24 research outputs found

    INOVASI OVEN PENGERING IKAN HEMAT ENERGI UNTUK MASYARAKAT USAHA IKAN ASIN KABUPATEN BARRU

    Get PDF
    Tujuan dari program pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat kabupaten Barru khususnya pelaku usaha ikan asin mengenai penggunaan oven pengering hemat energi dan peningkatan keterampilan dalam mengolah limbah ikan sisa produksi ikan asin menjadi produk silase. Penggunaan oven pengering diharapkan berdampak pada peningkatan kuantitas dan kualitas produk ikan asin yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program penerapan ipteks ini adalah penyuluhan, pelatihan dan praktik secara terprogram agar masyarakat mampu secara mandiri mengaplikasikan cara berproduksi sesuai prinsip GMP (Good Manufacturing Practices), dan mengoperasikan oven pengering. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah pelaku usaha semakin memahami akan pentingnya cara berproduksi sesuai dengan prinsip GMP, masyarakat pelaku usaha mempunyai keterampilan membuat pakan berprotein tinggi dari limbah jeroan ikan, tersedianya 2 oven pengering ikan terbuat dari plat galvanis, dimensi 100x80x120 cm, 6 rak aluminium menggunakan bahan bakar LPG, dan adanya peningkatan produksi terutama pada musim hujan sebesar 30 %. Kata kunci: GMP, oven, pengering ikan, silase.

    Isotermis Sorpsi Air Edible Film Antimikroba Yang Diinkorporasi Dengan Ekstrak Kasar Metanol Caulerpa recemosa

    Get PDF
    Inkorporasi bahan antimikroba pada pembuatan edible film akan berpengaruh pada karakteristik isotermis sorpsi airnya. Pengetahuan tentang karakteristik isotermis sorpsi air pada edible film diperlukan untuk memprediksi sifat-sifat film pada kondisi kelembaban relatif udara lingkungan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik isotermis sorpsi air edible film antimikroba yang diinkorporasi dengan ekstrak kasar metanol Caulerpa recemosa. Penentuan kadar air kesetimbangan edible film dilakukan menggunakan metode gravimetric. Kadar air kesetimbangan hasil percobaan diplotkan dengan nilai aktifitas air (a ) ruang penyimpanan menggunakan software Microsoft excel 2010 untuk menentukan kurva isotermis sorpsi air edible film antimikroba. Model persamaan isotermis sorpsi air edible film yang tepat ditentukan berdasarkan model persamaan yang telah dikembangkan dari literatur dan disesuaikan dengan data percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurva isotermis sorpsi air edible film antimikroba ekstrak kasar C. recemosa mengikuti pola sigmod tipe 4. Terdapat tiga model yang tepat untuk menggambarkan pola isotermis sorpsi air edible film antimikroba yaitu model Caurie, polinomial ordo tiga, dan double log polinomial. Kadar air monolayer (Mo) edible film antimikroba berdasarkan persamaan GAB (Guggenheim-Anderson-de Boer) adalah 0.12 g/gH O, yang berarti bahwa kadar air edible film antimikroba ekstrak kasar metanol C. recemosa hendaknya berkisar 12% untuk menjamin stabilitas selama penyimpanan

    Proses Produksi Gurita Legs Beku Sesuai Standar Mutu Ekspor

    Get PDF
    Gurita merupakan komoditi perikanan yang mudah sekali mengalami kemunduran mutu. Oleh karena itu, penanganan yang baik disertai dengan penerapan rantai dingin dan pengawasan kebersihan yang ketat sangat diperlukan agar dapat mengurangi terjadinya proses pembusukan. Salah satu usaha memperpanjang atau mempertahankan kesegaran gurita adalah dengan cara pembekuan. Pembekuan dilakukan dengan tujuan mengawetkan bahan pangan dengan cara membekukan bahan pada suhu di bawah titik beku. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan proses pembekuan gurita bentuk Legs untuk tujuan ekspor. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi langsung, wawancara, dan literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembekuan gurita legs dilakukan melalui beberapa tahap yaitu;  penerimaan bahan baku, penyortiran dan penimbangan I, pencucian I, pembersihan, pengadukan (tumbling), pencucian II, pemotongan dan penimbangan II, pembungkusan dan penghampaan udara (vakum), pembekuan (freezing), pendeteksian logam, penimbangan akhir, pengepakan dan pelabelan, penyimpanan beku, dan pemuatan ke kontainer untuk proses pengiriman ke negara tujuan ekspor. Persyaratan utama bahan baku yang diolah di PT. Biru Laut Nusantara, Makassar adalah harus dalam kondisi segar untuk menjamin produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Mulai dari proses penerimaan bahan baku hingga proses pengemasan produk gurita leg beku suhu produk harus dipertahankan melalui penerapan rantai dingin dengan cara pemberian es kristal pada wadah produk. Proses pembekuan gurita legs, dilakukan menggunakan mesin ABF dengan suhu dipertahankan sekitar -35 sampai -45°C. Produk gurita leg beku yang sudah dikemas dalam master cartoon disimpan pada cold storage dengan suhu yang digunakan adalah kurang dari -25°C

    Pelatihan pembuatan Kornet ikan dalam bambu (Koridabu) bagi masyarakat Desa Bulo-Bulo, Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto

    Get PDF
    Kornet adalah salah satu jenis produk olahan daging yang banyak digunakan dalam resep masakan Indonesia. Kornet termasuk dalam bentuk olahan kaleng, karena dalam proses pengolahannya menggunakan wadah kaleng untuk proses sterilisasi komersial. Pengolahan kornet ikan belum banyak diketahui oleh masyarakat karena dalam pengolahannya memerlukan peralatan khusus terutama jika dalam bentuk produk kaleng yang harus melalui proses sterilisasi. Salah satu wadah pemasakan yang banyak digunakan oleh masyarakat desa adalah bambu. Bambu ini telah terbukti tahan terhadap suhu tinggi jika digunakan sebagai wadah pemasakan. Masyarakat Jeneponto telah lama menggunakan bambu sebagai media dalam menghasilkan makanan tradisional lemang. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 di Desa Bulo-Bulo, Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan teknologi tepat guna pembuatan kornet ikan dalam bambu (Koridabu). Peserta yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah 25 (dua puluh lima) orang yang merupakan ibu-ibu PKK dan remaja putri Desa Bulo-Bulo. Evaluasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan dilakukan melalui tanya jawab secara lisan dengan peserta sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan. Data hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi dan gambar. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah memberikan pengetahuan dan keterampilan baru bagi masyarakat Desa Bulo-Bulo, Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto dalam diversifikasi pengolahan ikan khususnya pengolahan kornet ikan dalam bambu. Produk olahan kornet ikan dalam bambu ini dapat dikembangkan oleh masyarakat untuk kebutuhan keluarga dalam memenuhi variasi menu yang kaya protein dan dijadikan sebagai peluang usaha produk olahan ikan yang bernilai tambah

    PEMBINAAN PRODUKSI DAN MANAJEMEN USAHA KUE DADAR PADA UKM DI KECAMATAN MATTIRO BULU KABUPATEN PINRANG

    Get PDF
    ABSTRAKKecamatan Mattiro Bulu memiliki posisi strategis karena terletak pada jalan poros Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, serta merupakan jalur alternatif dari arah Makassar menuju Kabupaten Enrekang dan Tana Toraja. Berdasarkan hal tersebut, maka pemerintah Kabupaten Pinrang menggalakkan industri rumah tangga dibidang produksi kue tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan wisatawan akan kue tradisional. Salah satu kue tradisional yang diproduksi oleh beberapa industri rumah tangga adalah kue dadar. Untuk meningkatkan produksi dan perbaikan manajemen usaha kue dadar maka dilakukan pembinaan dalam bentuk kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Kegiatan PKM ini bertujuan untuk membentuk mitra yang mandiri secara ekonomi, meningkatkan keterampilan berpikir dan keterampilan lainnya. Kegiatan PKM ini dilaksanakan dengan melibatkan dua mitra yaitu Kelompok Usaha Kuning Mekar dan Kelompok Wanita Kreatif. Kegiatan PKM ini dilaksanakan melalui pelatihan, introduksi peralatan, pendampingan dan pembinaan. Kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan dalam PKM ini adalah pelatihan tentang pemilihan bahan baku dan bahan tambahan yang tepat, pelatihan pengolahan kue dadar yang baik dan tahan lama, dan pelatihan tentang teknik pengemasan produk. Pada pelaksanaan PKM ini juga dilakukan introduksi peralatan yang mendukung peningkatan produksi kue dadar. Selain itu, pada kegiatan ini telah dilakukan pendampingan dalam melakukan proses produksi, dan pembinaan manajemen dan pemasaran produk. Kegiatan pembinaan pemasaran yang telah dilakukan adalah dengan mengikuti pameran promosi produk di Makassar.Kata Kunci: Kue Dadar, Kuning Mekar, Mattiro Bulu, Kemitraan, Pembinaan ABSTRACTMattiro Bulu District has a strategic position because it is located on the axis road of South Sulawesi and West Sulawesi, and is an alternative route from the direction of Makassar to Enrekang and Tana Toraja Regencies. Based on this, the Pinrang Regency government promotes home industry in the field of traditional cake production to meet the needs of the community and tourists for traditional cakes. One of the traditional cakes produced by some home industries is dadar cakes. To increase the production and improvement of the business management of the dadar cake, coaching was carried out in the form of Community Partnership Program (PKM) activities. This PKM activity aims to form economically independent partners, improve thinking skills and other skills. This PKM activity was carried out by involving two partners, namely Kuning Mekar Business Group and the Creative Women's Group. PKM activities are carried out through training, introducing equipment, mentoring and development. The training activities that have been carried out in this PKM were training on the selection of appropriate raw materials and additives, training in good and durable dadar cakes processing, and training in product packaging techniques. In the implementation of this PKM, it was also carried out the introduction of equipment that supports increased production of dadar cakes. In addition, in this activity mentoring was carried out in the production process, and management and product marketing development. The marketing development activities that have been carried out are by participating in a product promotion exhibition in Makassar. Keywords: Dadar Cakes, Development, Kuning Mekar, Mattiro Bulu, Partnership

    PEMANFAATAN KOTORAN BURUNG PUYUH SEBAGAI PAKAN IKAN LELE

    Get PDF
    Program diseminasi produk teknologi ke masyarakat merupakan upaya yang lebih komprehensif untuk mengakselerasi proses hilirisasi teknologi hasil penelitian suatu lembaga yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan adalah penerapan integrated farming system dengan pemanfaatan kotoran burung puyuh sebagai pakan ikan lele. Mitra kegiatan adalah warga binaan Rutan Kelas IIB Pinrang. Untuk pemanfaatan kotoran puyuh sebagai pakan ikan lele, metode yang digunakan adalah penyuluhan dan pelatihan pembuatan pakan lele dari kotoran burung puyuh. Metode pembuatan pakan lele dengan memanfaatkan kotoran burung puyuh yang dikembangkan melalui beberapa tahap yaitu: pengeringan bahan; pemasakan bahan; penggilingan bahan; pencetakan bahan menjadi butiran pellet dan pendinginan. Selain menggunakan kotoran puyuh kering, pembuatan pakan ikan lele juga dapat menggunakan kotoran burung puyuh fermentasi. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan, dapat disimpulkan antara lain: Program Diseminasi Produk Teknologi ke Masyarakat sangat membantu PPPM Politani Pangkep dalam mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dan pengabdian yang telah dilakukan sebelumnya; terbentuk jaringan yang baik dan kuat antara PPPM Politani Pangkep dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dalam hal ini Rutan Kelas IIB Pinrang; kotoran puyuh dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik tanaman hortikultura dan sebagai pakan ikan lele; meningkatnya keterampilan warga binaan Rutan Kelas IIB Pinrang dalam hal budidaya puyuh, dan budidaya ikan lele; terbentuknya kemandirian warga binaan Rutan Kelas IIB Pinrang sehingga tujuan dari Program Diseminasi Produk Teknologi ke Masyarakat terwujud yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Kata kunci: pemanfaatan, kotoran, burung puyuh, pakan ikan lele

    Komposisi kimia kapsul konsentrat protein ikan belut (Monopterus albus) sebagai makanan suplemen bagi penderita gizi buruk

    Get PDF
    Belut memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, dan kaya akan kandungan EPA dan DHA. Meskipun kaya akan protein, EPA dan DHA, konsumsi belut oleh masyarakat Indonesia tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena bentuk belut yang menyerupai ular sehingga masyarakat enggan memakan belut. Oleh karena itu perlu diupayakan pengolahan daging belut menjadi bentuk lain sehingga dapat meningkatkan konsumsi masyarakat terutama penderita gizi buruk. Salah satu bentuk pengolahan yang dapat dilakukan terhadap daging belut adalah kapsul konsentrat protein ikan (KPI). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi kimia KPI belut dalam bentuk kapsul sebagai makanan suplemen bagi penderita gizi buruk. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode rancangan acak lengkap faktorial dengan perlakuan waktu pengukusan dan waktu pengeringan masing-masing tiga taraf yaitu 20, 30, dan 40 menit untuk pengukusan, dan 10, 15, dan 20 jam untuk pengeringan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan terhadap komposisi kimia KPI melalui pengujian proksimat dan uji kadar kalsium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu pengukusan dan pengeringan pada proses pembuatan KPI belut, berpengaruh nyata terhadap karakteristik KPI yang dihasilkan terutama kadar protein dan kadar kalsium. Semakin cepat proses pengukusan dan semakin lama waktu pengeringan menghasilkan kadar protein dan kadar kalsium yang tinggi. Perlakuan waktu pengukusan dan pengeringan yang terbaik untuk menghasilkan produk KPI belut yang sesuai standar adalah masing-masing 10 menit untuk waktu pengukusan dan 40 jam untuk waktu pengeringan. Secara umum karakteristik KPI belut yang dihasilkan telah memenuhi beberapa kriteria standar makanan tambahan bagi penderita gizi buruk khususnya anak usia sekolah dasar

    Perbaikan Proses Produksi Kacang Langkose Pada Industri Rumah Tangga Di Pinrang

    Full text link
    Kacang langkose adalah cemilan yang terbuat dari kacang tanah yang sudah dibuka kulitnya lalu digoreng dan dicampur dengan garam. Beberapa industri rumah tangga yang ada di kabupaten Pinrang telah memiliki pengalaman dalam mengolah kacang langkose, namun cara pengolahannya masih sangat sederhana. Proses pengolahannya belum maksimal khususnya pada sistem penggorengan dan perlakuan setelah penggorengan, peralatan yang digunakan masih sangat sederhana/tradisional (sistem penggorengan masih dengan wajan biasa serta penirisan minyaknya masih dengan penyaring biasa). Upaya perbaikan proses produksi dilakukan melalui program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Dit. Litabmas) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud Tahun Anggaran 2013. Untuk itu, pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi proses pengolahan kacang langkose dengan melakukan introduksi peralatan proses pengolahan kacang langkose kepada mitra dengan mesin vacuum frying dan spinner, melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap mitra dalam produksi dan pemasaran produk kacang langkose. Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah memberi manfaat terhadap peningkatan produksi mitra, hal ini dibuktikan dengan jumlah produksi kacang langkose Mutiara “Q†dari 250kg/bulan menjadi 500kg/bulan sedangkan Weradatama dari 50 kg/bulan menjadi 200kg/bulan. Selain itu, kualitas kacang langkose juga lebih baik dan tahan lama, serta terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam pengolahan kacang langkose dan pengelolaan USAhanya

    PENINGKATAN MUTU BOLU CUKKE MELALUI INTRODUKSI PERALATAN DAN PERBAIKAN KEMASAN

    Get PDF
    ABSTRAKUsaha bolu cukke merupakan salah satu usaha yang mulai banyak digeluti oleh masyarakat Kabupaten Pinrang dalam tiga tahun terakhir. Meskipun telah banyak diusahakan, namun usaha ini masih memiliki banyak kendala dalam pengembangannya terutama dari sisi ketersediaan peralatan, pengetahuan kemasan dan pengelolaan usaha. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penerapan Iptek Bagi Masyarakat (IbM) pada usaha bolu cukke ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan produksi, memperbaiki mutu kemasan produk dan meningkatkan kemampuan pengelolaan Usaha Kecil Menengah (UKM) mitra. Metode pelaksanaan kegiatan IbM ini dilakukan melalui introduksi peralatan, pelatihan dan pendampingan dengan dengan beberapa tahapan kegiatan yaitu; 1) Sosialisasi program IbM untuk menyatukan persepsi tim pengusul dan mitra dalam pelaksanaan program, 2) Penyiapan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan, 3) Penyiapan peralatan dan introduksi peralatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh tim pengusul, 4) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra melalui beberapa pelatihan, dan 5) Pendampingan pengelolaan usaha dan pemasaran. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain; kegiatan yang dilaksanakan sangat direspon oleh kedua mitra maupun masyarakat sekitar mitra, kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan mitra dan kebutuhan masyarakat untuk mencapai kehidupan mandiri dan sejahtera, terjadi peningkatan semangat wirausaha bagi anggota mitra dan produk bolu cukke yang dihasilkan oleh mitra telah dipasarkan dengan variasi rasa dengan kemasan yang menarik.Kata kunci: mutu, bolu cukke, kemasan. ABSTRACTBolu Cukke business is one of the businesses that the Pinrang Regency community has begun to cultivate in the last three years. Although much effort has been made, this business still has many obstacles in its development, especially in terms of equipment availability, packaging knowledge and business management. Community service activities in the form of the application of Science and Technology for the Community (IbM) in the Bolu Cukke business aim to increase production capabilities, improve product packaging quality and improve management capabilities of Small and Medium Enterprises (UKM) partners. The method of implementing this IbM activity is carried out through the introduction of equipment, training and assistance with several stages of activities namely; 1) Socialization of the IbM program to unite the perception of the proposing team and partners in the implementation of the program, 2) Preparation of facilities and infrastructure that supports the implementation of activities, 3) Preparation of equipment and introduction of equipment designed and implemented by the proposing team, 4) Increasing partner's knowledge and skills through some training, and 5) Business management and marketing assistance. The results achieved from the implementation of community service activities include; the activities carried out were greatly responded by both partners and the community around the partners, activities carried out in accordance with the needs of partners and the needs of the community to achieve an independent and prosperous life, there was an increase in entrepreneurial spirit for partner members and the products produced by partners had been marketed with a variety of flavors with attractive packaging.Keywords: quality, bolu cukke, packaging

    Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan Ekstrak Kasar Caulerpa recemosa

    Get PDF
    Rumput laut mengandung senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai agen antimikroba dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas antimikroba dan antioksidan ekstrak kasar rumput laut Caulerpa recemosa yang diperoleh dari perairan selat Makassar menggunakan pelarut metanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar rumput laut C. recemosa memiliki aktivitas antimikroba terhadap S. aureus, E. coli, dan Aspergillus sp dengan nilai konsentrasi hambat minimum 12%. Daya hambat antimikroba ekstrak kasar rumput laut C. recemosa pada konsentrasi 12% masih tergolong lemah, dimana diameter zona hambat kurang dari 9 mm. Ekstrak kasar C. recemosa sampai pada konsentrasi 12 % hanya bersifat bakteriostatik atau fungistatik. Selain aktivitas antimikroba, ekstrak kasar rumput laut C. recemosa juga memiliki aktivitas antioksidan
    corecore