27 research outputs found

    Hubungan Pengunaan Smartphone dengan Kejadian Computer Vision Syndrome (CVS) pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Angkatan 2016

    Get PDF
    A smartphone is generally defined as a multifunctional cell phone that adds some functions of a personal digital assistant (PDA) to a cell phone or a camera phone. The American Optometric Association defines computer vision syndrome (CVS) as an eye problem with vision that starts with prolonged use of computers, electronic readers and mobile phones. The most common symptoms associated with CVS are eye strain, headaches, blurred vision, dry eyes, and pain. This study aims to analyze the relationship of smartphone use with the occurrence of computer vision syndrome in the students of the Faculty of Medicine at the Krida Wacana Christian University Class of 2016. This study was a cross sectional design with 75 respondents. The technique of collecting data and identifying CVS occurrences uses a questionnaire. Power obtained was analyzed using the chi square test. The results of this study indicate that the prevalence of CVS is 98.7% and there is no correlation between the duration of smartphone use and the CVS incidence (p 0.0404> 0.05). This shows that the relationship between the duration of smartphone use has no effect on the incidence of CVS in Krida Wacana Christian University Class of 2016 Medical Faculty students.Smartphone secara umum didefinisikan sebagai ponsel multifungsi yang menambahkan beberapa fungsi dari sebuah personal digital assistant (PDA) dengan telepon genggam atau telepon dengan kamera. Amerika Optometric Association (AOA) mendefinisikan computer vision syndrome (CVS) sebagai masalah mata dengan penglihatan yang berawal dari penggunaan komputer, electronic reader dan handphone yang berkepanjangan. Gejala yang paling umum terkait CVS adalah mata tegang,sakit kepala, penglihatan kabur, mata kering, dan nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan smartphone dengan kejadian computer vision syndrome pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Angkatan 2016. Penelitian ini merupakan desain cross sectional dengan subjek 75 responden. Teknik mengumpulkan data dan mengetahui kejadian CVS menggunakan kuesioner. Data di peroleh dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi kejadian CVS sebesar 98,7% dan tidak terdapat hubungan antara durasi penggunaan smartphone dengan kejadian CVS (p 0,0404 > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa hubungan durasi penggunaan smartphone tidak berpengaruh terhadap kejadian cvs di mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Angkatan 2016

    Pengaruh Konsumsi Kopi terhadap Waktu Reaksi Mahasiswi FK Ukrida Angkatan 2014 pada Berbagai Fase Siklus Menstruasi

    Get PDF
    Pemeriksaan waktu reaksi adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk menilai kinerja sesorang, dan merepresentasikan tingkat koordinasi muskuloskeletal. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemeriksaan waktu reaksi antara lain: intensitas dan durasi stimulus, usia, jenis kelamin, efek latihan, olahraga, dan minum kopi. Waktu reaksi perempuan sangat bergantung pada fase siklus menstruasi, yang akan mempengaruhi kinerja seorang perempuan. Kopi selama ini diketahui dapat meningkatkan waktu reaksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi kopi pada perempuan dalam berbagai fase siklus menstruasi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) Angkatan 2014 berusia 20-21 tahun. Alat yang digunakan untuk mengukur waktu reaksi adalah lakassidaya. Pemeriksaan dilakukan sebelum dan sesudah meminum kopi pada ketiga fase menstruasi. Pada penelitian ini didapatkan waktu reaksi sebelum dan sesudah minum kopi pada fase menstruasi sebagai berikut: 188,53±22,61 ms dan 171,3±18,61 ms; fase proliferasi: 204,69±30,97 ms dan 180,44±25,21 ms; fase sekretori: 222,14±33,47 ms dan 188,37±22,7 ms. Terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah minum kopi pada fase menstruasi, fase proliferasi (p:0,0001) dan fase sekretori (p:0,006). Terdapat perbedaan bermakna antara fase menstruasi dengan fase proliferasi, fase menstruasi dengan fase sekretori, dan antara fase proliferasi dengan fase sekretori (p:0,0001). Simpulan: Konsumsi kopi mempercepat waktu reaksi pada semua fase menstruasi. Kata kunci: waktu reaksi, menstruasi, konsumsi kopi, lakassidaya

    Gambaran Kadar Alfa Amilase Saliva pada Stres Psikologik Saat Seleksi Calon Atlet Sepak Bola Sekolah Atlet Ragunan Tahun 2016

    Get PDF
    Prestasi persepakbolaan Indonesia yang kurang baik kadangkala mengecewakan para pencintanya. Dewasa ini para atlet sepak bola Indonesia sering dikatakan sudah kalah sebelum bertanding, dengan maksud bahwa bukan kalah dalam hal fisik tetapi psikologis, dimana tingkat stres para atlet sepak bola di Indonesia belum terbina dan terdeteksi dengan baik. Enzim Alfa amilase digunakan sebagai marker untuk menentukan tingkat stres. Pada penelitian ini alfa amilase didapatkan dari saliva calon atlet sepak bola. Berdasarkan hasil pemeriksaan saliva para calon atlet dalam fase awal sebelum pertandingan tidak memiliki tingkat stres yang tinggi, namun saat sebelum pertandingan menjadi sangat meningkat dan cenderung tidak baik untuk mengatasi tekanan yang didapatkan, hal itu terlihat pada hasil tes psikologi (tes Kraepelin).Kata kunci : atlet, stress, saliva, alfa amilase, tes Kraepeli

    Efektivitas Kompres Jahe pada Lanjut Usia Penderita Nyeri Osteoarthritis

    Get PDF
    Cartilage in the knee of the foot will gradually thin out with age and increase the load on the footstool. The cartilage in the knee is called the meniscus which is useful for protecting the surrounding bones from rubbing against each other when moving. When the meniscus thin and rub against each other will cause pain and the sound of crepitus when walking. Pain is an uncomfortable condition due to physical stimulation that is channeled to the brain followed by physical to emotional reactions. Osteoarthritis is a joint disease that causes decreased joint motion due to pain. This joint disorder most commonly occurs in the knee. Warm ginger compress therapy will make blood vessels widen or open and blood circulation to be smooth. The method of making this literature is in the form of a descriptive approach that looks for various journals or research articles with the same research theme. The results obtained with 10 journals, with the same discussion. Where in several journals get results that are proven to be effective. It can be concluded that warm ginger compresses are effective for reducing pain in osteoarthritis.Kartilago pada lutut kaki semakin lama akan semakin menipis seiring dengan bertambahnya usia dan bertambahnya beban pada tumpuan kaki. Kartilago pada lutut disebut dengan meniscus yang berguna untuk melindungi tulang yang ada disekitarnya agar tidak saling bergesekan ketika bergerak. Ketika meniscus menipis dan saling bergesekan akan menimbulkan rasa nyeri dan bunyi krepitasi saat berjalan. Nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman karena terjadi rangsangan fisik yang disalurkan ke otak diikuti dengan reaksi fisik hingga emosional. Osteoarhtritis merupakan penyakit sendi yang menyebabkan penurunan gerak sendi akibat adanya rasa nyeri. Gangguan sendi ini paling sering terjadi pada lutut. Terapi kompres jahe hangat akan membuat pembuluh darah melebar atau terbuka dan sirkulasi darah menjadi lancar. Metode pembuatan literature ini berupa pendekatan deskriptif yang mencari berbagai jurnal atau artikel penelitian dengan memiliki tema penelitian yang sama. Didapatkan hasil dengan 10 jurnal, dengan pembahasan yang sama. Dimana dalam beberapa jurnal mendapatkan hasil yang terbukti efektif. Dapat disimpulkan bahwa kompres jahe hangat efektif untuk mengurangi nyeri pada osteoarthritis

    Bioefikasi Neurotoksin Ekstrak Campuran Daun Permot dan Daun Batang Sereh Bentuk Semprot terhadap Kecoa Jerman (Blattella germanica)

    Get PDF
    Kecoa Jerman (Blattella germanica) merupakan salah satu hama pembawa penyakit, yang dapat diatasi dengan insektisida yang efektif, aman dan tidak bersifat resistensi. Bahan kimia aktif yang bersifat neurotoksin dalam ekstrak daun permot (Passiflora foetida) seperti ermanin, vitexin, harmalin, harmin, dan kandungan minyak atsiri pada daun dan batang sereh (Cymbopogon nardus) dapat digunakan sebagai insektisida tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui bioefikasi pemberian ekstrak daun permot dan daun batang sereh terhadap mortalitas kecoa Jerman. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Sampling dihitung dengan rumus Federer. Kecoa Jerman ditempatkan pada enam kandang sesuai kelompok perlakuan dengan 5 kali ulangan. Kelompok perlakuan adalah kontrol negatif (tanpa paparan), kontrol positif (disemprot dengan insektisida sintetik berbahan praletin 0,170%, d-alletrin 0,135% dan sipermetrin 0,100%), campuran ekstrak daun permot dan daun batang sereh (500, 1000, 2000, dan 4000 ppm). Pengamatan dilakukan setelah 10 menit pertama penyemprotan, dilanjutkan tiap jam selama 6 jam dan 24 jam. Kecoa dinyatakan mati jika badan terbalik dan tidak ada gerakan. Dari hasil penelitian diperoleh nilai LC50 sebesar 341 ppm, dan nilai LC90 sebesar 1175 ppm. Berdasarkan uji one way Anova terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa campuran daun permot dan daun batang sereh memiliki efek neurotoksik yang mematikan pada kecoa Jerman.Kecoa merupakan salah satu hama yang menjadi pembawa penyakit. Untuk mengatasi populasi kecoa diperlukan adanya insektisida yang efektif, aman dan tidak bersifat resistensi. Bahan kimia aktif di dalam ekstrak daun permot (Passiflora foetida) yang dapat digunakan sebagai insektisida antara lain ermanin, vitexin, harmalin, dan harmin pada permot. Bahan kimia aktif tersebut bersifat neurotoksin. Selain itu, digunakan kandungan minyak atsiri yang terdapat pada daun dan batang sereh (Cymbopogon nardus). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bioefikasi pemberian ekstrak daun permot dan daun batang sereh terhadap mortalitas kecoa Jerman (Blattella germanica). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Sampling penelitian dihitung dengan rumus Federer. Kecoa Jerman ditempatkan pada 6 kandang sesuai kelompok perlakuan dengan 5 kali ulangan. Kelompok perlakuan adalah kontrol negatif (tanpa paparan), kontrol positif (disemprot dengan insektisida sintetik berbahan praletin 0,170%, d-alletrin 0,135 % dan sipermetrin 0,100 %), kelompok perlakuan campuran ekstrak daun permot dan daun batang sereh dengan dosis 0,05%, 0,10%, 0,20%, dan 0,40%. Pengamatan dilakukan setelah 10 menit pertama penyemprotan, dilanjutkan tiap jam selama 6 jam dan 24 jam. Kecoa dinyatakan mati jika badan terbalik dan tidak ada gerakan. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai LC50 sebesar 341 ppm, dan nilai LC90 sebesar 1175 ppm. Berdasarkan uji one way Anova diperoleh hasil adanya perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan insektisida berbahan campuran ekstrak daun permot dan daun batang sereh. Dapat disimpulkan bahwa campuran daun permot dan daun batang sereh memiliki efek neurotoksik yang mematikan pada kecoa Jerman dosis 1175 ppm

    Peran Kalsium dalam Penurunan Berat Badan pada Obesitas

    Get PDF
    AbstrakKegemukan atau obesitas terjadi karena konsumsi makanan yang melebihi kebutuhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) per hari. Bila kelebihan ini terjadi dalam jangka waktu lama, dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang cukup untuk membakar kelebihan energi, lambat laun kelebihan energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam sel lemak di bawah kulit. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan berat badan, tetapi cara yang efektif adalah melalui perbaikan pola makan atau dengan diet yang diimbangi dengan melakukan olah raga dengan tujuan untuk membakar lemak. Penelitian tentang peranan kalsium untuk menurunkan berat badan telah dilakukan menggunakan hewan coba. Mekanisme kerja kalsium berhubungan dengan peran kalsium dalam metabolisme pada jaringan adiposa. Adanya peningkatan konsumsi kalsium dalam bahan pangan akan menurunkan konsentrasi 1,25-dehidroksi vitamin D3 (1,25 (OH2) D3), sehingga  akan menyebabkan penurunan pengaturan transfer kalsium ke jaringan adiposa dan pankreas.  Pada jaringan adiposa, penurunan konsentrasi kalsium intraseluler akan menurunkan enzim asam lemak sintase, penurunan proses lipogenesis, dan peningkatan lipolisis. Sementara, pada sel pankreas, penurunan konsentrasi kalsium intraseluler akan menurunkan produksi insulin yang akan berpengaruh terhadap penurunan lipogenesis dan peningkatan lipolisis dalam adiposit. Kombinasi keduanya ini berperan dalam penurunan simpanan lemak dalam jaringan adiposa. Kata kunci : obesitas, metabolisme kalsium, peranan kalsium intraseluler  Abstract Overweight or obesity occurs due to consumption of food that exceed the recommended Dietary allowance.  When this excess occurs in the long term, and not enough activity to burn off the excess energy, eventually the energy will be converted into fat and deposited in fat cells under the skin. Much effort has been made to lose weight, but how effective it is through improved diet or a diet that balanced with exercise for the purpose of fat burning. The research of the role of calcium for weight loss has been carried out using experimental animals. The mechanism of action of calcium associated with the role of intracellular calcium metabolism in adipose tissue. An increase of calcium consumption in food will lower the concentration of 1,25-dehidroksi vitamin D3 (1,25 (OH2) D3), which will cause a decrease of calcium transfer to adipose tissue and pancreas. In adipose tissue,  the reduction of intracellular calcium concentration will decrease fatty acid synthase enzyme, decreased lipogenesis process, and increase lipolysis. Meanwhile, in the pancreatic cells, a decrease in intracellular calcium concentration will decrease the production of insulin which will affect the decrease in lipogenesis and increased lipolysis in adipocytes. This combination plays a role in decreasing the fat deposits in adipose tissue. Keywords: obesity, calcium metabolism, the role of intracellular calciu

    Hubungan Senam Tai Chi dengan Tekanan Darah dan Frekuensi Denyut Nadi pada Usia 45 Tahun Ke atas di Kelurahan Duri Kosambi Tahun 2017

    Get PDF
    Prevalensi hipertensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Di Indonesia masalah hipertensi dan penyakit kardiovaskular cenderung meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan senam Tai Chi dengan tekanan darah dan frekuensi denyut nadi pada usia 45 tahun ke atas. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 60 orang berusia 45 tahun ke atas yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok yang mengikuti senam Tai Chi (n=30) dan kelompok yang tidak mengikuti senam Tai Chi (n=30) di kelurahan Duri Kosambi. Variabel yang diukur yaitu tekanan darah sistolik, diastolik, dan frekuensi denyut nadi. Perbedaan bermakna atau hubungan antara senam Tai Chi dengan kedua kelompok dianalisis dengan uji t tidak berpasangan dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok yang tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular terdapat hubungan atau perbedaan bermakna  (p<0,05) antara senam Tai Chi dengan tekanan darah sistolik (p=0,011), namun tidak terdapat hubungan (p>0,05) terhadap tekanan darah diastolik (p=0,362) dan frekuensi denyut nadi (p=0,525). Pada kelompok yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular baik konsumsi obat kardiovaskular dan tidak, didapatkan adanya hubungan antara senam Tai Chi dengan tekanan darah sistolik (p=0,009) dan frekuensi denyut nadi (p=0,002), namun tidak ditemukan adanya hubungan antara senam Tai Chi dengan tekanan darah diastolik (p=0,057). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa senam Tai Chi memiliki hubungan atau pengaruh terhadap tekanan darah sistolik dan frekuensi denyut nadi, dan tidak berpengaruh terhadap tekanan diastolik.  Prevalensi hipertensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Di Indonesia masalah hipertensi dan penyakit kardiovaskular cenderung meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan senam Tai Chi dengan tekanan darah dan frekuensi denyut nadi pada usia 45 tahun ke atas. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 60 orang berusia 45 tahun ke atas yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok yang mengikuti senam Tai Chi (n=30) dan kelompok yang tidak mengikuti senam Tai Chi (n=30) di kelurahan Duri Kosambi. Variabel yang diukur yaitu tekanan darah sistolik, diastolik, dan frekuensi denyut nadi. Perbedaan bermakna atau hubungan antara senam Tai Chi dengan kedua kelompok dianalisis dengan uji t tidak berpasangan dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok yang tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular terdapat hubungan atau perbedaan bermakna  (p<0,05) antara senam Tai Chi dengan tekanan darah sistolik (p=0,011), namun tidak terdapat hubungan (p>0,05) terhadap tekanan darah diastolik (p=0,362) dan frekuensi denyut nadi (p=0,525). Pada kelompok yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular baik konsumsi obat kardiovaskular dan tidak, didapatkan adanya hubungan antara senam Tai Chi dengan tekanan darah sistolik (p=0,009) dan frekuensi denyut nadi (p=0,002), namun tidak ditemukan adanya hubungan antara senam Tai Chi dengan tekanan darah diastolik (p=0,057). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa senam Tai Chi memiliki hubungan atau pengaruh terhadap tekanan darah sistolik dan frekuensi denyut nadi, dan tidak berpengaruh terhadap tekanan diastolik

    Efektivitas Antioksidan Tanaman Faloak (Sterculia quadrifida)

    Get PDF
    Faloak plant is widely used by people in East Nusa Tenggara Province to treat various diseases. The bark of the faloak tree is believed to increase stamina, treat liver dysfunction, ulcers, and typhoid.  Often also used to clean the vagina and treat menstrual disorders. Traditional medicine of the faloak plant has been widely used, but there has not been much research and scientific evidence regarding the activity of the faloak plant as a herbal ingredient. The purpose of this literature review is to determine the effect of the faloak plant as an antioxidant. For this reason, a literature search was carried out by searching for articles in research journal databases. From the results of this literature search, it was found that there was significant antioxidant activity in the use of extracts of the bark and roots of Sterculia quadrifida which showed the strongest antioxidant activity compared to leaves, fruits and seeds.  The best antioxidant activity was found in 95% ethanol extract for plant bark and 70% ethanol for plant roots. It is because of the identification of the secondary metabolites contained in this plant, including alkaloids, phenols, flavonoids, terpenoids and tannins which are known to act as anti-oxidantsSterculia quadrifida atau tanaman faloak banyak digunakan oleh masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mengobati berbagai penyakit di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kulit batang pohon faloak diyakini dapat meningkatkan stamina, mengobati disfungsi hati, bisul, dan tipes. Sering juga digunakan untuk membersihkan organ wanita (vagina) dan mengobati gangguan menstruasi. Pengobatan tradisional tanaman faloak telah banyak digunakan secara luas, tetapi belum banyak penelitian dan bukti ilmiah mengenai aktivitas tanaman faloak sebagai ramuan herbal. Tujuan dari penulisan literature review ini adalah untuk mengetahui efek dari tanaman faloak sebagai antioksidan. Untuk itu dilakukan penulusuran literatur melalui pencarian artikel dalam database jurnal penelitian melalui website internet. Dari hasil penelusuran literatur ini diketahui adanya aktivitas antioksidan yang signifikan pada penggunaan ekstrak bagian kulit batang dan akar Sterculia quadrifida yang menunjukkan aktivitas antioksidan paling kuat dibandingkan daun, buah dan biji. Aktivitas antioksidan ditemukan terbaik pada ekstrak etanol 95% untuk kulit batang tanaman dan etanol 70% untuk akar tanaman. Diketahui hal ini karena dari hasil identifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman ini, antara lain alkaloid, fenol, flavonoid, terpenoid dan tanin yang diketahui berperan sebagai anti antioksidan. &nbsp

    Identifikasi Escherichia coli pada Tangan Penjamah Makanan di Kantin Kampus FK Ukrida Tahun 2016

    Get PDF
    Kontaminasi E. coli pada makanan cukup tinggi di Indonesia terutama di Jakarta. Tingkat kontaminasi oleh E. coli adalah 65,5% . Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan juga masih tinggi yaitu 31.919 kasus tahun 1997 dengan angka kematian kasus 0,15%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya bakteri Escherichia coli pada tangan penjamah makanan di kantin Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana (FK Ukrida) dengan metode total purposive sampling sebanyak 17 sampel yang diteliti secara biokimia, menggunakan Analytical Profile Index Test. Pengambilan sampel dengan swab tangan hanya dilakukan satu kali saja untuk setiap penjamah makanan, menggunakan kapas lidi steril yang sudah dicelupkan ke dalam larutan NaCl 0,9% pada seluruh permukaan tangan dan sela-sela jarinya. Hasil swab tangan dibiakkan pada medium agar Eosin Methylen Blue. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bakteri yang terdapat pada tangan penjamah makanan di kantin kampus FK Ukrida adalah koloni jamur dan bakteri gram positif, Pantoea spp, Raoultella planticola.Kata kunci: Escherichia coli, penjamah makanan, kantin kampus FK Ukrid

    Pengaruh Berbagai Fase Siklus Menstruasi terhadap Memori Jangka Pendek pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ukrida Angkatan 2016

    Get PDF
    Siklus mensturasi merupakan siklus yang normal terjadi pada perempuan dengan karakteristik keluarnya darah dari vagina. Fase menstruasi dapat dibagi menjadi fase yang terjadi di ovarium yaitu fase folikular, fase ovulasi, dan fase luteal, serta fase yang terjadi di endometrium yaitu fase proliferasi, sekretori, dan menstruasi. Beberapa penelitian menemukan perbedaan fungsi tubuh perempuan di masing-masing fase mensturasi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh siklus menstruasi dengan memori jangka pendek, menggunakan subjek penelitian mahasiswi Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) angkatan 2016 sebanyak 66 orang. Pengukuran memori jangka pendek dilakukan dengan metode pemeriksaan digit span. Pemeriksaan digit span dilakukan tiga kali yaitu pada fase menstruasi, fase proliferasi dan fase sekretori. Didapatkan hasil forward digit span: fase menstruasi, fase proliferasi, fase sekretori = 5,77; 6,26; 6,44. Fase menstruasi dibandingkan dengan fase proliferasi (p<0,05; p=0,002), fase mensturasi dibandingkan dengan fase sekretori (p<0,05, p=0,001), fase proliferasi dibandingkan dengan fase sekretori (p>0,05; p=0,255). Hasil backward digit span: fase menstruasi, fase proliferasi, fase sekretori = 5,08; 5,58; 5,39. Fase mensturasi dibandingkan dengan fase proliferasi (p<0,05; p=0,001), fase menstruasi dibandingkan dengan fase sekretori (p<0,05; p=0,012), fase proliferasi dibandingkan dengan fase sekretori (p>0,05; p=0,210). Kesimpulan: memori jangka pendek paling buruk pada fase menstruasi dan semakin meningkat pada fase proliferasi dan fase sekretori.Kata Kunci: siklus menstruasi, memori jangka pendek, tes digit spa
    corecore