11 research outputs found

    Kembalinya Politik : Pemikiran Politik Kontemporer

    No full text
    xl, 215 hal : 14 x 20 c

    Altruisme, Solidaritas dan Kebijakan Sosial

    No full text
    This essay tries to re-conceptualized altruism as sociological idea. It argues that altruism is possible. As a moral action altruism could also be operationalized to provide a ground of social policy and a tool to shape certain form of society.Tulisan ini bermaksud mengajukan kembali gagasan altruisme yang selama ini kurangmendapatkan perhatian dalam khazanah ilmu sosial. Tulisan ini menegaskan bahwaaltruisme bukan hanya mungkin, tapi sebagai tindakan moral, altruisme bahkan dapatditempatkan sebagai dasar bagi kebijakan sosial dan pembentukkan masyarakat.Abstrac

    Modernitas dan Tragedi: Kritik dalam Sosiologi Humanistis Zygmunt Bauman

    No full text
    Bauman berpandangan bahwa modernitas memiliki dua gejala pokok yakni modernitas padat dan modernitas cair. Dalam modernitas padat masyarakat tumbuh dalam bimbingan ide dan tatanan, sementara dalam modernitas cair masyarakat dan manusia secara paradoksal didikte oleh ilusi mengenai kecepatan dan perubahan yang terus menerus hingga akhirnya kehilangan pendasaran. Dalam membentuk tatanan, modernitas mensyaratkan praktik kategorisasi dan pengadministrasian. Dengan itu modernitas memastikan siapa yang bagian tatanan dan siapa yang bukan bavian dari tatanan. Kategorisasi berimplikasi pada ambivalansi yakni munculnya aktor yang tak terdefinisikan sebagai bagian atau bukan bagian dari kategorisasi dan administrasi itu. Dalam sejarah, mereka yang didefinisikan sebagai bukan bagian adalah mereka yang rentan untuk diekslusikan. Ambivalensi modernitas inilah yang kemudian berujung pada holocaust. Berdasar pengalaman itu, Bauman kemudian mengajak kita untuk bukan hanya memahami sosiologi sebagai ilmu yang memiliki komitmen terhadap kebenaran , tetapi juga ilmu yang menghargai kekayaan dalam pengalaman manusia yang beragam.There are only two different occurances in modernity: solid modernity and liquid modernity. Solid Modernity operates to create logic of order, categorization and administration. Liquid Modernity works as an illusion of speedand perpetual changes. Mode of categorization in solid modernity has sparked the logic of partiality and nonpartiality of society. Holocaust -according to Baumann- is an impact of the incapability of the modernity to define ambivalence subject in the mode of categorization. Jews is historical subject that is ambivalence in the eye of regime of categorization. Based on this historical trauma, Bauman propose a new horison in Sociology: Sociology that gives more commitment to truth and ethics

    Yang Politis sebagai Nostalgia

    Full text link

    Pengantar Sosiologi Kewarganegaraan Dari Mark Sampai Agamben

    No full text
    Buku ini adalah buku pengantar pertama berbahasa Indonesia yang merangkum pelbagai perkembangan pemikiran mengenai kewarganegaraan. Pemikiran Marx dan Weber mengenai kewarganegaraan, kewargaan sosial T.H. Marshall, kewarganegaraan liberal, kewarganegaraan dalam republikanisme, pembentukan subjek warga negara melalui politik tubuh dalam pemikiran Foucault, kewarganegaraan multikultural,konsep Agamben tentang homo sacer untuk melihat warga yang dihilangkan hak-haknya. Kesemua itu lalu dipakai untuk melihat persoalan kewarganegaraan di Indonesia yang mengalami berbagai kompleksitasnya sendiri pasca era otoriter

    Demokrasi dan Kekecewaan

    Full text link
    Seperti mewakili perasaan banyak orang tentang kualitas demokrasi kita, dalam buku ini Goenawan Mohamad mengungkap sejumlah pengaruh buruk yang muncul dari keharusan para pemimpin politik untuk tunduk kepada hukum “kurva lonceng” demokrasi: agar mereka tampak dibutuhkan banyak orang, menang pemilu, berkuasa…. Tapi, Goenawan tak serta-merta menampik demokrasi, karena alternatifnya adalah anarkisme atau terorisme Al Qaedah. Ia hanya menegaskan perlunya kita memperkuat sisi “perjuangan” di dalam demokrasi. Berbagai detail mengenai hubungan antara sisi “perjuangan” dan sisi “kurva lonceng” dalam demokrasi inilah yang dibahas para komentatornya: William Liddle, Rocky Gerung, Rizal Panggabean, Dodi Ambardi, Robertus Robet, dan Ihsan Ali-Fauzi. Dilengkapi komentar Balik Goenawan, buku ini memuat perdebatan yang mutakhir, substantif, dan kredibel tentang mengapa kita bisa kecewa kepada demokrasi dan mengapa pula kita bisa, dan harus tetap, berharap kepadanya. Bermula dari Nurcholish Madjid Memorial Lecture, buku ini perlu dibaca oleh setiap kita yang hendak menjadi warga negara yang melek politik dan tak sudi dibohongi para politisi gadungan. Di pundak merekalah terletak peningkatan kualitas demokrasi di Tanah Air tercinta
    corecore