3 research outputs found

    PENDEKATAN KOOPERATIF BERORIENTASI HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII : Penelitian Eksperimen di SMP Negeri 6 Subang Tahun Ajaran 2014/2015

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan peserta didik dalam pembelajaran membaca kritis. Rendahnya minat dalam pembelajaran membaca kritis salah satunya karena para pengajar belum dapat menerapkan metode dan teknik pembelajaran membaca kritis dengan optimal sehingga metode dan teknik menjadi kurang kreatif, membosankan dan tidak menarik bagi siswa. Membaca kritis merupakan kompetensi keterampilan membaca yang kompleks. Karena membutuhkan pemahaman bacaan yang tinggi, dimulai dari menganalisis, menyintesis, sampai pada penilaian bahan bacaan. Pembelajaran membaca kritis merupakan pembelajaran yang kompleks, atas dasar tersebut dibutuhkan penerapan model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa. Pendekatan kooperatif merupakan pembelajaran yang dapat menumbuhkan hubungan interaksi sosial dan keselarasan komunikasi antara pengajar dan siswa dalam mencapai pemahaman dan kompetensi. Kemudian hypnoteaching dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk belajar, membangkitkan rasa percaya diri siswa, karena pengemasan pembelajaran yang menyenangkan. Maka dari itu, pendekatan pembelajaran kooperatif yang berorientasi hypnoteaching merupakan kemasan pembelajaran yang menarik, dan menjadi modal untuk keberhasilan pembelajaran membaca kritis. Tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1) mendapatkan gambaran profil kegiatan membaca kritis siswa SMP Negeri 6 Subang kelas VII C; 2) mendapatkan gambaran proses pembelajaran dengan pendekatan kooperatif berorientasi hypnoteaching dalam pembelajaran membaca kritis; 3) Mendapatkan gambaran efektifitas pendekatan kooperatif berorientasi hypnoteaching dalam pembelajaran membaca kritis; 4) Mendapatkan gambaran efektivitas pendekatan kooperatif berorientasi hypnoteaching dalam meningkatkan kemampuan membaca kritis siswa; 5) Mendapatkan gambaran respons siswa terhadap pendekatan kooperatif berorientasi hypnoteaching dalam pembelajaran membaca kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah True Experimental Designs dengan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian ini diujicobakan terhadap populasi kelas VII di SMP Negeri 6 Subang, dengan sampel kelas VII B sebagai kelas kontrol dan kelas VII C sebagai kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif berorientasi hypnoteaching. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian data statistik didapatkan hasil uji efek perlakuan dengan nilai 0.242 yang termasuk ke dalam kategori efek perlakuan sedang. Jadi, penerapan pendekatan kooperatif berorientasi hypnoteaching dalam pembelajaran membaca kritis dapat meningkatkan kemampuan membaca kritis siswa SMP kelas VII dengan kategori sedang. This research is motivated by the difficulties learners in learning to read critically. Lack of interest in learning to read critical one because teacher have not been able to apply the methods and techniques of learning read critically with the optimal methods and techniques become less creative, boring and not interesting for students. Critical reading is a complex reading skills competency, because it requires a high reading comprehension, starting from analyzing, synthesizing, until the assessment of reading materials. Learning to read critically is a complex learning, on the basis of the required application of innovative learning models and fun for students. Cooperative approach is that learning can foster social interaction and alignment of communication between teachers and students in achieving understanding and competence. Then hypnoteaching can foster students interest and motivation to learn, raise self-esteem of students, because the packaging of learning fun. Therefore, approach-oriented cooperative learning hypnoteaching an attractive packaging, and became the capital for successful learning to read critically. Purpose of this research are: 1) to get an overview of students critical reading activity profile of SMP Negeri 6 Subang class VII C; 2) get an overview of the learning process-oriented approach to cooperative learning hypnoteaching in critical reading; 3) get an idea of the effectiveness of a cooperative approach to learning oriented hypnoteaching critical reading; 4) get an idea of the effectiveness of hypnoteaching oriented cooperative approach to improve students critical reading skills; 5) get an overview of the students response to hypnoteaching oriented cooperative approach in learning to read critically. The research method used is a true experimental design with design pretest-posttest control group. This study tested the population of class VII in SMP 6 Subang, with samples of class VII B as the control class and class VII C as the experimental class. Experimental class were treated by using cooperative learning approach hypnoteaching oriented. Based on the result of research and testing of statistical data obtained test result of treatment effects with 0.242 values which belong to the category moderate treatment effects. So, application-oriented approach to cooperative learning hypnoteaching in critical reading can improve students critical reading skills junior class VII

    ANALISIS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DAN PEMANFAATANNYA DALAM MERANCANG PEMBELAJARAN LITERASI AWAL BERBASIS FABEL

    Get PDF
    Abstrak Pembelajaran literasi awal harus dioptimalkan di setiap instansi pendidikan, karena literasi menjadi kebutuhan pokok bagi siswa untuk meningkatkan prestasinya. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kemampuan membaca permulaan siswa kelas 2 SD. Berdasarkan hasil analisis tersebut, kemudian dirancang sebuah pembelajaran literasi awal/membaca permulaan yang menggunakan media cerita fabel yang bermuatan nilai religius. Data penelitian didapatkan melalui serangkaian tes yang diajukan kepada 45 siswa kelas 2 di SDN Budhi Karya, Bandung. Tes yang diberikan meliputi tes mengeja huruf dan membaca kata. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diterjemahkan dalam bentuk tabel. Data penelitian menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, yaitu masih banyak terjadi kesalahan pelafalan yang dilakukan oleh siswa. Terjadi kesalahan pelafalan pada 15 huruf yang diujikan kepada siswa. Hal tersebut terjadi karena kesalahan penganalisisan siswa terhadap jenis huruf yang dibacanya. Begitu juga halnya dengan tes kedua, yaitu membaca kata bermakna. Masih banyak siswa yang belum mampu membaca kata dengan pelafalan yang sesuai. Hal ini menjadi data yang relevan untuk merancang pembelajaran membaca permulaan. Pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam kegiatan membaca. Siswa akan dapat berkontribusi dalam prestasi apabila mendapatkan kemampuan membaca yang memadai. Kata Kunci: Pembelajaran Literasi Awal, Kemampuan Membaca Permulaan, Cerita Fabel, Fabe

    ETNISITAS DAN KEARIFAN LOKAL: PENERAPAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI MILENIAL

    Get PDF
    Fenomena degradasi etika dan moral sudah menjadi pembahasan dan keluhan setiap masyarakat. Nilai-nilai kesantunan yang menjadi inti seorang manusia seakan terpinggirkan oleh hegemoni perkembangan ipteks. Tidak ada yang salah dengan perkembangan ipteks, tetapi masyarakat seakan belum siap menerima gempuran budaya-budaya baru dan latah mengadopsinya. Penelitian ini ingin mengetahui tingkat penerapan nilai-nilai Sunda dalam interaksi masyarakat sehari-hari. Selain itu, mengukur kepedulian masyarakat dalam mentransferkan nilai-nilai Sunda kepada generasi muda. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Data-data didapat menggunakan google form yang diisi oleh 117 responden. Data tersebut diisi oleh mayoritas responden rentang usia 19-21 tahun, sisanya adalah responden berusia 25-50 tahun. Data menunjukkan bahwa mayoritas responden masih menerapkan nilai-nilai Sunda dalam keseharian dan tidak merasa gengsi. Data juga menunjukkan bahwa mayoritas dari responden ikut bagian dalam mentransferkan nilai-nilai kearifan lokal tersebut, minimalnya adalah nilai kesopanan yang secara teknis dilakukan dalam kebutuhan interaksi. Misalnya dalam bertutur kata baik kepada orang yang lebih tua, berterima kasih, dan mengucap permisi ketika bermasyarakat. Hal tersebut jika diajarkan dan dibiasakan di setiap lapisan masyarakat maka akan membentuk karakter kebangsaan yang harmonis. Karakter kebangsaan menjadi modal utama dan bernilai jika dimiliki oleh individu. Memiliki hal tersebut akan menjadi daya beda dirinya dengan orang lain dan menjadi identitas khas. Masih terdapat masyarakat yang peduli dengan pelestarian nilai-nilai kearifan lokal, hanya ditransfer dengan cara berbeda. Hal tersebut disebabkan karakter masyarakat juga telah bergeser karena berbagai macam perkembangan zaman
    corecore