5 research outputs found

    PERBEDAAN PRODUKSI AIR SUSU IBU (ASI) PADA IBU MENYUSUI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PIJAT LAKTASI DI PUSKESMAS TELUKJAMBE

    Get PDF
    Pijat laktasi adalah teknik pemijatan yang dilakukan pada daerah kepala atau leher, punggung, tulang belakang, dan payudara yang bertujuan untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon yang berperan dalam produksi ASI adalah hormon prolaktin dan oksitosin. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Telukjambe melalui wawancara, dari hasil wawancara maka diperoleh dari 6 ibu menyusui, yaitu 2 orang ibu mengatakan ASI nya keluar lancar dan 4 orang ibu mengatakan ASI nya keluar tidak lancar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan produksi air susu ibu (ASI) pada ibu menyusui sebelum dan sesudah diberikan pijat laktasi di Puskesmas Telukjambe. Metode : Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu (Quasy Eksperiment) dengan pendekatan One Group pretest and posttest design, populasi penelitian adalah seluruh ibu menyusui dengan bayi usia 0-6 bulan sebanyak 25 orang, dengan teknik total sampling. Instrument penelitian menggunakan lembar observasi. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan ibu menyusui sebelum diberikan pijat laktasi pengeluaran ASI tidak lancar sejumlah 17 ibu (68%) dan lancar sebanyak 8 orang (32%), Sedangkan jumlah ibu menyusui sesudah diberikan pijat laktasi pengeluaran ASI lancar sejumlah 25 ibu (100%). Berdasarkan uji Chi-Square nilai p value = 0,000 (p<0,05), berarti terdapat perbedaan produksi air susu ibu (ASI) pada ibu menyusui sebelum dan sesudah diberikan pijat laktasi di Puskesmas Telukjambe. Kesimpulan: Ada perbedaan yang signifikan antara produksi air susu ibu (ASI) pada ibu menyusui sebelum dan sesudah diberikan pijat laktasi di Puskesmas Telukjambe

    Laporan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Yoga Sebagai Upaya Untuk Mengatasi Dismenore Pada Remaja

    Get PDF
    Adolescence is a period of human development or a period of transition from childhood to adulthood. Growth and development in adolescence is very rapid, both physically and psychologically. In women, menstruation has started and in men has begun to produce sperm ( Made, Gumangsari, 2014). In adolescence, it is not uncommon to experience menstrual disorders such as dysmenorrhea. Dysmenorrhea or menstrual pain is a symptom that is most often experienced by young women. one or more symptoms ranging from mild to severe pain. Menstrual pain in adolescent girls can have an impact on disrupting learning concentration and disrupting daily activities so that appropriate pain management is needed. This community service method is through the Whats App group, where each respondent is a teenager who experiences dysmenorrhea every menstruation. Through the WhatsApp group, we send materials about dysmenorrhea and also yoga videos. Each respondent can read and demonstrate yoga movements at their respective homes. From the data it can be concluded that there is an increase in the knowledge of young women. The average pre-test was 59.3 and increased when the post-test was 92.6. When the pre-test, the teenagers' level of knowledge was very low, after the counseling the level of knowledge became good AbstrakMasa remaja merupakan salah satu periode perkembangan manusia atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis.Pada perempuan sudah mulai terjadinya menstruasi dan pada laki-laki sudah mulai menghasilkan sperma (Made, Gumangsari, 2014). Pada masa remaja ini tak jarang mengalami gangguan mentstruasi seperti dismenorea.Dismenorea atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering dialami wanita-wanita muda.Namun, dismenorea atau nyeri haid bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu gejala yang timbul akibat kontraksi disritmik myometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan sampai berat.Nyeri haid pada remaja puteri dapat memberikan dampak terganggunya konsentrasi belajar maupun terganggunya aktivitas sehari-hari sehingga dibutuhkan penanganan nyeri yang tepat. Metode pengabdian masyarakat ini melalui Whats App grup, dimana masing-masing responden adalah anak remaja yang mengalami dismenore setiap haidnya. Melalui Whats App grup, kami mengirimkan materi tentang dismenore dan juga vidio yoga. Masing-masing responden dapat membaca dan memperagakan gerakan yoga dirumah masing-masing. Dari data dapat disimpulkan ada peningkatan pengetahuan dari para remaja putri. Rata-rata pre test didapatkan 59,3 dan mengalami peningkatkan ketika post test yaitu sebesar 92,6. Ketika pre test para remaja kurang sekali tingkat pengetahuannya setelah dilakukan penyuluhan tingkat pengetahuanya menjadi bai

    Laporan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Yoga Sebagai Upaya Untuk Mengatasi Dismenore Pada Remaja

    Get PDF
    Adolescence is a period of human development or a period of transition from childhood to adulthood. Growth and development in adolescence is very rapid, both physically and psychologically. In women, menstruation has started and in men has begun to produce sperm ( Made, Gumangsari, 2014). In adolescence, it is not uncommon to experience menstrual disorders such as dysmenorrhea. Dysmenorrhea or menstrual pain is a symptom that is most often experienced by young women. one or more symptoms ranging from mild to severe pain. Menstrual pain in adolescent girls can have an impact on disrupting learning concentration and disrupting daily activities so that appropriate pain management is needed. This community service method is through the Whats App group, where each respondent is a teenager who experiences dysmenorrhea every menstruation. Through the WhatsApp group, we send materials about dysmenorrhea and also yoga videos. Each respondent can read and demonstrate yoga movements at their respective homes. From the data it can be concluded that there is an increase in the knowledge of young women. The average pre-test was 59.3 and increased when the post-test was 92.6. When the pre-test, the teenagers' level of knowledge was very low, after the counseling the level of knowledge became good AbstrakMasa remaja merupakan salah satu periode perkembangan manusia atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis.Pada perempuan sudah mulai terjadinya menstruasi dan pada laki-laki sudah mulai menghasilkan sperma (Made, Gumangsari, 2014). Pada masa remaja ini tak jarang mengalami gangguan mentstruasi seperti dismenorea.Dismenorea atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering dialami wanita-wanita muda.Namun, dismenorea atau nyeri haid bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu gejala yang timbul akibat kontraksi disritmik myometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan sampai berat.Nyeri haid pada remaja puteri dapat memberikan dampak terganggunya konsentrasi belajar maupun terganggunya aktivitas sehari-hari sehingga dibutuhkan penanganan nyeri yang tepat. Metode pengabdian masyarakat ini melalui Whats App grup, dimana masing-masing responden adalah anak remaja yang mengalami dismenore setiap haidnya. Melalui Whats App grup, kami mengirimkan materi tentang dismenore dan juga vidio yoga. Masing-masing responden dapat membaca dan memperagakan gerakan yoga dirumah masing-masing. Dari data dapat disimpulkan ada peningkatan pengetahuan dari para remaja putri. Rata-rata pre test didapatkan 59,3 dan mengalami peningkatkan ketika post test yaitu sebesar 92,6. Ketika pre test para remaja kurang sekali tingkat pengetahuannya setelah dilakukan penyuluhan tingkat pengetahuanya menjadi bai

    Literature review : Faktor Resiko Kejadian Preeklampsia Berat

    Get PDF
    Hipertensi dalam kehamilan masih menjadi penyebab kematian ibu yang cukup tinggi. Preeklampsia memengaruhi sekitar 2% hingga 8% kehamilan di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya preeklampsia. Jenis penelitian ialah literature review, menggunakan tiga database yaitu PubMed, ClinicalKey, dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan yaitu risk factor OR faktor risiko AND preeclampsia OR preeklampsia. Setelah diseleksi dengan kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan critical appraisal, didapatkan 30 literatur yang terdiri dari 14 cross-sectional study, 13 case control study, dan 3 cohort study. Hasil penelitian mendapatkan 30 literatur yang meneliti hubungan faktor atau karakteristik usia, paritas atau status gravida, obesitas, diabetes melitus, hipertensi kronik, riwayat penyakit ginjal, riwayat preeklampsia, kehamilan ganda, riwayat preeklampsia keluarga, jarak antar kehamilan, status sosial ekonomi (tingkat pendidikan dan pekerjaan), dan penyakit autoimun. Simpulan penelitian ini ialah faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya preeklampsia yaitu usia ibu hamil berisiko, nuliparitas, primigravida, obesitas, diabetes melitus, hipertensi kronik, riwayat penyakit ginjal, riwayat preeklampsia, kehamilan ganda, riwayat preeklampsia keluarga, jarak antar kehamilan, tingkat sosioekonomi, dan penyakit autoimun

    Literature review : Faktor Resiko Kejadian Preeklampsia Berat

    Get PDF
    Hipertensi dalam kehamilan masih menjadi penyebab kematian ibu yang cukup tinggi. Preeklampsia memengaruhi sekitar 2% hingga 8% kehamilan di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya preeklampsia. Jenis penelitian ialah literature review, menggunakan tiga database yaitu PubMed, ClinicalKey, dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan yaitu risk factor OR faktor risiko AND preeclampsia OR preeklampsia. Setelah diseleksi dengan kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan critical appraisal, didapatkan 30 literatur yang terdiri dari 14 cross-sectional study, 13 case control study, dan 3 cohort study. Hasil penelitian mendapatkan 30 literatur yang meneliti hubungan faktor atau karakteristik usia, paritas atau status gravida, obesitas, diabetes melitus, hipertensi kronik, riwayat penyakit ginjal, riwayat preeklampsia, kehamilan ganda, riwayat preeklampsia keluarga, jarak antar kehamilan, status sosial ekonomi (tingkat pendidikan dan pekerjaan), dan penyakit autoimun. Simpulan penelitian ini ialah faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya preeklampsia yaitu usia ibu hamil berisiko, nuliparitas, primigravida, obesitas, diabetes melitus, hipertensi kronik, riwayat penyakit ginjal, riwayat preeklampsia, kehamilan ganda, riwayat preeklampsia keluarga, jarak antar kehamilan, tingkat sosioekonomi, dan penyakit autoimun
    corecore