, disintegration time was 1.83 ± 0.115 minutes and DE20was 85.66 ± 0.35%.Key words: theophylline tablets; co-processed excipients; lactose; avicel
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air Kulit Bawang Merah (Allium Cepa L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes
Propionibacterium acnes is one of the causes of acne. Shallot peels contain flavonoids, tannins, and saponins which potentially have antibacterial activity. The purpose of this study was to determine whether the water extracts of shallot peels have antibacterial activity against Propionibacterium acnes and determine the concentration which can inhibit the growth of bacteria Propionibacterium acnes. This research is an experimental study. The research stage begins with the extraction of shallot peels using in the foundation. Antibacterial activity was tested using the diffusion method with the Cup-plate technique. Propionibacterium acnes used as a sample of bacteria, with extract concentrations of 5%, 10%, 20%, and 40%. Positive controls used are clindamycin 150 mg and negative controls were used dimethyl sulfoxide 1% (v / v). Data were analyzed with a statistical test of the Kolmogorov-Smirnov method. The measurement results inhibition zone of shallot peels water extract with a concentration of 5%, 10%, 20%, and 40% of the bacteria Propionibacterium acnes sequentially by 12.8 mm, 13 mm, 14.33 mm and 15.50 mm in the strong category. The measurements of bacterial growth inhibition zone were statistically analyzed with the Kruskal-Wallis method gained 0,053 results indicating that the test has a significant effect (P > 0.05) with a decision that means that there is no significant difference between all concentrations
Similarity_KARAKTERISASI PARAMETER SPESIFIK DAN PARAMETER NON SPESIFIK AKAR KUNING (Fibraurea tinctoria)
Salah satu senyawa metabolit sekunder dari akar kuning (Fibraurea
tinctoria) yang potensial dikembangkan sebagai obat adalah berberine. Senyawa
golongan alkaloid ini dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba, antidiare,
penghambat infeksi parasit usus, antihipertensi, antitumor, antiinflamasi,
hepatoprotektor, antimalaria dan antikanker. Pada pengembahan bahan alam
sebagai obat perlu dilakukan standarisasi simplisia dan ekstrak. Tujuan
penelitian untuk mengetahui karakterisasi parameter spesifik dan parameter
non spesifik tumbuhan akar kuning. Penelitian adalah penelitian eksperimental.
Objek penelitian yang digunakan akar kuning yang diperoleh dari Kawasan
Hutan Dengan Tujuan Khusus (KDKT) Samboja, kabupaten Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur. Simplisia diekstraksi menggunakan metode maserasi
dengan pelarut etanol 70%. Hasil ekstraksi dilakukan karakterisasi
meliputi: makroskopik, mikroskopik, kadar air, kadar sari larut air, kadar sari
larut etanol, kadar abu, dan kadar abu tidak larut asam selanjutnya dilakukan
skrining fitokimia. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil karakterisasi serbuk
simplisia akar kuning secara makroskopik, merupakan Liana dengan panjang
mencapai 10-20 m, dengan batang bulat, kulit batang coklat keabu-abuan, kasar,
diameter antara 2-7 cm dan warna serbuk kuning cerah. Mikroskopik serbuk
simplisia ditemukan fragmen sel batu dan fragmen trakea. Karakterisasi serbuk
simplisia, kadar air 7,3%, kadar sari larut etanol 6,69%, kadar sari larut air
8,05%, kadar abu 8,17%, kadar abu tidak larut asam 0,47%. Hasil identifikasi
golongan senyawa kimia, positif mengandung senyawa kimia berupa alkaloid,
flavonoid dan saponin
KARAKTERISASI PARAMETER SPESIFIK DAN PARAMETER NON SPESIFIK AKAR KUNING (Fibraurea tinctoria)
Salah satu senyawa metabolit sekunder dari akar kuning (Fibraurea tinctoria) yang potensial dikembangkan sebagai obat adalah berberine. Senyawa golongan alkaloid ini dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba, antidiare, penghambat infeksi parasit usus, antihipertensi, antitumor, antiinflamasi, hepatoprotektor, antimalaria dan antikanker. Pada pengembahan bahan alam sebagai obat perlu dilakukan standarisasi simplisia dan ekstrak. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakterisasi parameter spesifik dan parameter non spesifik tumbuhan akar kuning. Penelitian adalah penelitian eksperimental. Objek penelitian yang digunakan akar kuning yang diperoleh dari Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KDKT) Samboja, kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Simplisia diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Hasil ekstraksi dilakukan karakterisasi meliputi: makroskopik, mikroskopik, kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu, dan kadar abu tidak larut asam selanjutnya dilakukan skrining fitokimia. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil karakterisasi serbuk simplisia akar kuning secara makroskopik, merupakan Liana dengan panjang mencapai 10-20 m, dengan batang bulat, kulit batang coklat keabu-abuan, kasar, diameter antara 2-7 cm dan warna serbuk kuning cerah. Mikroskopik serbuk simplisia ditemukan fragmen sel batu dan fragmen trakea. Karakterisasi serbuk simplisia, kadar air 7,3%, kadar sari larut etanol 6,69%, kadar sari larut air 8,05%, kadar abu 8,17%, kadar abu tidak larut asam 0,47%. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia, positif mengandung senyawa kimia berupa alkaloid, flavonoid dan saponin