30 research outputs found
ANALISIS PENGARUH FAKTOR PEMINDAHAN MATERIAL TERHADAP KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA SERTA PRODUKTIVITAS KERJA (Studi Kasus di PT. HAKATEX Bandung )
Abstrak : Pemindahan material merupakan salah satu aktivitas bekerja yang ada dalam suatu perusahaan tekstil misalnya pengangkatan paket obat celup, dengan adanya aktivitas tersebut tentu sangat berkaitan langsung terhadap kesehatan dan keselamatan kerja serta produktivitas kerja. Variabel-variabel yang signifikan mempengaruhi kesehatan & keselamatan kerja adalah dimensi sikap kerja, berat benda kerja,dan kondisi lingkungan kerja. Sedangkan variabel-variabel yang dominan mempengaruhi produktivitas kerja adalah sikap kerja, peralatan kerja dan kondisi lingkungan kerja. Faktor pemindahan material memiliki koefisien jalur yang berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja sebesar 69,5% dan variabel residu sebesar 30,5%. Faktor pemindahan material memiliki koefisien jalur yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja sabesar 72,1% dan variabel residu sebesar 27,9%. Kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja sabesar 88,4%. Diketahui bahwa tiga dari empat variabel faktor pemindahan material memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja, diantaranya Sikap kerja (X1) sebesar 10,2%, Berat benda kerja (X3) sebesar 11,6%, dan Lingkungan Kerja (X4) sebesar 10,2%. Sedangkan tiga dari empat variabel faktor pemindahan material memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja, diantaranya Sikap kerja (X1) sebesar 10,9%, Peralatan kerja (X2) sebesar 10,2%, dan Lingkungan kerja (X3) sebesar 10,2%.
Kata Kunci : Pemindahan Material, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Produktivitas, Analisis Jalu
USULAN STRATEGI BISNIS DAN STRATEGI PEMASARAN DI RUMAH PRODUKSI TAHU SUSU LEMBANG
Dalam rangka menyongsong era pasar bebas, semua perusahaan harus sudah siap
mengantisipasi dan menghadapi berbagai tantangan yang ada pada masa - masa sekarang termasuk
persaingan disektor kuliner seperti halnya yang dihadapi oleh perusahaan Tahu Susu Lembang,.
Persaingan tersebut didorong dengan semakin berkembangnya teknologi yang meningkat sangat cepat,
bukan hanya hasil produksi dengan kualitas tinggi saja yang menjadi tuntutan konsumen, tetapi juga
lebih banyak menawarkan nilai tambah seperti pelayanan terhadap konsumen dan inovasi terhadap
produk. Strategi pemasaran yang digunakan pada Rumah Produksi Tahu Susu Lembang menerapkan
sistem tunggu bola, artinya, mereka akan diam di satu tempat dan membiarkan konsumen datang
langsung ke Ruamah Produksi Tahu Susu Lembang untuk membeli tahu susu tersebut. Ternyata dengan
diterapakannya strategi tunggu bola tersebut tidak efektif untuk meningkatkan pemasaran.
Berangkat dari hal tersebut, dilakukan penelitian bertujuan untuk dapat menentukan strategi
bisnis dan strategi pemasaran yang tepat pada Rumah Produksi Tahu Susu Lembang agar perusahaan
dapat bersaing dengan memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan, serta
mengetahui prioritas strategi sebagai kebijakan yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam
menghadapi persaingan yang lebih ketat.
Penelitian dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap pertama, melakukan analisis lingkungan
internal (SAP) berupa kekuatan dan kelemahan, analisis lingkungan eksternal (ETOP) berupa peluang
dan ancaman, dalam merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan Matrik SWOT (Strength ,
Opportunities, Weakness, Threats ) dengan memperoleh empat Strategi yaitu SO (Strength ,
Opportunities), ST (Strength , Threat), WO( Weakness, Opportunitie) dan WT(Weakness ,Threats).
Tahap kedua, yaitu untuk menentukan prioritas strategi bisnis yang digunakan dengan melakukan
analisis sesuai apa yang sangat mungkin untuk dilakukan oleh perusahaan. Dari hasil analisis, maka
didapatkan suatu strategi bisnis yang dapat dilakukan oleh perusahaan :
SO: Meningkatkan kegiatan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi internet yang lebih intensif
lagi dengan tujuan membuka konsumen baru.(S5 β O3).
ST: Meningkatkan pelayanan untuk melakukan penambahan produk dan jasa pelayanan yang baru. (S1
β T1).
WO: Mengendalikan pelanggan yang sudah ada dan melakukan pengembangan pasar yang baru dan
belum jenuh. (W4 β O4).
WT: Membuka outlet β outlet baru di pangsa pasar baru dengan inovasi baru ( W3- T4 ).
Setelah menentukan strategi bisnis selanjutnya ialah menentukan Strategi pemasaran:
1. Bauran Produk (Product): Strategi yang harus dilakukan ialah dengan memberikan produk tahu
yang memiliki citra rasa yang baru dan produk tahu yang dapat bertahan lebih dari tiga hari atau
bertahan lama.
2. Bauran Harga (Price): Strategi yang harus dilakukan ialah memberikan potongan harga atau
diskon kepada konsumen yang membeli dalam jumlah banyak atau lebih dari tiga bungkus tahu
susu tersebut.
3. Bauran Tempat Atau Distribusi (Place)
Strategi yang harus dilakukan ialah membuka pemasaran baru dengan cara membuka outlet β
outlet di Kota Bandung agar mudah di jangkau oleh konsumen yang tidak dapat berkunjung
langsung ke Rumah Produksi Tahu Susu Lembang tersebut
4. Bauran Promosi (Promotion): Strategi yang harus dilakukan ialah melakukan promosi melalui
media sosial atau media cetak agar dapat memberikan informasi yang tepat kepada masarakat
luas yang belum mengetahui keunikan dari tahu susu tersebut.
Setelah mendapatkan hasil strategi bisnis dan strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh
perusahaan, maka selanjutnya adalah mengimplementasikan strategi terhadap perusahaan.
Kata kunci: SAP. ETOP. SWOT. Bisnis. Pemasara
FRAMEWORK DEVELOPMENT AND MEASUREMENT OF OPERATOR WORKLOAD USING MODIFIED COOPER HARPER SCALE METHOD (CASE STUDY IN PT SINAR TERANG LOGAMJAYA BANDUNG WEST JAVA)
PT Sinar Terang Logamjaya is an automotive components manufacturer for motorcycles
and car). The industry is dealing with materials from iron plate and process with sheet
metal shaping techniques to produce products. One of the product is a motorcycle
component, is called Oil Lock Collar. This product is been made in large quantities to meet
demands. Hence, it is resulted in the workload experienced by workers and will touch on
the productivity of workers.
Modified Cooper Harper Scale (MCH) is a 10-point scale that was originally produced to
assess the subjective workload of airplane pilots. The original index probes overall ease of
handling of the selected task or required operation and asks more specific questions
related to the aircraft characteristics, the demands on the pilot, and finally, the pilot rating.
This method is fit to evaluate work activities with the manual controls. MCH scale decision
tree shaped with a rating scale from very easy (point 1) to very difficult (10 points).
This study has two purposes. First wqs modified version of MCH scale which was used to
measure the subjective workload of performing in industrial process. The second purpose
was concerned with the categorizing task activities into under load category, optimal
category, or overload category.
Based on the framework that has been built, 8 operators were selected and they have to fill
up the form to be assessed by MCH to obtain operator feel about their tasks. The results of
the data processing indicate that 12 task activities were under load categorized, 5 task
activities were optimal category and 11 task activities were overload category. This result
can be useful for the industry to change work processes or maximum demand of products.
Keywords: Subjective Workload, Framework, Measurement, Cooper Harper Scal
Pengendalian Resiko Pada Proses Produksi Cupsnack Di Perusahaan Rajawali Putra Permana.
Keselamatan dan kesehatan kerja mengandung nilai perlindungan tenaga kerja dari
kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Tenaga kerja, merupakan unsur penting dalam proses
produksi di samping unsur lainnya seperti material, mesin, dan lingkungan kerja. Karena itu
tenaga kerja harus dijaga, dibina dan dikembangkan untuk meningkatkan produktivitasnya.
Namun demikian, tenaga kerja seringkali berada pada posisi yang lemah baik secara struktural
maupun ekonomi yang mendorong timbulnya gerakan moral untuk melindungi kaum pekerja
Menurut PERDA Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan
Ketenagakerjaan Di Kota Bandung BAB IV Perlindungan Ketenagakerjaan Pasal 20 (1)
Pemerintah Daerah menyelenggarakan pengawasan, perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan
moral agama bagi setiap tenaga kerja. Pasal 29 (1) setiap perusahaan wajib untuk melakukan
pemeriksaan dan pengujian kondisi lingkungan kerja baik faktor fisik, kimia, biologi dan gizi
kerja.Berdasarkan undang-undang dan PERDA Kota Bandung dijelaskan bahwa kesehatan dan
keselamatan kerja sangat penting bagi setiap perusahaan. Maka setiap perusahaan wajib untuk
mengendalikan resiko K3 sesuai dengan undang-undang dan peraturan daerah setempat. Maka
dengan demikian Perusahaan Rajawali Putra Permana perlu melakukan pengendalian resiko
untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan mengetahui sumber bahaya apa saja yang
menimbulkan kecelakaan kerja. Berikutnya adalah melakukan penilaian terhadap kegiatan
produksi.
Pada HIRA prosesnya dimulai dengan melakukan identifikasi bahaya terhadap pekerjaan
yang ada di tempat kerja. Penilaian risiko pada setiap proses kerja dilakukan dengan
menyesuaikan antara pekerja, faktor manusia, sejarah kejadiaan, pengendalian yang ada
dan peraturan perundangan. Pengendalian resiko ini dilakukan setelah penilaian resiko
terhadap objek penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu pada proses produksi Seblak
Bakar, Sale Pisang dan Basreng.
Dari hasil penilaian resiko Seblak Bakar tersebut dapat diketahui bahwa aspek/bahaya
yang signifikan terdapat dari proses Pemberian Bumbu 1, Menyangrai Seblak, Pemberian Bumbu
2, dan Shrink/hot gun. Dari data hasil penilaian resiko Seblak Bakar Bila nilai Total > 0 maka
aspek/bahaya signifikan sehingga aspek/bahaya harus dikendalikan, Bilanilai Total < 0 maka
aspek/bahaya tidak signifikan Stop. Dari hasil penilaian resiko Sale Pisang diketahui bahwa
Aspek/Bahaya yang signifikan terdapat pada Pemberian Bumbu dan Shrink/Hot gun karena nilai
total penilaian resiko > 0. Dari hasil penilaian resiko Basreng diketahui bahwa Aspek/Bahaya
yang signifikan terdapat pada Pemberian Bumbu dan Shrink/Hot gun karena nilai total penilaian
resiko > 0.
Kesimpulan yang didapat dari Tugas Akhir mengenai Pengendalian Resiko Pada Proses
Produksi di Perusahaan Rajawali Putra Permana ialah sebagai berikut : Pengendalian resiko
dilakukan dalam menggunakan metode HIRA (Hazzard Identification and Risk Assesement). Hasil
penilaian resiko yang signifikan dari penilaian HIRA lalu dilakukan pengendalian resiko yang
didalamnya terdapat eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, pengendalian administratif dan
pengendalian Alat Pelindung Diri (APD). Dengan menggunakan metode HIRA (Hazzard
Identification and Risk Assesement) dalam mengidentifikasi sumber dan potensi bahaya pada
proses produksi produk CUPSNACK mampu mengetahui kegiatan apa saja yang menimbulkan
bahaya, melalui penilaian resiko yang didalamnya terdapat kriteria-kriteria untuk
mengidentifikasi sumber dan potensi bahaya pada tahap awal produksi hingga akhir produksi dan
dilakukan pengendalian resiko untuk menghilangkan atau meminimalkan sumber dan potensi
bahaya. Pihak perusahaan perlu melakukan pengendalian resiko secara berkala untuk
menanggulangi sumber dan potensi bahaya serta melakukan pelatihan terhadap karyawan baru
atau lama mengenai pentingnya pengendalian resiko dalam keselamatan dan kesehatan kerja
pada bagian proses produksi produk CUPSNACK
PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCES (SCOR) DI PT. BRODO GANESHA INDONESIA
Selama periode 2000-an, keunggulan optimasi dan integrasi supply chain
menjadi fokus dari beberapa organisasi perusahaan besar di dunia. Persaingan
bisnis yang semakin ketat, di era globalisasi ini menuntut setiap perusahaan
untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya untuk tetap dapat bersaing
dengan para kompetitornya (Yohanes, 2010). Tujuannya adalah untuk
memuaskan konsumen akhir, sehingga mereka harus bekerjasama untuk membuat
produk yang murah, mengirimkannya tepat waktu dan dengan kualitas yang baik
(Pujawan, 2005).
PT. Brodo Ganesha Indonesia meruapakan perusahaan manufaktur.
Perusahaan yang berlokasi di Bandung ini memiliki bisnis utama menjual sepatu
kulit. Dalam kegiatan supply chain, perusahaan memiliki banyak stakeholder dan
cukup sulit untuk mengatur rantai pasokannya. Dengan sulitnya mengatur rantai
pasokan akan mempengaruhi kepada efektifitas dan efesiensi supply chain
perusahaan, dapat dilihat dari persentase produk cacat dan perencanaan forecast
yang tidak tepat, maka dilakukan penelitian untuk mengukur kinerja supply chain.
Pengukuran kinerja supply chain yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan Supply Chain Operation References (SCOR) Model
Version 10.0. Untuk mengukur tingkat kinerja supply chain perusahaan, dalam
SCOR model version 10.0 terdapat 5 performance attributes untuk mengukur
kinerja supply chain, yaitu Supply Chain Reliability, Supply Chain
Responsiveness, Supply Chain Agility, Supply Chain Cost dan Supply Chain
Assets yang digambarkan kedalam model hierarki SCOR pengukuran kinerja
supply chain yang memiliki metriks. Kemudian hierarki awal pengukuran kinerja
tersebut disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang digunakan untuk mengukur
kinerja supply chain perusahaan, sedangkan normalisasi Snorm De Boer
berfungsi untuk menyamakan nilai metrik yang digunakan sebagai indikator
pengukuran. Untuk menentukan tingkat kepentingan dari performance attributes
pengukuran digunakan pembobotan subjektif dengan kuesioner.
Pengukuran kinerja supply chain di PT. Brodo Ganesha Indonesia ini
menghasilkan nilai kinerja performance attributes supply chain reliability 19,74
dengan nilai terbaik 28,60 sehingga menghasilkan selisih 8,86; Supply Chain
Responsiveness 16,91 dengan nilai terbaik 25,00 sehingga menghasilkan selisih
8,09; Supply Chain Agility 11,00 dengan nilai terbaik 22,60 sehingga
menghasilkan selisih 11,60; Supply Chain Assets 12,26 dengan nilai terbaik 23,80
sehingga menghasilkan selisih 12,23 dan nilai total kinerja supply chain PT.
Brodo Ganesha Indonesia sebesar 59,21. Nilai ini menunjukan bahwa kinerja
supply chain perusahaan berada pada posisi rata-rata (average) karena nilai
terbaik yang bisa dicapai adalah 100,00. Dari hasil penelitian terdapat nilai
metrik rendah yang dapat digunakan sebagai usulan perbaikan untuk peningkatan
kinerja supply chain perusahaan agar dapat tetap bersaing dengan para
kompetitor.
Kata Kunci: Metrik SCOR, Pengukuran Kinerja, Performance attributes, Supply
Chain, Supply Chain Operation References (SCOR
Pengukuran Beban Kerja Operator Dengan Menggunakan Metode Defence Research Agency Workload Scale (DRAWS) Studi Kasus Pembuatan Produk Troli Di PT. Satria Teknik Mandiri
PT. SATRIA TEKNIK MANDIRI (Persero) merupakan suatu perusahaan yang
bergerak dibidang manufaktur dengan produk yang dihasilkan berupa produk troli dan rak.
PT Satria Teknik Mandiri berdiri tanggal 19 april 2002, berstatus Perseroan Terbatas. PT
Satria Teknik Mandiri beralamatkan di Jl. BSD - Victor 68 15310 Tangerang Banten β
Indonesia. Pada awalnya PT Satria Teknik Mandiri hanya beroperasi di bidang pengelasan
besi. Kemudian perusahaan ini semakin berkembang. PT.Satria Teknik Mandiri merupakan
perusahaan pembuatan troli dan rak dengan bahan alumunium, besi, dan roda. Sistem
produksi perusahaan PT.Satria Teknik Mandiri yaitu make to order. Dalam memproduksi troli
dan rak tersebut terjadi penumpukan pada sisi permintaan produk lagi. Permintaan pada
bulan januari, februari, maret pada tahun 2017 adalah 290 unit akan tetapi pencapaian
produksi yang dilakukan hanya berkisar 240 unit. Pencapain produksi yang kecil merupakan
permasalahan bagi perusahaan, sedangkan target produksi yang tinggi merupakan beban
bagi karyawan dan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, maka dari itu tingginya
beban kerja yang dirasakan operator bagian produksi menjadi penting untuk dilakukan
pengukuran beban kerja. Model pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian kali
ini yaitu dengan menggunakan metode DRAWS (Defence Research Agency Workload Scale)
yang memiliki empat variabel yaitu Input Demand, Central Demand, Output Demand, dan
Time Pressure. Hasil penyebaran kuisioner serta pengolahan data terhadap operator bagian
produksi menunjukan bahwa dari 25 responden yaitu 1 orang underload, 19 orang
optimalload, dan 5 orang overload. Dari 5 orang yang overload nilai beban kerja lebih dari
60%. Dari hasil pengolahan Data Bab VI maka dapat diketahui bahwa beban kerja di
PT.Satria Teknik Mandiri terdapat 1 operator yang underload, 19 operator Optimal load, dan
5 operator yang overload. Dari keempat variabel DRAWS yaitu input demand, central
demand, output demand dan time pressure dapat diketahui variabel mana yang paling
dominan yang dirasakan oleh operator di PT.Satria Teknik Mandiri berdasarkan skor beban
kerja masing-masing variabel. Pada operator yang dirasakan dari keempat variabel beban
kerja DRAWS adalah variabel Input Demand sebesar 40%
ANALISIS DESAIN SISTEM INFORMASI JASA PELABUHAN,DI TERMINAL KHUSUS MIGAS PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
Dalam menjaga ketahanan Energi khususnya di daerah Indramayu.PT.Pertamina (Persero)Refinery Unit VI (RU VI)Balongan mengolah minyakmentahdanmenyalurkan hasil pengolahanmelalui jalur darat dan jalur laut.Dalam pendistribusian melalui laut, Kapal-kapal tanker yang beraktivitas dipelabuhan tidak lepas dari jasa pelabuhan dan pembayaran Penerimaan NegaraBukan Pajak (PNBP) yang disetorkan kepada negarayang diwakili olehKantorUnit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Indramayu Kelas III. Fungsi Marinesebagai operator pelabuhan di RU VI Balonganmemiliki tanggung jawabdalammengelola jasa pelabuhan mulai dari pengurusan dokumen, perhitungan jasapelabuhan sampai denganpembayaran kepada KUPP Indramayu.
Saat ini proses pengelolaan jasa pelabuhan masih memiliki kekurangan dimanaselama bulan juli s/d Desember di tahun 2015 kesalahan perhitungan jasapelabuhan sebesar 12.33% serta proses pembuatan laporan yang seringterlambat (diatas tanggal 10 setiap bulannya.Penelitian ini dilakukan untukmerancang sistem informasi jasa pelabuhan dengan tujuan untukmenyempurnakan proses pengelolaan jasa pelabuhan saat ini.
Ditemukan kelemahan utama dari sistem informasi saat ini yaituperhitungan jasapelabuhan tidak seluruhnya otomatis, dalam pembuatan laporan bulananoperator menginput kembali yang telah di proses dari awal sampai akhir bulansehinggamelakukan aktifitas yangtidak produktif.
Perancangan sistem informasi yang dibuat meliputi diagram alir dokumen,Diagram Arus Data, desain dokumen input, desain proses dialog layar terminal,desaindokumen output, desain database, desain jaringanPC, sertahak aksessetiapuserdalam menggunakan sistem informasi jasa pelabuhan.
Hasil dari sistem informasi yang dirancang memberikan informasi yang cepatdan tepat bagi tim manajemen dalam mengambil keputusan kebutuhan biayauntukpembayaran PNBP setiap tahunnya; kebutuhan dermaga dan muatan untukoperasional kilang dan kebutuhan kapal,fasilitas dermaga dan tenaga kerjadalam membantu operasional di pelabuhan.
KataKunci :Sistem informasi, jasa pelabuhan, PNBP, Diagram arusdataTotal Kata :27
PRA-STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI ADVANCED CERAMIC DI INDONESIA (STUDI KASUS : INDUSTRI ALUMINA INSULATOR)
Industri keramik Indonesia merupakan salah satu sektor unggulan yang telah
berkembang baik selama lebih dari 30 tahun. Namun keberadaan industri
advanced ceramic di Indonesia masih dalam tahap penelitian dan pengembangan.
Advanced ceramic merupakan keramik yang diproses untuk keperluan teknologi
tinggi, seperti isolator. PT. PLN (Persero), berencana untuk membangun dan
mengembangkan sistem ketenagalistrikan di seluruh Indonesia. Isolator keramik
yang dipergunakan saat ini pada instalasi listrik adalah isolator porselin.
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat peluang pasar dan potensi yang tinggi
untuk membangun industri isolator alumina di Indonesia.
Penelitian ini dimulai dengan dilakukannya studi pendahuluan, identifikasi
masalah serta perumusan masalah. Selanjutnya dilakukan pengkajian terhadap
teori β teori yang berkaitan dengan penelitian. Pada tahap selanjutnya,
ditetapkan asumsi pendukung yang dipergunakan untuk membantu proses
pengumpulan data. Data yang telah diperoleh kemudian diolah untuk kemudian
dianalisis kelayakannya dan dilakukan perancangan strategi dan rencana
terhadap hasil analisis yang dipergunakan. Pada tahap terakhir, ditarik
kesimpulan mengenai hasil dari penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, pembangunan industri isolator alumina di
Indonesia memiliki nilai investasi yang layak. Lama pembangunan industri
selama 2 tahun dan lama konsesi investasi selama 20 tahun. Besarnya nilai inflasi
β€ 5% dan besarnya bunga pinjaman bank β€ 11%. Target pasar yang harus
dicapai adalah 10% dari model kebutuhan yang diambil berdasarkan RUPTL PT.
PLN tahun 2015 - 2024. Harga jual minimum dari produk isolator alumina
adalah sebesar $6,25. Nilai parameter kelayakan yang diperoleh adalah NPV
sebesar Rp. 1.527.264.753, 85 (NPV > 0) dan IRR sebesar 17,26% (dengan nilai
MARR 16,5%). Payback period yang diperoleh adalah 6 tahun. Strategi yang
dihasilkan dirancang berdasarkan skenario perhitungan kelayakan dengan nilai
layak.
Kata kunci: advanced ceramic, isolator alumina, perancangan strategi, studi
kelayakan
Analisis Sikap Kerja Statis Operator Bagian Maintenance & Assembly PT. NTP - Bandung (Pendekatan aspek Biomekanika dengan Menggunakan Software Catia V5 dan Ergomaster)
PT. Nusantara Turbin dan Propulsi sebagai salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri Aero Engine dan Industrial Turbine Service, terdapat
kasus sikap kerja di stasiun kerja maintenance and assembly yaitu adanya kegiatan
pengangkatan yang tidak ergonomis karena sikap kerja operator yang tidak sesuai
dengan beban yang diterima pada saat melakukan kegiatan tersebut. Tools yang
digunakan untuk menganalisis permasalahan ini adalah menggunakan software
ergomaster untuk menilai stasuin kerja, CATIA V5-RULA pada Ergonomics Design &
Analysis didukung oleh metoda RULA secara manual dan studi Biomekanika. Dari
ergomaster ditengarai terdapat stasiun kerja yang tidak ergonomis. Melalui software
CATIA dengan menganalisis postur tubuh operator saat melakukan pengangkatan
dengan menggunakan perangkat kerja fixture standing, diperoleh nilai yang sangat tidak
ergonomis dengan skor 7 yaitu berada pada level 4 yang berarti perlu segera dilakukan
investigasi dan perbaikan fasiltas kerja dengan segera. Begitu pula pada metoda RULA
yang dikerjakan secara manual juga menghasilkan nilai dengan skor 7 yaitu berada pada
level 4 dengan keterangan sama seperti pada Software CATIA ergonomics design &
analysis. Selain itu melalui studi biomekanika diketahui bahwa gaya yang di hasilkan
karena kegiatan tersebut menunjukkan hasil yang besar artinya sangat tidak ergonomis,
begitu pula dengan hasil momen gaya pada lengan operator menghasilkan harga yang
besar, karena gaya yang dihasilkan sebesar 125 Nm pada tiap-tiap joint ditubuh operator.
Pada CATIA menghasilkan gaya 127 N dilengan sedangkan studi biomekanika pada
perhitungan tangan menunjukkan nilai untuk lengan bawah pada sudut lengan 90 adalah
129.52 N dan momennya 44.145 Nm. Dari keterangan tersebut kemudian dibuat grafik
untuk sudut yang berbeda, diperoleh keterangan bahwa semakin besar sudut terhadap
garis batang tubuh maka semakin besar pula nilai momen pada titik joint tertentu, yang
mengakibatkan semakin besarnya potensi terjadi cidera otot pada operator.
Kata kunci : Ergonomi Industri, Biomekanika, Software Catia V5, Software Ergomaster
Analisis Pemetaan Budaya Organisasi Menggunakan Organization Culture Asessement Instrument (OCAI) di AUTO 2000 Cabang Setiabudi Bandung
Perusahaan AUTO 2000 Cabang Setiabudi Bandung merupakan jaringan
jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota, yang
manajemennya ditangani penuh oleh PT. Astra International Tbk. Perusahaan ini
merupakan dealer Toyota yang sudah sukses di pasar nasional khususnya di
wilayah regional Bandung. Kesuksesan AUTO 2000 tidak luput dari persaingan
dengan pesaing internal maupun eksternal, mengingat persaingan penjualan
mobil sangat ketat antar pesaingnya. Untuk mengatasi persaingan yang ketat,
diperlukan kondisi perusahaan yang adaptif, dan sedangkan untuk menciptakan
kondisi yang adaptif ini perlu dibangun dan diterapkannya budaya organisasi di
perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil budaya, hasil
pemetaanya dan analisis rekomendasi dengan menggunakan metode Organization
Culture Asessement Instrument (OCAI). Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan informasi dari para pihak terkait yang memerankan budaya
diperusahaan. Informasi yang ingin diketahui berupa tipe budaya yang dirasakan
saat ini dan yang diharapkan kedepannya. Tipe budaya dalam OCAI dibagi
menjadi 4 yaitu : Clan, Adhocrachy, Market, Hierarchy. Alat dalam
mengumpulkan informasi disini menggunakan kuesioner untuk mengetahui
budaya dari setiap responden, dengan menggunakan kuesioner sesuai dengan
metode OCAI yang terdiri dari 6 kriteria yaitu karakteristik dominan,
kepemimpinan organisasi, pengelolaan karyawan, perekat organisasi, penekanan
strategis, kriteria keberhasilan.
Responden dari penelitian ini merupakan pimpinan yang ada di
perusahaan. Hal ini dikarenakan pengaruh dalam perubahan atau membangun
budaya di perusahaan. Maka dari itu yang menjadi responden dalam penelitian
ini adalah Kepala Cabang, Supervisor, Administration Departement Head,
Kepala Bengkel, Customer Relation Care, Security Head, hanya setiap kepala
divisinya saja.
Setelah dilakukan pengolahan data maka akan diketahui profil budaya
dari masing β masing responden yang diteliti. Berdasarkan hasil pengolahan data
menyatakan bahwa budaya yang dirasakan oleh perusahaan yaitu budaya market
dan mengharapkan untuk mempertahankan market. Jika dilihat dari keseluruhan
responden, masih ada beberapa responden yang belum memiliki persepsi yang
sama. Hal ini bisa dipengaruhi oleh deskripsi pekerjaanya sehingga terfokus
terhadap pekerjaan yang diberikan dan tidak melihat keadan perusahaan secara
umum. Setelah mengetahui hasil pengolahan datanya ternyata bahwa perusahaan
sudah menekankan suatu tipe budaya yaitu budaya market. Dengan demikian
adanya kesesuaian antara hasil penelitian menggunakan OCAI dengan visi, misi,
serta nilai β nilai yang ada diperusahaan.
Kata kunci : Budaya Organisasi, AUTO 2000, Organization Culture
Asessement Instrument (OCAI)