66 research outputs found
PERENCANAAN PERSEDIAAN SPARE PART FORKLIFT TCM FD 30 PADA BIDANG MAINTENANCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW DI PT INDUSTRI KERETA API (PERSERO) MADIUN
Manajemen persediaan merupakan aspek utama dalam pengelolaan sejumlah bahan baku atau spare part yang disimpan untuk memenuhi permintaan. Persediaan yang terlalu banyak menimbulkan modal yang tertanam untuk pengadaan terlalu besar. Sebaliknya jika terjadi kekurangan persediaan proses operasional akan terganggu dan produktivitas perusahaan akan menurun. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research). Penelitian ini dilakukan di PT INKA (persero) Madiun pada persediaan spare part Forklift TCM FD 30 dengan metode Continuous Review dimana bertujuan untuk menentukan ukuran lot pemesanan tetap (q0) dan titik pemesanan kembali (r) yang menghasilkan total biaya persediaan terkecil. Dalam menggunakan metode Continuous Review peramalan permintaan akan suku cadang sangat diperlukan untuk menghitung perencanaan inventory spare part.Berikut adalah hasil perencanaan peramalan yang didapatkan. Bearing Assy diramalkan sebesar 47 unit, Roller Mast sebesar 11 unit, Kampas Kopling sebesar 3 unit, King Pin Kit sebesar 14 unit, Filter Solar sebesar 29 unit, Seal Plunger sebesar 29 unit, Filter Air sebesar 25 unit, Battery sebesar 2 unit, Starters sebesar 1 unit, Filter Oil sebesar 30 unit, dan Brush Starter sebesar 15 unit. Berikut adalah hasil ukuran lot pemesanan tetap (q0) dan titik pemesanan kembali (r). Untuk Bearing Assy (q0) sebesar 47 dan (r) jumlahnya 20 unit, Roller Mast (q0) sebesar 19 unit dan (r) 4 unit, Kampas Kopling (q0) sebesar 11 unit dan (r) jumlahnya 3 unit, King Pin Kit (q0) sebesar 19 unit dan (r) jumlahnya 5 unit, Filter Solar (q0) sebesar 41 unit dan (r) jumlahnya 9 unit, Seal Plunger (q0) sebesar 46 unit dan (r) jumlahnya 8 unit, Filter Air (q0) sebesar 32 unit dan (r) jumlahnya 7 unit, Battery (q0) sebesar 2 unit dan (r) jumlahnya 1 unit, Starters (q0) sebesar 2 unit (r) jumlahnya 1 unit, Filter Oil (q0) sebesar 31 unit (r) jumlahnya 7 unit, dan Brush Starter (q0) sebesar 22 unit (r) jumlahnya 5 unit. Kata kunci: Inventory Management, Spare Part Forklift TCM FD 30, Model Continuous Review
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA GUNA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS DI PT. CITA CAKRA PERSADA HONDA JEMURSARI
PT Cita Cakra Persada Honda Jemursari merupakan perusahaan yang bergerak dibidang otomotif yang merupakan dealer resmi Honda. PT Cita Cakra Persada Honda Jemursari memiliki peralatan pendukung seperti car lift, dongkrak, alat test putaran roda dan peralatan pendukung lainnya, bekerja diperalatan pendukung yang umumnya digunakan dibengkel tak lepas dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Selama 3 tahun terakhir tercatat kecelakaan kerja diantaranya seperti luka, tangan terjepit, kaki terpeleset, tersetrum, hingga tertimpa benda yang jatuh. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan mengidentifikasi kejadian kecelakaan kerja berdasarkan kasus dan penyebab kemudian mengkategorikan kasus kecelakaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) dengan mempertimbangkan nilai severity, occurence, dan detection untuk menghitung nilai RPN. Dari hasil perhitungan RPN diketahui mode kegagalan yang harus diprioritaskan di PT. Cita Cakra Persada Honda Jemursari adalah mobil terjatuh dari car lift dengan nilai RPN 192. Bedasarkan potensi bahaya nilai Severity mobil terjatuh dari carlift memiliki nilai paling tinggi yaitu 8, sedangkan untuk nilai occurence tergores plat mobil memiliki nilai tertinggi 6, dan untuk nilai detection terjepit saat mendongkrak, dan mobil terjatuh dari carlift memiliki nilai tertinggi dengan nilai 8 dari hasil perhitungan. Dampak yang ditimbulkan dari mode kegagalan dirasakan baik karyawan pribadi, maupun juga perusahaan tempat karyawan bekerja. Terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalisir dengan penanganan yang tepat, termasuk pengawasan yang ketat, penggunaan prosedur kerja yang sesuai dan mengingatkan pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur.Kata Kunci : Otomotif, kecelakaan kerja, FME
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEDISIPLINAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA TEKNISI BAGIAN SERVIS UMC SUZUKI AHMAD YANI SURABAYA
ABSTRAK ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEDISIPLINAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA TEKNISI BAGIAN SERVIS UMC SUZUKI AHMAD YANI SURABAYA Nama : Dhovan Ilhamdan Prima NIM : 17050524086 Program Studi : S1 Pendidikan Teknik Mesin Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknik Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya Dosen Pembimbing : Dyah Riandadari, S.T., M.T. Seiring dengan berkembangnya industri maka mendorong peningkatan berbagai peralatan kerja, dan bahan bahan kimia dalam proses produksi. Hal ini kemudian menimbulkan dampak peningkatan jumlah intensitas sumber bahaya dan resiko kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Banyak manfaat dari menggunakan alat pelindung diri tidak menjamin semua pekerja akan menggunakannya. Hal ini juga berlaku bagi para pekerja di UMC Suzuki Ahmad Yani Surabaya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor β faktor yang berhubungan atau mempengaruhi kedisiplinan penggunaan APD pada teknisi servis UMC Suzuki Ahmad Yani Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dan rancangan penelitian adalah potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh teknisi bagian servis yaitu sebanyak 20 orang teknisi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner dan observasi. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel β variabel penelitian. Analisis bivariat dengan uji statistik chi square digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil penelitian pada faktor predisposisi yang terdiri dari variabel pengetahuan, variabel sikap, dan variabel tingkat pendidikan menunjukan bahwa hanya variabel tingkat pendidikan yang tidak memiliki hubungan terhadap kedisiplinan penggunaan APD, dengan nilai p - value masing β masing variabel yaitu variabel pengetahuan sebesar 0.004, variabel sikap sebesar 0.004, dan variabel tingkat pendidikan sebesar 0.242. Pada faktor pendukung yang terdiri atas variabel ketersediaan APD menunjukan hasil tidak memiliki hubungan terhadap tingkat kedisiplinan penggunaan APD dengan nilai p β value 1.000. Pada faktor penguat yang terdiri dari variabel pengawasan dan variabel dorongan teman kerja menunjukan hasil memiliki hubungan terhadap tingkat kedisiplinan penggunaan APD dengan nilai p β value yaitu pada variabel pengawasan sebesar 0.019, dan variabel dorongan teman kerja sebesar 0.028. Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Alat Pelindung Diri (APD), Faktor β faktor kedisiplinan APD ABSTRACT ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE DISCIPLINE IN THE USE OF PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT IN UMC SUZUKI AHMAD YANI SURABAYA SERVICES PARTS Name : Dhovan Ilhamdan Prima NIM : 17050524086 Study Program : Bachelor of Mechanical Engineering Education Major : Mechanical Engineering Faculty : Faculty Of Engineering Institute Name : State University Of Surabaya Supervisor : Dyah Riandadari, S.T., M.T. Along with the development of the industry it encourages an increase in a variety of work equipment, and chemicals in the production process. It then has the effect of increasing the number of sources of hazards and the risk of work accidents is higher. Many benefits of using personal protective equipment do not guarantee that all workers will use it. This also happened at UMC Suzuki Ahmad Yani Surabaya workers. The purpose of this research was to analyze the factors that related to or influenced the discipline of using PPE on service technicians UMC Suzuki Ahmad Yani Surabaya.This type of research is descriptive correlative and the research design is cross sectional. The population in this research were all service technicians, as many as 20 technicians. Sampling in this research using total sampling. Data collection techniques such as questionnaires and observations. The data obtained were then performed with univariate and bivariate analysis. Univariate analysis is used to look the frequency distribution of research variables. Bivariate analysis with chi square statistical tests is used to determine whether there is a relationship between the independent variable and the dependent variable.The results of the study on predisposing factors consisting of knowledge variables, attitude variables, and education level variables shows that only education level variables do not have a relationship to the discipline of using PPE, with the p-value of each variable, i.e. the knowledge variable is 0.004, the attitude variable is 0.004, and education level variable is 0.242. The supporting factors consisting of PPE availability variables show the results do not have a relationship with the level of discipline in the use of PPE with a p-value is 1,000. The reinforcement factor which consists of supervision variables and coworkers encouragement variables shows the results have a relationship to the level of discipline in the use of PPE, with the p-value of the supervision variable is 0.019, and coworkers encouragement variables is 0.028.Keywords : occupational Health and Safety, Personal Protective Equipment (PPE), Discipline factors of PP
EVALUASI PENERAPAN SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU DAN SHITSUKE (5S) DI BENGKEL HONDA GRAHA PT. SUPREME SURABAYA MOTOR SERVICE
Abstrak
Supreme Surabaya Motor Service (Honda Graha) merupakan salah satuindustri yang bergerak di bidang jasa dan penjualan. Perusahaan dalam mengatur kinerja karyawan dan segala hal mengenai workshopnya menggunakan metode 5S. 5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik pengamatan/observasi. Data yang didapat dari pengamatan/observasi langsung di bengkel Honda Graha PT. Supreme Surabaya Motor Service. Instrumen yang digunakan yaitu menggunakan instrumen daftar cocok (checklist). Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mengenai prosentase ketercapaian penerapan 5S di Bengkel PT.Supreme Surabaya Motor Servicemeliputi penerapan seiri (pemilahan)sebesar 75%, penerapan seiton (penataan) sebesar 75%, penerapan seiso (pembersihan) sebesar 100%, penerapan seiketsu (pemantapan) sebesar 100%, dan penerapan shitsuke (pembiasaan) sebesar 75%. Dari hasil prosentase tersebut menunjukkan bahwa ada 3 aspek dari 5S yang belum diterapkan secara maksimal yaitu seiri, seiso, dan shitsuke. Kemudian dari hasil prosentase dirubah menjadi tingkat predikat untuk mengetahui efektivitas penerapan 5S. Adapun hasilnya dapat disimpulkan bahwa penerapan seiri (pemilahan) cukup efektif, penerapan seiton (penataan) cukup efektif, penerapan seiso (pembersihan) sudah efektif,penerapan seiketsu (pemantapan) sudah efektif, dan penerapan shitsuke (pembiasaan) cukup efektif.
Kata kunci: 5S, Honda Graha, Bengke
ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN SPARE PART MOBIL DENGAN METODE ABC (KONSEP 80-20 ) PADA GUDANG SUKU CADANG DI BENGKEL PT. LIEK SATU INVICTA TOYOTA PAMEKASAN
ABSTRAK ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN SPARE PARTMOBILDENGAN METODE ABC (KONSEP 80-20 ) PADA GUDANG SUKUCADANG DI BENGKEL PT. LIEK SATU INVICTA TOYOTA PAMEKASAN Nama : Qurrotul Aini NIM : 14050524024 Program Studi : S-1 Pendidikan Teknik Mesin Otomotif Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknik Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya Pembimbing : Dyah Riandadari, S.T., M.T. PT. Liek Satu Invicta Toyota Pamekasan merupakan dealer satu-satunya dipulau Madura serta salah satu dealer resmi penjualan produk Toyota di Kota Pamekasan merupakan jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan spare part Toyota yang manajemennya dibawah jaringan PT. Toyota Astra Motor. Keberadaan persediaan dalam suatu usaha tidak dapat dihindarkan, hal tersebut dikarenakan persediaan merupakan modal yang berbentuk barang. Persediaan yang terlalu banyak menimbulkan modal yang tertanam terlalu besar, sebaliknya kekurangan persediaan akan mengganggu proses operasional kedua kondisi tersebut memiliki konsekuensi biaya yang besar, oleh karena itu diperlukan manajemen persediaan yang tepat. Untuk mengkondisikan tingkat persediaan yang optimal. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan bantuan analisis kuantitatifyaitu dengan mendeskripsikan data secara sistematis, faktual dan akurat mengenai hasil selama pengolahan data. Metode pengumpulan data menggunakan dua macam metode pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara.Perencanaan persediaan suku cadang yang dilakukan PT. Liek Satu Invicta Toyota Pamekasan dengan metode ABC bertujuan untuk Untuk mengetahui maksimalnya sistem pengendalian persediaan sehingga tidak terjadi kekurangan atau penumpukan barang spare part di gudang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil perhitungan Rata-rata MAD dan MSE dengan menggunakan 3 metode permalan, rata-rata untuk semua suku cadang hasil perhitungan kesalahan peramalan terkecil terdapat pada metode Linier dengan hasil peramalan pada suku cadang TGMO Bensin sejumlah 13.680 unit, TGMO Diesel sejumlah 10957 unit, Spark plug sejumlah 640 unit, Oil filter sejumlah2.044 unit, TGGO Gardan sejumlah 1.030 unit, TGGO Transmisi Manual sejumlah 1.250 unit dan Brake Fluid sejumlah 635 unit. Dari hasil perhitungan metode ABC (Konsep 80-20) didapat hasil kebijakan optimal seluruh suku cadang yaitu Analisis ABC yaitu kelompok A dengan item TGMO SYN10W-40SN Bensin dan TGMO SYN10W-40SN Diesel memiliki persen Akumulasi sebanyak 75% atau sejumlah Rp. 668.949.788 dari jumlah total biaya persediaan spare part Rp. 895.010.825., Kelompok B pada item Spark plug,Oil Filter dan TGGO Gardan adalah persen Akumulasi sebanyak 18% atau sejumlah Rp. 161.663.649 dari jumlah total biaya persediaan spare part Rp. 895.010.825. dan kelompok C pada item TGGO Transmisi Manual dan Brake Fluid adalah persen Akumulasi sebanyak 7% atau sejumlah Rp. 64.397.388 dari jumlah total biaya persediaan spare part Rp. 895.010.825. Hasil perhitungan persediaan pengamanan suku cadang TGMOSYN10W-40SN Bensin sebesar 485 unit, Reorder point pada suku cadang TGMOSYN10W-40SN Bensin sebesar 41.525. Untuk persedian maksimal pada TGMOSYN10W-40SN Bensin sebesar 83.051 unit, nilai rata-rata persedian pada suku cadang TGMOSYN10W-40SN Bensin sebesar Rp. 1.767.676.215 dan inventory turnover pada suku cadang TGMOSYN10W-40SN Bensin dilakukan sebanyak 0,2 kali. Kata Kunci: pesediaan, spare part, analisis ABC, Safety Stock, ROP, ITO.ABSTRACT ANALYSIS DESIGN INVENTORY CAR SPARE PART WITH METHODE ABC (CONSEP 80-20 ) ON THE WAREHOUSE PARTS IN WORKSHOP PT. LIEK SATU INVICTA TOYOTA PAMEKASAN Name : Qurrotul Aini NIM : 14050524024 Study Program : Bachelor of Education Mechanical Engineering Concentration : Automotive Department : Mechanical Engineering Faculty : Engineering Instution : Surabaya State University Pembimbing : Dyah Riandadari, S.T., M.T. PT. Liek Satu Invicta Toyota Pamekasan is the only dealer in the island of Madura and one of the authorized dealers selling Toyota products in the City of Pamekasan is a network of sales, maintenance, repair and supply of Toyota spare parts whose management is under the network of PT. Toyota Astra Motor. The availability of inventory in a business cannot be avoided, this is because inventory is capital in the form of goods. Inventories that cause too much embedded capital are too large, whereas a shortage of inventory will disrupt the operational process of both conditions has a large cost consequence, therefore proper inventory management is needed. To condition optimal inventory levels. This research method is descriptive research with the help of quantitative analysis that is by describing the data systematically, factually and accurately about the results during data processing. Data collection method uses two kinds of data collection methods namely observation and interview. Spare parts inventory planning conducted by PT. Liek Satu Invicta Toyota Pamekasan with the ABC method aims to determine the maximum inventory control system so that there is no shortage or accumulation of spare part goods in the warehouse. The results of this study indicate that the results of the calculation of the average MAD and MSE using 3 permalance methods, the average for all spare parts calculated from the smallest forecasting error is the Linear method with the results of forecasting TGMO Gasoline spare parts of 13,680 units, TGMO Diesel a number of 10957 units, Spark plug of 640 units, Oil filter of 2,044 units, TGGO Gardan of 1,030 units, TGGO Transmission Manual totaling 1,250 units and Brake Fluid of 635 units. From the calculation of the ABC method (Concept 80-20) obtained the optimal policy of all spare parts, namely ABC Analysis, namely group A with the TGMO SYN10W-40SN Petrol item and the TGMO SYN10W-40SN Diesel having accumulated percent of 75% or a total of Rp. 668,949,788 of the total cost of spare parts inventory of Rp. 895,010,825., Group B on Spark plug, Oil Filter and TGGO Gardan items are accumulated percent as much as 18% or as much as Rp. 161,663,649 of the total cost of spare parts inventory of Rp. 895,010,825. and group C on the TGGO Manual Transmission and Brake Fluid items are accumulated percent as much as 7% or a total of Rp. 64,397,388 of the total cost of spare parts inventory of Rp. 895,010,825. The results of the inventory calculation for the security of TGMOSYN10W-40SN Gasoline spare parts amounted to 485 units, the Reorder point for TGMOSYN10W-40SN Gasoline spare parts was 41,525. For maximum supply at TGMOSYN10W-40SN Gasoline of 83,051 units, the average value of supplies for TGMOSYN10W-40SN Gasoline spare parts is Rp. 1,767,676,215 and inventory turnover on TGMOSYN10W-40SN Gasoline spare parts was carried out 0.2 times. Keywords: Stock, spare parts, ABC analysis, Safety Stock, ROP, IT
INDENTIFIKASI BAHAYA DALAM UPAYA MEMPERKECIL RESIKO KECELAKAAN KERJA DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)
Perusahaan yang profesional akan selalu menjaga keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawanya sehingga dapat memperkecil resiko terjadinya kecelakaan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi bahaya dalam upaya memperkecil resiko kecelakaan kerja. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif dimana pekerjaan di bagian bengkel lambung sebagai objek penelitian. Teknik pengumpulan data yaitu observasi langsung ke lapangan, menelaahdokumen dan wawancara pihak terkait serta pendokumentasian kegitan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, langkah-langkah identifikasi bahayapada bengkel Lambung di PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) ditemukan dengan metode Analisa Keselamatan kerjayaitu menentukan pekerjaan yang akan dianalisis di bagian di bengkel lambung PT.Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), membagi pekerjaan menjadi beberapa tahapan yang diperoleh dari Instruksi Kerja (IK) perusahaan,identifikasi potensi bahaya dengan mempelajari sumber-sumber terkait, menentukan langkah pengamanan berdasarkan hierarki pengendalian risiko, mengkomunikasikan dengan pihakterkait dengan pendokumentasikan baik secara file soft copy, hard copy, maupun berupa foto dokumentasi.Upaya memperkecil resiko kecelakaan dengan melakukan tindakan penilaian resiko disetiap langkah kerja yang berpotensi bahaya. Hasil perkalian antara tingkat keseringandengan tingkat keparahan dijadikan sebagai data penilaian resiko. Peneliti menemukan high risk pada pekerjaan welding 6,25%, marking and cutting 23,07%, bending 0%. Medium risk pada pekerjaan welding 12,5%, marking and cutting 38,46%, bending 22%. Sedangkan low risk pada pekerjaan welding 81,25%, marking and cutting 38,46%, bending 77,78%. Jenis pengendalian di tentukan berdasarkan OHSAS 18001 : 2007, yaitu berdasarkan hierarki tingkat risiko yang mungkin terjadi. Jenis-jenis pengendalian yang sesuai dengan permasalahan ini yaitu pendekatan administratif, penggantian alat dan bahan kerja yang lebih aman, kesadaran karyawan akan penting penggunakaan alat pelindung diri,safety talksecara rutin dan penerapan 5R. Hasil pengendalian ini berdasar diskusi dengan semua pihak yang terkait. Kata Kunci: Identifikasi bahaya, Resiko Kecelakaan kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerj
ANALISIS IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DALAM UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PROSES PRODUKSI DI PT INFOGLOBAL TEKNOLOGI SEMESTA
PT. Infoglobal Teknologi Semesta dalam proses produksinya memiliki berbagai macam potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja. Terhitung dari tahun 2015 sampai 2017 tercatat memiliki 21 kasus kecelakaan kerja yang terjadi saat pekerjaan berlangsung. Hal ini terjadi karena perusahaan tersebut belum mampu mendeteksi semua potensi bahaya kecelakaan kerja yang ada dalam perusahaan. Dalam mendeteksi semua potensi bahaya kecelakaan kerja perlu adanya identifikasi bahaya atau lebih dikenal dengan Job Safety Analysis (JSA). Teknik ini bermanfaat untuk mengidentifikasi dan meganalisa bahaya dalam suatu pekerjaan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode kualitatif. Kemudian penilaian resiko menggunakan risk matrik yang menyatakan level resiko yang dimiliki setiap langkah pekerjaan dengan mengalikan antara tingkat keparahan dan tingkat kemungkinan sehingga tingkat resiko dapat diketahui apakah resiko ringan, sedang, berat, ataupun ekstrim. Pada resiko tinggi ditemukan 1 potensi bahaya yaitu resiko tertimpa material saat mengangkat dengan forklift. Kemudian untuk resiko sedang ditemukan 10 potensi bahaya yaitu, menghirup debu material, tangan terpotong oleh alat pemotong, tingkat kebisingan yang tinggi, tangan tergores sisi tajam part, bahaya korosif, terpeleset, bertabrakan dengan pekerja lain, dan iritasi mata. Untuk resiko rendah ditemukan 1 potensi bahaya yaitu, saat proses pengovenan, tangan terkena sisi panas plat dan uap panas dapat mengganggu pernafasan. Sedangkan untuk pengendalian digunakan pengendalian dengan cara teknis, administratif dan alat pelindung diri
RANCANG BANGUN SISTEM INDUCTION HEATER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 328
Abstrak Dalam dunia industri yang berkaitan dengan material logam pasti terdapat tempat peleburan logam. Logam dilebur untuk membentuk suatu pola yang diinginkan. Namun untuk melebur suatu logam diperlukan bahan bakar yang tidak sedikit karena logam yang dilebur harus bervolume besar. Faktor keselamatan menjadi perhatian khusus dalam proses peleburan logam karena ketika proses peleburan berlangsung akan menghasilkan suhu yang sangat tinggi. Sehingga sangat berbahaya apabila panas yang dihasilkan terkena oleh manusia. Tujuan dalam tugas akhir ini untuk terciptanya rancang bangun pemanasan logam yang efisien dengan sistem Induction Heater berbasis mikrokontroller ATmega328 yang dilengkapi dengan sensor suhu dan tampilan waktu dengan memanfaatkan energi elektromagnetik dan arus eddy dalam pemanasan logam. Pemanasan logam dengan sistem induction heater dirancang dengan daya 1000 watt yang dilengkapi dengan sensor suhu thermocouple T0-800 untuk mengukur suhu logam saat proses pemanasan, dimana pemanas logam induction heater akan diuji menggunakan variasi 3 jenis logam diantaranya logam besi, baja, stainless steel dengan diameter masing-masing logam 10 mm. Dengan cara dipanaskan masing-masing logam sampai suhu 500 oC sehingga didapatkan data hasil waktu (s) pemanasan, daya (watt) yang terpakai, dan kalor (joule) yang dihasilkan. Setelah dilakukannya pengujian terhadap pemanas logam dengan sistem induction heater, didapatkan hasil pengujian yaitu pemanas logam induction heater mampu memanaskan logam dengan suhu 500 oC, waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan logam besi diameter 10 mm adalah 92 detik dengan kalor yang dihasilkan 10.544,85 joule dengan daya yang dibutuhkan sebesar 114,61 watt, baja diameter 10 mm membutuhkan waktu 103 detik dengan kalor yang dihasilkan 10.597,35 joule dengan daya yang dibutuhkan sebesar 102,88 watt, dan Stainless steel diameter 10 mm membutuhkan waktu 214 detik dengan kalor yang dihasilkan 10.546,87 joule dengan daya yang dibutuhkan sebesar 49,28 watt Kata Kunci : Induction Heater, Mikrokontroller ATmega328,Thermocouple T0-800, Arus Eddy, Elektromagnetik Abstract In the world of industry with regard to metallic materials, there is surely a place of melting metals. The metal is melted to form a pattern that you want. However, for melting the metal needed a fuel that is not least because the metal is melted in large-volume should be. Safety factor into special attention in the process of metals smelting process because when progress will result in a very high temperature. So it is very dangerous when exposed to the heat generated by humans. The goal in this final project for the creation of the metal warming architecture that efficiently with Induction Heater system based mikrokontroller ATmega328 equipped with temperature sensors and the display time by making use of electromagnetic energy and eddy currents in the heating of the metal. The heating of metals with Induction Heater system is designed with power 1000 watts are equipped with a Thermocouple temperature sensor T0-800 to measure the temperature of the metal while the process of heating, where metal Induction Heater will be tested using a variation of the 3 types of metals including iron, steel, stainless steel with diameters respectively 10 mm. metal by means of the respective metals heated to a temperature of 500 Β°C so that the data obtained as a result of warming time (s), power (Watts) which is unused, and the heat (joule) that generated. After he had done the testing against the metal heating system with induction heater, obtained the test results, namely metal induction heater capable of heating the metal with a temperature of 500 Β°C, the time it takes to heat the metal iron diameter 10 mm was 92 seconds with heat generated 10,544.85 joules with the power needed of 114.61 Watts, 10 mm diameter steel takes 103 seconds with heat generated 10,597.35 joules with the power needed amounting to 102.88 Watts, and 10 mm diameter stainless steel takes 214 seconds with heat generated 10,546.87 joules of power needed with 49.28 Watts Keywords: Induction Heater, Mikrokontroller ATmega328, Thermocouple T0-800, Eddy current, Electromagnetic
PENERAPAN METODE SQC (STASTICAL QUALITY CONTROL) GUNA MENGURANGI JUMLAH CACAT PRODUK BAJA TULANGAN SIRIP (DEFROM BAR) DI PT. HANIL JAYA STEEL
Dalam era globalisasi ini perkembangan bisnis semakin sengit dan ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung kurang stabil. Hal tersebut secara tidak langsung memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang tinggi dan tajam. Agar dapat bertahan di dalam dunia bisnis tersebut adalah dengan memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga bisa mengungguli produk yang dihasilkan oleh pesaing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengendalikan kualitas produk baja tulangan sirip diameter 10mm dan mengidentifikasi penyebab penyimpangan kualitas produk dengan menggunakan alat bantu Statistical Quality Control yaitu (check sheet, histogram, diagram pareto, diagram sebab akibat, dan control chart) sehingga dapat mengetahui faktor penyebab kerusakan dan pencegahan yang akan dilakukan. Dari hasil analisis control chart menunjukkan bahwa jumlah produk yang diperiksa sebanyak 594 unit, rata β rata kerusakan terbesar terjadi pada volume baja tulangan sirip sebesar 0,4940 atau 49,40%. Batasan pengawasannya: UCL sebesar 0,1 atau 10%, LCL sebesar - 0,02 atau 0, karena menyangkut produk maka nilai paling kecil adalah 0 . Dan panjang baja tulangan sirip sebesar 0,2892 atau 28,92%. Batasan pengawasannya: UCL sebesar 0,148 atau 14,8%, LCL sebesar β 0,008 atau 0 karena menyangkut produk maka nilai paling kecil adalah 0. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penyebab penyimpangan kualitas pada PT. Hanil Jaya Steel yaitu dari sekian produk cacat yang terjadi yang paling berpengaruh adalah kerusakan pada panjang dan volume pada baja tulangan sirip disebabkan oleh 4 faktor yaitu manusia, mesin, material dan metode. Namun disini yang paling dominan penyebab kecacatan yaitu operator atau manusia yang kurang teliti dan peralatan yang kurang dirawat ataupun dibersihkan. Adapun solusi yaitu mangadakan program pelatihan bagi pekerja baik yang lama maupun yang baru secara berkala, dan Memberikan pengarahan dan peringatan kepada pekerja apabila melakukan kesalahan. Dan untuk peralatan perlunya perawatan dan pengecekan baik sebelum mau telah digunakan. Kata Kunci : Statistical Quality Control, peta kendali, produk caca
ANALISIS PEKERJAAN PENGEROLAN PLAT PADA TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA DI PT GUNAWAN DIANJAYA STEEL TBK SURABAYA
Setiap industri dituntut untuk dapat selalu meningkatkan produktivitasnya, Oleh karena itu pentingnya mempelajari penyebab rendahnya dan upaya perbaikannya, sehingga produktivitas tenaga kerja perusahaan dapat mencapai hasil yang optimal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat produktivitas kerja dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dari operator pengerolan plat di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, metode LUR (Labour Utilition Rate) dan angket. Data diperoleh dengan meneliti 20 tenaga kerja yang mengoperasikan mesin pengerolan plat pada proses produksi plat. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa rata-rata produktivitas kerja/LUR dari pekerja di divisi pengerolan plat adalah 65,91 % dan Berdasarkan 7 faktor yang ditentukan, secara stilmultan, semua faktor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja, namun secara parsial, faktor yang paling mempengaruhi dalam produktivitas kerja adalah pengalaman kerja
- β¦