7 research outputs found
Sosok Pendidikan Matematika Menyongsong Masyarakat dalam Era Globalisasi
Era gobalisasi sekarang ini disatu sisi memungkinkan kita untuk memperoleh banyak informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin untuk mempelajari keseluruhan informasi dan pengetahuan yang ada, karena sangat banyak dan tidak semuanya diperlukan. Oleh karena itu, diperlukan suatu kemampuan untuk menyaringnya. Untuk menghadapi tantangan di atas, diperlukan manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global, sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, analitis, kreatif dan berkemauan tinggi. Menjadikan matematika sebagai kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang adalah hal yang penting. Hal ini didasarkan pada (1) ilmu matematika merupakan hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran; (2) matematika dapat melatih dan mengembangkan cara berfikir kritis, sistematis, logis, analitis, kreatif dan berkemauan tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian penulis terhadap beberapa literatur, diperoleh kesimpulan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa belajar matematika seperti: faktor dari dalam siswa, faktor luar (guru dan kondisi masyarakat). Keberadaan guru ikut menentukan berhasil tidaknya siswa belajar. Oleh karena itu kemampuan dan kompetensi guru sangat diperlukan. Selain itu, kurikulum sebagai arah pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan masyarakat
Kajian Pemahaman Matematika melalui Etika Pemodelan Matematika
Kepopuleran istilah matematika dalam masyarakat Indonesia ternyata tidak sejalan dengan pemahaman masyarakat terhadap pengertian matematika, hakekat matematika, ruang lingkup matematika, kaidah-kaidah matematika, serta peranannya dalam ilmu pengetahuan. Matematika merupakan ilmu deduktif, ilmu terstruktur, dan ratu serta pelayan ilmu. Adapun hakekat utama matematika adalah metode dalam penalaran (reasoning), bahasa yang sangat simbolis. Hakekat lain dari matematika dapat didekati dari metode pembuktiannya, bidang yang ditelaahnya, dan bahasa yang dipakainya. Dalam matematika kaidah itu adalah, pengertian dasar yang jelas, anggapan-anggapan yang diperlukan, aksioma dan teorema terkait, penggunaan aksioma dan teorema secara berurutan menurut “waktu lahirnya”, dan manipulasi matematika yang sesuai. Berfikir matematika berarti mengikuti kaidah-kaidah matematika untuk memformulasikan persoalan menjadi model matematika. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri, matematika mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam sains, seperti Fisika, Kimia, Ekonomi, dan sebagainya matematika digunakan sebagai bahasa dan alat bantu. Sains modern hampir seluruhnya bertumpu pada matematika. Dengan berkembang pesatnya sains modern berdampak pula pada kemajuan industri dan teknologi. Hampir setiap segi kehidupan manusia modern sekarang ini menggunakan matematika, baik secara langsung maupun tidak langsung
Implementasi dan Kendala Pelaksanaan Pembinaan Profesional Guru di Sekolah Menengah Umum melalui Program Guru Magang
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tidak meratanya kualitas pendidikan antar sekolah. Salah satu penyebabnya adalah kemampuan guru. Kemampuan guru ini akan terus meningkat dan berkembang apabila dilakukan pembinaan secara berkesinambungan dan sistematis. Salah satu bentuk pembinaan guru yang dapat dilakukan adalah pembinaan profesional guru melalui program guru magang. Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi teknik-teknik pembinaan tingkat pelaksanaan, tingkat pengetahuan guru pembina, tingkat kesulitan dan kendala yang dihadapi baik oleh guru pembina maupun guru magang serta hasil yang dicapai melalui meningkatnya kemampuan siswa dilihat dari hasil rata-rata siswa sebelum dan setelah guru itu dimagangkan. Sampel diambil secara acak sebanyak 17 guru pembina, 20 guru magang, dan siswa dari sekolah yang dimagangkan. Data dikumpulkan melalui angket dan tes. Hasilnya menunjukkan bahwa teknik pembinaan yang digunakan adalah: Kunjungan Kelas (KK), Pertemuan Pribadi (PP), Rapat Dewan Guru (RDG), Kunjungan Antar Sekolah (KAS), Kunjungan Antar Kelas (KAS), dan Pertemuan dalam Kelompok Kerja (PKK). Pada pelaksanaannya, semua teknik telah dilaksanakan dengan baik, hanya teknik pelaksanaan kunjungan antar kelas yang masih berada pada kategori Cukup. Tingkat pengetahuan guru pembina yang berada pada kategori Baik adalah Kunjungan Kelas, sedangkan teknik yang lainnya masih berada pada kategori cukup. Tingkat kesulitan yang dihadapi guru pembina dan guru magang dengan persentase tertinggi dalam kategori sangat sulit adalah kunjungan antar sekolah. Kendala utama yang dirasakan oleh guru pembina dan guru magang adalah terbatasnya waktu dan biaya yang dimiliki. Kendala lainnya adalah terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki dan kurangnya informasi tentang petunjuk pelaksanaan teknik-teknik pembinaan. Sedangkan kemampuan siswa menunjukkan nilai rata-rata kenaikan yang masih rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh masih rendahnya tingkat pengetahuan guru pembina tentang teknik-teknik pembinaan dan juga terbatasnya waktu yang dimiliki guru magang