6 research outputs found

    Tingkat Stres Pada Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Kupang

    Get PDF
    Latar Belakang. Seseorang yang mendapatkan hukuman dan tinggal dalam Lembaga Permasyarakatan mengalami keterbatasan ruang gerak dalam pengembangan diri, mereka terpisah dari keluarga dan masyarakat. Keadan ini akan menimbulkan stres. Respon terhadap stimulus yang diterima pada setiap orangpun berbeda disebabkan karena pandangan seseorang terhadap stres, mekanisme koping individu serta berat dan ringannya stressor yang diterima. Stres diartikan sebagai ketidakseimbangan anatara tuntutan fisik atau psikologis dengan kemampuan fisi, psikologis dan sosial infividu. Stres menjadi faktor penyumbang ke-4 timbulnya penyakit pada fisik (WHO,2017) . Data Riskesdas 2018, menunjukan bahwa gangguan mental emosional seperti depresi cemas terjadi pada usia di atas 15 tahun. Penelitian Eko (2016) menyatakan tingkat stres tinggi pada remaja di lapas sebesar 32,56% dan tingkat stres yag cukup tinggi sebesar 67,74 %. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres pada remaja di Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Kupang. Metode. Jenis penelitian deskriptif dengan Teknik Non Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang remaja di Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Kupang. Data diambil menggunakan kuesioner DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scale) data dianalisa secara univariat. Hasil Penelitian. Hasil penelitian adalah remaja dengan tingkat stres ringan sebanyak 13 orang (43,3%) dan tingkat stres sedang sebanyak 17 orang (56,7%). Kesimpulan. Sebagaian besar remaja di Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Kupang mengalami tingkat stres sedang

    Peran Orangtua Terhadap Persepsi dan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menarche di Desa Kuanheun

    Get PDF
    Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Salah satu tanda kematangan fisik dan seksual pada perempuan adalah terjadinya menarche. Peristiwa terpenting yang terjadi pada masa pubertas remaja putri adalah datangnya menstruasi pertama yang dinamakan menarche yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Idealnya seorang remaja putri belajar atau mengetahui tentang  menstruasi dari ibunya. Tidak selamanya ibu dapat memberikan informasi tentang menstruasi karena terhalang tradisi yang menganggap tabu untuk membicarakan tentang menstruasi, sehingga mempengaruhi kualitas kesehatan selama menstruasi pada remaja. Tujuan Penelitian. Mengetahui hubungan antara peran orangtua dengan persepsi remaja putri tentang menarche di desa Kuanheun Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang. Metode Penelitian Deskriptif non-eksperimental dengan pendekatan Cross-Sectional, pada 40 remaja di desa Kuanheun, pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis deskriptif dan uji Chi-Square. Hasil Penelitian: peran orang tua dengan pengetahuan remaja tentang menarche termasuk dalam kategori  baik (68,8%), uji statistik menggunakan uji Chi-Square antara peran orangtua dengan pengetahuan remaja tentang menarche tidak ada pengaruh secara signifikan dengan nilai p=0,416 (p>0,05) dan peran orang tua dengan persepsi remaja tentang menarche termasuk dalam kategori  kurang (87,5%), uji Chi-Square antara peran orangtua dengan persepsi remaja tentang menarche ada pengaruh secara signifikan dengan nilai p=0,046 (p<0,05). Kesimpulan: Peran orang tua dalam mempersiapkan menarche bagi remaja putri di desa Kuanheun termasuk dalam kategori baik, dan peran orang tua mempunyai hubungan yang bermakna dengan persepsi remaja putri tentang menarche

    PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN KADER POSYANDU BAYI DAN BALITA DALAM PELAYANAN MTBS UNTUK PENCEGAHAN STUNTING DI KELURAHAN LILIBA KOTA KUPANG

    Get PDF
    The prevalence of stunting in Indonesia and in East Nusa Tenggara province is still high. Cadres are the spearhead of health services in Indonesia, whose role is very important in helping to alleviate stunting. Management of Sick Toddlers (IMCI) is one way to reduce morbidity rates in infants and toddlers so that stunting can be prevented and reduced. Liliba Village is part of the Oepoi Health Center working area and has the highest incidence of pneumonia compared to other villages. Methods: This community service was carried out using the method of socialization and assistance to cadres carried out at 2 posyandu, namely Melati 11 and 12: This community service is carried out by providing additional food, measuring antopometry and counseling and mentoring cadres for simple handling of sick toddlers. Results: All cadres involved in this activity experienced an increase in knowledge about simple handling of sick toddlers. Two children who were undernourished 100% gained weight and height after 90 days of supplementary feeding and assistance

    Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Jatuh Pada Lanjut Usia (Penelitian Cross Sectional Di Tresna Werdha Budi Agung Kupang)

    Get PDF
    Proses menua merupakan fenomena alamiah yang terjadi pada setiap individu. Pada kelompok lanjut usia terjadi kemunduran fungsi tubuh baik secara biologis, psikologis maupun sosial, sehingga dapat mengubah pola jalan seseorang dan perlu penyesuaian terhadap kontrol posturnya, yang dapat menyebabkan gangguan gaya berjalan, gangguan pengelihatan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, dan ketidak stabilan waktu berjalan sehingga para lanjut usia mudah terjatuh. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari hubungan antara faktor umur, jenis kelamin, kesehatan fisik, lingkungan fisik dan peran perawat dengan terjadinya jatuh pada lanjut usia. Penelitian ini menggunakan desaign cross sectional, populasi diambil dari lanjut usia yang tinggal di Tresna Werdha Budi Agung Kupang. Tekni pengambilan sampel secara purposive, dengan besar sampel 60 orang, sesuai dengan criteria inklusi dan ekslusi. Variabel dependennya adalah jatuh, dan varibel independennya adalah umur, jenis kelamin, kesehatan fisik, lingkungan fisik dan peran perawat. Data yang dikumpulkan dengan kuesioner, wawancara dan obeservasi. Setelah data dikumulkan dikode, ditabulasi, dan di analisas dengan uji statistik chi-Squere dengan tingkat kemaknaan 0,05 kemudian dilanjutkan dengan koefisien kontingensi untuk menghitung besarnya hubungan antara variable depemden. Hasil penelitian menunjukan bahwa angka kejadian jatuh di Tresna Werdha Budi Agung Kupang secara keseluruhan sebesar 41.7 %, sedangkan kesehatan fisik kurang dapat menyebabkan jatuh pada lanjut usia dengan prosentase 23.3 % lingkungan fisik yang sedang dan kurang juga dapat menyebabkan jatuh pada lanjut usia dengan prosesntase 40 %, dan peran perawat yang sedang dan kurang 33.3.% dapat menyebabkan jatuh pada lanjut usia
    corecore