research

Implementasi dan Kendala Pelaksanaan Pembinaan Profesional Guru di Sekolah Menengah Umum melalui Program Guru Magang

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tidak meratanya kualitas pendidikan antar sekolah. Salah satu penyebabnya adalah kemampuan guru. Kemampuan guru ini akan terus meningkat dan berkembang apabila dilakukan pembinaan secara berkesinambungan dan sistematis. Salah satu bentuk pembinaan guru yang dapat dilakukan adalah pembinaan profesional guru melalui program guru magang. Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi teknik-teknik pembinaan tingkat pelaksanaan, tingkat pengetahuan guru pembina, tingkat kesulitan dan kendala yang dihadapi baik oleh guru pembina maupun guru magang serta hasil yang dicapai melalui meningkatnya kemampuan siswa dilihat dari hasil rata-rata siswa sebelum dan setelah guru itu dimagangkan. Sampel diambil secara acak sebanyak 17 guru pembina, 20 guru magang, dan siswa dari sekolah yang dimagangkan. Data dikumpulkan melalui angket dan tes. Hasilnya menunjukkan bahwa teknik pembinaan yang digunakan adalah: Kunjungan Kelas (KK), Pertemuan Pribadi (PP), Rapat Dewan Guru (RDG), Kunjungan Antar Sekolah (KAS), Kunjungan Antar Kelas (KAS), dan Pertemuan dalam Kelompok Kerja (PKK). Pada pelaksanaannya, semua teknik telah dilaksanakan dengan baik, hanya teknik pelaksanaan kunjungan antar kelas yang masih berada pada kategori Cukup. Tingkat pengetahuan guru pembina yang berada pada kategori Baik adalah Kunjungan Kelas, sedangkan teknik yang lainnya masih berada pada kategori cukup. Tingkat kesulitan yang dihadapi guru pembina dan guru magang dengan persentase tertinggi dalam kategori sangat sulit adalah kunjungan antar sekolah. Kendala utama yang dirasakan oleh guru pembina dan guru magang adalah terbatasnya waktu dan biaya yang dimiliki. Kendala lainnya adalah terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki dan kurangnya informasi tentang petunjuk pelaksanaan teknik-teknik pembinaan. Sedangkan kemampuan siswa menunjukkan nilai rata-rata kenaikan yang masih rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh masih rendahnya tingkat pengetahuan guru pembina tentang teknik-teknik pembinaan dan juga terbatasnya waktu yang dimiliki guru magang

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions

    Last time updated on 30/01/2017